0,5-1,0 mg/dl atau 25% - 50% dari nilai awal yang terjadi 24 jam pertama setelah
gangguan pada fungsi ginjal (peningkatan serum kreatinin > 0,5 mg/dl atau > 25
%) dalam waktu 3 hari setelah pajanan kontras, tanpa alternative etiologi yang
lain.
absolut serum kreatinin 0,3 mg/dl sama sensitifnya dan lebih spesifik untuk
komplikasi gangguan ginjal berat dan bersihan kreatinin serum hitung mungkin
lebih akurat, tapi pemeriksaan ini sulit dilakukan karena perlu pengumpulan
sebagai gagal ginjal akut yang terjadi dalam waktu 48 jam sejak paparan bahan
penurunan fungsi ginjal harus diukur dengan creatinine clearance serial, tetapi
karena langkah ini mungkin tidak praktis dan tidak efektif secara biaya di
kurang sensitif untuk mencerminkan perubahan awal yang halus dari fungsi ginjal
1
Kadar Serum kreatinin mungkin terbukti lebih sensitif, namun, dalam
kasus yang sebelumnya sudah terjadi kerusakan ginjal, di mana sekresi tubular
glomerulus (GFR). Adanya Peningkatan pada nilai kadar kreatinin serum dalam
rentang antara 25% dan 50% (peningkatan nilai absolut dari 0,5-1,0 mg / dL) dari
Faktor Resiko
5. Osmolaritas kontras
Manifestasi Klinis
radiokontras non oligouri lebih sering terjadi dari pada oligouri. Pasien dengan
fase oligouri setelah hari kedua sampai kelima pemberian radiokontras dan terjadi
perbaikan volume urin dan serum kreatinin pada hari ketujuh. Perbaikan fungsi
ginjal lebih lama bila terjadi gangguan fungsi ginjal yang lebih berat dan lebih
dari 30% pasien akan berakhir dengan gagal ginjal derajat yang bervariasi. Gagal
2
ginjal. Kadar kratinin serum mulai meningkat dalam 24 jam setelah pemberian
bahan kontras, biasanya memuncak dalam waktu 3-5 hari, dan kembali menjadi
kadar awalnya dalam waktu 10-14 hari. Dapat terjadi oligouri akibat gagal ginjal
akut memerlukan hemodialisa. Keadaan ini tampak dengna oligouri (jumlah urin
< 400 mL dalam waktu 24 jam) selama 24 jam pemberian bahan kontras dan
biasanya menerap selama 2-5 hari. Kadar kreatinin serum memuncak dalam waktu
5-10 hari dan kembali ke kadar awalnya dalam 14-21 hari. Laju morbiditas dan
mortalitas sangat tinggi pada kelompok ini bila dibandingkan dengan mereka yang
Diagnosis
pemberian radiokontras. Diagnosis pre renal dan post renal juga harus tetap
nefrotoksin lainnya dan emboli kolesterol. Satu gambaran yang sering ditemukan
adalah konsentrasi natrium urine dan fraksi eksresi natrium menjadi rendah.
Urinalisis menunjukkan cast nekrosis tubular akut. Terdapat elemen seperti cast,
debris di urine pada pasien yang mendapat radiokontras, adanya kristal urat
amorphic dan menunjukkan eksresi kristal kalsium berat. Adanya nefrogram yang
karakteristik.
ginjal akut (83 % pasien gagal ginjal akut dengan nefrogram positif). Dengan
spesifikasi tinggi ( 93% pasien tanpa gagal ginjal akut tidak dengan nefrogram
persisten). Adanya biomarker urine dikeluarkan dari sel tubulus seperti gamma
3
glutamyltranspeptidase, alanin aminopeptidase, alkaline phospatase atau N asetil
Penatalaksanaan
pasien-pasien dengan risiko tinggi, fungsi ginjal harus dimonitor lebih hati-hati
dengan mengukur nilai kreatinin serum sebelum dan tiap hari selama 5 hari
ginjal akut tersebut. Pemberian nutrisi yang tepat dan sesuai serta perhatikan
asupan dan keluaran cairan yang sesuai dengan kebutuhan, sampai nilai kreatinin
kembali seperti semula. Kenaikan fosfat yang tinggi bisa diterapi menggunakan
hiperkalemia diterapi dengan restriksi diet dan resin pengikat kalium (potassium-
binding resins) atau infus dekstros-insulin jika nilai kalium > 6.5 mmol/L.
