Anda di halaman 1dari 5

Pada essai kali ini saya akan membahas mengenai sebuah karya tulis yang

mengusung seni dan budaya lokal. Karya tulis ini adalah karya saya Faishal Amri
dan rekan sekolah saya dahulu Helmi Anugrah Ilahi yang berjudul:
IMPLEMENTASI PERMAINAN KARTU JOWO (KARJO) SEBAGAI
MEDIA INOVATIF PENGENALAN DAN PELESTARIAN KEMBALI
BUDAYA JAWA PADA SISWA

A. Gambaran umum karya

Kartu Jowo (KARJO) merupakan sebuah permainan seperti kartu bridge


yang didesain penulis dengan memasukan beberapa budaya Jawa seperti wayang
kulit dan aksara Jawa merupakan solusi yang tepat sebagai media inovatif untuk
memperkenalkan dan melestarikan kembali kepada pelajar akan budaya Jawa
yang keadaannya mulai dilupakan sehingga akan timbul rasa memiliki, mencintai,
serta menjaganya budaya Jawa demi melestarikan budaya Jawa yang keadaannya
mulai dilupakan.

Permainan Kartu Jowo (KARJO)

Playing KARJO merupakan permainan yang didesain seperti kartu


bridge. Sama halnya kartu bridge, KARJO terdiri atas 54 kartu yang terdiri
dari angka 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, J, Q, K, AS, dan Joker (Kriting, Love,
Wajik, dan Waru). Yang membedakan KARJO dengan kartu bridge, terletak
pada gambar dan angkanya serta ditambah dengan huruf aksara Jawa.
Gambar KARJO didesain dengan menggunakan gambar wayang kulit yaitu
Pandawa Lima yang beranggotakan Prabu Yudhistira (Prabu),
Bima/Werkudara (A), Arjuna (K), Nakula (Q) dan Sadewa (J), sedangkan
angka pada KARJO menggunakan angka aksara Jawa yang terletak pada
sisi kiri atas kartu dan pada sisi kanan bawah kartu menggunakan angka
latin, selain itu KARJO juga dilengkapi dengan huruf Jawa yang
memudahkan bagi pemainnya untuk mengerti huruf aksara Jawa.
Cara bermain KARJO seperti halnya kartu bridge yang ada didalam
masyarakat yaitu terbagi dalam beberapa cabang-cabang permainan dengan
menggunakan KARJO antara lain : Poker, remi, 41, tepuk nyamuk, UNO,
dan masih banyak lagi cabang-cabang didalam kartu bridge yang cara
bermainnya sama dengan KARJO. Setiap daerah mempunyai nama dan cara
bermain yang berbeda.
Oleh karena itu KARJO sangat berperan sebagai langkah awal dalam
mengenalkan kembali budaya Jawa itu sendiri khususnya wayang kulit dan
aksara Jawa pada siswa, yang dengan bermain KARJO maka seseorang
akan menjadi mengenal budaya Jawa, kemudian mencintai budaya Jawa
demi melestarikan kembali budaya Jawa yang mulai dilupakan di kalangan
masyarakat Jawa.

2. Analisa Proses Kreativitas dan Penciptaan KARJO


Secara luas kreativitas bisa berarti sebagai potensi kreatif, proses kreatif
dan produk kreatif. Proses kreativitas melalui kegiatan seni adalah jalan sebaik-
baiknya yang dapat dilakukan sebab melakukan kegiatan seni berarti terjadi
suatu proses kreatif. (Zahri Jas, 1995)
Dalam proses berlangsungnya kreativitas, maka menurut Graham Wallas
menjelaskan beberapa tahap sebagai berikut;

