Disusun oleh :
Dani Pramana putra
NIM : H2A009010
Pembimbing:
dr. B. Susanto Sp. PD
1
Nama : Dani Pramana Putra
NIM : H2A009010
Fakultas : Kedokteran Umum
Tingkat : Universitas Muhammadiyah Semarang
Bidangpendidikan : Ilmu Penyakit Dalam
Judul : Ischemic Heart Disease
Pembimbing : dr. B. Susanto Sp. PD
Mengetahui :
Pembimbing
2
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
3
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Penyakit iskemia jantung (Ischemic heart disease, IHD), juga
dikenal sebagai penyakit arteri koroner (coronary artery disease, CAD),
didefinisikan sebagai kurangnya oksigen dan penurunan atau tidak ada
aliran darah ke myocardium sebagai akibat dari penyempitan atau
obstruksi arteri koroner. IHD bisa muncul sebagai sindroma koroner akut
(acute, coronary syndrome, ACS), yang termasuk angina pectoris tidak
stabil dan infark myocardia akut (acute myocardiac infarct, AMI) yang
dihubungkan dengan perubahan ECG pada ST-segment elevation (STEMI)
atau non-ST-segment elevation (NSTEMI). IHD bisa juga muncul sebagai
angina latihan kronik yang stabil, iskemi tanpa simtom, atau iskemi karena
vasospasme arteri koroner (angina varian atau angina Prinzmetal).1.4
IHD Yaitu penyakit jantung iskemik, keadaan berkurangnya
pasokan darah pada otot jantung yang menyebabkan nyeri di bagian
tengah dada dengan intensitas yang beragam dan dapat menjalar ke lengan
serta rahang. Lumen pembuluh darah jantung biasanya menyempit karena
plak ateromatosa. Jika pengobatan dengan obat-obatan vasodilator tidak
berhasil, operasi bypass perlu dipertimbangkan. Penyakit jantung iskemik
adalah keadaan berbagai etiologi, yang semua mempunyai kesamaan
ketidakseimbangan antara suplai dan tuntutan oksigen.1.2.3.4
4
Jantung terdiri dari 3 lapisan: lapisan luar disebut epikardium
lapisan tengah merupakan lapisan otot disebut miokardium, sedangkan
lapisan terdalam yaitu lapisan endotel disebut endokardium.5.6
Ruang jantung bagian atas, atrium, secara anatomi terpisah dari
ruangan jantung sebelah bawah, atau ventrikel, oleh suatu anulus fibrosus.
Ke-4 katub jantung terletak dalam cicin ini. Secara fungsional jantung
dibagi menjadi alat pompa kanan dan kiri. Pembagian fungsi ini
mempermudah konseptualisasi dari urutan aliran darah secara anatomi:
vena cava, atrium kanan, ventrikel kanan, arteri pulmonalis, paru-paru,
vena pulmonalis, atrium kiri, ventrikel kiri, aorta, arteria, arteriola, kapiler,
venula, vena, vena kava.6
Sebenarnya jantung memutar kekiri dengan apeks terangkat ke
depan. Rotasi ini menempatkan bagian kanan jantung ke anterior di bawah
sternum, dan bagian kiri jantung relatif ke posterior. Apeks jantung dapat
dipalpasi di garis midclavicula pada ruang intercostals ke-4 atau ke-5.3.5.6
2.3 PATOFISIOLOGI7.8
5
penting pada pembentukan iskemi dan untuk intervensi yang dilakukan
untuk meringankannya.
Perhitungan tidak langsung MVO2 yaitu double product (DP), adalah heart
rate HR) dikalikan systolic blood presure (SBP) (DP = HR x SBP). DP
tidak menyertakan perubahan pada kontraktilitas (suatu variabel
independen), dan karena hanya perubahan pada tekanan yang
dipertimbangkan, volume yang dimasukkan pada ventrikel kiri dan
peningkatan MVO2 terkait dengan dilasi ventricular diabaikan.