Koreksi asidosis mungkin memerlukan natrium bikarbonat per oral. Pada kasus
4
Vasodilator
radiokontras. Obat ini meningkatkan aliran darah ginjal dan menurunkan reperfusi
diberikan radiokontras osmolaritas tinggi pada pasien non diabetes, proteinuria <
300 mg/dL dan laju filtrasi glomerolus lebih dari 100 mL/mnt. Calcium channel
blocker menyebabkan peningkatan aliran plasma ginjal dan laju filtrasi ginjal dan
Radiokontras removal
dapat mengurangi risiko nefropati radiokontras pada pasien gagal ginjal atau
mengurangi angka nefropati radiokontras. Terdapat efek yang baik pada pasien
pengganti ginjal dapat diturunkan hingga delapan kali dan angka kematian dapat
5
14%). Keuntungan continuous venovenous hemofiltration adalah untuk menjaga
Theophyllin
control 16%.
filtrasi ginjal pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal. Weisberg et al.
dopamin, atrial natriuretik peptida dan manitol. Pada non diabetes, dopamine
menurunkan kreatinin plasma dan pada diabetes terjadi perbaikan signifikan aliran
darah ke ginjal. Hal ini menunjukkan bahwa pada pasien diabetes dengan
disfungsi endotel terjadi perbaikan aliran darah kortek dan laju filtrasi glomerolus
6
glomerolus, diuresis dan natriuresis. Studi prospektif membandingkan 110 pasien
risiko tinggi (kreatinin > 1,5 mg/dL) dengan kontrol, didapatkan insiden nefropati
radiokontras 4,5% dibandingkan kontrol 19%. Terdapat pasien risiko tinggi pada
kliren kreatinin < 60 L/min, insiden nefropati kelompok fenoldopam adalah 34%
risiko tinggi.
Antioksidan N-Acetylsistein
acetylsistein 600 mg oral setiap 12 jam sehari sebelum dan sehari setelah
Natrium bikarbonat
ginjal yang akan menurunkan produksi radikal bebas dan memproteksi ginjal dari
7
pemberian natrium bikarbonat lebih renoprotektif dibandingkan natrium klorida
pada gagal ginjal iskemi. Efikasi natrium bikarbonat dibandingkan dengan hidrasi
natrium klorida ditunjukkan pada studi prospektif terhadap 119 pasien, ditemukan
nefropati radiokontras terjadi pada 13,6% pasien yang menerima natrium klorida
hanya terjadi tiga kasus (1,6%) nefropati radiokontras. Studi ini juga
menunjukkan bahwa infus natrium bikarbonat lebih efektif dari pada hidrasi
pemberian masing-masing.
Hemofiltrasi
memerlukan infus cairan pengganti isotonic (1.000 mL/h). Teknik ini memberikan
hidrasi volume yang besar tanpa menyebabkan kelebihan cairan dan terjadi
hemostabilitas selama prosedur. Studi yang melibatkan pasien dengan gagal ginjal
insiden nefropati radiokontras dari 50% pada kelompok kontrol menjadi 5% pada
kelompok yang dihemofiltrasi. Pasien dengan gagal ginjal terminal dan mendapat
8
radiokontras dalam sirkulasi. Kekurangan teknik ini adalah biaya yang mahal
Demam Tifoid
1. Demam > 7 hari, tdk mendadak, suhu naik secara bertangga, pernah mengalami
a. Leukopenia
b. Malaria (-)
a. Kesadaran menurun
d. Splenomegali
Sirosis Hepatis
1. Mikronodular
2. Makronodular
Sering disebut dengan Laten Sirosis hati. Pada kompensata ini belum
9
terlihat gejala-gejala yang nyata. Biasanya stadium ini ditemukan pada saat
pemeriksaan screening.
Dikenal dengan Active Sirosis hati, dan stadium ini biasanya gejala-gejala sudah
10