Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL PADA NY. A G1P0A0


UMUR KEHAMILAN 38 MINGGU DENGAN KPD PARTUS SPONTAN
DI RUANG BERSALIN RSUD WONOSARI

Oleh :

TRI AYU WIDIYANTI


(2520142516)

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO


YOGYAKARTA
2016
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan ini dibuat untuk memenuhi tugas Praktik Klinik


Keperawatan (PKK) Maternitas Semester V

Jumat, 16 Desember 2016

Mahasiswa

Tri Ayu Widiyanti


( 2520142516 )

Mengetahui,

Pembimbing Klinik Rumah Sakit Pembimbing Klinik Akademik

( ) ( )
LANDASAN TEORI

A. Definisi
Pesalinan adalah proses imana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prossnya terjadi pada usia
kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan
perubahan pada serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya
plasenta secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak
mengakibatkan perubahan serviks. (Depkes RI, 2008).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses peneluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi
baik pada ibu maupun janin. (Saifuddin, 2006).
Persalinan adalah suatu proses yang dimulai dengan adanya kontraksi
uterus yang menyebabkan terjadinya dilatasi progresif dari serviks, kelahiran
bayi, dan kelahiran plasenta, dan proses tersebut merupakan proses alamiah.
(Rohani, 2011).

B. Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim,
pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011).
1. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone
progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot-
otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah
sehingga timbul his bila progesterone turun.
2. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan
kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-
otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila
ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul
kontraksi uterus.
5. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan
dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus
frankenhauser, amniotomi pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu
pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.

C. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Persalinan


1. Passage ( Jalan Lahir)
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga
panggul dasar, serviks, dan vagina. Syarat agar janin dan plasenta dapat
melalui jalan hair tanpa ada rintangan, maka jalanlahir tersebut harus
normal.
2. Power
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his
atau kontraksi uterus dengan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan
tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya
kontraksi dan retraksi otot-otot rahim
3. Passanger
Passanger terdiri dari janin dan plasenta. Janin merupakan passangger
utama dan bagian janin yang paling penting adalah kepala karena bagian
yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin. Posisi dan
besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan.
Kelainan kelainan yang sering menghambat dari pihak passangger
adalah kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti hydrocephalus
ataupun anencephalus, kelainan letak seperti letak muka atau pun letak
dahi, kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang atau letak
sungsang.
4. Psikis
Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-
benar terjadi realitas kewanitaan sejati yaitu munculnya rasa bangga
bias melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah
mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai
suatu keadaan yang belum pasti sekarang menjadi hal yang nyata.
5. Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah
mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu
dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan
penolong dalam menghadapi proses persalinan.

D. Patofisiologi
E. Maninfestasi Klinis
Menurut Manuaba tahun 2007 bahwa tanda menjelang persalinan sebagai
berikut:
1. Untuk primigravida kepala janin telah masuk PAP pada minggu 36 yang
disebut lightening
2. Rasa sesak di daerah episgastrum makin berkurang
3. Masuknya kepala janin menimbulkan sesak dibagian bawah dan
menekan kadung kemih
4. Dapat menimbulkan sering kencing atau polaksiuria
5. Pemeriksaan tinggi fundu uteri semakin turun, serviks uteri mulai lunak,
sekalipun terdapat pembukaan
6. Braxton Hick semakin frekuen ditandai dengan:
- Siatnya ringan, pedek, tidak menetu jumlahnya dalam 10 menit
- Pengaruhnya terhadap effacement dan pembukaan serviks dapat
mulai muncul
- Kadang-kadang pada multigravida sudah terdapat pembukaan
- Dengan stripping selaput ketuban akan dapat memicu his semakin
frekuen dan persalinan dapat dimulai.

Berdasarkan Manuaba tahun 2007 bahwa tanda mulai persalinan adalah


timbulnya his persalinan dengan cirri:
a. Fundus dominant
b. Sifatnya teratur makin lama intervalnya makin pendek
c. Terasa nyeri dari abdomen dan menjalar ke pinggang
d. Menimbulkan perubahan progresi pada serviks berupa perlunakan dan
pembukaan
e. Dengan aktivitas his persalinan makin bertambah

Berdasarkan Waspodo tahun 2007menyatakan bahwa persalinan dimulai


(inpartu) sejak uterus berkontraksi menyebabkan perubahan pola serviks
(membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara
lengkap. Ibu belum inpartu jika kontrkasi uterus tidak mengakibatkan
perubahan serviks. Tanda dan gejala inpartu sebagai berikut:
a. Penipisan dan pembukaan serviks
b. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi
minimal 2 kali dalam 10 menit)
c. Cairan lenir bercampur darah (show) melalui vagina.