Tingkatan tahanan pembuluh dalam mengirimkan darah ke myocardium
serta MVO2 merupakan penentuan utama untuk terjadinya iskemi.
Sistem koroner normal termasuk epicardial besar atau pembuluh
permukaan (R1), yang memberikan sedikit tahanan terhadap aliran
myocardial, dan intramyocardial arteri dan arteriol (R2), yang bercabang ke
jaringan kapiler yang padat untuk mensuplai aliran darah basal. Pada
kondisi normal, tahanan pada R2 lebih hebat dari R1. Aliran darah
myocardial berbanding terbalik dengan tahanan arteriolar dan berbanding
lurus dengan coronary driving pressure.
Lesi ateriosklerosis menutup R1 menyebabkan peningkatan tahanan
arteriolar, dan pada R2 terjadi vasodilatasi untuk mempertahankan aliran
darah. Dengan obstruksi yang lebih parah, respon ini tidak cukup, aliran
koroner oleh vasodilatasi R2 tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
osigen. Stenosis yang relatif parah (>70%) bisa merangsang terjadinya
iskemi dan simtom sewaktu istirahat, dimana pada stenosis yang kurang
parah tetap tersedia cadangan aliran darah untuk latihan/aktivitas
(exertion).
Diameter dan panjang lesi obstruksi dan pengaruh turunnya tekanan pada
area stenosis juga mempengaruhi aliran darah koroner dan fungsi sirkulasi
kolateral. Obstruksi koroner dinamis bisa terjadi pada pembuluh normal
dan pembuluh dengan stenosis dimana vasomotion atau kejang bisa terjadi
pada stenosis yang tetap. Iskemi yang bertahan bisa merangsang
perkembangan aliran darah kolateral.
6
Stenosis kritis terjadi ketika lesi obstruksi berkembang pada diameter
luminal dan melebihi 70%. Lesi menyebabkan obstruksi 50-70% bisa
mengurangi aliran darah, tapi obstruksi ini tidak konsisten, dan
vasospasme dan trombosis pada lesi non-kritis bisa menyebabkan
kejadian klinis sepertui AMI. Jika lesi membesar sampai 80-90%, tahanan
pada pembuluh itu berlipat tiga. Coronary reserve berkurang pada sekitar
85% obstruksi karena vasokontriksi.
Kelainan kontraksi ventricular bisa terjadi, dan hilangnya kontraktilitas
setempat bisa memperberat beban jaringan myocardial yang tersisa,
sehingga terjadi gagal jantung, peningkatan MVO2, dan deplesi cepat
cadangan aliran darah. Zona jaringan dengan aliran darah tepi beresiko
untuk kerusakan yang lebih parah jika iskemi bertahan atau bertambah
parah. Area myocardium non-iskemi bisa mengalami kompensasi atas area
yang terkena iskemi dengan meregang lebih hebat dalam usaha menjaga
cardiac output. Disfungsi ventricular kiri atau kanan yang muncul bisa
dihubungkan dengan temuan klinik berupa S3, dispnea, ortopnea,
takikardia, tekanan darah yang fluktuatif, murmur yang segera hilang, dan
regurgitasi katup mitral atau trikuspid. Gangguan fungsi diastolik dan
sistolik menyebabkan kenaikan tekanan pengisian pada ventrikel kiri.
7
Sebab tersering dari berkurangnya aliran darah koroner adalah
skelerosis, dimana kolesterol dan lemak secara berangsur-angsur
ditumpukkan di bawah lapisan intima pada banyak tempat di dalam arteri.
Kemudian daerah penumpukan ini dimasuki oleh jaringan fibrosa, dan
mereka juga sering mengalami kalsifikasi. Hasil akhirnya adalah
timbulnya daerah-daerah ateroskelrotik dan dinding arteri sangat keras,
tidakdapat berkonstriksi dan dilatasi.
3. Infark Miokardium
8
jantung dikatakan mengalami infark. Seluruh proses itu disebut suatu
infark miokardium.
