Anda di halaman 1dari 134

TRENDING TOPIC TWITTER DALAM

MENENTUKAN AGENDA PEMBERITAAN


DI MEDIA KONVENSIONAL
(Studi Kasus terhadap Pemberitaan di Kompas TV
Periode Oktober-Desember 2015)
SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Konsentrasi Ilmu Jurnalistik
Program Studi Ilmu Komunikasi

Oleh:
Yosephina Damaris
NIM. 6662100384

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
BANTEN
2016
Janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah
bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan,
bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau
dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.
(Yesaya 41:10)

Sebuah persembahan untuk Papa, Mama,


dan seluruh keluarga besar tercinta.

iv
ABSTRAK

Yosephina Damaris. NIM. 6662100384. Skripsi. Trending Topic Twitter


dalam Menentukan Agenda Pemberitaan di Media Konvensional.
Pembimbing I: Prof. Dr. HA. Sihabudin, M.Si dan Pembimbing II: Puspita
Asri Praceka, S.Sos. M.Ikom.

Twitter telah menjadi kekuatan baru dalam penyampai pesan yang efektif.
Keberadaannya dimanfaatkan oleh media massa sebagai salah satu sumber
informasi, khususnya untuk melihat trending topic. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pandangan Kompas TV terhadap trending topic Twitter serta
memahami bagaimana trending topic Twitter menentukan agenda pemberitaan di
Kompas TV. Teori yang digunakan adalah Teori Agenda Setting (McCombs &
Shaw, 1972), dengan berfokus pada ketiga proposisinya, yakni agenda media,
agenda publik, dan isu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan
metode dekriptif. Selain observasi dan studi dokumentasi, peneliti mengumpulkan
data dengan melakukan wawancara terhadap empat orang informan, yang
merupakan bagian dari redaksi Kompas TV. Mereka adalah manajer pemberitaan,
multimedia, periset, serta reporter Kompas TV. Kompas TV memandang apa yang
terjadi di Twitter sebagai sesuatu yang menarik dan penting untuk diperhatikan.
Selain bermanfaat dan menghibur, menonjolnya suatu isu juga menjadi kriteria
penting dalam penentuan agenda pemberitaan di Kompas TV. Namun, yang harus
ditekankan di sini adalah soal verifikasi. Isu di media sosial belum bisa disebut
berita selama tidak ada proses redaksional atau konfirmasi dari media massa.
Disiplin verifikasi perlu dilakukan sebelum suatu berita akhirnya tayang dan
dijadikan sebagai agenda pemberitaan di Kompas TV.

Kata Kunci: agenda setting, media sosial, twitter, trending topic, berita, kompas
tv.

v
ABSTRACT

Yosephina Damaris. NIM. 6662100384. Thesis. Trending Topic Twitter to


Decide The News Agenda in Conventional Media. 1st Advisor: Prof. Dr. HA.
Sihabudin, M.Si and 2nd Advisor: Puspita Asri Praceka, S.Sos. M.Ikom.

Twitter has become a new method of mass communication that has power to
convey effective messages. People are partaking to influence the discourse and
news agenda in mass media through Twitter. The aim of this research is to know
how Kompas TV views on Twitter trending topic and to understand how Twitter
trending topic decides the news agenda on Kompas TV. This research is based on
Agenda-Setting Theory (McCombs & Shaw, 1972), which focuses on three
concepts. They are media agenda, public agenda, and issue. This research was
conducted qualitatively using descriptive method. Besides observing and
document analyzing, the researcher collected the data by interviewing four people
who work at Kompas TV news desk, as news gathering manager, multimedia,
news researcher, and reporter. Kompas TV sees whats happening on Twitter as
something interesting and significant to be noticed. Besides useful and
entertaining, issue salience is also an important criterion to decide the news
agenda on Kompas TV, however it is better to emphasize the verification. As
without any process of confirmation by editorial team in mass media, the issue on
social media is not news. Discipline of verification is a must before publishing
news and making it as news agenda on Kompas TV.

Keywords: agenda setting, social media, twitter, trending topic, news, kompas tv.

vi
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus

atas kasih dan penyertaan-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi

ini, sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana (S1) pada

konsentrasi Jurnalistik program studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, yang berjudul Agenda Publik

pada Twitter dalam Menentukan Agenda Pemberitaan di Media Konvensional.

Penulis sangat bersyukur kepada setiap pihak yang telah membantu dan

memberi dukungan, baik itu lewat doa, semangat, nasihat, saran, kritik serta

bimbingan, yang menjadi motivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Untuk itu penulis hendak menyampaikan ucapan terima kasih, khususnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd, selaku Rektor Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

2. Dr. Agus Sjafari, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Dr. Rahmi Winangsih, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

4. Darwis Sagita, M.I.Kom, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

vii
5. Prof. Dr. HA. Sihabudin, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang telah

membantu dan memberi banyak masukan dalam penyusunan skripsi ini,

terima kasih untuk bimbingan dan kesabarannya.

6. Puspita Asri Praceka, S.Sos. M.Ikom, selaku Dosen Pembimbing II.

Terima kasih untuk waktu, tenaga, ilmu, masukan, serta kesabaran dalam

membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini.

7. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah mendidik dan

memberi pengajaran selama penulis menuntut ilmu.

8. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah membantu kelancaran

administrasi penulis selama perkuliahan hingga penyelesaian skripsi.

9. Pihak Kompas TV yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan

penelitian dan membantu banyak hal dalam pengumpulan data sehingga

skripsi ini dapat terselesaikan.

10. Kedua orang tua penulis, Waluyo dan Domianna Saragih, untuk kasih,

doa, semangat, serta dukungan yang tidak ternilai kepada penulis. Semoga

kelulusan ini bisa tetap menjadi suatu kebanggaan bagi kedua orang tua

penulis, walaupun waktunya mungkin jauh dari yang diharapkan.

11. Kedua adik penulis, Mariana Christine Tamara dan Banyu Giri Manuel

Hamonangan, yang telah memberikan bantuan dan dukungan untuk

penulis.

viii
12. Teman-teman Ilmu Komunikasi dan Jurnalistik 2010, Ami, Ida, Dede,

Torang, Aji, Ari, Didon, Rendy, Fajar, Galuh, Didit, Fadli, Tompel, dan

Oki. Terima kasih untuk pertemanan dan pengalamannya, untuk cerita

juga dukungan semangat yang diberikan. Dan ucapan spesial kepada

sahabat-sahabat penulis, Bia, Age, Fika, Wildi, dan Shella, words cant

describe how much I treasure you. Terima kasih untuk kebersamaan

selama ini.

13. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung penyelesaian skripsi

ini, baik secara materiil dan moril, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-

persatu namanya. Terima kasih banyak.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Akhir kata penulis

ucapkan terima kasih, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

khususnya, civitas akademika Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan masyarakat

pada umumnya.

Tangerang, Juli 2016

Penulis

ix
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN ....................................................................................... iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................................iv
ABSTRAK .................................................................................................................... v
ABSTRACT ..................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR ................................................................................................vii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .......................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1


1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 7
1.3 Identifikasi Masalah ................................................................................................. 7
1.4 Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................................... 8
1.5.1 ManfaatTeoritis ............................................................................................... 8
1.5.2 Manfaat Praktis ................................................................................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 9


2.1 Tinjauan Teoritis ...................................................................................................... 9
2.1.1 Komunikasi ..................................................................................................... 9
2.1.2 Twitter ........................................................................................................... 12
2.1.3 Komunikasi Massa ........................................................................................ 19
2.1.4 Media Konvensional....................................................................................... 21
2.1.5 Berita ............................................................................................................. 23
2.1.6 Twitter dan Ruang Redaksi ........................................................................... 27
2.1.7 Teori Agenda Setting ..................................................................................... 30
2.2 Kerangka Berpikir ................................................................................................... 36
2.3 Penelitian Terdahulu ............................................................................................... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................ 44


3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ........................................................................ 44
3.2 Ruang Lingkup atau Fokus Penelitian ................................................................... 46
3.3 Lokasi Penelitian .................................................................................................... 47
3.4 Instrumen Penelitian ............................................................................................... 47
3.5 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................................... 47
3.6 Sumber Data ........................................................................................................... 50
3.7 Informan Penelitian ................................................................................................ 50
3.7.1 Key Informan .................................................................................................. 51
3.7.2 Informan ......................................................................................................... 51

x
3.8 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ................................................................... 51
3.9 Uji Keabsahan Data ................................................................................................ 53

BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................................. 55


4.1 Deskripsi Kompas TV ............................................................................................ 55
4.1.1 Visi Misi Kompas TV ................................................................................... 55
4.1.2 Program Berita Kompas TV .......................................................................... 56
4.2 Deskripsi Informan ................................................................................................. 58
4.3 Pandangan Kompas TV terhadap Trending Topic di Twitter ................................ 60
4.4 Trending Topic Twitter dalam Menentukan Agenda Pemberitaan di
Kompas TV ............................................................................................................ 76

BAB V PENUTUP ...................................................................................................... 89


5.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 89
5.2 Saran ....................................................................................................................... 89
5.2.1 Saran Teoritis ................................................................................................. 89
5.2.2 Saran Praktis ................................................................................................... 90

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... xiii


LAMPIRAN ................................................................................................................ 91

xi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 40

xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Peran Twitter di News Room ................................................................ 29
Gambar 2.2 Twitter dalam Proses Pemberitaan ....................................................... 29
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................ 37
Gambar 4.1 Contoh Opini Publik di Twitter terkait Pelarangan terhadap
Layanan Transportasi Berbasis Online ................................................. 64
Gambar 4.2 Contoh Tweet Promo, Spam, dan Ocehan di Twitter terkait
Pelarangan terhadap Layanan Transportasi Berbasis Online ................ 65
Gambar 4.3 Trending Topic Twitter 20 Oktober 2015 ............................................ 69
Gambar 4.4 Trending Topic Twitter 17 November 2015 ......................................... 72
Gambar 4.5 Pemberitaan di Kompas TV terkait Kasus 'Papa Minta Saham' ........... 73
Gambar 4.6 Trending Topic Twitter 8 Desember 2015 ........................................... 74
Gambar 4.7 Pemberitaan #MKDBobrok pada Tayangan Kompas Petang 8
Desember 2015 ..................................................................................... 76
Gambar 4.8 Redaksi News Kompas TV ................................................................... 79
Gambar 4.9 Penjabaran Model Arus Berita ............................................................. 81
Gambar 4.10 Alur Pemberitaan di Kompas TV dengan adanya New Media ............. 85

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Pedoman Observasi dan Pedoman Wawancara .................................... 91
Lampiran 2 Transkrip Wawancara ........................................................................... 93
Lampiran 3 Profil Subjek Penelitan ....................................................................... 102

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada 16 Mei 2015, anak perempuan asal Bali berusia 8 tahun, Engeline

(semula disebut Angeline), dilaporkan menghilang dan kemudian ditemukan

tewas terkubur di halaman belakang rumahnya pada 10 Juni 2015. Informasi

tersebut tersebar viral dan berhasil mengundang ribuan komentar di media sosial.

#RIPAngeline memuncaki trending topic Twitter Indonesia, Rabu (10/06/2015),

disertai dengan berbagai ucapan belasungkawa sebagai bentuk duka netizen

(pengguna aktif internet) atas tragedi yang menimpa Engeline. Perbincangan

mengenai kasus tersebut terekam dalam frasa "Kasus Angeline" yang digunakan

oleh sebagian pengguna Twitter. Layanan aplikasi Topsy mencatat, dalam waktu

11 jam sejak sebelum pukul 08.50 WIB terdapat 3.089 kali frasa tersebut

dipergunakan.1 Kasus Engeline mendapat perhatian besar dan menjadi salah satu

pemberitaan penting di media massa. Berbagai media massa seperti surat kabar,

televisi, dan media online menurunkan liputan mengenai kasus Engeline lengkap

dengan perbincangan di Twitter terkait kasus tersebut.

Sebelumnya, pada Agustus 2014, kasus Florence Sihombing juga sempat

ramai dan menjadi sorotan di berbagai media massa nasional. Florence

Sihombing, seorang mahasiswi S-2 terkena "bully" di media sosial karena

1
Kompas Print. Polisi Gelar Pemeriksaan di Rumah Korban Angeline, 11 Juni 2015.
.http://print.kompas.com/baca/regional/nusantara/2015/06/11/Polisi-Gelar-Pemeriksaan-di-
.Rumah-Korban-Angeline diakses pada 12 September 2016 pukul 09:56 WIB

1
2

statusnya yang dianggap menghina warga Yogya. Hasil capture status Florence di

Path kemudian diunggah ke jejaring Twitter dan langsung mengundang protes

keras dari mayoritas pengguna Twitter.2 Akibat sorotan itu, Florence harus diskors

oleh pihak kampus tempatnya menempuh studi S-2 dan dipaksa menjalani sidang

pengadilan pidana karena isi statusnya.

Kehadiran new media (media baru), media sosial yang muncul dalam rupa

seperti Facebook, Twitter, dan Path telah mengubah panorama jurnalisme

Indonesia, terutama yang menyangkut proses pengumpulan berita, proses

pembuatan berita, dan proses penyebaran berita.3 New media mengacu pada

sebuah perubahan dalam proses produksi, distribusi, dan penggunaan media.4

Terry Flew mendefinisikan new media atau digital media sebagai media yang

kontennya berupa gabungan data, teks, suara, dan berbagai jenis gambar, yang

dimuat dalam format digital dan disebarluaskan melalui jaringan berbasis kabel

optic broadband, satelit, dan sistem transmisi gelombang mikro.5 Internet adalah

contoh media yang merepresentasikan new media. Media dan teknologi baru ini

telah memberikan cara baru bagi masyarakat untuk memperoleh informasi dan

gagasan, cara baru untuk berinteraksi dengan teman maupun orang asing, juga

2
Kompas.com. Seorang Mahasiswi S-2 Terkena "Bully" di Media Sosial karena Hina Warga Yogya,
.28 Agustus 2014.
.http://regional.kompas.com/read/2014/08/28/16331051/Seorang.Mahasiswi.S-
.2.Terkena.Bully.di.Media.Sosial.karena.Hina.Warga.Yogya diakses pada 12 September 2016
.pukul 14:11 WIB
3
Kompas.com. Jurnalisme dan Media Sosial, 24 September 2011.
.http://nasional.kompas.com/read/2011/09/24/02165068/Jurnalisme.dan.Media.Sosial diakses
.pada 19 September 2014 pukul 15:17 WIB
4
Martin Lister, et al. New Media: A Critical Introduction. London: Routledge. 2003. Hal. 13
5
Terry Flew. New Media: An Introduction. New York: Oxford University Press. 2005. Hal. 2
3

cara baru untuk mempelajari dunia, identitas kita dan masa depan.6 Jutaan orang

kini berinteraksi melalui apa yang disebut sebagai cyberspace (dunia maya), yaitu

sebuah dunia yang terhubung dengan komputer dan internet.

Kemudian muncul suatu istilah yang disebut dengan social media (media

sosial). Andreas M. Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial

sebagai berikut:

A group of Internet-based applications that build on the ideological and


technological foundations of Web 2.0, and that allow the creation and
exchange of user-generated content where people talk, share information,
participate and network through technologies such as blogs and social
networking sites.
(Sekelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun bedasarkan ideologi
dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan para penggunanya untuk
saling berinteraksi, bertukar informasi, berpartisipasi melalui teknologi dan
jaringan seperti blog dan situs jejaring sosial).7

Indonesia termasuk negara dengan jumlah pengguna internet dan media

sosial terbesar di dunia. Pada Januari 2015 tercatat ada 72 juta akun aktif atau

28% dari total penduduk Indonesia. Sedangkan akun media sosial yang diakses

via mobile mencapai 62 juta akun atau 24% dari total penduduk Indonesia.8

Bila sebelumnya ruang publik kemungkinan tercipta di tempat-tempat

seperti salon dan kedai kopi,9 maka di era digital saat ini kemungkinan tersebut

juga bisa terjadi lewat internet, di media sosial. Media sosial menjadi tempat yang

6
Dibyareswari Utami Putri. 2012. Peran Media Baru dalam Membentuk Gerakan Sosial (Studi
Kasus pada Individu yang Terlibat dalam Indonesia Unite di Twitter). Universitas Indonesia.
7
Boundless. Defining Social Media, Oktober 2012. http://boundless.com/marketing/social-
media-marketing/introduction-to-social-media-digital-marketing/what-is/-social-media diakses
pada 11 September 2014 pukul 06.45 WIB
8
Tech in Asia. The latest numbers on web, mobile, and social media in Indonesia (INFOGRAPHIC),
21 Januari 2015. https://www.techinasia.com/indonesia-web-mobile-data-start-2015/ diakses
pada 21 April 2015 pukul 01.27 WIB
9
Deddy Iskandar Muda. Jurnalisme Liputan 6: Antara Peristiwa dan Ruang Publik. Jakarta:
Pustaka LP3S Indonesia. 2006. Hal. 171
4

strategis untuk berbagi informasi, berdiskusi, bertukar pendapat, bahkan berdebat

mengenai berbagai macam isu. Ini disebabkan kecepatan netizen merespons hal-

hal baru, kebutuhan mereka mengenai informasi, dan kecenderungan mereka

untuk berekspresi dan berkomentar sebebas mungkin. 10

Dewan Pers melakukan survei terhadap 157 jurnalis yang tersebar di 27

provinsi di Indonesia untuk melihat kecenderungan penggunaan media sosial

dalam proses liputan dan produksi berita. Survei dilaksanakan dalam kurun waktu

29 November 2011-3 Februari 2012. Hasilnya adalah Facebook sebagai sumber

berita dipilih oleh 58% responden, sementara Twitter berada di posisi kedua portal

jejaring sosial pilihan jurnalis dengan 46% responden menggunakannya sebagai

sumber berita.11

Chief Editor Beritatagar.id, Wicaksono, membahas soal siklus yang terjadi

dalam penyebaran berita; berita yang diperoleh wartawan dari media sosial

dipublikasikan melalui media tradisional, berita tersebut dibaca, didengar atau

ditonton oleh orang-orang, kemudian dibagikan dan dikomentari melalui media

sosial. Jadi berita yang awalnya bersumber dari media sosial itu kembali lagi ke

media sosial, banyak informasi yang tidak terliput media tradisional di media

10
Shafiq Pontoh, Chief Strategic Officer at Provetic, dalam community meet-up "Kunci Eksistensi:
Konversi Noise Menjadi Voice" di Social Media Week (SMW) 2015.
http://socialmediaweek.org/jakarta/2015/02/24/kunci-eksistensi-konversi-noise-menjadi-
voice/
11
Dewan Pers. 2012. Survei Penggunaan Konten di Media Sosial/Jejaring Sosial untuk Informasi
Peliputan dan Penulisan Berita oleh Jurnalis. http://www.dewanpers.or.id/opini/944-social-
media-for-journalism
5

sosial akhirnya diliput. Begitu juga sebaliknya, banyak berita dari media

tradisional yang kemudian menjadi perbincangan di media sosial.12

Twitter adalah salah satu media sosial yang masuk ke dalam kategori

microblogs yang menjadi wadah bagi publik untuk beropini atau beraspirasi.