F. Bentuk persalinan
Bentuk persalinan berdasarkan teknik :
1. Persalinan spontan, yaitu persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri dan melalui jalan lahir.
2. Persalinan buatan, yaitu persalinan dengan tenaga dari luar dengan
ekstraksi forceps, ekstraksi vakum dan sectio sesaria
3. Persalinan anjuran yaitu bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan
ditimbulkan dari luar dengan jalan pemberian rangsang (Rukiyah; Ai
yeyeh; dkk, 2009).

Persalinan berdasarkan umur kehamilan :


1. Abortus adalah terhentinya proses kehamilan sebelum janin dapat hidup
(viable), berat janin di bawah 1.000 gram atau usia kehamilan di bawah
28 minggu.
2. Partus prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada umur
kehamilan 28-36 minggu. Janin dapat hidup, tetapi prematur; berat janin
antara 1.000 - 2.500 gram.
3. Partus matures/aterm (cukup bulan) adalah partus pada umur kehamilan
37-40 minggu, janin matur, berat badan di atas 2.500 gram.
4. Partus postmaturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu
atau lebih dari waktu partus yang ditaksir, janin disebut postmatur.
5. Partus presipitatus adalah partus yang berlangsung cepat, mungkin di
kamar mandi, di atas kenderaan, dan sebagainya.
6. Partus percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk
memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya Cephalo pelvic
Disproportion (CPD) (Rohani; dkk, 2011).

G. Tahap persalinan
1. Kala I
Dimulai dari saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10 cm).
proses ini berlangsung antara 18-24 jam, terbagi dalam 2 fase yaitu:
a. Fase laten :berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat
lambat sampaimencapai ukuran diameter 3 cm.
b. Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu:
1) Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tersebut
menjadi 4 cm
2) Fase dilatasi maksimal: dalamwaktu2 jam pembukaan
berlangsungsangat cepat dan 4 cm menjadi 9 cm
3) Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat kembali, dalam
waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
Kala I selesai apabila pembukaan serviks uteri telah lengkap. Pada
primigravida kala berlangsung kira-kira 13 jam, sedangkan pada
multigravida kira-kira 7 jam.
2. Kala II
Pada kala II HIS menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2
sampai 3 menit sekali. Karena biasanya dalam hal ini janin sudah masuk
ruang panggul, maka pada HIS dirasakan tekanan pada otot-otot dasar
panggul, yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan. Wanita
merasa pula tekanan pad rectum dan hedak buang air besar. Kemudian
perenium menjadi menonjol menjadi lebar dengan anus menbuka, labia
mulai membuka dan lam kemudian kepala janin tampak dalam vulva
pada waktu HIS. Bila dasar panggul sudah lebih berelaksasi, kepala
tidak masuk lagi diluar HIS, dengan HIS dan kekuatan mengejan
maksimal kepalajanin dilahirkan dengan supoksiput dibawah simpisisdan
dahi,muka, dan dagu melewati prinium. Setelah istirahat sebentar, HIS
mulai lagi untuk mengeluarkan badan dan anggota bayi. Pada
primigravida kala II berlangsung rata-rata 1,5 jam dan pada multipara
rata-rata 0,5 jam.
3. Kala III
Setelah bai lahir,uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas
pusat. Beberapa menit kemudian uterus kontraksi lagi untuk melepas
plasenta dari dindingnya. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15
menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada
fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah.
4. Kala IV
Dimulai saat plasenta lahir sampai 2 jam pertama post partum.
Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa. Rata-
rata perdarahan normal adalah 250 cc. perdarahan persalinan yang lebih
dari 500 cc adalah perdarahan abnormal (Prawirohardjo, 2007).