Perfusi koroner dari suatu daerah jantung yang terisolasi menjadi demikian
rendah sehingga beberapa otot jantung menjadi tidak berfungsi.
Otot yang tidak berfungsi menyebabkan berkurangnya pompa ventrikel
dan berdilatasi dan mencuri aliran darah dari otot sekitar. Sebagai
akibatnya, karena kebutuhan oksigen yang lebih besar tetapi penyediaan
oksigen yang lebih sedikit, otot sekitar ini juga tidak berfungsi jika ia juga
mempunyai aliran darah koroner yang terbatas.
Proses tersebut berlangsung terus sampai semua otot jantung di dalam
daerah di mana penyediaan darahnya buruk menjadi tidak berfungsi dan
mengalami infark.2.3
9
Bila beberapa serabut otot jantung tidak berfungsi sama sekali dan
serabut-serabut lain terlalu lemah untuk berkontraksi dengan tenaga yang
besar, seluruh kemampuan pompa ventrikel yang terkena juga berkurang.
Bila jantung tidak memompa darah ke depan, harus ada darah yang
terbendung di dalam sistem vena dari sirkualsi paru-paru atau sirkulasi
sistemik. Bila bendungan tersebut menjadi sangat hebat, kematian sering
disebabkan oleh udem paru-paru atau, kadangkadang oleh gejala-gejala
bendungan sistemik.
10
Kecenderungan terjadinya fibrilasi sangat besar setelah
suatu infark yang besar, tetapi kadang-kadang fibrilasi terjadi
setelah suatu penyumbatan kecil saja. Paling tidak ada empat
macam faktor yang menimbulkan kecenderungan untuk terjadinya
fibrilasi jantung.
1. Merokok
2. Mengkonsumsi makanan berkolesterol tinggi
3. Kurang gerak
4. Malas berolahraga
5. Stres
6. Kurang istirahat
11
Faktor resiko dari penyakit jantung koroner, seperti hipertensi,
dislipidemia, kegagalana toleransi glukosa, dan ketidaknormalan vaskular,
ternyata juga telah ada pada anak yang kelebihan berat badan.
Faktor-faktor yang tak dapat dimodifikasi paling banyak terjadi pada 6.7
a. usia 65 tahun ke atas
b. Umur wanita lebih berpotensi karena dipandang dari faktor.
c. Stress: peningkatan TD dan penggunaan obat KB.
d. Jenis kelamin
e. Herediter
f. Ras
FAKTOR PEMERCEPAT4.6
Faktor yang dapat mempercepat iskemik jantung dan nyeri angina
adalah :
Olahraga dengan penggunaan peningkatan HR (Heart Rate)
Meningkatnya HR mengurangi waktu jantung mengeluarkan
diastole yang merupakan waktu aliran darah koronaria yang paling
besar.
12
Emosi tinggi
Emosi yang tinggi menanggung sistem saraf simpatis dan
meningkatkan kerja jantung
Mengkonsumsi makanan yang sulit untuk dicerna
Ini akan meningkatkan kerja jantung, selama proses pencernaan,
darah dialirkan ke sistem GI, ini menyebabkan aliran darah di
arteri coronaria menjadi rendah.
Suhu yang ekstrem, tidak panas ataupun dingin meningkatkan
kerja dari jantung. Udara yang dingin menyebabkan peningkatan
metabolisme untuk mempertahankan pengaturan suhu dalam
tubuh.
Merokok menyebabkan vasokontriksi dan peningkatan Hb karena
stimulasi nikotin dari katekolamin.
Kegiatan sexual, meningkatkan kerja dari jantung dan pengaturan
simpatik pada seorang yang iskemik jantung. Kerja dari jantung
menjadi ekstra yang dapat menyebabkan angina.
Obat perangsang seperti cocaine yang dapat menyebabkan
peningkatan HR (Heart Rate ) dan permintaan oksigen di jantung
meningkat.
