Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.

A. Data Umum

1. Nama Kepala Keluarga : Tn. A

2. Umur Kepala Keluarga : 37 tahun

3. Alamat Kepala Keluarga : Jln. Baji minasa, Kel.tamarunang, Kec.Mariso

4. Pekerjaan Kepala Keluarga : Pedagang

5. Pendidikan Kepala Keluarga : SLTP

Komposisi Keluarga :

No Nama JK Hub.Dg. Umur Pend. STATUS IMUNISASI


Anggota Kep. (thn) terakhir BCG POLIO DPT HEPATITIS CAMPAK
keluarga Keluarga
1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1 Ny.K P ISTRI 35 SMP
2 An.M P Anak 1 12 SMP
3 An.N L Anak 2 9 SD

6. Tipe Keluarga :

Keluarga Tn. A termasuk keluarga kecil atau keluarga tradisional yang terdiri dari
Kepala Keluarga, istri, 2 orang anak

7. Suku Bangsa :

Seluruh Anggota Keluarga berasal dari suku Makassar, Indonesia

8. Agama :

Semua anggota keluarga menganut agama Islam dan mereka taat beribadah dan
menjalankan perintah Allah SWT

9. Status Sosial Ekonomi keluarga :

Kepala Keluarga : 500.000,-/bln


Istri (ibu K) : 250.000,-/bln

Anak ke-1 :-

Anak ke-2 :-

Untuk pendapatan KK dengan Istri, dijadikan satu sehingga menjadi


Rp.750.000,-/bln dengan rata-rata pengeluaran Rp.600.000,-/bln. Dilihat dari
penghasilan anggota keluarga dan harta benda yang dimiliki dalam keluarga, keluarga
tersebut mempunyai status social ekonomi rendah

10. Aktivitas rekreasi keluarga :

Setiap hari KK dan keluarga dalam memenuhi kebutuhan akan rekreasi dan
hiburan biasanya menonton TV, berkumpul dengan keluarga dan melepas lelah
diruang keluarga, untuk anak ke-1 dan ke-2 sering keluar bermain dengan teman-
temannya disore hari.

B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini

Keluarga Tn.A mempunyai 2 orang anak, anak pertama perempuan dengan


umur 14 thn, anak kedua laki-laki dengan umur 12 thn, maka keluarga Tn.A
berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.

2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi

Adanya masalah kesehatan yang dihadapi oleh Ny.K menderita gastritis,


dan adanya stress/trauma keluarga yang mengganggu anak-anaknya.

3. Riwayat Keluarga Inti

Dalam keluarga tidak ada riwayat penyakit menular, menahun, dan


menurun. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga adalah sebagai
berikut :

a. Kepala Keluarga : Klien pernah sakit apendisitis sehingga harus operasi dan
rawat inap selama 8 hari di Rumah Sakit dan sekarang sudah sembuh.
b. stri : Klien memiliki penyakit magh/gastritis, namun jika penyakitnya kambuh
tidak mengharuskan klien berobat dan rawat inap di RS akan tetapi cukup
membeli obat diapotek
c. Anak ke-1 : tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien untuk berobat
dan rawat inap di RS
d. Anak ke-2 : klien pernah mengalami cedera di kepala dan pergelangan tangan
dislokasi akibat jatuh pada saat bermain, tapi tidak dibawa ke RS untuk berobat
akan tetapi hanya diberi obat gosok dan diurut saja pergelangan tangannya dan
kepala yang cedera hanya diberikan antiseptic yang dibeli sendiri dari apotek.
Namun klien masih terkadang mengeluhkan tangannya terasa nyeri apabila
banyak digerakkan saat bermain. Biasanya saat kambuh, klien cukup diberi
minyak gosok pada daerah yang terasa sakit yang kemudian digunakan untuk
istirahat sampai sembuh dengan sendirinya.

4. Riwayat Keluarga Sebelumnya

Dari keluarga Tn.A tepatnya anak ke-2 (kakak KK) pernah mengidap sakit
DBD, sedangkan dari keluarga Ny.K tepatnya anak ke-2 (adik Ny.K) mengidap
penyakit diare.

C. Pengkajian Lingkungan

1. Karakteristik rumah

Luas tanah : 5 x 6 m2 Luas Rumah : 4 x 5 m2

Tipe Rumah : Rumah panggung/rumah kayu dengan jumlah ruang 1


kamar tidur, 1 ruang tamu sekaligus ruang keluarga, 1 dapur, kamar mandi
diluar rumah, dan WC umum. Jumlah jendela 3, setiap ruangan dimanfaatkan
sebagaimana fungsinya secara optimal. Peletakan perabot rumah tangga tidak
tertata dengan rapi. Tidak ada septic tank, pembuangan langsung ke selokan
besar, jarak antara wc dengan sumber air kurang lebih 10 meter, sumber air
minum PAM.