Disebut microblog karena situs ini memungkinkan penggunanya untuk berbagi

sebagian kecil dari konten digital yang berupa teks, gambar, tautan, dan lain-lain,

seperti dijelaskan di bawah ini:

The practice of posting small pieces of digital contentwhich could be text,


pictures, links, short videos, or other mediaon the internet. Microblogging
offers a portable communication mode that feels organic and spontaneous
to many and has captured the public imagination. Friends use it to keep in
touch, business associates use it to coordinate meeting or share useful
resources, and celebrities and politicians (or their publicists) microblog
about concert dates, lectures, book releases, or tour schedules.13

Konsep yang diusung Twittter pun, yakni menyebarkan informasi atau

pesan (yang dikenal dengan sebutan tweet), secara singkat, padat dan real time,

berbasis teks hingga 140 karakter.

Twitter resmi diluncurkan pada Juli 2006 dan dengan cepat meraih

popularitasnya. Data PeerReach tahun 2013 mencatat bahwa total pengguna

Twitter di dunia yaitu sekitar 904 juta akun, tetapi dengan marjin kesalahan hitung

mencapai 9 juta. Di antara ratusan juta akun tersebut, Indonesia menyumbang

6,5% atau sekitar 58,7 juta akun. Ini berarti Indonesia menempati posisi ketiga

sebagai pengguna Twitter terbanyak di dunia setelah Amerika Serikat (24,3%),

12
Wicaksono, Chief Editor Beritatagar.id, dalam meet-up class "Peran Social Media dalam
Diseminasi Berita" di Social Media Week (SMW) 2015
http://socialmediaweek.org/jakarta/2015/02/24/peran-social-media-dalam-penyebaran-
berita/
13
Educause. 7 Things You Should Know About Microblogging, 7 Juli 2009.
www.educause.edu/library/resources/7-things-you-should-know-about-microblogging diakses
pada 11 September 2014 pukul 20.41 WIB
6

dan Jepang (9,6%). Dari sisi demografi, pengguna Twitter di Indonesia secara

umum rata-rata berusia 21 tahun, dan sekitar 62,9% didominasi pengguna yang

masuk kategori remaja. Fenomena yang sama tampak pada demografi pengguna

Twitter dunia, hanya 20% yang berusia di atas 30 tahun.14

Tak sedikit informasi yang beredar di Twitter menjadi acuan bagi jurnalis

dalam membuat berita. Topik-topik hangat yang muncul di Twitter hampir tak

luput dari perhatian. Selain berita atau informasi seputar olahraga, umumnya yang

sering menjadi sorotan dan ramai diperbincangkan di Twitter adalah isu-isu

nasional; berkaitan dengan kebijakan, hukum dan politik, bencana, musik, hingga

rumor atau isu seputar selebriti.15 Beberapa rangkaian peristiwa yang terjadi

sepanjang tahun 2015 seperti kasus Engeline, #SaveKPK, #SaveGojek,

#MelawanAsap, hingga kasus 'Papa Minta Saham' yang ramai diperbincangkan

menjelang akhir tahun, mewarnai linimasa Twitter dan berhasil menjadi

pemberitaan populer di media massa Indonesia.

Kompas TV merupakan salah satu stasiun televisi swasta yang ada di

Indonesia. Kompas TV aktif menggunakan media sosial seperti Facebook,

Twitter, Instagram, YouTube, dan Google+. Selain itu, penulis juga melihat

bagaimana Kompas TV beberapa kali ikut menyoroti isu-isu yang ramai

diperbincangkan di media sosial dan menjadikannya sebagai agenda pemberitaan.

Penulis kemudian mencoba menyoroti pemberitaan di Kompas TV periode

14
PeerReach. 4 ways how Twitter can keep growing, 7 November 2013.
http://blog.peerreach.com/2013/11/4-ways-how-twitter-can-keep-growing/ diakses pada
22 April 2015 pukul 00.27 WIB
15
Viva. Gurihnya Trending Topics, 10 Oktober 2014.
http://sorot.news.viva.co.id/news/read/546948-gurihnya-trending-topics diakses pada 26 Juli
2016 pukul 13.03 WIB
7

Oktober-Desember 2015, khususnya terkait isu-isu nasional seputar kebijakan,

hukum dan politik. Pengamatan dilakukan selama tiga bulan supaya informasi

yang diperoleh menjadi lebih jelas dan beragam.

Karenanya, penelitian ini membahas media sosial, khususnya Twitter, dalam

menentukan agenda pemberitaan di media konvensional, dengan mengambil studi

kasus terhadap pemberitaan di Kompas TV periode Oktober-Desember 2015.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang

dapat dipaparkan, yakni "Bagaimana Trending Topic Twitter

Menentukan Agenda Pemberitaan di Media Konvensional?"

1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penulis merinci permasalahan

yang akan diteliti:

1. Bagaimana Kompas TV memandang trending topic di Twitter?

2. Bagaimana trending topic Twitter menentukan agenda pemberitaan di

Kompas TV?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penulisan ilmiah ini

adalah:

1. Mengetahui pandangan Kompas TV terhadap trending topic di Twitter.

2. Mengetahui trending topic Twitter dalam menentukan agenda

pemberitaan di Kompas TV.


8

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini secara umum diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran bagi perkembangan ilmu komunikasi, khususnya teknologi

komunikasi baru (new media), melalui media sosial, dalam menentukan

suatu agenda pemberitaan di media konvensional.

1.5.2 Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat digunakan untuk referensi bagi

masyarakat, khususnya para pengguna media sosial, dalam memanfaatkan

media sosial sebagai sarana penyampai pesan yang efektif. Penelitian ini

juga dapat menjadi acuan bagi para praktisi komunikasi, khususnya di

bidang jurnalistik, dalam hal memanfaatkan media sosial sebagai sumber

informasi dan alat verifikasi.

Penelitian ini akhirnya diharapkan pula dapat menjadi pedoman serta

pijakan untuk penelitian sejenis di masa mendatang.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

dari kata Latin communication, dan bersumber dari kata communis yang

berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna.16

Definisi komunikasi telah banyak ditulis oleh para ahli dengan

beraneka ragam fokusnya. Ini disebabkan perbedaan perspektif dalam

melihat komunikasi sebagai fenomena sosial. Harold Lasswell dalam

karyanya, The Structure and Function of Communication in Society, cara

yang baik menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai

berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?

Paradigma Lasswell menunjukkan bahwa komunikasi pada dasarnya

meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan, yaitu

komunikator (source/sender), pesan (message), media (channel/media),

komunikan (receiver/recipient/communicate) dan efek (impact/influence).

Berdasarkan paradigma tersebut komunikasi dapat diartikan sebagai proses

penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media dan

menimbulkan efek tertentu.17

16
Onong Uchjana Effendy. Komunikasi: Ilmu, Teori dan Praktek. Bandung: PT. Rosdakarya. 1999.
Hal. 9
17
Ibid. Hal. 10

9
10

Onong Uchjana Effendy, dalam bukunya, Ilmu, Teori dan Filsafat

Komunikasi, menyebutkan tujuan-tujuan komunikasi sebagai berikut:18

1. Mengubah sikap (to change the attitude)

2. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion)

3. Mengubah perilaku (to change the behavior)

4. Mengubah masyarakat (to change the society)

Secara singkat dapat dinyatakan bahwa tujuan dari komunikasi ialah

mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan, dan tindakan.

2.1.1.1 Media Sosial sebagai Sarana Komunikasi

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa media sosial merupakan

sekelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun atas dasar

ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan

dan pertukaran user-generated content.19 Media sosial memiliki

beberapa karakteristik yang membedakannya dengan media lain,

yaitu:20

1. Konten oleh pengguna (user generated content)

Tidak sekadar menggunakan, para pengguna media sosial adalah

partisipan, penulis, sekaligus pembuat konten. Bahkan

mengomentari blog atau membalas pesan seseorang juga

18
Onong Uchjana Effendy. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bakti.
2005. Hal 55
19
Boundless. Op.cit.
20
http://inklingmedia.net/social-media/elements-of-social-media/ diakses pada 8 April 2015
pukul 12.06 WIB (meet-up class "Peran Social Media dalam Diseminasi Berita" di Social Media
Week (SMW) 2015 oleh Wicaksono (@ndorokakung) dan Dr. Imam Prasodjo, Dosen Tetap FISIP
Universitas Indonesia)
11

menjadikannya sebuah konten. Inilah yang dikenal dengan Web

2.0.

2. Terjadi percakapan (conversation)

Ini bukanlah komunikasi searah. Apa pun yang di-posting

seseorang melalui media sosial berpotensi dimulainya suatu

percakapan. Seperti dalam kehidupan nyata, anda dapat

berkontribusi sedikit atau sebanyak yang anda suka, sehingga

terjadi percakapan.

3. Menjalin hubungan (build and maintain relationships)

Media sosial memungkinkan para penggunanya untuk tetap

terhubung dengan teman-teman yang ada, atau bahkan mencari

teman baru dengan minat yang sama.

4. Cara berkomunikasi (communication)

Komunikasi kini bisa terjalin melalui email, pesan teks, atau

melalui akun Facebook dan Twitter. Pengguna bahkan dapat

berbagi informasi atau melakukan kontak dengan beberapa orang

pada waktu yang sama.

5. Berbagi informasi (information sharing)

Pengguna dapat berbagi informasi menarik dengan ratusan atau

ribuan orang sekaligus.

6. Fokus pada sebuah komunitas (community/consumer focused)

Media sosial adalah tentang membangun komunitas, komunitas

yang menentukan kondisi dan ruang lingkup kontennya.


12

Tidak hanya untuk berinteraksi atau berbagi informasi,

karakteristik tersebut juga menjadikan media sosial sebagai salah satu

wadah yang efektif digunakan publik untuk menyampaikan opini atau

pendapat. Para ahli menyatakan bahwa internet saat ini sudah

berfungsi sebagaimana ruang publik di mana opini seseorang bisa

disebarkan melalui beragam saluran media sosial dan membentuk

opini publik yang kemudian mempengaruhi peliputan media.21 Media

generasi baru ini diindikasikan sebagai revolusi baru media yang

memberi ruang kepada orang awam untuk beraspirasi atau bersuara.

Jika dalam kehidupan sehari-hari publik tidak bisa menyampaikan

pendapat secara langsung dan terbuka karena satu dan lain hal, maka

tidak jika menggunakan media sosial. Kehadiran media sosial bahkan

dinilai mampu menyuarakan suara-suara yang sebelumnya tidak

pernah terdengar.22

2.1.2 Twitter

Menurut situs resminya, https://twitter.com/, Twitter adalah layanan

yang memfasilitasi teman, keluarga, dan rekan kerja untuk berkomunikasi

dan tetap terhubung melalui pertukaran pesan yang cepat dan berkala. Pada

peluncurannya di tahun 2006, Twitter hadir dan memicu penggunanya

dengan pertanyaan What are you doing? Lalu berubah menjadi Whats

happening? pada November 2009. Di tahun 2012 platform Twitter

21
Maybi Prabowo. 2015. Dinamika Agenda-Setting dan Terbentuknya Reversed Agenda-Setting.
Universitas Indonesia.
22
Joseph R. Dominick. The Dynamics of Mass Communication: Media in the Digital Age. New
York: McGraw-Hill. 2009. Hal. 286
13

kemudian digambarkan sebagai jaringan informasi real-time yang

menghubungkan penggunanya kepada peristiwa terbaru, ide, pendapat dan

berita yang dianggap menarik.

Beberapa peneliti menemukan bahwa tujuan orang berkomunikasi

melalui Twitter di antaranya bisa dikategorikan sebagai obrolan sehari-hari,

percakapan, berbagi tautan, dan menyampaikan suatu peristiwa.23 Pengguna

Twitter dapat berbagi dan menyebarkan pesan (tweet) berupa foto, video,

serta tautan hingga 140 karakter.24 Penggunaannya pun terbilang mudah,

hanya diperlukan koneksi internet dan smartphone untuk dapat mengakses

Twitter dan tergabung di dalamnya.

Dalam praktiknya, ada penggunaan beberapa istilah yang dipakai

untuk menanggapi tweet seperti RT (retweet), yang memudahkan setiap

pengguna menyebarluaskan informasi pilihan mereka kepada followers di

luar jangkauan pemilik akun yang melakukan kicauan (tweet) awal.

Kemudian penggunaan '@' (mention) diikuti oleh username (nama identitas

pengguna), dan '#' (hashtag/tagar) diikuti dengan kata. Penggunaan tanda '#'

sekaligus bermaksud untuk mengelompokkan tweet dan menghubungkan

pengguna dengan topik sejenis.

Selain itu, Twitter juga dilengkapi dengan fitur search, di mana

pengguna dapat mengetahui informasi yang beredar pada Twitter terkait

23
Hardanto Subagyo, Direktur Bisnis KOMPAS, dalam community meet-up "Kunci Eksistensi:
Konversi Noise Menjadi Voice" di Social Media Week(SMW) 2015.
http://socialmediaweek.org/jakarta/2015/02/24/kunci-eksistensi-konversi-noise-menjadi-
.voice/
24
Joanna C. Dunlap & Patrick R. Lowenthal. 2009. Tweeting the Night Away: Using Twitter to
Enhance Social Presence.
14

topik-topik tertentu, yakni dengan menyoroti frasa dan kata kunci serta

melakukan pencarian untuk melihat bagaimana pengguna lain menggunakan

frasa dan kata-kata tersebut dalam tweet mereka.25

2.1.2.1 Pengguna Twitter

Twopcharts memprediksi total pengguna Twitter hingga April

2014 berjumlah 974 juta.26 Para pengguna Twitter secara geografis

tersebar di semua benua (dengan Amerika Utara, Eropa, dan Asia

sebagai pengguna Twitter tertinggi di dunia).

Tidak seperti pada kebanyakan situs jejaring sosial lainnya,

hubungan followers (pengikut) dan following (yang diikuti) pada

Twitter sifatnya tidak timbal balik.27 Seorang pengguna dapat

mengikuti pengguna lain, namun pengguna yang diikuti tidak harus

mengikuti kembali. Menjadi pengikut seseorang di Twitter berarti

menerima semua pesan orang yang diikuti.

Umumnya akun-akun yang memiliki followers (pengikut)

terbanyak di Twitter bukanlah perusahaan atau organisasi media,

tetapi individu yang sebagian besar adalah kalangan selebriti. Mereka

berkomunikasi langsung dengan jutaan followers melalui tweet, baik

dikelola oleh mereka sendiri atau melalui publicist, sehingga fungsi

media sebagai perantara yang membatasi selebriti dan penggemar

25
Jackson Thorndyke. 2008. The Role of Agenda Setting in Social Media: A Look at the
Relationship Between Twitter and The Mass Media's Agenda. Elon University.
26
The Wall Street Journal. Report: 44% of Twitter Accounts Have Never Sent a Tweet, 11 April
2014. http://blogs.wsj.com/digits/2014/04/11/new-data-quantifies-dearth-of-tweeters-on-
twitter/ diakses pada 5 November 2014 pukul 09.57 WIB
27
Haewoon Kwak, et al. 2010. What is Twitter, a Social Network or a News Media? International
World Wide Web Conference Committee (IW3C2).
15

semakin berkurang. Selain itu, di samping selebriti terdapat pula

kelompok individu baru seperti blogger, penulis, jurnalis, dan para

ahli yang menempati posisi penting di Twitter, dalam beberapa kasus

menjadi lebih menonjol (setidaknya dalam jumlah followers) dari

public figure pada umumnya, seperti entertainer maupun pejabat. 28

2.1.2.2 Karakteristik Twitter

Twitter sebagai new media memiliki karakteristik

sebagaimana yang dijabarkan Lister:29

1. Digitality

Twitter menggunakan sistem digitalisasi. Berbagai format yang

dikirimkan penggunanya secara sederhana mengalami proses

digitalisasi sehingga menjadi tampilan seperti yang tertera di

halaman Twitter. Teks tersampaikan, foto tersebar di mana pun dan

kapan pun.