2. Pemeriksaan fisik
b. Hipotensi
c. Akral dingin
13
d. Meningkatnya tekanan vena jugularis
5. Takikardi
6. Sesak nafas
14
2.7 Pemeriksaan Diagnostik6.7.8
1. Elektrokardiogram (EKG).
Elektrokardiogram mencatat sinyal listrik ketika mereka bergerak
melalui jantung Anda. EKG sering mengungkapkan bukti dari serangan
jantung sebelumnya atau dalam perkembangan. Dalam kasus lain, Holter
monitoring mungkin disarankan. Dengan EKG jenis ini , Anda memakai
monitor portabel selama 24 jam saat Anda menjalani aktivitas normal.
Kelainan tertentu mungkin menunjukkan aliran darah tidak memadai
untuk jantung Anda.4. Ekokardiografi dilakukan untuk memastikan
dimensi ruang jantung pergerakan septum/dinding, dan konfigurasi/fungsi
katus jantung.
EKG-dibuat secara seri atau perhari selama perawatan :
a. Elevasi segmen ST pada daerah injury
b. ST depresi, T inverted pada daerah iskemik
c. Q wave pada daerah nekrose
2. Echocardiogram.
3. Koroner kateterisasi.
15
dilewati melalui arteri, biasanya di kaki, ke arteri jantung. Prosedur ini
dinamakan kateterisasi jantung. SPewarna menandai bintik-bintik
penyempitan dan penyumbatan pada gambar sinar-X. Jika Anda memiliki
penyumbatan yang membutuhkan perawatan, balon dapat didorong
melalui kateter dan ditiup untuk meningkatkan aliran darah dalam jantung.
Sebuah pipa kemudian dapat digunakan untuk menjaga arteri melebar
terbuka.
4. Teteknologi CT scan.
2.8 Komplikasi7.8
1. Aritmia sering timbul 24 jam pertama
a. Aritmia ventrikuler : PVC/VES premature ventricle contraction/ entricle
extra systole PVC/VES sering timbul pada iskemik jantung dan sering
mendahului VT (ventricle cachicardia) atau VF (ventricle fibrillation)
b. Aritmia supraventrikuler
16
1) Sinus takikardi sering pada iskemik jantung dan berkaitan
dengan adanya gagal jantung. Hipoksemia, nyeri, cemas, febris,
hipovolemia atau akibat obat terapi ditujukan pada penyebab dasar.
2) Atrial flutter dan atrial fibrilastion (AF) juga dapat digunakan
cardioversi 50-100 joule ataupun obat-obatan.
c. Bradikardia
Gangguan konduksi atrioventrikuler dalam bentuk AV block derajat
I, II dan III. AV block dan perlu pemacu jantung sementara.
2. Hipertensi
3. Gangguan hemodinamik : gagal jantung kiri
4. Komplikasi mekanik
a. Perluasan iskemik
b. Regurgitasi mitral
c. Ruptur septum inter ventrikuler
5. iskemia berulang dan infark berulang
6.Komplikasi pericardial
a. Perikarditis akut
b. Oresster syndrome
2.9. Penatalaksanaan 8
1. Modifikasi faktor resiko
- Berhanti merokok
- Mengatur pola makan : rendah lemak dan kolesterol
- Kurangi stress
- Menjaga berat tubuh ideal
- Pembedahan
- Transplantasi
2. Pengobatan
a. -Bloker
Mengurangi laju jantung, mengurangi kontraktilitas dan menurunkan
tekanan darah sehingga menurunkan kebutuhan oksigen.
17
-Adrenoreceptor bloker
efektif pada ngina kronik sebagai monoterapi dan dikombinasikan
dengan notrat dan antagonis saluran Ca.