2. Karakteristik Tetangga Dan Komunitas RW


Tetangga klien yang ada di sekitar rumah ramah-ramah. Klien tinggal
di wilayah perkotaan sehingga jarak rumah satu dengan yang lain cukup dekat.
Penduduk setempat juga mempunyai kesepakatan apabila ada warga baru dan
ada tamu yang menginap harap lapor pada RT/RW. Saat terjadi wabah DBD,
malaria, atau pun diare diadakan kerja bakti.

3. Mobilitas Geografis Keluarga

Sejak Tn.A menikah dengan Ny.K, keluarga Tn.A sudah 2 kali pindah
pertama di Panampu dan yang kedua di kecamatan Mariso dan tidak pernah
pindah lagi.

4. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Dengan Masyarakat

Setiap hari, pada saat sore dan malam hari klien dan keluarganya selalu
meluangkan waktu untuk berkumpul. Keluarga klien juga berinteraksi baik
dengan masyarakat disekitar.

5. Sistem Pendukung Keluarga

Semua anggota keluarga dalam kondisi sehat. Antara anggota keluarga


saling menyayangi satu sama lain keluarga klien memiliki fasilitas kesehatan
MCK, tempat tidur, sumber air bersih, dan sepeda sebagai sara transportasi,
sedangkan fasilitas sosialnya berupa mengikuti penyuluhan kesehatan
diposyandu misalnya : penyuluhan tentang DBD,diadakannya imunisasi,
sedangkan dukungan psikologi dan spiritual keluarga terpenuhi dengan baik.

D. Struktur keluarga

1. Pola Komunikasi Keluarga

Bahasa komunikasi yang digunakan dalam keluarga dan dengan


masyarakat adalah bahasa makassar dan Indonesia. Komunikasi antara
keluarga lebih sering mulai sore hari karena hampi semua anggota keluarga
pulang kerja disore hari.

2. Struktur Kekuatan Keluarga


Klien memberi nasehat kepada anak-anaknya bagaimana cara
berperilaku yang baik , sopan santun, tata karma, cara menjaga hubungan baik
dengan orang lain. Untuk kekuatan keluarga masih tetap berada pada Tn.A
jika ada masalah diselesaikan dengan baik oleh Tn.A dan istrinya beserta
kedua anaknya.

3. Struktur Peran

Tn.A :

peran informal : hanya sebagai anggota masyarakat


peran formal : menjadi kepala keluarga, suami, ayah

Ny.K :

Peran informal : hanya sebagai anggota masyarakat dan perkumpulan ibu-ibu


dilingkungan tempat tinggal.
peran formal : sebagai ibu rumah tangga, istri. ibu

Anak ke-1 :

peran informal : sebagai anggota masyarakat dan pelajar


peran formal : sebagai anak

Anak ke-2 :

peran informal : sebagai anggota masyarakat dan pelajar


peran formal : sebagai anak.

4. Nilai dan Norma keluarga

Keluarga kurang menyadari pentingnya menjaga kesehatan, mereka


membiasakan cuci tangan sebelum makan, akan tetapi kebersihan lingkungan
disekitarnya tidak dijaga dengan baik, kecukupan gizi dalam keluarga juga
kurang terpenuhi dilihat dari makanan yang sering dikonsusmsi tiap harinya
dikarenakan ekonomi rendah (tidak memenuhi 4 sehat 5 sempurna).

E. Fungsi Keluarga

1. Fungsi Afektif
Keluarga klien saling memberikan perhatian dan kasih saying. Klien
selalu mendukung apa yang dilakukannya selama dalam batas kewajaran dan
tidak melangga etika dan sopan santun. Diterapkannya demokrasi dalam
mengatasi permasalahan keluarga.

2. Fungsi Sosial

Interaksi antara anggota keluarga terjalin baik, masing-masing anggota


keluarga masih memperhatikan dan menerapkan etika sopan santun dalam
berperilaku.