2. Interactivity

Twitter memungkinkan pesan atau tweet penggunanya

terhubungkan dengan tweet pengguna lain. Interaktivitas inilah

yang membedakan dengan media konvensional.

3. Dispersality

Adanya bias antara mana yang menjadi produsen informasi dan

mana yang menjadi konsumennya, karena semuanya saling terkait.

28
Shaomei Wu, et al. 2011. Who Says What to Whom on Twitter. International World Wide Web
Conference Committee (IW3C2).
29
Dibyareswari Utami Putri. Op.cit.
16

4. Virtuality

Twitter memberikan pengalaman bagi penggunanya melalui

interaksi dengan pesan-pesan yang disampaikan secara virtual,

yang biasanya disampaikan lewat komputer ataupun telepon

genggam.

2.1.2.3 Konten Twitter

Konten-konten yang terdapat pada Twitter di antaranya:

1. Laman utama (home). Pada halaman utama terlihat kumpulan

kicauan (tweets) dari orang-orang yang diikuti (following). Konten

ini lebih dikenal dengan istilah time-line (TL).

2. Profil (profile). Laman ini menampilkan data diri serta tweets yang

sudah pernah dikirim.

3. Pengikut (follower). Pengikut adalah pengguna lain yang ingin

menjadikan kita sebagai teman. Bila pengguna lain menjadi

pengikut akun seseorang, maka kicauan orang yang ia ikuti tersebut

akan muncul pada time-line.

4. Mengikuti (following). Kebalikan dari follower, following yaitu

mengikuti pengguna lain agar kicauan yang dikirim oleh orang

yang diikuti tersebut muncul pada time-line.

5. Pemberitahuan (notifications). Menampilkan tweets, interaksi atau

aktivitas yang terjadi antara anda dengan pengguna lainnya.

6. Favorit (favorite). Merupakan kumpulan tweet yang telah ditandai

oleh pemilik akun sebagai favorit. Kicauan ditandai sebagai favorit


17

agar tidak hilang dari laman, dan agar dapat dibaca kembali dengan

mudah di lain waktu. Menandai tweet dengan favorit juga

membantu tweet menjadi lebih mudah untuk dilacak.

7. Pesan langsung (direct messages). Fungsi direct messages sama

halnya dengan SMS (short message service) karena pengiriman

pesan langsung antar pengguna tanpa ada pengguna lain yang bisa

melihat pesan tersebut kecuali pengguna yang dikirimi pesan.

Pengiriman direct messages (DM) hanya bisa dilakukan kepada

akun yang mengikuti (follow) akun seseorang. Dengan maksud

bahwa pengirim DM haruslah orang yang dikenal.

8. List. Mengelompokkan following ke dalam satu grup sehingga

memudahkan pengguna untuk melihat secara keseluruhan para

pengguna (users) yang diikuti.

9. Trending topics. Daftar sepuluh topik hangat yang tengah ramai

diperbincangkan oleh banyak pengguna Twitter dalam waktu yang

bersamaan. Daftar trending topics diperbarui setiap beberapa

menit, khususnya ketika terdapat beberapa topik baru yang menjadi

populer. Penggunaan '#' (hashtag/tagar) dinilai memiliki pengaruh

dalam menciptakan trending topics. Selain itu, trending topics (TT)

pada Twitter juga dipengaruhi oleh tweet sumber media berita yang

di-retweet para pengguna Twitter. Maka tidak heran jika topik yang

bertahan lama biasanya adalah breaking news, berita seputar

selebriti, dan event berskala internasional.


18

Trending topics disesuaikan hampir di seluruh kota dan negara di

dunia. Trending topics worldwide misalnya, menampilkan trending

topics dari seluruh kawasan di dunia. Untuk trending topics di

negara tertentu, Indonesia misalnya, trending topics bisa dilihat di

beberapa kawasan seperti Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi,

Bandung, Semarang, Medan, Makassar, dan lain-lain.

Menurut Pear Analytics, kicauan pada Twitter di antaranya

berisikan:30

1. Berita (news), potongan berita dari stasiun berita seperti CNN, Fox, dan

lain-lain.

2. Spam, bila diberikan contoh, spam tweet bisa berisikan see how I got

3.000 followers in one day, yang biasanya diikuti dengan link tertentu

yang menghubungkan dengan iklan atau virus.

3. Promosi diri (self-promotion), tweet perusahaan tentang produk, servis,

atau promo.

4. Celoteh tidak berarti (pointless babble), jenis tweet ini bila dicontohkan

seperti saya makan sandwich sekarang.

5. Percakapan (conversational), merupakan tweet dua arah antar pengguna

Twitter berupa percakapan ringan, atau tweet yang mencoba melibatkan

followers seperti pertanyaan atau polling.

6. Pesan berulang (pass-along value), kicauan yang menggunakan "RT" di

dalamnya.

30
Pear Analytics. Twitter Study August 2009. https://www.pearanalytics.com/wp-
content/uploads/2012/12/Twitter-Study-August-2009.pdf
19

Pada awal 2013, pengguna Twitter mengirimkan lebih dari 340 juta

kicauan per hari, dan Twitter menangani lebih dari 1,6 miliar permintaan

pencarian per hari.31 Hal ini membuat Twitter menduduki peringkat kedua

sebagai situs jejaring sosial paling populer di dunia.32

Pengguna Twitter umumnya akan menjadi lebih aktif ketika ada

peristiwa-peristiwa populer terjadi. Sebagai contoh, rekor penggunaan

Twitter tercatat pada Piala Dunia 2010, ketika penggemar menulis 2.940

kicauan per detik setelah Jepang mencetak gol ke gawang Kamerun pada

tanggal 14 Juni 2010. Rekor ini dipatahkan ketika 3.085 kicauan dikirim per

detiknya oleh pengguna yang merayakan kemenangan LA Lakers di Final

NBA 2010 pada tanggal 17 Juni 2010.33 Saat penyanyi pop Amerika,

Michael Jackson, meninggal dunia pada tanggal 25 Juni 2009, server

Twitter turun dan melemah karena puluhan juta pengguna memperbarui

status mereka untuk menuliskan kata "Michael Jackson" pada tingkat

kicauan sekitar 100.000 tweets per jam.34

2.1.3 Komunikasi Massa

Secara sederhana komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai pesan

yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang

31
Twitter. Twitter turns six, 21 Maret 2012. https://blog.twitter.com/2012/twitter-turns-six
diakses pada 5 November 2014 pukul 10.05 WIB
32
eBizMBA. Top 15 Most Popular Social Networking Sites.
http://www.ebizmba.com/articles/social-networking-websites diakses pada 5 November 2014
pukul 10.20 WIB
33
The New York Times. Sports Fans Break Records on Twitter, 18 Juni 2010.
http://bits.blogs.nytimes.com/2010/06/18/sports-fans-break-records-on-twitter/ diakses pada
5 November 2014 pukul 10.37 WIB
34
BBC. Web slows after Jacksons death, 26 Juni 2009.
http://news.bbc.co.uk/2/hi/technology/8120324.stm diakses pada 5 November 2014 pukul
10.37 WIB
20

(mass communication is messages communicated through a mass medium to

a large number of people).35 Komunikasi massa menyiarkan informasi,

gagasan, dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang

banyak dengan menggunakan media. Sedangkan media massa sendiri

merupakan institusi atau lembaga yang memiliki kegiatan produksi budaya

dan informasi yang dilaksanakan oleh berbagai tipe komunikasi massa

untuk disalurkan kepada khalayak sesuai dengan peraturan dan kebiasaan

yang berlaku.

Komunikasi massa terdiri dari beberapa karakteristik berikut:

1. Komunikasi massa berlangsung satu arah (one way communication)

Adanya jarak ruang dan waktu yang memposisikan komunikator untuk

tidak bisa menerima respon langsung atau tertunda dari komunikan. Oleh

karena itu umumnya komunikator pada komunikasi massa senantiasa

melakukan persiapan guna mencapai proses komunikasi yang efektif.

Artinya sekali pesan itu disampaikan, maka tidak ada proses langsung

untuk memperbaiki pesan yang sudah disampaikannya itu.

2. Komunikator pada media massa lebih melembaga

Seorang komunikator tidak bisa bertindak atas nama diri sendiri. Sebagai

konsekuensi dari sifat komunikator yang melembaga itu, maka

peranannya dalam proses komunikasi ditunjang oleh orang lain.

Kemunculannya dalam media komunikasi tidak sendirian, melainkan

bersama orang lain.

35
Elvinaro Ardianto & Lukita Komala Erdinaya. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media. 2007. Hal. 3
21

3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum

Pesan yang disampaikan pada proses komunikasi massa bersifat umum

(public), pesan itu lahir untuk semua golongan. Apabila pesan itu muncul

untuk satu kepentingan atau golongan saja maka proses penyebaran

pesan dalam kegiatan komunikasi seperti itu tidak bisa dikatakan sebagai

bentuk komunikasi massa.

4. Media yang digunakannya menimbulkan keserempakan

Ciri lain dari komunikasi massa adalah sifatnya yang serentak pada

semua khalayak dalam menerima pesan-pesan yang disebarkan itu.

5. Komunikan pada komunikasi massa bersifat heterogen

Bersifat umum, maka khalayak yang menerima pesan itu pun akan

beragam, sifat pesannya yang disebarkan secara serentak itu, maka

khalayak yang menerima pesan itu jelas pula beraneka ragam

(heterogen).

Dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah komunikasi

melalui media massa (surat kabar, majalah, televisi, radio dan film) dan

memiliki karakteristik tersendiri. Pesan-pesan yang di produksi secara

massal disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan

heterogen.

2.1.4 Media Konvensional

Media konvensional adalah media komunikasi yang masih

menggunakan teknologi analog sebagai alat untuk mengirimkan dan

menerima pesan komunikasi dari komunikator kepada komunikan. Media


22

konvensional ini memiliki kemampuan untuk menyebarluaskan pesan

komunikasi kepada masyarakat luas dalam waktu yang relatif singkat. Oleh

sebab itu, media konvensional juga dikenal sebagai media massa, karena

kemampuannya dalam menyebarkan pesan kepada masyarakat luas (massa).

Selain mampu menyebarkan pesan komunikasi dengan luas, terdapat pula

beberapa karakteristik lain dari media konvensional, di antaranya adalah

pesan komunikasi dikirimkan dengan cepat dan serentak, arus komunikasi

berjalan satu arah, serta minimnya interaksi antara komunikator dan

komunikan.

Media massa dalam konteks jurnalistik pada dasarnya terbatas pada

tiga jenis media, yaitu:36

1. Media cetak, yang terdiri dari surat kabar, tabloid, majalah, buletin atau

jurnal dan sebagainya.

2. Media elektronik, yang terdiri dari radio dan televisi.

3. Media online, yaitu media internet seperti website, blog, dan lain

sebagainya.

2.1.4.1 Fungsi Media Massa

Pada dasarnya, media massa memiliki empat fungsi, yakni

fungsi edukasi, informasi, hiburan, dan pengaruh. Berikut merupakan

penjelasan masing-masing dari fungsi tersebut:37

1. Fungsi edukasi, yaitu media massa berfungsi sebagai agen atau

media yang memberikan pendidikan kepada masyarakat, sehingga

36
Syarifudin Yunus. Jurnalistik Terapan. Bogor: Ghalia Indonesia. 2010. Hal. 27
37
Djafar H. Assegaff. Jurnalistik Masa Kini. Jakarta: Ghalia Indonesia. 1991. Hal. 50
23

keberadaan media massa tersebut menjadi bermanfaat karena

berperan sebagai pendidik masyarakat. Oleh karena itu, lewat

setiap program acara yang ada, media massa diharapkan

memberikan pendidikan kepada masyarakat.

2. Fungsi informasi, yaitu media massa berperan sebagai pemberi atau

penyebar berita kepada masyarakat atau komunikatornya, media

elektronik misalnya memberikan informasi lewat acara berita, atau

informasi lain yang dikemas lewat acara ringan sehingga media

massa berperan bagi menambah wawasan ilmu pengetahuan.

3. Fungsi hiburan, yaitu media massa berperan menyajikan hiburan

kepada komunikatornya atau dalam hal ini masyarakat luas.

Hiburan tersebut misalnya acara musik, komedi, dan lain

sebagainya.

4. Fungsi pengaruh, yaitu bahwa media massa berfungsi memberikan

pengaruh kepada masyarakat luas lewat acara atau berita yang

disajikannya, sehingga dengan adanya media massa diharapkan

masyarakat dapat terpengaruh oleh berita yang disajikan. Misalnya,

ajakan pemerintah untuk mengikuti pemilihan umum (pemilu),

maka diharapkan masyarakat akan terpengaruh dan semakin

berpartisipasi bagi kegiatan pemilu.

2.1.5 Berita

Berbicara tentang media massa tentunya tidak lepas dari pemberitaan.

Memiliki kata dasar 'berita', berasal dari bahasa Sansekerta vrit yang berarti
24

ada atau terjadi. Ada juga yang menyebut dengan vritta, artinya kejadian

atau yang telah terjadi. Vritta dalam bahasa Indonesia kemudian menjadi

berita atau warta.38

Dalam buku Heres The News yang dihimpun oleh Paul De

Maeseneer, berita didefinisikan sebagai informasi baru tentang kejadian

yang baru, penting, dan bermakna (significant), yang berpengaruh pada para

pendengarnya serta relevan dan layak dinikmati oleh mereka.39 Sedangkan

menurut Mitchel V. Charnley, berita adalah laporan tercepat dari suatu

peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian

pembaca serta menyangkut kepentingan mereka.40

Definisi berita lainnya datang dari James A. Wollert, menurutnya

berita merupakan apa saja yang ingin dan perlu diketahui oleh orang atau

lebih luas lagi oleh masyarakat. Dengan melaporkan berita, media massa

memberikan informasi kepada masyarakat mengenai apa saja yang mereka

butuhkan.41

Namun, dalam jurnalistik informasi belum dapat disebut sebagai

berita. Sebuah berita lazimnya mengandung unsur 5W+1H (what, who,

when, where, why, dan how). Dengan kata lain, secara sederhana, berita

sudah pasti mengandung unsur 5W+1H dan di dalamnya terkandung

informasi penting.

38
Totok Djuroto. Manajemen Penerbitan Pers. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2003. Hal. 1
39
Helena Olii. Berita dan Informasi: Jurnalistik Radio. Jakarta: Indeks. 2007. Hal. 27
40
Asep Syamsul Romli. Jurnalistik Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2009. Hal. 5
41
Haris Sumadiria. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature. Bandung: Simbiosa
Rekatama Media. 2006. Hal. 64
25

2.1.5.1 Karakteristik Berita

Sedikitnya ada tujuh kriteria yang mengidentifikasikan berita:

1. Audience

Tidak ada pendengar atau pembaca yang benar-benar sama. Sebuah

berita mungkin lebih berarti bagi seseorang daripada yang lainnya.

Oleh karena itu, penting bagi penulis untuk memikirkan siapa yang

akan membaca atau mendengar apa yang kita tulis. Seyogianya,

penulis mempertimbangkan aspek kultural, sosial dan ekonomi

sebuah masyarakat pembaca.

2. Impact

Akibat yang bermanfaat dari suatu berita. Seberapa banyak orang

yang terpengaruh berita dan seberapa serius mereka terpengaruh

akan menentukan pentingnya berita.

3. Proximity

Biasanya suatu kejadian bisa menjadi berita lebih besar jika terjadi

di seputar anda daripada peristiwa yang jaraknya lebih dari 1000

km dari anda sendiri.

4. Timeliness

Berita hari ini akan basi pada esok hari. Namun, karena cepatnya

pelaporan berita maka surat kabar dan majalah lebih

mengonsentrasikan mengenai berita bagaimana dan mengapa

sesuatu terjadi dan kurang memberi tempat kepada apa yang telah

terjadi.
26

5. Prominence

Keterlibatan 'orang terkenal' dalam suatu peristiwa.

6. Unusualness

Hal tidak biasa membuat sesuatu menjadi berita. Ada ungkapan

"anjing menggigit manusia bukan berita tetapi manusia menggigit

anjing, itulah berita."

7. Conflict

Konflik membuat berita menjadi menarik dan keingintahuan orang

akan akhir cerita mendorong orang membaca atau mendengar

berita.

