Anda di halaman 1dari 6

1. Tuliskan pengertian dari metode KLT dan ekstraksi !

Kromatografi lapis tipis adalah metode pemisahan fisika-kimia dengan fase

gerak (larutan pengembang yang cocok), dan fase diam (bahan berbutir)

yang diletakkan pada penyangga berupa plat gelas atau lapisan yang

cocok.

Ekstraksi adalah penyarian zat-zat berkhasiat atau zat-zat aktif dari bagian

tanaman obat, hewan dan beberapa jenis ikan termasuk biota laut.

2. Tuliskan metode-metode ekstraksi

Ekstraksi secara soxhletasi

Ekstraksi dengan cara ini pada dasarnya ekstraksi secara

berkesinambungan. Cairan penyari dipanaskan sampai mendidih. Uap

penyari akan naik melalui pipa samping, kemudian diembunkan lagi oleh

pendingin tegak. Cairan penyari turun untuk menyari zat aktif dalam simplisia.

Selanjutnya bila cairan penyari mencapai sifon, maka seluruh cairan akan

turun ke labu alas bulat dan terjadi proses sirkulasi. Demikian seterusnya

sampai zat aktif yang terdapat dalam simplisia tersari seluruhnya yang

ditandai jernihnya cairan yang lewat pada tabung sifon.

Ekstraksi secara perkolasi

Perkolasi dilakukan dengan cara dibasahkan 10 bagian simplisia

dengan derajat halus yang cocok, menggunakan 2,5 bagian sampai 5 bagian

cairan penyari dimasukkan dalam bejana tertutup sekurang-kurangnya 3 jam.

Massa dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam perkolator, ditambahkan


cairan penyari. Perkolator ditutup dibiarkan selama 24 jam, kemudian kran

dibuka dengan kecepatan 1 ml permenit, sehingga simplisia tetap terendam.

Filtrat dipindahkan ke dalam bejana, ditutup dan dibiarkan selama 2 hari pada

tempat terlindung dari cahaya.

Ekstraksi secara maserasi

Maserasi dilakukan dengan cara memasukkan 10 bagian simplisia

dengan derajat yang cocok ke dalam bejana, kemudian dituangi dengan

penyari 75 bagian, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari, terlindung dari cahaya

sambil diaduk sekali-kali setiap hari lalu diperas dan ampasnya dimaserasi

kembali dengan cairan penyari. Penyarian diakhiri setelah pelarut tidak

berwarna lagi, lalu dipindahkan ke dalam bejana tertutup, dibiarkan pada

tempat yang tidak bercahaya, setelah dua hari lalu endapan dipisahkan.

Ekstraksi secara refluks

Ekstraksi dengan cara ini pada dasarnya adalah ekstraksi

berkesinambungan. Bahan yang akan diekstraksi direndam dengan cairan

penyari dalam labu alas bulat yang dilengkapi dengan alat pendingin tegak,

lalu dipanaskan sampai mendidih. Cairan penyari akan menguap, uap

tersebut akan diembunkan dengan pendingin tegak dan akan kembali

menyari zat aktif dalam simplisia tersebut, demikian seterusnya. Ekstraksi ini

biasanya dilakukan 3 kali dan setiap kali diekstraksi selama 4 jam.


Ekstraksi secara penyulingan

Penyulingan dapat dipertimbangkan untuk menyari serbuk simplisia

yang mengandung komponen kimia yang mempunyai titik didih yang tinggi

pada tekanan udara normal, yang pada pemanasan biasanya terjadi

kerusakan zat aktifnya. Untuk mencegah hal tersebut, maka penyari

dilakukan dengan penyulingan.

3. Tuliskan macam-macam silica!

Silika Gel G: Mengandung pengikat gypsum CaSO4 5 15%.

Silika Gel S: Mengandung pengikat starch : pati.

Silika Gel H/Silika Gel N: Lebih stabil, tanpa mengandung pengikat,

biasanya untuk kromatografi vakum.

Silika Gel GF254: Mengandung pengikat gypsum, indikator fluorosensi

timah kadmium sulfida/mangan timah silikat aktif, berflouresensi pada 254

nm, silika gel yang bebas air.

Silika Gel F254: Tanpa pengikat, mengandung indikator floresensi

Silika Gel PF254 + 366: Digunakan untuk keperluan pemisahan

preparative

4. Apakah simplisia boleh diekstraksi dalam keadaan segar!

Ekstraksi bisa dilakukan dengan berbagai metode yang sesuai

dengan sifat dan tujuan ekstraksi. Pada proses ekstraksi ini dapat digunakan

sampel dalam keadaan segar atau yang telah dikeringkan, tergantung pada
sifat tumbuhan dan senyawa yang akan diisolasi. Untuk mengekstraksi

senyawa utama yang terdapat dalam bahan tumbuhan dapat digunakan

pelarut yang cocok.

5. Mengapa pada proses ekstraksi selalu menggunakan etanol 96 % !

Untuk menghasilkan ekstrak yang kental (murni) sehingga

mempermudah untuk proses identifikasi.

Tidak bersifat toksik

Mengikis dinding sel simplisia sehingga senyawa yang tertarik pada

pelarut lebih banyak keluar.

6. Perbedaan UV 254 & 366 !

Pada UV 254 nm

Pada UV 254 nm, lempeng akan berflouresensi sedangkan sampel

akan tampak berwarna gelap.Penampakan noda pada lampu UV 254 nm

adalah karena adanya daya interaksi antara sinar UV dengan indikator

fluoresensi yang terdapat pada lempeng. Fluoresensi cahaya yang

tampak merupakan emisi cahaya yang dipancarkan oleh komponen

tersebut ketika elektron yang tereksitasi dari tingkat energi dasar ke

tingkat energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke keadaan semula

sambil melepaskan energi.


Penampakan noda pada UV 254 nm

Pada UV 366 nm

Pada UV 366 nm noda akan berflouresensi dan lempeng akan

berwarna gelap. Penampakan noda pada lampu UV 366 nm adalah

karena adanya daya interaksi antara sinar UV dengan gugus kromofor

yang terikat oleh auksokrom yang ada pada noda tersebut. Fluoresensi

cahaya yang tampak merupakan emisi cahaya yang dipancarkan oleh

komponen tersebut ketika elektron yang tereksitasi dari tingkat energi

dasar ke tingkat energi yang lebih tinggi kemudian kembali ke keadaan

semula sambil melepaskan energi. Sehingga noda yang tampak pada

lampu UV 366 terlihat terang karena silika gel yang digunakan tidak

berfluororesensi pada sinar UV 366 nm.


DAFTAR PUSTAKA

1. Chairul Azmiyawati. 2004. Modifikasi Silika Gel dengan Gugus Sulfonat

Untuk Meningkatkan Kapasitas Adsorpsi Mg(II). JKSA

2. Gritter, R, J., 1991, Pengantar Kromatografi Edisi II, Institut Teknologi

Bandung, Bandung

3. Lipsy, P. 2010. Thin Layer Chromatography Characterization of the

Active Ingredients in Excedrin and Anacin. USA: Departement of

Chemistry and Chemical Biology, Stevens Institute of Technology.

4. Adrian, peyne, 2000. Analisa Ekstraktif Tumbuhan Sebagai Sumber

Bahan Obat. Pusat Penelitian. Universitas Negeri Andalas.

Anda mungkin juga menyukai