3. Fungsi Perawatan Kesehatan

a. Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan

keluarga cukup mengetahui mengenai penyakit, namun


pengetahuan mengenai penanganan jika mengalami kekambuhan
penyakit kurang. Terbukti saat Ny.K kambuh penyakitnya dia hanya
membeli obat di apotek tanpa berobat ke dokter dulu, dan juga ketika
anaknya mengalami cedera hanya diberi minyak gosok di area yang
sakit, lalu digunakan untuk istirahat sampai terasa baik.

b. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat :

Anggota kelurga mengerti potensi yang ada pada setiap anggota


kelurga dan mengerti tentang sumber-sumber kelurga yang dimiliki
Keluarga kurang menyadari bahwa dengan menciptakan lingkungan
yang bersih dapat mencegah penyebaran berbagai jenis penyakit.
Terbukti dari lingkungan sekitar banyak terdapat tumpukan sampah,
tidak terdapat juga empat sampah.
Keluarga kurang mengerti dan menyadari tentang pentingnnya
hygien sanitasi untuk menciptakan rumah yang sehat. Terbukti
jendela rumah jarang dibuka.
Keluarga secara keseluruhan kurang mampu mempertahankan
kondisi kesehatan mereka. Terbukti pemenuhan gizi seimbang
kurang, tidur tidak teratur, mengatur waktu antara bekerja dan
berkumpul dengan keluarga kurang baik, terbukti keluarga
mengutamakan pekerjaan.

c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Pegetahuan keluarga mengenai penyakit terbatas, keluarga sedikit


mengerti mengenai hal-hal yang dapat menyebabkan kekambuhan
dan yang perlu dilakukan untuk mencegah kekambuhan
Jika anggota keluarga ada yang sakit dan sekiranya perlu penanganan
tenaga kesehatan, maka keluarga akan mempercayakan perawatan dan
penyembuhan pada tenaga kesehatan. Namun bila sakitnya masih
tergolong ringan, keluarga cukup menganjurkan istirahat, pemenuhan
kebutuhan dan konsumsi obat antiseptic, generic, dll dari apotek atau
warung kepada anggota keluarga yang sakit.
Untuk berjaga-jaga, keluarga hanya menyediakan obat-obatan yang
sering dikonsumsi dan cocok bagi masing-masing anggota keluarga.
Apabila penyakit yang diderita dirasa parah, keluarga langsung
membawa ke tenaga kesehatan.
Keluarga memberikan perhatian, kasih saying dan support agar dapat
membantu proses penyembuhan.

d. Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan


yang tepat :

Keluarga cukup mengerti tentang kesehatan pada anggota


keluarganya
Anggota keluarga cukup peka terhadap anggota keluarga yang sakit.
Namun, terkadang maslah kesehatan tersebut dianggap sepele atau
tidak begitu diperhatikan secara lebih lanjut.
Keluarga tetap berusaha agar penyakit yang diderita tidak kambuh
dan selalu mencari solusi jika keluarga sakit.
Keluarga sangat cemas dengan kemungkinan penyakit yang
menyerang anggota keluarga yang lain.
Keluarga selalu menanggapi setiap masalah kesehatan secara positif
Keluarga kurang mendapat informasi yang tepat mengenai tindakan
yang dilakukan jika maslah kesehatan muncul dalam keluarga,
sehingga tidak dapat mengambil keputusan.
4. Fungsi reproduksi
a. Jumlah anak yang dimiliki Tn.A ada 2 orang yaitu 1 perempuan dan 1 laki-
laki
b. Keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga dengan menjaga jarak
kelahiran anak yang satu dengan yang lainnya.
c. Tn.A dan Ny.K menggunakan metode program KB alami
5. Fungsi ekonomi
Keluarga mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan papan dari
pendapatan yang diterima per bulan, namun keluarga kurang mampu
menyisihkan pendapatannya untuk keperluan yang tidak terduga
Keluarga kurang mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada,
seperti posyandu, puskesmas dll.
6. Fungsi psikologis

Fungsi psikologis terlihat keluarga memberikan kasih sayang dan rasa


aman atau memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina
pendewasaan kepribadian anggota keluarga dan memberikan identitas
keluarga. Kebutuhan akan rekreasi dan hiburan biasanya menonton TV,
berkumpul dengan keluarga dan melepas lelah diruang keluarga, untuk anak
ke-1 dan ke-2 sering keluar bermain dengan teman-temannya disore hari.

7. Fungsi pendidikan
Fungsi pendidikan diberikan keluarga dalam rangka memberikan
pengetahuan, keterampilan membentuk perilaku anak, mempersiapkan anak
untuk kehidupan dewasa, mendidik anak sesuai dengan tingkatan
perkembangannya. Terlihat dari kedua anak bersekolah sesuai tingkatannya.