2.1.5.2 Sumber Berita

Berdasarkan materi isinya, sumber berita diklasifikasikan ke

dalam tiga kelompok, yaitu:42

1. Paper Trail

Sumber berita yang tertulis atau tercetak. Bentuknya berupa press

release, makalah dan dokumen. Khusus untuk teknik penggalian

dokumen, seorang wartawan mesti paham benar apakah dokumen

yang diperolehnya dapat dipublikasikan atau tidak.

2. People Trail

Orang sebagai narasumber merupakan satu di antara mata rantai

kegiatan jurnalisme yang penting. Tanpa narasumber tidak

42
Ibid. Hal. 98
27

mungkin kegiatan jurnalisme berjalan. Terutama untuk keperluan

konfirmasi data demi akurasi dan kelengkapan berita.

3. Electronic Trail

Sumber dari perangkat elektronik seperti internet tengah marak

menjadi penting dewasa ini. Dalam menggali sumber di internet

diperlukan kehati-hatian karena ketidakjelasan eksistensi

narasumber. Wartawan harus melakukan pengecekan kembali

mengingat internet telah menjadi ruang publik yang terbuka bagi

siapa saja untuk memberikan informasi.

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa proses

pencarian berita dapat dilakukan dengan cara turun ke lapangan

langsung dan melakukan wawancara kepada narasumber. Pencarian

informasi harus dilakukan secara detail, bisa juga dengan

memanfaatkan media seperti internet. Data dan fakta yang

diperoleh kemudian diolah menjadi berita yang lengkap dan akurat

sebelum akhirnya dipublikasikan ke khalayak.

2.1.6 Twitter dan Ruang Redaksi

Sebelumnya telah dipaparkan bahwa Twitter merupakan salah satu

bentuk media sosial yang sengaja dirancang khusus oleh setiap

penggunanya untuk dapat berbagi dengan lebih mudah.43 Twitter

memungkinkan penggunanya untuk dapat saling berbagi informasi serta

konten, seperti foto atau video secara bersamaan kapan pun dan di mana

43
Sweeney S. & Craig. 2011. Social Media for Business: 101 Ways to Grow Your Business without
Wasting Your Time. Canada: Maximum Press.
28

pun. Twitter ini juga kemudian dimanfaatkan oleh banyak pihak untuk

dijadikan sebagai media penyebarluasan informasi, sarana protes, kampanye

politik, dan sebagainya.

Keberadaan Twitter sendiri dinilai telah memberikan bantuan yang

positif bagi ruang redaksi. Penelitian yang dilakukan dosen jurnalistik dan

media massa Universitas Bakrie, Aryo Subarkah Eddyono, 44 menunjukkan

bahwa keberadaan Twitter merupakan awal atau pintu masuk untuk

mendalami isu yang berbuntut pada produksi berita. Ketika terjadi suatu

peristiwa, pihak-pihak yang terlibat dan tertarik akan mengirim tweet untuk

dibaca oleh orang lain. Para praktisi media konvensional memonitor

perbincangan yang terjadi di Twitter dan memprediksi bahwa ini akan

menjadi berita yang besar. Kemudian mereka akan melakukan investigasi

mendalam, mencari informasi lengkap serta analisis dari orang yang

dianggap punya otoritas, sebelum akhirnya disebarluaskan kepada khalayak

melalui tayangan berita.

Di sisi lain disebutkan bahwa keberadaan Twitter juga dinilai sangat

membantu dalam menganalisa topik apa saja yang menarik diberitakan

untuk mendongkrak jumlah peminat (pembaca, pendengar, atau penonton).

Jika suatu isu masih menjadi perbincangan yang hangat di Twitter, berarti

peluang untuk mendapatkan peminat juga besar. Ini akan terjadi jika redaksi

ikut membahas isu hangat yang tengah terjadi. Tak hanya itu, Twitter juga

digunakan sebagai pengingat bahwa media yang bersangkutan telah meng-

44
Aryo Subarkah Eddyono. 2013. Twitter: Kawan, Sekaligus Lawan bagi Redaksi Berita. Journal
Communication Spectrum, Vol. 3 No. 1.
29

update berita atau sebagai sarana interaksi antara media dengan

pengikutnya.

Media
Sumber
Informasi
Awal

Analisis TWITTER
Trending Media Update Berita
Topics (sosialisasi-interaksi)

Gambar 2.1

Peran Twitter di News Room


(Sumber: Eddyono, 2012)

Secara lebih rinci, keberadaan Twitter di ruang redaksi dapat

digambarkan sebagai berikut:

SUMBER INFORMASI PROSES PELIPUTAN


ATAU BERITA (GATHERING)
Twitter berperan sebagai Twitter akan terus dipantau
penyampai informasi awal, untuk mengamati dinamika isu
sekaligus memantau tren
isu

TAYANG ATAU
TERBIT EDITING
Twitter berperan Oleh pejabat redaksi
sebagai media sosialisasi berwenang, Twitter dipantau
sekaligus melihat respon untuk mengamati dinamika
pembaca dan mengukur isu, sebelum berita siap naik
tren atau tayang

Gambar 2.2

Twitter dalam Proses Pemberitaan


(Sumber: Eddyono, 2012)
30

Gambar 2.2 menunjukkan bahwa Twitter selalu ada di berbagai proses

pemberitaan, mulai dari pencarian informasi hingga penayangan. Sebagai

media yang mampu menyampaikan informasi awal, Twitter kerap diakses

oleh jurnalis baik yang berada di luar redaksi maupun yang berada di dalam

ruang redaksi. Tak berhenti sampai di situ, dalam proses peliputan

(konfirmasi, pengecekan kembali, dan sebagainya), Twitter masih terus

diakses. Bahkan setelah tulisan dari jurnalis di lapangan masuk ke ruang

redaksi untuk diedit atau diverifikasi pejabat redaksi (editor, redaksi, dan

sebagainya), Twitter tetap diakses untuk mengamati dinamika isu.

Akhirnya, pasca tayang atau terbit, Twitter masih terus dipantau untuk

melihat respons pembaca. Di sisi lain, Twitter digunakan sebagai media

sosialisasi bahwa media yang bersangkutan telah meng-update berita baru.45

2.1.7 Teori Agenda Setting

Penelitian ini menggunakan landasan teori merujuk pada Teori

Agenda Setting dengan berfokus pada proposisinya, yakni agenda media,

agenda publik, dan isu.

Teori Agenda Setting dicetuskan oleh Maxwell McCombs dan Donald

Shaw (1972) dengan didasari oleh asumsi bahwa media massa memiliki

kekuatan untuk mempengaruhi agenda media kepada agenda publik. Kita

cenderung menilai sesuatu itu penting sebagaimana media massa

menganggap hal tersebut penting. Jika media massa menganggap suatu isu

45
Ibid.
31

itu penting, maka kita juga akan menganggapnya penting. 46 Teori ini

menawarkan dasar pemikiran di mana penjelasan atau pemaparan saja tidak

cukup, konten media perlu dibuat menonjol sebelum diproses dan diterima

oleh publik. Semakin sering media menyajikan suatu isu atau topik, semakin

menonjol pula isu tersebut, dan semakin besar pula perhatian publik

terhadap isu tersebut. Publik mempelajari isu-isu yang terjadi dan

bagaimana mereka diurutkan berdasarkan yang paling penting.

Landasan perspektif agenda setting yang diletakkan oleh McCombs &

Shaw bertitik tolak dari gagasan peran media massa sebagai pembentuk

opini publik yang dikemukakan Walter Lippman dalam tulisannya "Public

Opinion." Disebutkan bahwa media merupakan mediator antara the world

outside and the pictures in our heads.47 Menurut mereka, ada korelasi yang

kuat dan signifikan antara apa-apa yang diagendakan oleh media massa dan

apa-apa yang menjadi agenda publik.

Penyusunan agenda setting menjelaskan tiga proses. Pertama, berita

diseleksi, diolah, dan disajikan. Ini dikenal dengan proses gatekeeping.

Kedua, menghasilkan agenda media. Ketiga, bagaimana agenda media

mempengaruhi pendapat publik tentang isu yang ditonjolkan.48 Bagian

terpenting dari proses tersebut yaitu bagaimana menyusun dan

menghasilkan agenda atau isu yang paling penting hingga yang kurang

penting di mata publik. Ini yang kemudian disebut dengan agenda setting
46
Em Griffin. A First Look at Communciation Theory. New York: McGraw-Hill. 2005. Hal. 390
47
Apriadi Tamburaka. Agenda Setting Media Massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2012.
Hal. 22
48
Maybi Prabowo. Op.cit.
32

dari termuatnya isu-isu oleh media massa. Hasilnya, publik menerima

petunjuk dari apa yang penting dalam media kemudian publik memasukkan

hal-hal tersebut ke dalam kepentingan mereka pada saat itu.

Agenda Media

Dearing & Rogers (1987) mendefinisikan agenda media sebagai daftar

isu-isu dan peristiwa-peristiwa pada suatu waktu tertentu yang disusun

sesuai dengan urutan kepentingannya. Agenda media terdiri dari pokok

persoalan, aktor, peristiwa, anggapan dan pandangan yang memanfaatkan

waktu dan ruang dalam publikasi yang tersedia untuk disampaikan pada

publik (Merheim, 1986:500).

Agenda media berkaitan dengan dimensi-dimensi berikut:49

1. Visibility (visibilitas), yaitu jumlah dan tingkat menonjolnya berita.

2. Audience salience, yaitu tingkat menonjol bagi khalayak, relevansi isi

berita dengan kebutuhan khalayak.

3. Valence (valensi), yakni menyenangkan atau tidak menyenangkan cara

pemberitaan bagi suatu peristiwa.

Agenda media, menurut McCombs & Shaw, dapat dilihat dari aspek

apa saja yang coba ditonjolkan oleh pemberitaan di suatu media. Bobot

penyajian isu untuk surat kabar, misalnya dapat dilihat pada halaman depan,

tiga kolom di berita halaman dalam, serta editorial, dilihat sebagai bukti

yang cukup kuat bahwa hal tersebut menjadi fokus utama surat kabar

tersebut. Dalam majalah, fokus utama terlihat dari bahasan utama majalah

49
Ibid. Hal. 69
33

tersebut. Sementara dalam berita televisi dapat dilihat dari tayangan spot

berita pertama hingga berita ketiga, dan biasanya disertai dengan sesi tanya

jawab atau dialog setelah sesi pemberitaan. 50

Penentuan atau seleksi yang dilakukan media sehari-harinya juga

didasarkan pada politik pemberitaan masing-masing media yang merupakan

interpretasi subjektif media massa, termasuk para pekerja media yang terikat

dengan situasi organisasi tempat mereka bernaung. Publik menjadi

pertimbangan dalam melakukan proses seleksi. Media melakukan seleksi

terhadap isu atau peristiwa dengan perkiraan bahwa hal tersebut penting

bagi publik.

Agenda Publik

Agenda publik berhubungan dengan isu-isu yang digambarkan dalam

konten atau isi media dan yang kemudian diprioritaskan oleh publik.

Kebanyakan isu bisa masuk dalam agenda publik melalui proses repetisi

pesan, di mana publik mengenalinya kemudian menempatkannya dalam

kepentingannya. Sehingga agenda publik dapat diartikan sebagai daftar dari

isu-isu yang telah disusun publik menurut kepentingannya pada suatu kurun

waktu tertentu.

Dimensi yang berkaitan dengan agenda publik, di antaranya:

keakraban (familiarity), penonjolan pribadi (personal salience), dan

kesenangan (favorablitiy).51 Dalam penelitian mereka mengenai pemilihan

presiden Amerika Serikat tahun 1968, McCombs dan Shaw mengukur

50
Em Griffin. Op.cit. Hal. 392
51
Apriadi Tamburaka. Op.cit. Hal. 69
34

agenda publik berdasarkan isu apa yang didapatkan dari kampanye tersebut.

Hasilnya ditemukan bahwa ternyata terdapat kesamaan antara isu yang

dibicarakan atau dianggap penting oleh publik dengan isu yang ditonjolkan

oleh pemberitaan media massa.

Isu

Isu (issue) adalah kabar yang beredar di masyarakat yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan kebenarannya disebabkan sumbernya yang tidak

jelas (Efendi, 1969). Arief Budiman (2004) dalam Kamus Idiom Inggris-

Indonesia menyebutkan at issue atau in issue adalah yang diperdebatkan

dalam pandangan yang saling berbeda. Sedangkan Onong U. Effendy,

dalam Kamus Komunikasi (1989) menyebutkan issue adalah kabar yang

beredar di masyarakat yang tidak dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya disebabkan sumbernya yang tidak jelas. Dapat disimpulkan

bahwa isu terjadi akibat perdebatan atau perselisihan karena pandangan

yang berbeda dari setiap individu.52

Isu dapat dijabarkan ke dalam lima penafsiran, yaitu:53

1. Concern atau masalah yang menjadi perhatian pribadi publik.

2. Perception of key problem atau persepsi dan penjabaran-penjabaran dari

masalah yang dihadapi masyarakat.

3. Penyebaran tentang kemungkinan yang mesti dipilih oleh publik, setuju

atau tidak setuju terhadap suatu kebijakan.

52
Helena Olii & Novi Erlita. Op.cit. Hal. 110
53
Kharisma Nasionalita. 2013. Hubungan Agenda Media dengan Media Online dengan Agenda
Publik Mahasiswa (Studi Korelasi Agenda Media Online Newspaper kompas.com dengan
Agenda Publik Mahasiswa Pasca Sarjana Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada tentang Isu
Korupsi di Indonesia). Universitas Gadjah Mada.
35

4. Public controversy, suatu masalah yang mengandung pro dan kontra

dalam masyarakat.

5. Alasan atau faktor-faktor yang menjadi penentu jalan keluar dalam suatu

kesenjangan politik.

2.1.7.1 Agenda Setting dalam Konteks Media Sosial

Teori Agenda Setting berkembang pada dekade 60-an, ketika

belum ada internet. Berbeda dengan perkembangan teknologi yang

terjadi saat ini, di mana lanskap media modern dihuni oleh bloggers,

jurnalis warga (citizen journalists), pengguna media sosial, seperti

Facebook dan Twitter, yang setara dengan media massa pada

umumnya. Kini, siapa pun bisa menjadi simpul dalam proses produksi

media. Lalu apakah ini mengubah sifat agenda setting? Menurut teori,

media massa mempengaruhi prioritas atau kepentingan publik dengan

menyalurkan perhatian mereka kepada isu-isu tertentu. Namun,

dengan munculnya Web 2.0 atau media sosial, apakah media massa

konvensional masih relevan mengatur agenda untuk publik atau

apakah peran itu telah bergeser?

Para ilmuwan telah menyelidiki pertanyaan mengenai

pergeseran fungsi agenda setting ini, mengamati pengaruh blog dalam

siklus media atau hilangnya fungsi gatekeeper di media konvensional.

Seperti misalnya bloggers, memiliki platform yang jauh lebih besar

dari beberapa media lokal, keberadaan media cetak yang terus

mengalami kemerosotan. Hal ini menunjukkan bahwa media sosial


36

adalah suatu terobosan, sebuah platform di mana orang awam dapat

ikut menentukan isu-isu penting bagi pembicaraan publik. Media

massa konvensional mulai menerima perubahan yang terjadi; menjadi

lebih fleksibel, beradaptasi terhadap perubahan dalam tataran media,

bahkan memanfaatkan keberadaan media sosial itu sendiri. Menurut

Messner dan Distato (2008), media konvensional rutin mengutip blog

sebagai sumber, dan juga sebaliknya, blog kebanyakan bergantung

pada media konvensional untuk informasi. Jelas bahwa keberadaan

media massa dan media sosial saling mempengaruhi, bahkan

menguntungkan satu sama lain.54

2.2 Kerangka Berpikir

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu mengenai trending

topic Twitter dalam menentukan agenda pemberitaan di media konvensional.

Menyoroti pemberitaan di Kompas TV periode Oktober-Desember 2015 dan

dengan berfokus pada isu, agenda media, serta agenda publik atau khalayak yang

terepresentasikan melalui trending topic Twitter. Teori yang digunakan adalah

Teori Agenda Setting, yang dicetuskan oleh McCombs & Shaw (1972). Teori ini

didasari oleh asumsi bahwa media massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi

agenda media kepada agenda publik. Ada korelasi yang kuat dan signifikan antara

apa-apa yang diagendakan oleh media massa dan apa-apa yang menjadi agenda

publik.

54
Sorin Adam Matei. Does agenda setting theory still apply to social media? 28 Juli 2010.
http://matei.org/ithink/2010/07/28/does-agenda-setting-theory-apply-to-social-media/
diakses pada 8 Mei 2015 pukul 20.23 WIB
37

Penulis mengamati trending topics Twitter periode Oktober-Desember 2015

dan melihat ada atau tidaknya kecenderungan Kompas TV mengangkat isu atau

topik yang berada di jajaran trending topics Twitter ke dalam agenda

pemberitaannya. Menonjolnya suatu isu merupakan konsep penting dalam

penentuan agenda. Isu dalam hal ini bisa jadi isu yang memang berasal dari media

massa atau isu yang berawal di media sosial. Terdapat pula tahapan-tahapan atau

proses redaksional yang dilakukan redaksi Kompas TV sebelum menentukan

agenda pemberitaan dan melakukan penyiaran terhadap publik.