Tahap pertama, yaitu tahap persiapan (preparation). Pada tahap ini ide
datang dan timbul dari berbagai kemungkinan. Namun biasanya ide itu
berlangsung dengan hadirnya suatu keterampilan, keahlian, atau ilmu
pengetahuan tertentu sebagai latar belakang atau sumber dari mana ide itu
lahir.
Tahap kedua, yaitu Inkubasi (incubation). Dalam pengembangan
kreativitas, pada tahap ini diharapkan hadirnya suatu pemahaman serta
kematangan terhadap ide yang timbul. Berbagai teknik dalam menyegarkan
dan meningkatkan kesadaran itu, seperti meditasi, latihan peningkatan
kreativitas, dapat dilangsungkan untuk memudahkan perembetan,
perluasan, dan pendalaman ide.
Tahap tiga, yaitu iluminasi (illumination). Pada tahap ini terjadi
komunikasi terhadap hasilnya dengan orang yang signifikan bagi penemu,
sehingga hasil yang telah dicapai dapat lebih disempurnakan lagi.
Tahap empat, verfikasi (verification). Perbaikan dari perwujudan hasil
tanggung jawab terhadap hasil menjadi tahap akhir dari proses ini. Dimensi
dari perwujudan karya kreatif dari proses ini. Dimensi dari perwujudan karya
kreatif untuk diteruskan kepada masyarakat yang lebih luas setelah perbaikan
dan penyempurnaan terhadap karyanya itu berlangsung. (Conny R.
Semiawan, 1998)

Pada awal adanya keinginan membuat KARJO ini adalah munculnya


beberapa motivasi, diantaranya ajang perlombaan karya tulis remaja dan
keinginan untuk berkarya. Kondisi kami berdomisili di lingkungan yang
tumbuh Budaya Jawa menimbulkan pikiran untuk mengangkat Budaya Jawa
itu sendiri.
Membicarakan Budaya Jawa ada pengertian dari ahli. Budaya Jawa
merupakan pancaran atau pengejawatahan budi manusia Jawa yang
merangkum kemampuan, cita-cita, ide maupun semangatnya dalam mencapai
kesejahteraan, keselamatan dan kebahagiaan hidup lahir dan batin (Karnoko,
1986). Di setiap daerah di Jawa memiliki tradisi, budaya dan latar belakang
yang berbeda-beda tetapi apabila diteliti mempunyai kesamaan dengan
kebudayaan daerah lain di Jawa.
Untuk menulis karya ini kami melakukan penelitian yang kami tujukan
kepada rekan sekolah kami. Kami mendapat sumber dengan membaca buku,
internet dan tidak lupa bertanya kepada guru bahasa Jawa yang ada di sekolah
kami. Untuk proses pembuatan kartunya kami melihat-lihat gambar wayang
dan mengkombinasikannya dengan tata letak kartu bridge dengan bantuan
software photoshop.
Setelah penulisan karya selesai. Kami mengirimkan ke pihak panitia
lomba Karya Tulis Ilmiah yang pada saat itu berada di Surakarta. Kami lolos
pada tahap kurasi dan naik ke jenjang presentasi dan uji karya. Gembira; kami
dengan karya tersebut menduduki nomor 3 dari sekian banyak kompetitor.
Selesai sudah memasuki tahap empat, yaitu verfikasi (verification).
Perbaikan dari perwujudan hasil tanggung jawab terhadap hasil menjadi tahap
akhir dari proses ini. Dimensi dari perwujudan karya kreatif dari proses ini.
Dimensi dari perwujudan karya kreatif untuk diteruskan kepada masyarakat
yang lebih luas setelah perbaikan dan penyempurnaan terhadap karyanya itu
berlangsung. (Conny R. Semiawan, 1998)
Kreatif itu baik dan perlu diasah terus menerus karena dengan
kreativitas tersebut manusia dapat bermanfaat bagi manusia lain di sekitarnya.

Referensi:
https://dewasastra.wordpress.com/2012/03/02/tahap-dan-proses-kreatifvitas/
(diakses pada Rabu 22 Juni 2016 pukul 10.38 WIB)

Zahri Jas. 1995. Pengembangan Budaya Kreatif Dan Nilai-nilai Estetik


Dalam Pendidikan Seni. Seminar Nasional Konsep dan
Implementasi Pendidikan Seni.

http://eny-tari.blogspot.co.id/2009/06/proses-penciptaan-dan-
kreativitas-dalam.html (diakses pada Rabu 22 Juni 2016 pukul 10.38
WIB)

Anda mungkin juga menyukai