H. Pemeriksaan Penunjang
1. USG
2. Pemeriksaan Hb

I. Penatalaksanaan Medis
Menurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk
penanganan plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu:
a. Kaji kondisi fisik klien
b. Menganjurkan klien untuk tidak coitus
c. Menganjurkan klien istirahat
d. Mengobservasi perdarahan
e. Memeriksa tanda vital
f. Memeriksa kadar Hb
g. Berikan cairan pengganti intravena RL
h. Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus
masih premature
J. Komplikasi
Menurut Harchermoore tahun 2001 bahwa komplikasi dari persalinan
sebagai berikut:
1. Infeksi
2. Retensi plasenta
3. Hematom pada vulpa
4. Rupture uteri
5. Emboli air ketuban

K. Pengkajian Keperawatan
Tujuan anamnesis adalah mengumpulkan informasi tentang riwayat
kesehatan, kehamilan dan persalinan. Informasi ini digunakan dalam proses
membuat keputusan klinik untuk menentukan diagnosis dan mengembangkan
rencana asuhan keperawatan yang sesuai, meliputi:
1) Nama, umur, dan alamat
2) Gravid dan para
3) Hari pertama haid terakhir
4) Kapan bayi akan lahir (menurut tafsiran ibu)
5) Riwayat alergi obat-obatan tertentu
6) Riwayat kehamilan sekarang dan sebelumnya
7) Riwayat medis lainnya (masalah pernafasan, hipertensi, gangguan
jantung, berkemih, an lain-lain).
8) Riwayat medis saat ini (sakit kepala, gangguan penglihatan, pusing atau
nyeri epigastrum bagian atas)

Tujuan pemeriksaaan fisik adalah untuk menilai kondisi kesehatan ibu


dan bayinya serta kenyamanan fisik ibu bersalin, meliputi: pemeriksaan
abdomen. Pemeriksaan abdomen digunakan untuk:
1) Menentukan tinggifundus uteri
2) Memantaiu kontraksi usus
3) Memantau denyut jantung janin
4) Menentukan presentasi
5) Menentukan penurunan bagian terbawah janin

Menurut Prawiroharjo tahun 2006 bahwa pemeriksaan diperlukan untuk


menilai:
1) Vagina, terutama dindingnya, apakah ada bagian yang menyempit
2) Keadaan serta pembukaan serviks
3) Kapasitas panggul
4) Ada atau tidak adanya penghalang (tumor) pada jalan lahir
5) Sifat luor albus dan apakah ada alat yang sakit umpanya bartholimistis,
urethritis, sistitis, dan sebagainya
6) Pecah tidaknya ketuban
7) Presentasi kepaala janin
8) Turunnya kepala dalam ruang panggul
9) Penilaian besarnya kepala terhadap panggul
10) Apakah partus telah mulai atausampai dimakah partus telah berlangsung

Mendokumentasi hasil anamnesa, pemeriksaan fisik kedalam patograf


meliputi: informasi tentang ibu, kondisi janin, kemajuan persalinan, jam dan
waktu, kontraksi uterus, obat-obatan dan cairan yang diberikan, kondisi ibu
dan asuhan serta pengamatan klinik, mencatat dan mengkaji hasil anamnesis
dan pemeriksaan fisik (Waspodo, 2007).

L. Diagnosa Keperawatan
Menurut Herman tahun 2010 kemungkinan diagnosa yang muncul pada
klien dengan persalinan normal adalah:
Kala I
1) Nyeri akut berhubungan dengan cedera biologis (tekanan mekanik pada
bagian presentasi, dilatasi atau regangan, tegangan emosional)
2) Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive, pemeriksaan
vagina berulang
3) Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
Kala II
1) Nyeri akut berhubungan dengan cedera biologis (tekanan mekanik pada
bagian presentasi, dilatasi/peregangan jaringan, kompresi syaraf, pola
kontraksi semakin intensif).
2) Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan factor mekanik
(piostomi, rupture prinium)

Kala III
1) Nyeri akut berhubungan agen cidera biologis trauma jaringan, respon
isiologis setelah melahirkan

Kala IV
1) Nyeri akut berhubungan dengan agencidera fisik (luka epiostomi)
2) Risiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan (luka piostomi)
3) Kekuranga volume cairan berhubungan dengan kegagalan dalam regulasi
M. Rencana dan Tindakan Keperawatan

DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan tindakan NIC: Pain Management 1. Mengetahui kualitas nyeri pasien
cedera biologis keperawatan selama.. jam 1. Melakuakan pengkajian secara 2. Dapat mengurangi rasa cemas dan
diharapkan pasien dapat komprehensif mengenai takut sehingga mampu mengurangi
mengontrol nyerinya, nyeri lokasi, karakteristik, lamanya, rasa sakit
berkurang dengan criteria hasil: rekuensi, kualitas nyeri dan 3. Menurunkan nyeri
1. Pasien mampu mengendalikan factor presipitasi. 4. Komunikasi terapeutik mampu
factor penyebab nyeri 2. Mengobservasi penyebab menurunkan kecemasan
2. Mengenali skal nyeri ketidaknyamanan klien secara 5. Mengeahui kondisi
3. Membreikan analagesik verbal dan nonverbal ketidaknyamanan klien yang
(kolaborasi dengan tim 3. Meyakinkan klien akan kemungkinan mampu mengganggu
kesehatan lain) pemberian analgesic kualitas hidupnya
4. Melaporkan control nyeri 4. Menggunakan komunikasi 6. Meminimalkan nyeri dengan
5. Pasien mampu melaporkan terapeutik untuk mengetahui menciptakan lingkungan nyaman
nyerinya pengalaman nyeri pasien 7. Meningkatkan relaksasi
6. Klien mengetahui frekuensi 5. Mengkaji dampak dari
nyeri pengalaman nyeri (gangguan
tidur dan gangguan hubungan)
6. Mengontrol factor lingkungan
yang menyebabkan klien
merasa tidak nyaman
(ruangan, temperature,
cahaya)
7. Instruksikan pasien untuk
melakukan teknik relaksasi
seperti bimbingan imajinasi,
nafas dalam
Kerusakan integritas Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan pasien untuk 1. Mengurangi penekanan daerah luka
jaringan b.d faktor keperawatan selama jam mengguankan pakaian yang 2. Mengurangi kelembaban
mekanik diaharapkan integritas jaringan longgar 3. Menjaga kebersihan luka
baik dengan kriteria hasil: 2. Hindari kerutan pada tempat 4. Untuk meepercepat penyembuhan
1. Integritas kulit yang baik bisa tidur luka
dipertahankan (sensasi, 3. Jaga kebersihan kulitagar 5. Memungkinkan infeksi
elastisitas, temperature, hidrasi, tetap bersih dan kering 6. Mengetahui sejauh mana klien dapat
pigmentasi) 4. Anjurkan pasien untuk melakukan mobilisasi
2. Perfusi jaringan baik melakukan mobilisasi 7. Protein menyebabkan percepatan
3. Menunjukan proses perbaikan 5. Monitor kulit akan adanya penyembuhan luka
kulit kemerahan 8. Mengetahui kondisiluka untuk
4. Mempertahankan kelembaban 6. Monitor aktivitas dan perbaikan luka
kulit mobilitas pasien 9. Mempercepat granulasi luka
5. Menunjukkan proses terjadinya 7. Monitor status nutrisi pasien
penyembuhan luka 8. Observasi luka: lokasi,
dimensi, kedalaman luka,
karakteristik, warna cairan,
granulasi, jaringan nekrotik,
tanda-tanda infeksi local
9. Ajarkan pada keluarga tetang
luka dan perawaataan luka
10. Lakuakan teknik perawatan
luka

Kecemasan b.d Setelah dialakuakan tindakan 1. Jelaskan semua prosedur dan 1. Mengurangi kecemasan selama
perubahan peran dan keperawatan selama jam apa yang dirasakan selama tindakan untuk kesehatan klien
status kesehatan diharapkan kecemasan menurun prosedur 2. Mengalihkan perhatian dengan
dengan kriteria hasil: 2. Temani pasin untuk berbincang-bincang
1. Klien mampu mengidentifikasii memberikan keamanan dan 3. Mengurangi kecemasan
dan mengungkapkan gejala mengurangi takut 4. Keluarga dapat memberikan
cemas 3. Berikan informasi factual kenyamanan pada pasien
2. Mengidentifikasi, mengenai diagnosis, tindakan 5. Untuk meningkatkan kenyamanan
mengungkapkan dan prognosis dan mengurangi kecemasan
menunjukkan teknik untuk 4. Libatkan keluarga untuk
mengontrolcemasx mendampingi klien
3. Vital sign dalam batas normal 5. Instruksikan pada pasien
4. Postur tubuh, kspresi wajah, untuk menggunakan teknik
bahasa tubuh dan tingkat relaksasi
aktivitas menunjukkan 6. Dengarkan dengan penuh
berkurangnya kecemasan perhatian
7. Identifikasi tingkat kecemasan
8. Bantu pasien mengenal situasi
yang menimbulkan kecemasan
9. Dorong pasien untuk
mengungkapakan perasan,
ketakutan, persepsi