Lebih jelasnya, pembahasan teori dan sistematika penelitian dapat dilihat

pada bagan kerangka berpikir berikut:

Isu yang berasal dari


media massa atau isu
Isu yang berawal di media
sosial

Trending Topic Twitter


(periode Oktober-
Teori Desember 2015) Pandangan publik terhadap
Agenda isu atau topik atau
peristiwa yang ramai
Setting
diperbincangkan di Twitter,
Redaksi berupa kutipan tweet
Proses Kompas TV pengguna Twitter
redaksional (khususnya pejabat publik,
selebriti, dan ahli atau
pengamat)

Agenda
Pemberitaan Headline atau
Kompas TV tayangan spot berita

Gambar 2.3

Kerangka Berpikir
38

2.3 Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu terkait dengan penelitian ini, yaitu: pertama,

penelitian yang disusun oleh Azwar Yusuf, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,

dengan judul "Kebijakan Reda2ksi Liputan 6 SCTV dalam Menentukan Berita

Utama". Penelitian tersebut menggunakan metode dengan pendekatan deskriptif

kualitatif dan bertujuan untuk mendapatkan pemahaman mengenai bagaimana

redaksi Liputan 6 SCTV mengeluarkan suatu kebijakan dalam menentukan berita

utama. Hasilnya, penentuan berita utama dalam redaksi Liputan 6 SCTV harus

melalui tahapan-tahapan khusus dan mempertimbangkan faktor-faktor dan kriteria

tertentu sehingga berita yang ditayangkan layak menjadi sebuah berita utama.

Kriteria-kriteria tersebut di antaranya penting, faktual, human interest, news value,

berita populis, dan dampak berita tersebut.

Penelitian kedua, yaitu jurnal ilmiah dengan judul "Twitter, Kawan

Sekaligus Lawan bagi Ruang Redaksi", yang disusun oleh Aryo Subarkah

Eddyono, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Bakrie. Penelitian kualitatif

tersebut disusun dengan tujuan untuk menganalisis bagaimana redaksi media

massa menyikapi dan memanfaatkan keberadaan Twitter serta melihat bagaimana

peluangnya di masa mendatang. Peneliti menganalisis berdasarkan dua jenis data,

yakni: data primer yang diperoleh dari wawancara petinggi redaksi yang mewakili

empat media arus utama, yakni media yang mewakili media online, televisi,

media cetak, dan radio (kompas.com, tvOne, Tempo, dan Sindo Trijaya FM) dan

data sekunder yang terdiri dari literatur dan dokumen. Hasilnya, Twitter masih

akan menjadi sumber berita baru sekaligus media promosi-interaksi baru dan
39

berpotensi menjadi pesaing bagi media massa. Namun, dengan mengedepankan

kualitas pemberitaan di tengah keriuhan dan kebingungan informasi, khalayak

dimungkinkan akan tetap berlabuh pada media-media yang integritasnya teruji

untuk mendapatkan kebenaran yang sesungguhnya.

Penelitian ketiga, dengan judul "Hubungan Agenda Media Online dengan

Agenda Publik Mahasiswa [Studi Korelasi Agenda Media Online Newspaper

kompas.com dengan Agenda Publik Mahasiswa Pascasarjana Fakultas Hukum

(FH) Universitas Gadjah Mada (UGM) tentang Isu Korupsi di Indonesia]", sebuah

penelitian kuantitatif yang dilakukan oleh Kharisma Nasionalita. Penelitian

tersebut bertujuan untuk mengetahui hubungan antara agenda media online

dengan agenda publik. Hasil studi menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat

antara agenda media online kompas.com dengan agenda publik mahasiswa

pascasarjana (s=0,821). Namun, hubungan tersebut tidak dipengaruhi secara

signifikan oleh ketiga variabel kontrol. Ketiga variabel kontrol merupakan

specifying variable yang menjelaskan hubungan agenda media online newspaper

dengan agenda publik mahasiswa.

Penelitian ini pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan ketiga penelitian

terdahulu, yakni sama-sama berhubungan dengan agenda pemberitaan sebuah

media massa. Hanya saja pada penelitian kedua peneliti memperluas fokus

penelitian pada keberadaan Twitter dan perannya bagi ruang redaksi. Ketiga

penelitian tersebut akhirnya dipilih dan dijadikan sebagai acuan, pembanding,

sekaligus bahan pembelajaran bagi penelitian ini untuk melengkapi penelitian

sebelumnya.
40

Berikut merupakan tabel penelitian terdahulu, yakni beberapa penelitian

yang dianggap memiliki kemiripan kasus dengan apa yang dibahas dalam

penelitian ini:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

ASPEK NAMA PENELITI


PERBANDINGAN
Kharisma Azwar Aryo Yosephina
Nasionalita Yusuf Subarkah Damaris
Eddyono
Judul Penelitian Hubungan Kebijakan Twitter, Agenda
Agenda Redaksi Kawan Publik pada
Media Liputan 6 Sekaligus Twitter dalam
Online SCTV dalam Lawan bagi Menentukan
dengan Menentukan Ruang Agenda
Agenda Berita Utama Redaksi Pemberitaan
Publik di Media
Mahasiswa Konvensio-
[Studi nal (Studi
Korelasi Kasus
Agenda terhadap
Media Pemberitaan
Online di Kompas
Newspaper TV Periode
kompas.com Oktober-
dengan Desember
Agenda 2015)
Publik
Mahasiswa
Pascasarjana
Fakultas
Hukum (FH)
Universitas
Gadjah Mada
(UGM)
tentang Isu
Korupsi di
Indonesia]
41

Tahun Penelitian 2013 2011 2013 2015

Metode Penelitian Penelitian Metode Kualitatif Kualitatif


kuantitatif dengan
(eksplanatif) pendekatan
dengan deskriptif
pendekatan kualitatif
agenda
setting
Hasil Penelitian Hasil studi Penentuan Twitter
menunjukkan berita utama masih akan
bahwa ada dalam redaksi menjadi
hubungan Liputan 6 sumber berita
yang kuat SCTV harus baru
antara melalui sekaligus
agenda tahapan- media
media online tahapan promosi-
newspaper khusus dan interaksi baru
kompas.com mempertim- dan
dan agenda bangkan berpotensi
publik faktor-faktor menjadi
mahasiswa dan kriteria pesaing bagi
pascasarjana tertentu media massa.
(s=0,821). sehingga Namun,
Namun, berita yang dengan
hubungan ditayangkan mengedepan-
tersebut tidak layak menjadi kan kualitas
dipengaruhi sebuah berita pemberitaan
secara utama. di tengah
signifikan Kriteria- keriuhan dan
oleh ketiga kriteria kebingungan
variabel tersebut di informasi,
kontrol. antaranya khalayak
Ketiga penting, dimungkin-
variabel faktual, kan akan
kontrol human tetap
merupakan interest, news berlabuh
specifying value, berita pada media-
variable populis, dan media yang
yang dampak berita integritasnya
menjelaskan tersebut. teruji untuk
hubungan mendapatkan
agenda kebenaran
media online sesungguh-
newspaper nya.
42

dengan
agenda
publik
mahasiswa.
Persamaan Meneliti Memahami Menganalisis Menganalisis
hubungan kebijakan bagaimana bagaimana
antara redaksi dalam redaksi redaksi
agenda menentukan media massa melihat dan
media berita utama. menyikapi menyikapi
dengan dan keberadaan
agenda memanfaat- (agenda
publik. kan publik)
keberadaan Twitter serta
Twitter. perannya
dalam
menentukan
agenda
pemberitaan.
Perbedaan Mengguna- Menggunakan Analisis Mengguna-
kan dua Teori berdasarkan kan Teori
metode, Gatekeeper dua jenis Agenda
yakni analisis dan didukung data, yakni: Setting
isi kuantitatif oleh Model data primer
dan survei. Arus Berita yang
Metode Internal Dua diperoleh
analisis isi Tahap Bass. dari
akan wawancara
diaplikasikan petinggi
pada agenda redaksi yang
media online mewakili
newspaper, empat media
sedangkan massa
untuk agenda (online,
publik cetak, radio,
dilakukan dan TV) dan
dengan data
survei. sekunder
yang terdiri
dari literatur
dan
dokumen.
Kritik Peneliti Pembahasan
kurang terlalu luas,
memberikan sehingga
penggambar- kurang
43

an yang jelas berfokus dan


mengenai kurang
perbedaan spesifik.
antara berita
utama dengan
berita biasa.
http://etd.rep http://reposito http://jurnal.b
Sumber
ository.ugm. ry.fisip- akrie.ac.id/in
ac.id/index.p untirta.ac.id/2 dex.php/Jour
hp?mod=pen 08/1/SKRIPSI nal_Commun
elitian_detail %20KOM%2 ication_spect
&sub=Peneli 0- rum/article/vi
tianDetail&a %20Azwar%2 ew/766/617
ct=view&typ 0Yusuf%20- (diakses
=html&buku %202011.pdf pada 19
_id=63662 (diakses pada September
(diakses pada 10 Oktober 2014 pukul
13 April 2014 pukul 15.41 WIB)
2015 pukul 10.02 WIB)
13.03 WIB)
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Langkah pertama dalam sebuah penelitian yaitu memilih dan menetapkan

paradigma penelitian yang dapat dijadikan panduan selama proses penelitian.

Dengan menetapkan paradigma, seorang penulis dapat memahami fenomena apa

yang akan diteliti, baik berkaitan dengan asumsi bagaimana memandang objek

penelitian dan bagaimana melaksanakan proses penelitian. Dapat dikatakan bahwa

paradigma adalah suatu pedoman atau acuan dalam penelitian.

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma

postpositivisme. Secara epistemologis, hubungan antara pengamat atau peneliti

dengan objek atau realitas yang diteliti tidak dapat dipisahkan. Aliran ini

menyatakan, suatu hal yang tidak mungkin mencapai atau melihat kebenaran

apabila pengamat berdiri di belakang layar tanpa ikut terlibat dengan objek secara

langsung. Oleh karena itu, hubungan antara pengamat dengan objek harus

interaktif, dengan catatan bahwa pengamat harus bersifat senetral mungkin,

sehingga tingkat subjektivitas dapat dikurangi secara minimal.55

Peneliti menggunakan paradigma postpositivisme karena paradigma ini

dianggap mampu memberikan pemahaman yang lebih rinci dan mendalam, tidak

hanya berdasarkan pengindraan, mengenai agenda publik pada Twitter sebagai

55
Agus Salim. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana. 2001. Hal. 40

44
45

salah satu sumber informasi dan acuan dalam menentukan agenda pemberitaan di

media konvensional.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif,

yang menggunakan data penelitian berupa kumpulan kata-kata dan bukan angka

yang dipersepsikan tentang realitas, memfokuskan perhatian pada aspek-aspek

tertentu dari realitas objektif dan membimbing interpretasi seseorang pada struktur

yang mungkin dan berfungsi pada kedua realitas yang tampak maupun tidak

tampak.56 Penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena apa yang

dialami subjek penelitian misalnya, perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara

holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

ilmiah.57

Penelitian yang bertujuan menggambarkan fenomena sosial adalah

penelitian deskriptif, yaitu jenis penelitian yang memperlihatkan sebuah gambaran

tentang detail spesifik dari suatu situasi, setting sosial, dan hubungan. Penelitian

ini menggunakan metode deskriptif, di mana peneliti tidak hanya menggambarkan

dan menjelaskan masalah atau objek yang diteliti sesuai dengan fakta, tetapi juga

didukung oleh pertanyaan-pertanyaan, yakni melalui wawancara dengan pihak-

pihak yang terkait dalam penelitian ini. Penelitian deskriptif bertujuan

memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan

hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi, melainkan membuat

deskripsi yang sistematis, faktual, dan akurat, mengenai fakta dan karakter
56
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2006.
Hal. 4
57
Ibid. Hal. 6
46

populasi, yang datanya kemudian dikumpulkan dan disusun hingga akhirnya

dianalisis sesuai dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut

merupakan beberapa tujuan dari penelitian deskriptif, yakni:58

1. Menghasilkan gambaran yang akurat tentang sebuah kelompok

2. Mengumpulkan informasi yang akurat

3. Menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan

4. Menciptakan seperangkat kategori atau pengklasifikasian

5. Menjelaskan tahapan-tahapan atau seperangkat tatanan

Strategi yang sejalan dengan penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus

merupakan strategi penelitian di mana di dalamnya peneliti menyelidiki secara

cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu.

Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktivitas , dan peneliti mengumpulkan

informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan

data berdasarkan waktu yang telah ditentukan. 59 Studi kasus dipilih agar peneliti

lebih terfokus pada fenomena yang akan diteliti, dalam hal ini yakni pemberitaan

di Kompas TV periode Oktober-Desember 2015.

3.2 Ruang Lingkup atau Fokus Penelitian

Ruang lingkup atau fokus penelitian digunakan sebagai alat untuk

membatasi studi penelitian, sehingga ulasan yang dibahas dalam suatu penelitian

menjadi lebih terarah. Adapun ruang lingkup atau fokus dari penelitian ini adalah

trending topics Twitter periode Oktober-Desember 2015, yakni berupa tweets,

58
Jalaludin Rakhmat. Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2005. Hal.
24
59
John Creswell. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar. 2012. Hal. 20
47

topik-topik atau obrolan yang ramai diperbincangkan di Twitter, khususnya pada

isu-isu nasional seputar kebijakan, hukum dan politik.

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Gedung Kompas TV yang berlokasi di Jl. Palmerah

Selatan No. 1, Jakarta, tepatnya di Kompas TV Building 5 th Floor News

Division, dan beberapa tempat di sekitarnya.

3.4 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian atau alat bantu yang digunakan pada proses

pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu:

1. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara adalah lembar acuan yang telah disiapkan oleh peneliti

sebelumnya, berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan inti dari

perumusan masalah dalam penelitian. Pedoman wawancara digunakan agar

wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian.

2. Alat perekam

Peneliti menggunakan alat perekam sebagai alat bantu pada saat wawancara,

agar dapat lebih berkonsentrasi saat proses pengumpulan data, tanpa perlu

berhenti hanya untuk mencatat setiap jawaban atau informasi dari informan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
48

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan.60

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Pengamatan berperan-serta

Pengamatan berperan-serta menuntut peneliti untuk melakukan penilaian atau

memahami makna yang dianut subjek penelitian terhadap perilakunya sendiri

dan perilaku orang lain terhadap objek-objek dan lingkungannya. Peneliti dapat

berpartisipasi dalam rutinitas subjek penelitian, baik mengamati apa yang

mereka lakukan, mendengarkan apa yang mereka katakan, dan menanyai

orang-orang lainnya di sekitar mereka selama jangka waktu tertentu.61

Dalam penelitian ini, pengamatan diperoleh dengan cara datang serta

menanyakan dan mengamati langsung proses redaksional Kompas TV dalam

menentukan agenda pemberitaan.

2. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang

yang ingin memperoleh informasi dari seorang lainnya dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.62

Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara tak terstruktur atau sering juga disebut wawancara mendalam,

wawancara intensif, wawancara kualitatif, dan wawancara terbuka. Wawancara

mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data atau informasi dengan cara
60
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 2009. Hal. 62
61
Ibid. Hal. 175
62
Ibid. Hal. 180
49

langsung bertatap muka dengan informan agar mendapatkan data yang lebih

lengkap dan mendalam sesuai dengan objek penelitian. Wawancara tak

terstruktur mirip dengan percakapan informal, sifatnya luwes dan terkesan

lebih bebas. Artinya, pertanyaan dapat diajukan secara bebas dan lebih luas

tanpa terikat oleh susunan pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.

Biasanya pertanyaan juga bisa muncul secara spontan sesuai situasi dan kondisi

ketika wawancara.

Wawancara mendalam akan dilakukan kepada beberapa informan yang

terlibat langsung dalam proses redaksional Kompas TV untuk dapat lebih

memahami soal penentuan agenda pemberitaan di media massa.

3. Studi dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang

berupa barang-barang tertulis atau terfilmkan. Misalnya, catatan, transkrip,

buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, artikel, agenda, dan

sebagainya.63 Dokumentasi juga bisa berbentuk foto, video (film), yang

berkaitan dengan masalah penelitian.

Salah satu bentuk dokumentasi dalam penelitian ini yaitu berupa kutipan

tweet serta beberapa potongan gambar dan video tayangan berita Kompas TV

yang diambil dari YouTube. Dokumentasi-dokumentasi tersebut nantinya juga

dapat digunakan oleh peneliti sebagai bukti pendukung dalam penelitian.

63
A. Chaedar Alwasilah. Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya. 2000. Hal. 155
50

3.6 Sumber Data

Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan

tindakan, selebihnya merupakan data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

Data hasil penelitian dapat diperoleh melalui dua sumber data, yaitu: 64

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara dengan

narasumber atau informan yang dianggap berpotensi dalam memberikan

informasi yang relevan di lapangan. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh

melalui wawancara langsung dengan tim multimedia dan redaksi Kompas TV.

