Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM FISIKA DASAR


PERCOBAAN P4
HUKUM STOKES

NAMA : LAURA STEPHANIE


NRP : 13-2013-213
JURUSAN : TEKNIK INDUSTRI

LABORATORIUM FISIKA DASAR


INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2014
I. TUJUAN
1. Memahami bahwa benda yang bergerak di dalam fluida akan mendapatkan
gaya gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida.
2. Menentukan koefisien kekentalan (viskositas) dari suatu zat cair dengan
menggunakan hukum Stokes.

II. ALAT-ALAT
1. Tabung gelas berisi gliserin
2. Bola-bola dari bakelit (3 buah)
3. Stopwatch
4. Jangka sorong
5. Karet pembatas
6. Mikrometer sekrup
7. Mistar gulung
8. Hydrometer
9. Neraca teknis
10. Saringan
11. Pinset

III. TEORI
Setiap benda yang bergerak dalam suatu fluida (zat cair atau gas) akan
mendapat gaya gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida tersebut. Gaya
gesekan ini sebanding dengan kecepatan relatif benda terhadap fluida.
F = konstanta . v x
Khusus untuk benda yang berbentuk bola dan bergerak didalam fluida
yang tetap sifat-sifatnya, gaya gesekan yang dialami benda dapat dirumuskan
sebagai berikut:
F 6 . .r.v .....................................................................................(1)
Dengan:
F = gaya gesekan yang bekerja pada bola
= koefisien kekentalan fluida
r = jari-jari bola

v = kecepatan bola relatif terhadap fluida


- = tanda negatif menunjukkan arah gaya F berlawanan dengan arah
kecepatan v.

Rumus (1) di atas dikenal dengan hukum Stokes. Syarat-syarat yang diperlukan
agar hukum Stokes dapat berlaku:
1. Ruang tempat fluida tidak terbatas (ukurannya cukup luas dibandingkan
dengan ukuran benda dan kedalamannya harus besar).
2. Tidak ada turbulensi di dalam fluida.
3. Kecepatan (v) tidak besar sehingga aliran masih laminer.
Jika sebuah benda padat berbentuk bola dan mempunyai massa dilepas pada
permukaan zat cair akan bergerak tanpa kecepatan awal, dan bola tersebut mula-
mula akan memdapat percepatan. Dengan bertambah besarnya kecepatan bola,
maka gaya Stokes yang bekerja padanya juga bertambah besar sehingga akhirnya
bola akan bergerak dengan kecepatan tetap, yaitu setelah terjadi keseimbangan
antara gaya berat, gaya Archimedes dan gaya Stokes pada bola tersebut.
Apabila bola telah bergerak dengan kecepatan tetap, maka persamaan yang
berlaku:
2.r 2 .g
v 0 .............................................................................(2)
9.

Dengan:
= rapat massa bola
0 = rapat massa zat cair
g = percepatan gravitasi
Dari persamaan (2) akan didapatkan persamaan:
9. .d
tr 2 ...............................................................................(3)
2. g 0

Dengan:
t = waktu yang diperlukan bola untuk menempuh jarak d.
d = jarak jatuh yang ditempuh bola, dipilih sedemikian rupa sehingga
bola telah dapat dianggap bergerak beraturan.
Bila dalam percobaan yang akan dilakukan syarat ke-3 dari hukum Stokes tidak
dipenuhi karena fluida yang akan ditentukan koefisien kekentalannya ditempatkan
dalam tabung yang besarnya terbatas sehingga jari-jari bola tidak dapat diabaikan
terhadap jari-jari dan kedalaman tabung, maka kecepatan bola harus dikoreksi
dengan koreksi kecepatan Ladenburg, yaitu:
r r
v0 v1 2,4 1 3,3 ................................................................(4)
R b

atau:
r
v 0 v1 k ...................................................................................(5)
R

dengan:
v = kecepatan bola yang diukur (diamati)
v0 = kecepatan yang sudah dikoreksi
R = jari-jari dalam tabung tempat fluida
b = kedalaman fluida
r = jari-jari bola