Risiko infeksi b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Mencuci tangan sebelum dan 1. Mencegah terjadinya infeksi melalui
kerusakan jaringan keperawatan selama jam sesudah tindakan tangan
diharapkan risiko infeksi dapat 2. Menyediakan lingkungan 2. Mencegah infeksi
teratasidengan kriteria hasil: yang bersih dan kenyamanan 3. Mencegah kontak pasien dengan
1. Pemberian antibiotic tempat tidur dunia luar
2. Tidak terdapat demam, 3. Batasi pengunjung 4. Mencegah infeksi demi kesehatan
kemerahan,cairan purulen, 4. Petugas kesehatan memakai klien dan petugas kesehatan
bengkak disekitar luka sarung tangan sebagai 5. Membunuh bakteri
3. Mengetahui tanda dan gejala bentukuniversal precaution 6. Peralatan sterildapatmencegah
infeksi 5. Memberikan antibiotic kondisi infeksi
4. Asupan nutris 6. Menggunakan peralatan 7. Mensterilkan alat untuk dipakai
5. Robeknya kulit steril dalam melakukan ulang sebagai betuk pencegahan
6. Luasnya tepi luka tindakan yang infeksi antar klien
membutuhkan peralatan 8. Mengetahui luka sebelum tindakan
steril dan sesudah
7. Bersihkan dan sterilakan alat 9. Meningkatkan stamina klein
yang telah dipakai 10. Klien dapat melakukan perawatan
8. Observasiluka klien perineum di rumah
9. Kolaborasi dengan ahli gizi
dalam memberikan diet
10. Membantu dan mengajari
klien dalam melakukan
perawatan perineum

Kekuranagn volume Setelah dilakukan tindakan 1. Timbang pembalut 1. Untuk mengetahui perdarahan
cairan b.d kegagalan keperawatan selama jam 2. Pertahankan catatan intake 2. Untukmengetahui keseimbangan
dalam regulasi diharapkan terjadi keseimbangan dan output cairan
cairan dengan batas karakteristik 3. Monitor status hidrasi 3. Mengetahui status kesehatan
sebagai berikut: (kelembaban mukosa, nadi 4. Memberikan masukan cairan
1. TD dbn adekuat, TD ortostastik) 5. Mendorong pemulihan
2. Nadi perifer teraba jelas 4. Monitor vital sign keseimbangan output
3. Tidak ada hipotensi ortostastik 5. Pantau terapi IV line 6. Dukungan keluarga
4. Intake dan output seimbang 6. Monitor status nutrisi
5. Tidak ada asites 7. Berikan cairan adekuat
6. Tidak pusing 8. Berikan masukan oral
7. Membrane mukosa lembab 9. Meminta keluarga
untukmemberi tawaran
makanan dan minuman
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.

Hafifah. 2011. Laporan Pendahuluan pada Pasien dengan Persalinan


Normal. Dimuat
dalam http:///D:/MATERNITY%20NURSING/LP%20PERSALINAN/lapor
an-pendahuluan-pada-pasien-dengan.html. (Diakses tanggal 13 Deseember
2016)
Manuaba, Ide Bagus Gede. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta. EGC.
Prawiroharjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjo.
Prawirohardjo. 2007. Ilmu Kandungan. Jakarta.Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Rohani.dkk.2011. Asuhan Pada Masa Persalinan. Jakarta : Salemba
Medika.Rukiyah; Ai yeyeh; dkk, 2009
Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.
Adriaansz, Wiknjosastro dan Waspodo. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawiroharjdo.
Wiknjosostro. 2002. Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka
Sarwana Prawirohardjo.
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL
PADA NY. A G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 38 MINGGU
DENGAN KPD PARTUS SPONTAN
DI RUANG BERSALIN RSUD WONOSARI

Oleh

TRI AYU WIDIYANTI


(2520142516)

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO


YOGYAKARTA
2016
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Asuhan keperawatan ini dibuat untuk memenuhi tugas Praktik Klinik
Keperawatan (PKK) Maternitas Semester V

Jumat, 16 Desember 2016

Mahasiswa

Tri Ayu Widiyanti


( 2520142516 )

Mengetahui,

Pembimbing Klinik Rumah Sakit Pembimbing Klinik Akademik

( ) ( )

Anda mungkin juga menyukai