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data pendukung data primer yang bisa berasal dari

sumber-sumber tertulis (buku, majalah ilmiah, arsip, dokumen pribadi dan

dokumen resmi) atau sumber-sumber berupa gambar (foto) dan sumber-sumber

data statistik. Data sekunder dalam penelitian ini di antaranya berupa kutipan

tweet serta beberapa kumpulan trending topics berkaitan dengan isu yang

menjadi fokus penelitian, yang diperoleh dari situs Twitter itu sendiri.

3.7 Informan Penelitian

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi

tentang situasi dan kondisi latar penelitian.65 Diperlukan informan yang

mempunyai pemahaman terkait langsung dengan masalah penelitian guna

memperoleh data dan informasi yang lebih akurat. Informasi dalam penelitian ini

diperoleh dari key informan (informan kunci) dan informan yang dianggap

64
Lexy J. Moleong. Op.cit. Hal. 157
65
Ibid. Hal. 132
51

mengerti, memahami atau terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan terkait

dengan fokus penelitian yang dibahas.

3.7.1 Key Informan

Key informan yaitu mereka yang tidak hanya bisa memberikan

keterangan tentang sesuatu kepada peneliti, tetapi juga bisa memberi saran

tentang sumber bukti yang mendukung serta menciptakan sesuatu terhadap

sumber yang berkaitan.66 Kriteria key informan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Mereka yang menggunakan media sosial

2. Mereka yang terlibat dalam proses pembuatan berita

3. Mereka yang bertugas untuk mencari serta mengumpulkan segala macam

berita populer, baik di media online atau media sosial

3.7.2 Informan

Kriteria informan dalam penelitian ini di antaranya sebagai berikut:

1. Mereka yang mengerti tentang pengelolaan atau kebijakan redaksi

2. Mereka yang mengerti dan memahami media sosial

3. Mereka yang aktif menggunakan Twitter

3.8 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data

ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

dan dapat dirumuskan hipotesis kerja. Analisis data bermaksud untuk

menganalisis data dari hasil catatan lapangan atau dari sumber informasi yang

66
Ibid. Hal. 133
52

diperoleh. Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengaturan, mengurutkan,

mengelompokkan, dan mengkategorikannya. 67

Penelitian ini menggunakan analisis data dengan model Miles dan

Huberman (1984), yaitu analisis yang dilakukan melalui prosedur dan tahapan-

tahapan sebagai berikut:68

1. Pengumpulan data

Dalam penelitian kualitatif, proses pengumpulan data dimulai dari memasuki

tempat penelitian. Dalam hal ini, peneliti mendatangi tempat penelitian, yaitu

Divisi News Kompas TV, Jakarta, dengan membawa surat izin penelitian.

Kemudian dilanjutkan dengan menemui orang-orang yang telah ditargetkan

sebagai informan penelitian. Baru setelah itu dilakukan proses pengumpulan

data melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi untuk memperoleh

informasi secara lengkap di lapangan.

2. Reduksi data

Reduksi data merupakan pemilihan data dan pemusatan perhatian kepada data-

data yang benar-benar dibutuhkan sebagai data utama dan juga data yang

sifatnya hanya sebagai pelengkap. Langkah ini melibatkan transkrip

wawancara, data lapangan, dan materi lain terkait dengan penelitian. Data-data

tersebut dituangkan dalam uraian atau laporan yang lengkap dan terinci.

Laporan kemudian direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, dan

difokuskan pada hal-hal yang penting, agar tidak mengaburkan fokus

penelitian.

67
Ibid. Hal. 280
68
Ibid. Hal. 288
53

3. Klasifikasi data

Data yang telah terkumpul kemudian dikelompokkan sesuai dengan tujuan

penelitian. Dalam hal ini, yaitu untuk mengetahui bagaimana trending topic

Twitter menentukan agenda pemberitaan di media konvensional.

4. Penyajian data

Sekumpulan data yang telah disusun dianalisis dengan menggabungkan teori-

teori yang bersangkutan dengan penelitian. Dari sini kemudian terlihat

gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian tertentu dari penelitian, yang

nantinya dapat mempermudah peneliti dalam menarik kesimpulan dan

mengambil tindakan.

5. Penarikan kesimpulan

Tahap ini merupakan hasil akhir dari proses analisis data, di mana peneliti

berusaha menganalisis, mendeskripsikan serta menginterpretasi data yang telah

diperoleh, dan akhirnya memberikan solusi atau alternatif jalan keluar dari

permasalahan yang ada sebagai jawaban dari rumusan masalah yang diangkat

dalam penelitian ini. Penarikan kesimpulan ini juga dilakukan selama

penelitian berlangsung. Sejak awal ke lapangan serta dalam proses

pengumpulan data peneliti berusaha melakukan analisis dan mencari makna

dari apa yang telah diperoleh dan dikumpulkan berdasarkan jenis data baik

primer dan sekunder.

3.9 Uji Keabsahan Data

Setelah data yang didapat terkumpul, maka diperlukan verifikasi data untuk

memperoleh keabsahan penelitian. Pengecekan keabsahan data dilakukan agar


54

memperoleh hasil yang valid, reliabel, dan objektif, sehingga dapat

dipertanggungjawabkan serta dipercaya oleh semua pihak.

Dalam penelitian ini, penilaian keakuratan dan keabsahan atas riset kualitatif

menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk

keperluan pengecekkan atau sebagai pembanding terhadap data itu.69

Teknik triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi

dengan sumber data. Teknik ini dilakukan dengan membandingkan dan mengecek

ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan cara

yang berbeda, yakni dengan: (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan

hasil wawancara, (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum

dengan apa yang dikatakan secara pribadi, (3) membandingkan apa yang

dikatakan informan terhadap realita yang ada, (4) membandingkan perspektif

seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain, (5)

membandingkan hasil wawancara dengan dokumen-dokumen yang berkaitan.

Hasil dari perbandingan yang diharapkan adalah berupa kesamaan atau alasan

terjadinya perbedaan.

69
Ibid. Hal. 23
BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Kompas TV

Proyek KOMPAS GRAMEDIA TV (KGTV) dilaksanakan dengan

mendirikan PT. GRAMEDIA MEDIA NUSANTARA pada tahun 2008 dengan

brand name Kompas TV. Sebagai content provider, Kompas TV tayang perdana

pada tanggal 9 September 2011 di berbagai kota di Indonesia, di antaranya

Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar,

Banjarmasin, dan Makassar. Jumlah kota tersebut terus bertambah dan hingga kini

Kompas TV dapat dinikmati oleh 200 juta penduduk di lebih dari 100 kota di

seluruh Indonesia. Kompas TV dapat disaksikan pula melalui streaming di

www.kompas.tv/live serta melalui berbagai televisi berbayar lainnya. Selain itu,

Kompas TV juga tengah berorientasi pada sistem televisi digital sesuai standar

yang lazim digunakan secara internasional dengan tetap berada pada koridor visi

misi yang dianutnya. 70

4.1.1 Visi Misi Kompas TV

Sesuai dengan motonya secara keseluruhan, "Inspirasi Indonesia",

Kompas TV terus berusaha menyajikan konten tayangan televisi yang

inspiratif dan menghibur melalui program tayangan news, adventure &

knowledge, dan entertainment yang mengedepankan kualitas, serta

70
Kompas TV. Company Profile. http://www.kompas.tv/front/profile/ diakses pada 9 September
2015 pukul 13.13 WIB

55
56

mengarah pada visi misi yang dimiliki, yakni menjadi organisasi yang

paling kreatif di Asia Tenggara yang mencerahkan kehidupan masyarakat

dengan menayangkan program-program dan jasa yang bersifat informatif,

edukatif, dan menghibur; melibatkan pemirsa dengan program-program

yang independen, khas, serta memikat yang disajikan melalui layanan

multiplatform.

4.1.2 Program Berita Kompas TV

Tayangan Kompas TV terbagi menjadi tiga segmentasi, yakni News

and Current Affairs, Entertainment-Kids-Variety Show, dan Science and

Knowledge-Adventure. Program-program berita Kompas TV masuk ke

dalam segmentasi News and Current Affairs, yang di antaranya terdiri dari

program Aiman, Kompasiana TV, Sapa Indonesia, Bundesliga, Liga Italia

Serie A, Kompas Pagi, Kompas Siang, Kompas Petang, Kompas Malam,

Soccer Zone, Kompas Sport, Three In One, Berkas Kompas, dan Satu Meja.

Penulis mencoba melakukan penelitian pada program-program berita

harian Kompas TV, khususnya Kompas Pagi, Sapa Indonesia (Pagi-Siang),

Kompas Siang, Kompas Petang, dan Kompas Malam.

Program Kompas Pagi, Kompas Siang, Kompas Petang, dan Kompas

Malam merupakan program berita harian dengan penyajian asupan berita

yang dikemas tegas dan terarah serta menumbuhkan harapan. Memenuhi

kebutuhan pemirsa akan berita yang tak hanya informatif namun juga

menjunjung etika jurnalistik, yang memberitakan peristiwa dengan beberapa

unsur, di antaranya yang mempengaruhi kehidupan orang banyak


57

(significance), kejadian yang baru terjadi (timeless), kejadian yang dekat

dengan masyarakat (proximity), menyangkut hal-hal yang terkenal

(prominence), kejadian yang menyangkut orang biasa dalam situasi luar

biasa (human interest) dan ragam lainnya dengan menjunjung tinggi

independensi, tidak memihak serta cover both side. Ragam berita baik

masalah politik, ekonomi, agama, budaya, ilmu pengetahuan, olah raga,

teknik, militer, filsafat, tata negara, dan lainnya disajikan dengan tegas dan

insipratif.

Sedangkan Sapa Indonesia merupakan program berita harian yang

disajikan dengan konsep penyampaian berita konvensional dengan

tambahan sentuhan program talk show televisi. Tidak hanya menghadirkan

berita utama yang menghiasi halaman depan surat kabar nasional, Sapa

Indonesia juga mengikuti perkembangan berita peristiwa yang terjadi

langsung dari lokasi. Tidak berhenti di situ, melalui website

www.sapaindonesia.com dan akun media sosial @Sapa_Indonesia, program

ini juga mengajak pemirsa maupun pendengar dan pengguna media sosial

untuk ikut terlibat setiap harinya.

Keseluruhan program tersebut dikerjakan di bawah manajemen news

magazine, yang di dalamnya terdiri mulai dari pemimpin redaksi hingga

periset, tim multimedia, library, dan sebagainya. Semuanya dilakukan di

bagian redaksi dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing, yaitu

menghasilkan produk berita yang baik, tidak hanya sesuai dengan kode etik

jurnalistik yang berlaku, namun juga sesuai dengan ideologi yang dianut
58

redaksi news Kompas TV, yakni tegas, terarah, dan menumbuhkan harapan.

Tegas berarti tidak ada tawar-menawar, segala sesuatunya harus

berdasarkan fakta. Terarah, artinya semua memiliki perencanaan, segala

sesuatunya memiliki garis editorial dan target secara jelas. Menumbuhkan

harapan, yakni pemberitaan itu harus membangkitkan optimisme bukan

pesimisme.71

4.2 Deskripsi Informan

Peneliti melakukan wawancara terhadap seorang key informan dan beberapa

informan lain yang dipilih sesuai dengan kapasitas dan pengetahuan mereka

terkait dengan penelitian ini. Masing-masing key informan dan informan

merupakan bagian dari redaksi Kompas TV, mereka bersentuhan langsung dan

memang terlibat dalam proses pembuatan berita.

Penulis sendiri sebelumnya sempat melakukan job training di Kompas TV.

Penulis sudah cukup mengenal key informan dan informan, sehingga dalam

melakukan wawancara pun penulis tidak mengalami kesulitan dan berhasil

mendapatkan keterangan yang diinginkan.

Informan pertama sekaligus key informan dalam penelitian ini merupakan

Multimedia Kompas TV, Herlan Primasto, yang mulai bekerja di redaksi news

Kompas TV sejak Februari 2013. Tim multimedia sendiri merupakan tim khusus

yang menangani social media content dan news content distribution. Menjadi

bagian dari tim multimedia Kompas TV, Herlan dianggap mampu memahami hal-

71
Wawancara dengan manajer pemberitaan Kompas TV, Alexander Wibisono, pada 27 November
2014 pukul 17.27 WIB
59

hal dan persoalan mengenai media sosial dan kaitannya dengan pemberitaan,

sebagaimana yang dibahas dalam penelitian ini.

Informan kedua merupakan manajer pemberitaan Kompas TV, Alexander

Wibisono Adi Putro atau yang akrab dengan panggilan Alex. Alex mulai bekerja

di Kompas TV sejak Juli 2011, awalnya sebagai Regional News Gathering

Coordinator, hingga sekarang menempati jabatan sebagai News Gathering

Manager. Alex mulai aktif berkarier di dunia jurnalistik sejak tahun 2001. Ia

pernah bekerja di beberapa media cetak dan program berita Liputan 6 SCTV

sebagai reporter dan News Gathering Coordinator, sebelum akhirnya bergabung

dengan Kompas TV di tahun 2011. Menempati posisi sebagai manajer

pemberitaan, Alex berkoordinasi langsung dengan para jurnalis, koordinator

liputan, produser, dan jajaran redaksi lainnya dalam memproduksi berita,

mengolah informasi menjadi agenda pemberitaan.

Informan ketiga adalah Gita Paramitha Zettira, yang bergabung dengan tim

periset Kompas TV sejak Mei 2012. Sebelumnya, di tahun 2008 hingga 2009,

Gita aktif bekerja sebagai reporter Harian Jurnal Bogor, menulis rubrik khusus

mahasiswa. Berlatar belakang sebagai mahasiswa dengan program studi ilmu

jurnalistik, Gita terbilang akrab serta memiliki pengalaman yang cukup di bidang

kewartawanan dan pemberitaan. Tidak hanya bertanggung jawab melakukan

penyelidikan atau pencarian data-data secara lengkap, sebagai seorang periset,

Gita juga dituntut untuk teliti dalam mengolah data, mengonfirmasi keakuratan

berita, sebelum akhirnya diinformasikan kepada khalayak luas.


60

Informan keempat merupakan reporter Kompas TV, Fatimazzahro, atau

yang dikenal dengan nama Fyra. Fyra bergabung dengan Kompas TV sejak tahun

2011 dan menjadi salah satu reporter senior setelah bekerja selama kurang lebih

empat tahun di Kompas TV.

4.3 Pandangan Kompas TV terhadap Trending Topic di Twitter

Trending topics merupakan fitur yang menampilkan daftar topik-topik atau

pemberitaan populer yang tengah ramai diperbincangkan publik di Twitter. Suatu

topik bisa menjadi tren atau populer karena adanya upaya dari pengguna atau

karena adanya peristiwa yang kemudian mendorong publik untuk membicarakan

suatu topik tertentu.72 Semakin banyak pembicaraan mengenai suatu isu atau

peristiwa, semakin penting pula isu itu, dan semakin besar kemungkinan isu

tersebut berada di daftar trending topics Twitter. Trending topics membantu para

pengguna Twitter untuk memahami apa yang sedang terjadi dan apa pendapat

orang tentang itu.

Tren di Twitter mengacu pada tagar atau topik terkait peristiwa yang

seketika populer pada waktu tertentu. Tagar sendiri merupakan kata kunci atau

frasa yang didahului oleh tanda "#" (hashtag) seperti misalnya #MelawanAsap,

#SaveKPK, #SaveGojek dan lain-lain. Trending topic terjadi pada tagar atau topik

terkait isu-isu tertentu yang dibahas dan digunakan paling banyak dalam

percakapan di Twitter.

Digital entrepreneur, online strategist, virtual consulting, sekaligus Chief

Executive Officer (CEO) Jualio.com, Nukman Luthfie, melalui akun Twitter-nya

72
Twitter. Top Twitter Trends of 2009, 15 Desember 2009. https://blog.twitter.com/2009/top-
.twitter-trends-of-2009 diakses pada 6 September 2016 pukul 7:05 WIB
61

(@nukman), pernah membahas soal cara kerja trending topic di Twitter. Menurut

Nukman, algoritma trending topic itu bukan berdasarkan jumlah kuantitas

kicauan, namun lonjakan cepat pada waktu tertentu.73 Ada tren yang mampu

bertahan lama di jajaran trending topics, ada pula yang tidak. Sebuah tren mampu

bertahan lama karena terus-menerus dibicarakan dan muncul orang-orang baru

yang terus membicarakannya. Berbeda dengan tren yang tidak mampu bertahan

lama, mungkin jumlah tweet tren tersebut banyak, tapi tidak banyak orang baru

yang mulai membicarakannya.

Opini Publik di Twitter

Sebelumnya dalam Bab II telah dibahas mengenai beberapa karakteristik

media sosial, Twitter, yang membedakannya dengan media lain dan yang

menjadikannya sebagai salah satu media yang efektif untuk menyampaikan opini

atau pendapat seperti digitality, interactivity, konten oleh pengguna, terjadi

percakapan, menjalin hubungan, dan sebagainya.