IV. TUGAS PENDAHULUAN


1. Apakah definisi koefisien kekentalan zat cair secara umum?
Jawab:
Koefisien kekentalan zat cair adalah koefisien yang menyatakan ukuran
hambatan aliran yang ditimbulkan oleh fluida yang ditimbulkan oleh gaya
gesek dari partikel-partikel fluida

2. Tentukan satuan dari viskositas secara mks dan cdg berdasarkan penurunan
rumus dari gaya stokes!
Jawab:
v
SI (mks) F . A.
l

F .l kg.ms 2 m

A.v m 2 .ms 1
N .m N .s
2 1
2
m .ms m

c.g.s
F .l


gr.cm.s 2 cm
A.v cm 2 .cm.s 1
dyne.cm dyne.s
2 1

cm .cm.s cm 2
1 N = 10 5 dyne
1 m 2 10 4 cm 2
N .s 10 5.dyne.s
1
m2 10 4.cm 2
N .s 10.dyne.s
1
m2 cm 2

3. Gaya apa saja yang bekerja pada hukum stokes? Serta buktikanlah persamaan
(2) dan (3)!
Jawab:
Gaya berat bola F1 m.g
Gaya Archimedes F2 V . 0 .g

Gaya Stokes F3 6. . .r.v

Penurunan rumus:
4
V .r 3
3
m

V
m .V
4
m .r 3 .
3
F1 F2 F3

4 4
.r 3 . .g .r 3 . 0 .g 6 . .r.v
3 3
4
.r 3 .g 0 6 . .r.v
3
2.r 2 .g
v 0 terbukti rumus (2)
9

d
v
t
9. .d
t.r 2 terbukti rumus (3)
2.g 0

4. Sebutkan jenis-jenis aliran pada fluida beserta definsinya! Sertakan pula


gambar dari aliran dan bilang reynold dari masing-masing aliran!
Jawab:
Jenis aliran flusida ada dua, yaitu aliran laminer dan aliran turbulensi. Aliran
laminer adalah aliran yang arah kecepatannya lurus, sejajar dan seragam.
Aliran turbulensi adalah aliran yang arah kecepatannya tidak searah dengan
arah alirannya. Pada aliran terbuka, bilangan reynold untuk aliran laminer <
2000 sedangkan untuk aliran turbulen >12500. Pada aliran tertutup, bilangan
reynold untuk aliran laminer < 500 sedangkan untuk aliran turbulensi > 4000.
Gambar (a) menunjukan keran air yang dibuka kecil sehingga air yang
mengaliur kecepatannya kecil, pada kondisi ini terjadi aliran laminer.
Kecepatan air meningkat pada gambar (b) dan gambar (c) sehingga aliran air
berubah menjadi aliren turbulen.

5. Apa akibatnya jika kecepatan bola relatif besar terhadap fluida?


Jawab:
Jika kecepatan bola relatif besar terhadap fluida akan mengakibatkan terjadinya
aliran turbulensi.

V. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Catat keadaan ruang sebelum percobaan !
2. Ukur diameter tiap-tiap bola sebanyak 5 kali dengan menggunakan mikrometer
sekrup dan timbang massa tiap-tiap bola dengan menggunakan neraca teknis (1
kali saja)!
3. Ukur diameter dalam dari tabung dengan menggunakan jangka sorong
sebanyak 5 kali!
4. Ukur rapat massa zat cair sebelum percobaan dengan menggunakan
hydrometer!
5. Tempatkan gelang karet melingkar di tengah-tengah tabung kira-kira 5 cm di
bawah permukaan zat cair dengan menggunakan mistar gulung dan sebuah lagi
di bagian bawah kira-kira 5 cm dari dasar tabung (d)!
6. Ukur jarak jatuh d (jarak antar kedua karet) dengan menggunakan mistar
gulung!
7. Lepaskan bola tepat di bawah permukaan zat cair!
8. Ukur waktu jatuh (t) untuk tiap-tiap bola dengan menggunakan stopwatch!
9. Ulangi langkah V.8 sekali lagi!
10. Ubah letak karet hingga jarak d berubah! Lakukan langkah V.6 s.d. V.9 untuk 5
jarak d yang berlainan (tanya asisten)!
11. Ukur rapat massa zat cair setelah percobaan dengan menggunakan hydrometer!
12. Catat keadaan ruang setelah percobaan!