- Propanolol
Komposisi : Propanolol
Indikasi : Hipertensi, angina pektoris, post miokard infark, kardiak
aritmia
Kemasan : tablet 10 mg, tablet 40 mg
- Inderal
Propanolol HCl 10 mg 40 mg / tablet
Indikasi : Hipertensi, angina pektoris, post miokard infark, kardiak aritmia
Kemasan : HNA + Dos 5 x 10 tablet 10 mg
b. Nitrat
Berefek dilatasi pembuluh darah, mengurangi kebutuhan oksigen
miokardial. Untuk mencegah terjadinya serangan akibat stress dan aktifitas
berat atau untuk profilaksis jangka panjang.
- Merupakan pilihan pertama pada pasien angina fase terminal
- Biasanya dikombinasikan dengan -Bloker
Penggolongan nitrat
- Nitrat dengan masa kerja pendek
- Nitrat dengan masa kerja panjang
Ex : Nitrogliserin, Isosorbide dinitrat
Hapisor
Komposisi : Isosorbide dinitrat
Indikasi : Infark miokard, angina pektoris, penyakit jantung iskemik
lainnya.
Cedocard
Komposisi : Isosorbide dinitrat 20 mg tiap tablet
Indikasi : Angina pektoris, gangguan angina setelah infark miokard,
pencegahan penyakit angina pektoris pada penyakit koroner menahun.
18
c. Antagonis Saluran Ca
Menyebabkan vasodilatasi arteriol dan arteri koroner,
memperlambat laju jantung sehingga mencegah spasme arteri koroner.
Ex : verapamil, diltiazem, nifedipin
Dikombinasikan dengan -Bloker untuk mencegah terjadinya takikardia.
Carditen
Komposisi : Diltiazem HCl
Indikasi : Angina pektoris, Angina varian, hipertensi
Dosis : Dewasa angina pektoris / varian 30 mg 3 x sehari
Cardiover
Komposisi : Verapamil HCl 80 mg / tab
Indikasi : Angina pektori
d. Obat Anti Platelet
Aspirin dosisi rendah (75-150 mg)
Aspirin adalah penghalang paling potent terhadap produksi platelet
tromboksan.
TERAPI PENGOBATAN
1. Monoterapi
- Nitrat kerja panjang digunakan sebagai monoterapi jangka panjang karena cukup
aman.
- -Bloker digunakan sebagai monoterapi pada :
a. Penderita IHD yang berhubungan dengan kerja fisik
b. Penderita angina dengan hipertensi atau takikardia
- Antagonis kanal Ca
2. Terapi Kombinasi
- Nitrat kerja lama + antagonis kanal Ca
- -Bloker + antagonis kanal Ca
- Nitrat kerja lama + -Bloker + antagonis kanal Ca
Penatalaksanaan Medis
19
Pada prinsipnya iskemik diakibatkan karena Lumen pembuluh darah jantung
biasanya menyempit karena plak ateromatosa.
1. Tujuan pengelolaan segera adalah mengurangi nyeri akibat iskemik,
memberikan tambahan O2 dan mengenali serta mengobati komplikasi
yang mengancam jiwa seperti hipotens edema paru, dan aritmia ventrikel.
a. Analgesia : kontrol adekuat dan nyeri akan mengurangi konsumsi
oksigen dan katekolamin. Analgesia tersebut antara lain:
a. Nitrogiliserin
-Morfin sulfat
- meperidin
2. Reperfusi
20
- Aspirin diberikan pada waktu rumah sakit dalam jangka panjang
- Berpantang kafein
21
yang menyempit secara intervensi perkutan atau tindakan bedah pintas
koroner (CABG). Intervensi perkutan yaitu tindakan intervensi
penggunaan kateter halus yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah
untuk dilakukan balonisasi yang dilanjutkan pemasangan ring (stent)
intrakoroner.