Ketika ada isu atau topik populer, akan terlihat banyak orang saling bersahut

di Twitter, terjadi percakapan. Isu atau topik populer ini mampu menarik banyak

perhatian publik, mengundang publik untuk beropini dan yang kemudian

dinyatakan lewat tweet atau kicauan. Namun, tidak semua tweet atau kicauan dari

pengguna Twitter tersebut dapat dikatakan sebagai opini publik. Opini publik

yang dimaksud di sini berupa pendapat atau pandangan yang disampaikan melalui

tweet atau kicauan dari pengguna Twitter pada umumnya, ataupun khususnya dari

73
Hasil observasi terhadap akun Twitter @nukman terkait hashtag #ShameOnYouSBY di Twitter
pada 28 September 2014. http://www.merdeka.com/peristiwa/shameonyousby-hilang-diduga-
.murni-karena-algoritma-twitter.html
62

pejabat publik, selebriti, dan ahli atau pengamat, terkait isu atau topik atau

peristiwa yang tengah terjadi dan ramai diperbincangkan oleh banyak pengguna

Twitter.

Penulis mencoba mengamati opini publik lewat tweet dari para pengguna

Twitter terkait kebijakan Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan, yang sempat

melarang pengoperasian layanan transportasi berbasis aplikasi di Indonesia,

termasuk ojek (Go-Jek/GrabBike), taksi, dan rental mobil

(Uber/GrabTaxi/GrabCar) Desember 2015 lalu. Kebijakan tersebut kemudian

menjadi sorotan dan menuai reaksi publik yang kebanyakan memicu kekecewaan

di kalangan pengguna Twitter di Indonesia. #SaveGojek pun menjadi tagar wajib

menyertai berbagai ungkapan atau ekspresi publik yang dinyatakan lewat kicauan

di Twitter dan berhasil menjadi trending topic peringkat pertama di Indonesia,

Jumat (18/12/15).74

Berdasarkan penjelasan Leonard W. Doob soal karakteristik opini publik

dalam bukunya Public Opinion and Propaganda, kemudian dapat disimpulkan

bahwa tweet atau kicauan dengan (tagar) #SaveGojek juga tergolong sebagai opini

publik. #SaveGojek muncul sebagai bentuk reaksi publik terhadap masalah

pelarangan layanan transportasi berbasis aplikasi di Indonesia. Kicauan tersebut

berisi pendapat atau pandangan publik yang kebanyakan cenderung mengeluh dan

menolak adanya pelarangan terhadap layanan transportasi berbasis aplikasi.

Mayoritas publik bersepakat dan menuntut adanya solusi dari permasalahan

tersebut. Pasalnya, keberadaan layanan transportasi berbasis aplikasi itu dinilai

74
Hasil observasi terhadap kicauan di Twitter terkait pelarangan layanan transportasi berbasis
aplikasi di Indonesia, #SaveGojek, pada 18 Desember 2015.
63

mampu memberikan kemudahan bagi mayarakat dalam memenuhi kebutuhan

mereka akan transportasi. Namun, terdapat pula kontra-opini karena layanan

berbasis aplikasi tersebut dianggap tidak memenuhi ketentuan Undang-Undang

Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta Peraturan

Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan.

Jika ditelusuri lewat fitur pencarian di Twitter, akan terlihat berbagai macam

tweet atau kicauan terkait masalah pelarangan layanan transportasi berbasis

aplikasi tersebut, khususnya tweet yang diwakili dengan (tagar) #SaveGojek.

Banyak di antaranya memang murni merupakan opini publik, namun banyak juga

yang hanya sekadar spam atau celoteh tidak berarti. Tweet yang murni opini

publik mengandung pendapat atau tanggapan tiap-tiap individu terkait isu yang

dimaksud. Pendapat yang dinyatakan tidaklah harus sama, bisa saja berupa usulan,

dukungan maupun penolakan, atau juga merupakan hasil interaksi bahkan

perdebatan antar individu menyangkut persoalan yang sama. Tweet atau kicauan

spam sama sekali tidak ada kaitannya dengan persoalan khusus. Tweet ini

misalnya memang menyertakan (tagar) #SaveGojek, tapi biasanya akan diikuti

dengan tautan tertentu yang juga tidak ada kaitannya dengan isu yang

bersangkutan. Begitu pun dengan tweet yang sekadar celoteh. Tweet ini

merupakan kicauan tidak berarti yang di dalamnya sama sekali tidak mengandung

pendapat atau pernyataan berarti perihal kebijakan pelarangan operasi transportasi

berbasis online.
64

Berikut merupakan gambaran lebih lanjut perihal tweet atau kicauan

pengguna Twitter terkait pelarangan terhadap layanan transportasi berbasis online

yang beberapa di antaranya disertai dengan (tagar) #SaveGojek:

Gambar 4.1

Contoh Opini Publik di Twitter terkait Pelarangan terhadap Layanan


Transportasi Berbasis Online

Tweet dari pemilik akun @bundanese dan publik figur seperti @keenpearce

dan @sarseh, serta tweet dari Presiden Indonesia, Joko Widodo, merupakan tweet

yang mengutarakan pendapat atau pandangan berupa dukungan terhadap

keberadaan layanan transportasi berbasis online seperti Go-Jek, GrabBike, dan

sebagainya. Tweet Presiden Indonesia, Joko Widodo, walaupun tidak disertai

dengan (tagar) #SaveGojek, namun isinya tetap mengandung tanggapan yang

mempertanyakan keputusan mengenai pelarangan tersebut.

Sedangkan tweet dari @wdahlan188, @RSushandayani, @Jhprtw dan

@AbhiAuf adalah contoh tweet yang tidak dapat dikatakan sebagai opini publik.

Masing-masing merupakan tweet ocehan, promo dan spam, sebagaimana dikutip

berikut ini:
65

Gambar 4.2

Contoh Tweet Promo, Spam, dan Ocehan terkait Pelarangan terhadap


Layanan Transportasi Berbasis Online

Perpaduan medium gaya baru, berkumpulnya orang-orang berpengaruh

yang umumnya adalah publik figur, opinion leader, ahli atau pengamat, serta

kolaborasi media konvensional yang bergabung di Twitter, membuat arah sebuah

isu yang dianggap layak atau tidak layak menjadi pemberitaan saat ini juga dapat

ditentukan oleh publik lewat Twitter.

Melihat fakta-fakta berdasarkan fenomena yang terjadi, Kompas TV pun

mulai menyadari pentingnya peran media sosial, khususnya Twitter, di era

keterbukaan informasi saat ini. Berdasarkan hasil observasi, penulis melihat

bagaimana keseriusan Kompas TV mencoba beradaptasi terhadap perubahan yang

ada; memanfaatkan keberadaan new media seoptimal mungkin demi memberikan


66

pembaruan informasi kepada publik. Salah satunya, yaitu melalui keberadaan tim

multimedia yang ditempatkan di tengah-tengah redaksi, khusus untuk menangani

segala sesuatu yang berhubungan dengan new media dan kontennya; memantau

dan terus mengikuti setiap perkembangan yang terjadi di Twitter. Tim multimedia

Kompas TV sendiri terbagi dalam beberapa bidang kerja, di antaranya:

1. Multimedia News Gathering

Pada bidang ini, divisi multimedia bertugas untuk mencari serta

mengumpulkan segala macam berita yang populer di media, umumnya pada

media online dan social media seperti Twitter maupun Facebook. Berita yang

dicari merupakan fakta menarik dan penting bagi sebagian besar khalayak.

Bisa juga informasi yang bentuknya komentar ataupun pandangan (views),

namun komentar tersebut harus tetap memiliki uraian yang bersifat analisis dan

kritis. Bagian ini juga bertugas merekam (recording) program yang sedang

disiarkan secara audio visual melalui aplikasi QuickTime Player dan dengan

mengaktifkan Soundflowerbed untuk pengaturan sound selama proses

recording berlangsung. Proses perekaman ini dikenal dengan istilah screen

recording. Setelah proses perekaman selesai, video hasil tayangan tadi

kemudian diedit dengan membuang durasi-durasi yang sekiranya tidak

diperlukan untuk diunggah lewat new media. Pada tahap terakhir dilakukan

proses encoding (pemberian format video tertentu) pada video-video yang telah

diedit tersebut.
67

2. News Content Distribution by New Media

Di bidang ini, tim multimedia bertugas untuk mengurus data-data pendukung

dari berita online, baik itu Twitter, Facebook, maupun berita yang berasal dari

kompas.com. Tugasnya mencari informasi dan berita singkat (headline) untuk

selanjutnya ditayangkan di Kompas TV sebagai news ticker.

3. New Media Content Production

New Media Content Production merupakan pengembangan dari layanan

teknologi online. Di sini tim multimedia memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang

ada di media soial dan nantinya difungsikan pada proses penyiaran. Contoh

yang sudah dilakukan oleh Kompas TV yaitu "Hangout Indonesia Satu", acara

yang memanfaatkan Google Hangout, salah satu fitur Google+, di mana acara

ini menghadirkan diskusi interaktif yang melibatkan penontonnya berinteraksi

langsung dengan narasumber.

Multimedia Kompas TV, Herlan Primasto, memandang apa yang terjadi di

Twitter sebagai sesuatu yang menarik dan penting untuk diperhatikan. Itu

mengapa menurutnya di beberapa instansi, lembaga atau media, divisi multimedia

ini diperlukan. Herlan memaparkan penjelasannya demikian:

Media massa tidak boleh ketinggalan berita dari media sosial. Beberapa isu
aktual dapat tertangkap oleh media sosial, kadang-kadang mereka lebih
cepat dari media massa seperti televisi, terutama untuk penyebaran foto atau
gambar terkait peristiwa tertentu. Ketika misalnya terjadi peristiwa, karena
satu dan lain hal, katakanlah karena jarak, waktu, dan tempat, tim liputan
belum berhasil mendapatkan data, keterangan atau bukti seperti
dokumentasi dan gambar, biasanya di Twitter ini sudah ada. Jadi tim
multimedia biasanya mengambil dari Twitter, dari orang-orang yang
melempar gambar atau video amatir di Twitter.
68

Herlan melanjutkan bahwa dalam hal ini Twitter dapat dijadikan sebagai

sumber informasi karena menurutnya media sosial mampu mendukung konten

berita yang ada. Pernyataan Herlan tersebut dibenarkan oleh salah seorang

reporter Kompas TV, Fattimazzahro, yang ikut menimpali pernyataan key

informan berikut:

Ketika media massa diramaikan oleh berita politik dan lain-lain, coba
tengok media sosial, mungkin ada berita ringan, sederhana, namun menarik
banyak perhatian publik, dan berita itu terlewatkan oleh media massa. Dari
sini mengapa akhirnya media sosial, Twitter, itu sendiri dapat dikatakan
sebagai salah satu sumber informasi bagi pemberitaan.

Penjelasan lebih lanjut perihal pandangan Kompas TV terhadap trending

topic di Twitter dapat digambarkan lewat beberapa contoh isu atau peristiwa

berikut:

1. Satu Tahun Pemerintahan Jokowi-JK

Peringatan satu tahun masa pemerintahan Jokowi-JK, 20 Oktober 2015 lalu,

disambut dengan sejumlah respons yang berbeda-beda. Di media sosial,

khususnya Twitter, dua buah tagar atau frasa dengan kecenderungan negatif

dan netral mengisi daftar trending topic Twitter di Indonesia. Keduanya adalah

#365HariJokowiJKGagal dan Jokowi-JK yang masing-masing sempat

menempati urutan ke-4 dan ke-6 trending topic di Indonesia, Selasa

(20/10/2015) pagi. Publik melalui Twitter ramai mengomentari satu tahun

pemerintahan Jokowi-JK baik melalui kicauan maupun gambar 'meme'. Ada

yang berpendapat positif, netral, maupun negatif; tak sedikit juga dari mereka

yang melempar kritikan. Layanan aplikasi Topsy pada pukul 07.07 mencatat,

tagar #365HariJokowiJKGagal dipergunakan sebanyak 3.626 kali selama tujuh


69

jam terakhir. Adapun frasa "Jokowi-JK" pada pukul 07.08 tercatat telah dipakai

sejumlah 3.307 kali selama tujuh jam terakhir. 75

Gambar 4.3

Trending Topics Twitter


20 Oktober 2015
(Sumber: twitter.com)

Memperingati satu tahun pemerintahan Jokowi-JK, pada 20 Oktober

2015 lalu, selama satu hari penuh Kompas TV menayangkan segmen khusus,

menyajikan ulasan pemberitaan dengan tema spesial: "1 Tahun Memimpin."

Melalui program khusus tersebut Kompas TV mencoba membahas apa-apa

saja yang terjadi selama satu tahun pemerintahan Jokowi-JK; memotret kinerja

kabinet pemerintahan sektor, mulai dari sektor yang paling mendapat apresiasi

sampai sektor yang mendapat apresiasi buruk. Memanfaatkan (tagar)

#1TahunMemimpin melalui media sosial Twitter, Kompas TV juga mencoba

berinteraksi dengan publik dan mengajak publik untuk ikut berkomentar,

75
Harian Kompas. Petarungan Dua Suara pada Satu Tahun Pemerintahan, 20 Oktober 2015.
http://print.kompas.com/baca/2015/10/20/Pertarungan-Dua-Suara-pada-Satu-Tahun-
Pemerintahan diakses pada 25 Juli 2016 pukul 08.06 WIB
70

menyatakan pendapat atau tanggapan mereka terkait peringatan satu tahun

pemerintahan Jokowi-JK. Berbagai tanggapan dan komentar bernada positif,

netral, maupun kritikan yang di-tweet menggunakan (tagar)

#1TahunMemimpin sengaja ditampilkan untuk melihat sejauh mana kepuasan

atau ketidakpuasan publik di Twitter terhadap satu tahun kinerja Jokowi-JK.

Reporter Kompas TV, Fyra Fatima, menjelaskan bahwa dalam

pemberitaannya Kompas TV selalu mencoba menyuguhkan berita yang netral

dan berimbang (cover both side). Dalam hal ini, misalnya Kompas TV

memilih menggunakan (tagar) #1TahunMemimpin mewakili momen satu

tahun pemerintahan Jokowi-JK, bukan sebaliknya, mengacu pada

#365HariJokowiJKGagal, isu bernada negatif yang menjadi trending topic di

media sosial. Isu satu tahun pemerintahan Jokowi-JK tetap dimunculkan, hanya

saja pemberitaannya disajikan secara berimbang dan tidak berusaha

menggiring opini pada masyarakat, sesuai dengan ideologi yang dianut redaksi

Kompas TV, yakni tegas, terarah, dan menumbuhkan harapan.

2. #PapaMintaSaham

Setya Novanto menjadi sorotan setelah dirinya dilaporkan oleh Menteri Energi

dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, ke Mahkamah

Kehormatan Dewan (MKD), atas dugaan pencatutan nama Presiden dan Wakil

Presiden terkait renegosiasi kontrak karya PT Freeport Indonesia.

Perkara ini muncul karena adanya rekaman pembicaraan antara Setya

Novanto saat itu masih menjabat sebagai Ketua DPR, pengusaha minyak

Riza Chalid, dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Maroef


71

Sjamsoeddin. Setya Novanto diduga telah meminta sejumlah saham kepada PT

Freeport Indonesia dengan mengatasnamakan Presiden dan Wakil Presiden.

Di tengah proses verifikasi yang dilakukan MKD, sempat muncul upaya

untuk menggagalkan kelanjutan kasus tersebut. Sejumlah anggota MKD

menentang kasus tersebut dibawa ke persidangan. Mereka menilai Sudirman

Said tak punya legal standing untuk melaporkan kasus itu ke MKD. Mereka

juga mempersoalkan rekaman pembicaraan berdurasi 11 menit 38 detik

dianggap ilegal. Namun, atas desakan masyarakat, MKD akhirnya melakukan

voting terbuka untuk menentukan kelanjutan kasus tersebut dan menyetujui

untuk membawa persoalan itu ke persidangan. Drama kasus minta saham di

MKD itu pun berakhir dengan pengunduran diri secara resmi oleh Setya

Novanto dari jabatannya sebagai Ketua DPR RI periode 2014-2019, Rabu

(16/12/15) malam.76

Di media sosial kasus ini ramai diperbincangkan sebagai kasus 'Papa

Minta Saham', plesetan dari kasus penipuan 'Mama Minta Pulsa' melalui pesan

singkat telepon seluler. Akun media sosial DennyJAs World dan Lingkaran

Survei Indonesia (LSI) bahkan memilih kasus 'Papa Minta Saham' sebagai

topik paling hot sepanjang tahun 2015. Antusiasme masyarakat untuk

mendiskusikan topik tersebut dapat dilihat dari banyaknya perbincangan baik

di media massa maupun di media sosial. Topik-topik tersebut segera berubah

menjadi ratusan judul berita, puluhan artikel, dan jutaan rekaman percakapan di

media sosial, menjadi viral atau trending topic. Dari sisi publikasi, kasus ini

76
http://news.detik.com/berita/3107222/panasnya-kasus-papa-minta-saham-mundurnya-
novanto-dari-kursi-ketua-dpr diakses pada 2 Februari 2016 pukul 8:18 WIB
72

menjadi headline berkali-kali; di dunia social media, kasus ini beberapa kali

menjadi trending topics dan menimbulkan perdebatan emosional di antara

netizen. 77

Gambar 4.4

Trending Topics Twitter


17 November 2015
(Sumber: trendinalia.com)

Kasus ini sebenarnya sudah ada dan berkembang di media massa, namun

kemudian di-blow up di media sosial dengan istilah kasus 'Papa Minta Saham'.