VI. DATA PENGAMATAN


Tabel Keadaan Ruang
Sebelum Percobaan Sesudah Percobaan
Suhu Ruangan (oC) (2,80 0,10) 10 (2,8 0,10) 10
Tekanan (mmHg) (6,950 0,005) 102 (6,950 0,005) 102
Kelembaban (%) (7,60 0,05) 10 (7,50 0,05) 10

Tabel Pengamatan
Diameter
Diameter bola (mm) dalam
tabung
B1 B2 B3 (cm)
(9,820 0,001) (1,4150 0,0001) 101 (1,5030 0,0001) 101 6,22
(9,460 0,001) (1,5290 0,0001) 101 (1,5390 0,0001) 101 6,225
(9,850 0,001) (1,5930 0,0001) 101 (1,5350 0,0001) 101 6,21
(9,460 0,001) (1,5410 0,0001) 101 (1,5040 0,0001) 101 6,2
(9,860 0,001) (1,5840 0,0001) 101 (1,5040 0,0001) 101 6,18

Bola Massa bola (gram)


B1 0,7
B2 2,7
B3 3

Fluida Sebelum Percobaan Sesudah Percobaan


Rapat massa zat cair
1,21 1,21
(gr/cm3)

Waktu Tempuh s
No. Bola d1 = 26,6 d2 = 21,6 d3 = 16,6 d4 = 11,6 d5 = 6,6
cm cm cm cm cm
1. 7,4 6,1 4,9 3,4 2,1
B1
2. 7,5 5,8 4,8 3,1 2
1. 4,5 3,2 2,9 1,8 1
B2
2. 4 3,6 2,8 1,8 0,9
1. 4,1 3 2,6 1,9 1
B3
2. 3,7 2,9 2,4 1,8 1

VIII. TUGAS AKHIR DAN PERTANYAAN


1. Bagaimana cara memilih jarak d (letak karet-karet yang
melingkar pada ujung atas dan bawah tabung). Apa akibatnya bila letak karet-
karet itu terlalu dekat ke permukaan dan ke dasar tabung? Jelaskan!
Jawab:
Caranya yaitu dengan menempatkan gelang karet melingkar di tengah-tengah
tabung minimal 5 cm dibawah permukaan zat cair dan sebuah lagi di bagian
bawah minimal 5 cm dari dasar tabung.
Bila letak karet terlalu dekat ke permukaan dan ke dasar tabung maka kecepatan
bola ketika mencapai karet belum stabil dan akan mengakibatkan turbulensi di
dalam fluida.

2. Hitunglah kecepatan rata-rata tiap bola pada tiap d!


Jawab:
Tabel perhitungan kecepatan rata-rata bola pada tiap d
Kecepatan rata-rata bola (cm/s)
Bola
d1 = 26,6 cm d2 = 21,6 cm d3 = 16,6 cm d4 = 11,6 cm d5 = 6,6 cm
B1 3,570 3,630 3,423 3,569 3,220
B2 6,259 6,353 5,825 6,444 6,947
B3 6,821 7,322 6,640 6,270 6,600

3. Hitung t.r 2 untuk tiap bola pada tiap d!


Jawab:
Tabel perhitungan t.r2 bola pada tiap d
t. r2 (s. cm2)
Bola
d1 = 26,6 cm d2 = 21,6 cm d3 = 16,6 cm d4 = 11,6 cm d5 = 6,6 cm
B1 174,881 139,670 113,849 76,291 48,122
B2 249,502 199,601 167,313 105,671 55,771
B3 224,376 169,720 143,831 106,435 57,532

4. Buat grafik antara t.r 2 terhadap d!


Jawab:
5. Hitung harga dengan memakai grafik tersebut!
Jawab:
B1 = 77,663 gr/ cm .s
B2 = 57,453 gr/cm .s
B3 = 104,077 gr/cm .s

6. Buktikan bahwa t.r 2 mempunyai harga yang tetap untuk


berbagai bola (pada d yang sama)!
Jawab:
2
Pada percobaan ini, nilai t.r untuk berbagai bola pada jarak d yang sama berbeda,
2
tetapi untuk bola 2 dan bola 3 perbedaan nilai t.r tidak terlalu jauh mengingat

toleransi adalah 5%.