Mengurangi kecepatan
Penghambat
pembentukan VLDL
sintesa Niasin
(VLDL merupakan prekursos dari
lipoprotein
LDL)
adrenalin,
Fluvastatin
Lovastatin
Menghambat pembentukan
Penghambat Pravastatin
kolesterol
koenzim A Simvastatin
Meningkatkan pembuangan
reduktase Atorvastatin
LDL dari aliran darah
Rosuvastatin
Pitavastatin
Ezetimibe
22
Fenofibrat
fibrat meningkatkan pemecahan lemak
Gemfibrosil
2. Acetylsalicylic acid. Dokter Anda mungkin menyarankan meminum
aspirin harian atau pengencer darah lainnya. Hal ini dapat mengurangi
kecenderungan darah untuk membeku, yang dapat membantu mencegah
penyumbatan arteri koroner Anda. Jika anda pernah mengalami serangan
jantung, aspirin dapat membantu mencegah serangan di masa depan. Ada
beberapa kasus di mana aspirin tidak sesuai, seperti jika Anda memiliki
kelainan pendarahan dimana Anda sudah menggunakan pengencer darah
lain, jadi tanyalah dokter Anda sebelum memulai minum aspirin.
3. Beta bloker. Obat-obatan ini memperlambat denyut jantung dan
menurunkan tekanan darah, yang menurunkan permintaan oksigen jantung
Anda. Jika anda pernah mengalami serangan jantung, beta blocker
mengurangi risiko serangan di masa depan. Misal : Atenolol, Metoprolol,
Propranolol, Nebivolol, Esmolol, Labetalol, Carvedilol, Bisoprol
4. Nitrogliserin. Nitrogliserin tablet, semprotan dan koyo dapat mengontrol
nyeri dada dengan membuka arteri koroner Anda dan mengurangi
permintaan jantung Anda untuk darah.
5. Penghambat angiotensin-converting enzyme (ACE). Obat-obatan ini
menurunkan tekanan darah dan dapat membantu mencegah perkembangan
penyakit arteri koroner. Jika anda pernah mengalami serangan jantung,
ACE inhibitor mengurangi risiko serangan di masa depan. Misal :
Captopril, Enalapril, Ramipril, Lisinopril, Aliskiren,
6. Calcium channel blocker. Obat-obat ini melemaskan otot-otot yang
mengelilingi arteri koroner Anda dan menyebabkan pembuluh terbuka,
meningkatkan aliran darah ke jantung Anda. Mereka juga mengendalikan
tekanan darah tinggi.Misal : Nifedipine, Amlodipine, Clevidipine,
Felodipine, Diltiazem, Verapamil.
23
Banyak upaya yang dilakukan oleh negara berkembang untuk
menjadi lebih baik, yaitu dilaksanakan pengadaan makanan dan program
gizi, program aktivitas fisik atau olahraga, anti merokok, program anti
hipertensi yang sebaiknya dipromosikan dengan segera.
1. Berhenti merokok
2. Menurunkan tekanan darah
3. Mengurangi berat badan
4. Melakukan olah raga.
DAFTAR PUSTAKA
1. Soeharto, iman. Serangan Jantung dan Sroke. 2001. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
2. Anonim. 2010. Diktat Farmakologi Keperawatan. Banjarbaru: FK
UNLAM.
3. Delmi RA. 2010. Penyakit jantung koroner.
http://www.scribd.com/doc/30488417/ Penyakit-Jantung-Koroner [19
Agustus 2010]
4. Doerge, Robert F. 1989. Kimia Farmasi dan Medisinal Organik.
Semarang: IKIP Semarang Press.
5. Guyton, Arthur C. 1990. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 5 Bagian 1.
Jakarta: EGC.
24
6. Rasidin D. Asuhan keperawatan pada jantung koroner.
http://www.scribd.com/doc/ 13417068/Asuhan-Keperawatan-Pada-
Jantung-Koroner (18 Agustus 2010)
7. Sharon Mantik Lewis, RN, PHD, Faan, Margaret Mclean Heitemper, RM,
PHD, Faan, S Hannon Ruff Direksen, RN, PHD, 2000. Medical Sugical,
Nursing. Volume I. Copyright. Bx Mosby.
8. Isselbacher, Braunwald, Wilson, Martin, Fauci, Kasper, 2002. Prinsip-
prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Volume 3. Yogyakarta: EGC.
25