F. Stress dan Koping Keluarga

1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang


Stressor jangka pendek : kerusakan rumah akibat banjir dan trauma
adanya banjir susulan
Stressor jangka panjang : kekambuhan penyakit magh/gastritis pada ny.k
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor

Untuk stress jangka pendek, keluarga mengaku sedikit cemas karena


tidak dapat tenang dan nyaman beristirahat dirumahnya.meskipun demikian
keluarga telah berusaha memperbaiki rumahnya sehingga layak untuk dihuni
dan tetap waspada dengan adanya banjir susulan yang bisa datang lagi. Untuk
stressor jangka panjang keluarga (terutama Ny.K) berusaha mencegah
kekambuhan penyakitnya. Namun terkadang Ny.K tetap mengkonsumsi
makanan yang menjadi pantangannya misalnya makanan pedas dan asam.

3. Strategi koping yang digunakan

Bila ada permasalahan dalam keluarga, sering diselesaikan dengan


musyawarah.

4. Strategi adaptasi disfungsional

Keluarga tidak pernah melakukan kekerasan, perlakuan kejam terhadap


anak, mengkambinghitamkan anak, memberikan ancaman dalam
menyelesaikan masalah.

G. Pelaksanaan 5 tugas keperawatan keluarga

1. Mengenal masalah keluarga.


Keluarga cukup mengetahui mengenai penyakit, namun pengetahuan mengenai
penanganan jika mengalami kekambuhan penyakit kurang. Terbukti saat Ny.K
kambuh penyakitnya dia hanya membeli obat di apotek tanpa berobat ke dokter
dulu, dan juga ketika anaknya mengalami cedera hanya diberi minyak gosok di
area yang sakit, lalu digunakan untuk istirahat sampai terasa baik.
2. Mengambil keputusan terkait keluarga.
Keluarga belum mampu dalam mengambil keputusan mengenai tindakan yang
tepat atas kecemasan atau trauma yang dirasakan, pengambilan keputusan hanya
dengan musyawarah antara anggota keluarga.
3. Melakukan keperawatan dirumah.
a. pegetahuan keluarga mengenai penyakit terbatas, keluarga sedikit mengerti
mengenai hal-hal yang dapat menyebabkan kekambuhan dan yang perlu
dilakukan untuk mencegah kekambuhan
b. jika anggota keluarga ada yang sakit dan sekiranya perlu penanganan tenaga
kesehatan, maka keluarga akan mempercayakan perawatan dan penyembuhan
pada tenaga kesehatan. Namun bila sakitnya masih tergolong ringan, keluarga
cukup menganjurkan istirahat, pemenuhan kebutuhan dan konsumsi obat
antiseptic, generic, dll dari apotek atau warung kepada anggota keluarga yang
sakit.
c. Untuk berjaga-jaga, keluarga hanya menyediakan obat-obatan yang sering
dikonsumsi dan cocok bagi masing-masing anggota keluarga. Apabila
penyakit yang diderita dirasa parah, keluarga langsung membawa ke tenaga
kesehatan.
4. Memodifikasi lingkungan.
a. Anggota kelurga mengerti potensi yang ada pada setiap anggota kelurga
dan mengerti tentang sumber-sumber kelurga yang dimiliki
b. Keluarga kurang menyadari bahwa dengan menciptakan lingkungan yang
bersih dapat mencegah penyebaran berbagai jenis penyakit. Terbukti dari
lingkungan sekitar banyak terdapat tumpukan sampah, tidak terdapat juga
empat sampah.
c. Keluarga kurang mengerti dan menyadari tentang pentingnnya hygien
sanitasi untuk menciptakan rumah yang sehat. Terbukti jendela rumah
jarang dibuka.
d. Keluarga secara keseluruhan kurang mampu mempertahankan kondisi
kesehatan mereka. Terbukti pemenuhan gizi seimbang kurang, tidur tidak
teratur, mengatur waktu antara bekerja dan berkumpul dengan keluarga
kurang baik, terbukti keluarga mengutamakan pekerjaan.
5. Memanfaatkan yankes.

Keluarga belum optimal dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan


kesehatan, kurang percayanya keluarga terhadap petugas kesehatan dan fasilitas
pelayanan kesehatan, keberadaan fasilitas kesehatan yang ada tidak memadai,
keluarga kurang mengetahui keuntungan keluarga terhadap penggunaan fasilitas
kesehatan, apakah pelayanan kesehatan terjangkau oleh keluarga.

Anda mungkin juga menyukai