7. Apakah gunanya menghitung t.r 2 terlebih dahulu untuk


memperoleh harga ? Jelaskan!
Jawab:
Untuk menghitung harga tan yang kemudian digunakan untuk mencari harga
.

8. Buat grafik antara t vs r/R. Bagaimanakah bentuk


grafiknya? Jelaskan!
Jawab:

9. Hitung harga t 0 dari grafik, hitung pula k dari persamaan


(5)!
Jawab:
t 0 = 3,15 s

k = 0,07323

10. Hitung setelah dikoreksi!


Jawab:
no
Bola
d1 = 26,6 cm d2 = 21,6 cm d3 = 16,6 cm d4 = 11,6 cm d5 = 6,6 cm
B1 75,606 74,361 78,871 75,632 83,848
B2 58,248 57,385 62,590 56,570 52,475
B3 102,442 95,425 105,227 111,431 105,864

11. Apa fungsi dari koreksi kecepatan pada percobaan kali ini?
Jawab :
Bila dalam percobaan yang dilakukan, syarat ke-3 (kecepatan (v) tidak besar
sehingga aliran masih laminar) tidak terpenuhi karena koefisien kekentalannya
ditempatkan di sebuah tabung yang besarnya terbatas sehingga jari-jari bola tidak
dapat di abaikan terhadap jari-jari dan kedalaman tabung, maka kecepatan bola
harus dikoreksi dengan kecepatan Ladenburg.
12. Bandingkan nilai viskositas yang diperoleh secara
perhitungan, grafik, serta literature! Manakah dari kedua cara tersebut yang
paling mendekati dengan literature!
Jawab :
0 (gr/cm.s)
Bola
perhitungan Grafik
B1 1067,343 77,66345
B2 448,1672 57,45337
B3 803,5613 104,0779

Literatur (m. Pa.s) T (0C)


1410-1420 20

Maka yang paling mendekati nilai literatur viskositas adalah dengan


menggunakan perhitungan.

IX. ANALISIS
Dari hasil percobaan P4 dengan judul Hukum Stokes, didapatkan hasil
viskositas gliserin dengan dua metode yaitu perhitungan dan grafik. Hasil-hasil
tersebut bisa dilihat pada tabel dibawah ini.
0 (gr/cm.s)
Bola
perhitungan grafik
B1 1067,343 77,66345
B2 448,1672 57,45337
B3 803,5613 104,0779
Sedangkan nilai viskositas gliserin menurut literatur adalah:
Literatur (m. Pa.s) T (0C)
1410-1420 20

Terdapat perbedaan nilai viskositas antara hasil percobaan dan literatur.


Hal ini dikarenakan gliserin yang digunakan sudah tercampur dengan gelembung-
gelembung udara yang mengakibatkan massa jenis gliserin berubah, kesalahan
paralax (melihat skala ukur), kurang tepat saat menyalakan atau mematikan
stopwatch, bola sesaat masih dipengaruhi gaya jatuh bola, dan proses pembulatan
angka pada saat pengolahan data.

X. KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:
1. Semakin besar kekentalan fluida dan kecepatan benda, maka semakin besar gaya
gesek yang terjadi antara fluida dengan benda.
2. Viskositas yaitu koefisien atau besaran yang menyatakan kekentalan zat cair
sebagai akibat gesekan antara partikel zat cair dengan partikel zat yang terdapat
didalamnya.
3. Turbulensi yaitu aliran yang arah kecepatannya tidak searah dengan arah
alirannya, sedangkan laminer sebaliknya.
4. Dari percobaan ini didapatkan hasil nilai viskositas gliserin yaitu:
0 (gr/cm.s)
Bola
perhitungan Grafik
B1 1067,343 77,66345
B2 448,1672 57,45337
B3 803,5613 104,0779
Sedangkan nilai viskositas menurut literatur adalah:
Literatur (m. Pa.s) T (0C)
1410-1420 20

XI. DAFTAR PUSTAKA


1. Tyler, A Laboratory Manual of Physics, Edward Arnold, 1967.
2. Sears-Zemansky, College Physics, Add. Wesley, 1960.
3. Deydan Dutta, Practical Physics, Kalyani Pub, 1981.

Anda mungkin juga menyukai