Dalam pemberitaan terkait, Kompas TV kemudian juga ikut menyertakan

sebutan kasus 'Papa Minta Saham' di beberapa judul pemberitaannya.

Penggunaan kata 'Papa Minta Saham' menurut periset Kompas TV, Gita

Paramitha, dianggap menarik oleh redaksi Kompas TV. Istilah kasus 'Papa

Minta Saham' yang viral di media sosial menandakan bagaimana kasus ini

berhasil menyita atensi publik. Pemberitaan politik yang cenderung rumit dan

77
Republika Online. Survei: Kasus 'Papa Minta Saham' Jadi Topik Terpanas 2015, 22 Desember
2015. http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/15/12/22/nzqtqe330-survei-
.kasus-papa-minta-saham-jadi-topik-terpanas-2015 diakses pada 2 Februari 2016 pukul 08.20
WIB
73

membosankan menjadi lebih menarik, dapat dipahami, serta diikuti oleh

banyak kalangan.

Selain itu, yang paling penting adalah bagaimana Kompas TV tetap

mengutamakan konten atau isi pemberitaannya. Pemberitaan mengenai kasus

"Papa Minta Saham" dijabarkan serinci mungkin, sesuai dengan fakta-fakta

yang ada, namun tetap menarik, sehingga publik bisa memahami isi berita

dengan jelas.

Gambar 4.5

Pemberitaan di Kompas TV terkait Kasus 'Papa Minta Saham'


(Sumber: https://www.youtube.com/user/KompasTVInspirasi)

3. #MKDBobrok

Kasus 'Papa Minta Saham' berlanjut dengan pelaksanaan sidang dugaan

pelanggaran etik Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Setya Novanto,


74

yang dilakukan secara tertutup, Senin (7/12/2015) pagi. Sidang tertutup

langsung menjadi sorotan dan mendadak ramai diperbincangkan di media

sosial. #MKDBobrok berhasil menduduki puncak teratas trending topic

Indonesia, Senin (7/12/2015), sebagai bentuk kekecewaan netizen terhadap

sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) yang berlangsung tertutup dan

dinilai tidak transparan.

Akun Twitter @kangdede78 milik Dede Budhyarto memulai tagar

#MKDBobrok dengan menulis, Sudirman Said & MS saja berani sidang

terbuka, kenapa Ketua DPR-nya penakut #MKDBobrok #MKDBobrok

#MKDBobrok. Hingga Selasa (8/12/2015) tagar ini telah disinggung sekitar

90.000 kali di Twitter.78

Gambar 4.6

Trending Topics Twitter


8 Desember 2015
(Sumber: trendinalia.com, twitter.com)

78
BBC Indonesia. Sidang Setya Novanto berlangsung tertutup, #MKDBobrok jadi topik populer
dunia, 8 Desember 2015.
http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2015/12/151207_trensosial_mkd_setyanovanto
diakses pada 25 Juli 2016 pukul 14.49 WIB
75

Periset Kompas TV, Gita Paramitha, memberikan pandangannya

mengenai aksi masif publik di media sosial terkait sidang MKD, yang dapat

dikutip sebagai berikut:

Semenjak media sosial dijadikan sebagai media untuk aksi massa secara
virtual, secara tidak langsung, itu menjadi bagian dari sumber informasi.
Saat ini orang tidak selalu berdemo untuk dapat menyatakan pendapatnya
secara langsung. Melalui media sosial, beberapa macam aksi atau
gerakan justru menjadi lebih efektif, salah satunya kontra sidang MKD
yang mendapat banyak penolakan dari publik di media sosial.

Tidak hanya mengagendakan pemberitaan seputar sidang MKD yang

berlangsung Senin (7/12/2015) pagi, Kompas TV juga mengamati masifnya

reaksi publik di media sosial Twitter lewat pemberitaan dengan judul "Netizen

Kecewa Sidang MKD" pada tayangan Kompas Malam, 8 Desember 2015. Isi

pemberitaan menunjukkan besarnya perhatian publik terhadap proses

persidangan yang berlangsung. Topik atau frasa bersangkutan dengan peristiwa

terkait seperti #MKDBobrok, Kahar Muzakir, dan Akbar Faizal berhasil

menempati jajaran trending topics Twitter di Indonesia, Selasa (8/1202015).

Kompas TV di sini tidak pernah secara eksklusif menyoroti suatu

kelompok atau golongan, tapi justru berusaha memberi pemahaman kepada

masyarakat tentang fakta yang terjadi melalui informasi yang diperoleh secara

akurat, memaparkannya sesuai kondisi yang terjadi, bukan untuk

memprovokasi atau memutarbalikkan fakta. Gita juga menyimpulkan bahwa

media sosial dalam hal ini dapat dijadikan tolok ukur untuk melihat respons

awal masyarakat terhadap suatu isu.


76

Gambar 4.7

Pemberitaan #MKDBobrok pada Tayangan Kompas Petang


8 Desember 2015
(Sumber: https://www.facebook.com/KompasTV/)

4.4 Trending Topic Twitter dalam Menentukan Agenda Pemberitaan di


Kompas TV

Fenomena masifnya penggunaan media sosial oleh publik, disadari atau

tidak, ikut berimbas pada proses pemberitaan di media massa. Kini terjadi

perubahan cara orang mendapatkan informasi, sebagaimana pemahaman yang

diungkapkan manajer pemberitaan Kompas TV, Alexander Wibisono.

Menurutnya, informasi kini tidak selalu didapat dari televisi. Anak-anak muda

atau generasi ke depan mungkin akan lebih banyak mendapatkan informasi

melalui Twitter, YouTube, dan sebagainya. Dalam beberapa kasus publik bahkan

menghasilkan, memproduksi dan mendistribusikan informasi itu sendiri. Alex

memberikan pandangannya demikian:

Media massa kini tidak selalu bersaing dengan sesama media massa, tapi
kompetitor sesungguhnya adalah publik, melalui jurnalisme warga, melalui
Twitter itu sendiri. Ketika ada isu atau terjadi suatu peristiwa, pihak-pihak
terkait atau mereka yang tertarik akan peristiwa itu bisa langsung mengirim
tweet untuk diketahui dan dibaca oleh orang lain.
77

Informasi atau berita pada media massa tidak tiba-tiba muncul begitu saja.

Ada proses dan perencanaan yang dilakukan untuk menentukan layak atau

tidaknya informasi dimuat oleh media sebagai berita. Sekalipun ada isu atau

informasi yang tiba-tiba muncul dan beredar ramai di media sosial, misalnya,

belum tentu membuatnya layak dan seketika dimunculkan sebagai agenda

pemberitaan oleh media massa.

Untuk membahas bagaimana trending topic Twitter menentukan agenda

pemberitaan di Kompas TV, peneliti mencoba mengkaji dengan menggunakan

teori agenda setting, yang pertama kali dicetuskan oleh Maxwell McCombs dan

Donald Shaw (1972). Teori agenda setting didasari oleh asumsi bahwa media

massa memiliki kekuatan untuk mempengaruhi agenda media kepada agenda

publik atau masyarakat, menunjukkan kepada publik isu-isu yang penting; apa

yang dianggap penting oleh media akan dianggap penting pula oleh masyarakat.

Sebaliknya, jika isu tersebut tidak dianggap penting oleh media massa, maka isu

tersebut juga menjadi tidak penting bagi publik.

Managing Editor detikhot, Ismujiarso, dalam blog-nya berpendapat soal

pergeseran peran agenda setting komunikasi massa. Menurutnya, peran dan

pengaruh dari media massa sebenarnya masih ada, dan boleh dibilang tetap besar,

namun, dalam batas dan kasus tertentu peran itu sudah bergeser, terbagi dengan

blog dan situs-situs jejaring sosial di internet. Tidak hanya agenda media yang

selalu memiliki pengaruh terhadap agenda publik, tetapi sebaliknya, agenda

publik, melalui media sosial, kini mampu mempengaruhi agenda media,


78

menentukan agenda pemberitaan di media massa.79 Bersumber pada informasi

tersebut serta melihat fakta dan hasil observasi langsung di lapangan, penulis

kemudian menemukan bahwa teori agenda setting ini ternyata juga berlaku secara

resiprokal atau timbal balik.

Manajer pemberitaan Kompas TV, Alexander Wibisono, membahas lebih

lanjut soal penentuan agenda media di Kompas TV. Menurutnya, jenis informasi

atau berita yang dipilih Kompas TV adalah yang benar-benar perlu diketahui oleh

masyarakat. Informasi dengan nilai-nilai berita seperti audience, impact,

kedekatan (proximity), kemasyhuran (prominence), konflik, seperti yang dirinci

Brian S. Brook (2007), termasuk yang menjadi kriteria suatu informasi atau berita

untuk tayang di Kompas TV. Namun, yang lebih penting dan menarik bagi

Kompas TV adalah human interest, yakni isu atau informasi yang melibatkan

kepentingan publik. Ketika sebuah peristiwa terjadi dan berkaitan dengan

kepentingan manusia, itu pasti memiliki nilai berita. Alex menjelaskan sebagai

berikut:

Ada banyak berita, tapi untuk menentukan prioritas itu ada alat ukurnya.
Untuk Kompas, editorial yang paling penting adalah humanis, human
interest. Kita bercerita bukan fokus hanya kepada isu atau peristiwanya,
tetapi kita lebih penting fokus kepada manusianya, cerita tentang manusia.
Itu yang disebut humanis. Jadi ketika ada berita tawuran, berita apa, oke
peristiwanya kita liput, tetapi setelah itu apa yang terjadi dengan
manusianya? Itu yang beda dari Kompas.

Penentuan agenda media atau pemberitaan di setiap media massa pada

dasarnya tidak dapat terlepas dari keberadaan tim redaksi. Bagian redaksi atau

yang di Kompas TV lebih dikenal dengan newsroom merupakan pusat atau inti

79
Ismujiarso. Op.cit.
79

dalam sebuah media massa yang mengurusi kegiatan pemberitaan; berbagai hal

yang terkait dengan bidang redaksional seperti kebijakan redaksi, editing, dan

penayangan berita. Redaksi news Kompas TV dipimpin oleh seorang pemimpin

redaksi, yang dalam menjalankan kerjanya dibantu oleh anggota tim redaksi lain

seperti produser eksekutif, produser, koordinator liputan, editor, periset, tim

multimedia, dan sebagainya. Bagian redaksi bekerja sama, menunjang satu sama

lain, untuk dapat menjalankan tugas dengan tetap berpegang pada visi misi serta

idealisme dan independensi sebuah media massa. Susunan redaksi news Kompas

TV dapat dilihat pada Gambar 4.8 berikut:

Pemimpin Redaksi

Wakil Pemimpin Redaksi

Manajer Pemberitaan

Produser Eksekutif

Produser Asisten
Produser

- Editor Koordinator Liputan


- Periset (Nasional/Daerah)
- Multimedia
- Grafis
- Reporter
- Juru Kamera, Video
Journalist
- Kontributor,
koresponden

Gambar 4.8

Redaksi News Kompas TV


(Sumber: Hasil Penelitian)
80

Proses pembuatan berita biasanya dimulai dari rapat redaksi; rapat proyeksi

dan rapat evaluasi. Rapat proyeksi dilakukan sebelum wartawan mencari berita.

Rapat proyeksi merupakan rapat perencanaan di mana redaksi membahas isu atau

topik yang kemungkinan bisa diliput; menentukan narasumber, angle, deadline,

tim liputan, serta arah redaksional dan editorial yang diinginkan. Agenda media di

Kompas TV ditentukan lewat rapat proyeksi ini. Sedangkan rapat evaluasi di

Kompas TV dilakukan pada malam hari, setelah program berita tayang. Rapat ini

membahas evaluasi komponen kerja dari para jurnalis selama satu hari itu.

Evaluasi tersebut di antaranya juga melaporkan kekurangan kinerja jurnalis

sampai mencari solusi bersama agar kekurangan tadi nantinya tidak terjadi lagi.

Di akhir rapat, tim redaksi kemudian membahas materi berita apa yang akan

ditayangkan untuk esok hari.

Rapat redaksi di Kompas TV diadakan pada pukul 09:00. 14:00, dan 18:30

WIB. Rapat tiga kali dalam sehari tersebut dilakukan karena Kompas TV

memiliki program berita reguler yang tiap harinya ditayangkan, yakni Kompas

Pagi, Sapa Indonesia (Pagi-Siang), Kompas Siang, Kompas Petang, dan Kompas

Malam. Rapat redaksi ini biasanya dihadiri oleh pemimpin redaksi, wakil

pemimpin redaksi, penanggung jawab liputan, produser eksekutif, koordinator

liputan, periset, tim multimedia, dan seorang juru tulis. Namun, khusus untuk

rapat evaluasi yang dilakukan pada malam hari biasanya diikuti hampir dari

keseluruhan tim, termasuk reporter hingga juru kamera yang bertugas di hari itu.

Rapat redaksi menurut key informan, Herlan Primasto, dapat diibaratkan

sebagai dapur, tempat di mana bahan-bahan atau informasi-informasi itu diolah


81

sebelum nantinya disajikan sebagai berita. Rapat redaksi menjadi rumusan pasti

dan penting bagi setiap media massa dalam merencanakan dan menentukan berita

yang ingin diliput untuk kemudian ditayangkan.

Sedangkan proses produksi berita di Kompas TV sendiri terbagi menjadi

dua tahap, yakni peliputan berita (news gathering) dan pengolahan berita (news

processing). Langkah pertama adalah proses pembuatan berita mentah (raw news)

menjadi sebuah item berita atau salinan berita (news copy). Langkah kedua terjadi

ketika pengolah berita memodifikasi dan menyatukan item atau bagian-bagian

menjadi produk yang lengkap, yaitu siaran berita.

Listing peristiwa

Peristiwa

Reporter
Pengumpul Juru kamera
Berita Video Journalist
Kontributor,
koresponden
Copy Berita

Produser
Pengolah Berita Eksekutif
Produser
Editor
Berita yang
telah jadi

Gambar 4.9

Penjabaran Model Arus Berita


(Sumber: McQuail & Windahl, 1985:159) 80

80
Denis Mcquail & Sven Windahl. Communication Models for the Study of Mass
.Communications, 2nd Edition. Singapore: Longman. 1996. Hal 185
82

Kompas TV memiliki beberapa cara dalam memperoleh informasi atau

berita. Sumber berita melalui paper trail, people trail, dan electronic trail,

sebagaimana yang diklasifikasikan Errol Jonathan (Haris Sumadiria, 2006:98),

berlaku pula dalam proses pencarian berita di Kompas TV. Pertama, yakni

berdasarkan peristiwa yang sedang terjadi; agenda presiden maupun agenda

pemerintahan seperti dari agenda yang sudah diatur oleh beberapa kementerian

resmi, misalnya. Kompas TV punya kontributor atau koresponden yang akan

menghubungi ketika ada peristiwa terjadi. Ada pula reporter yang bertugas

langsung di lapangan mencari informasi mengenai suatu kejadian kemudian

menyampaikannya ke tim redaksi untuk diedit dan dikembangkan. Cara yang

kedua melalui internet, yaitu dengan mengamati perkembangan yang terjadi di

media online dan media sosial. Media sosial Twitter dilirik sebagai salah satu

sumber yang potensial bagi Kompas TV. Proses jurnalistik, termasuk peliputan

dan produksi berita masih tetap sama, hanya saja caranya kini sedikit

diperlengkap, yaitu dengan memanfaatkan keberadaan new media, media sosial,

yang terus dimonitor dan menjadi salah satu sumber informasi bagi Kompas TV

dalam menentukan agenda pemberitaannya.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maverick bekerja sama dengan

Departemen Komunikasi Universitas Paramadina,81 salah satunya membahas soal

penggunaan media sosial oleh jurnalis Indonesia pada umumnya. Beberapa di

antaranya yaitu menemukan ide untuk penulisan berita, menemukan data untuk

81
Maverick Indonesia. 47% of Indonesian Journalists are Active Contributors in Social Media
Technographics Survey Report 2013, 23 Mei 2013.
http://maverick.co.id/47-of-indonesian-journalists-are-active-contributors-in-social-media-
technographics-survey-report-2013/ diakses pada 9 September 2015 pukul 13.00 WIB
83

penulisan berita, memverifikasi data, memantau perkembangan isu, dan

mengetahui pandangan publik (tokoh, publik figur, atau pemimpin) terkait isu-isu

tertentu. Sedangkan Eddyono dalam jurnalnya, "Twitter: Kawan, Sekaligus

Lawan bagi Redaksi Media", memerincikan peran Twitter dalam ruang redaksi, di

antaranya sebagai sumber informasi atau berita, sebagai media sosialisasi

sekaligus melihat respons publik dan mengukur tren serta untuk memantau atau

mengamati dinamika isu selama proses peliputan (gathering informasi) dan

sebelum berita siap naik atau tayang. 82 Ditunjukkan bahwa Twitter selalu ada di

berbagai proses pemberitaan, mulai dari awal informasi hingga penayangan.

Kenyataan tersebut ditemukan penulis selama menjalani job training di

Kompas TV. Lewat pengamatan secara langsung, penulis melihat bagaimana

proses kerja tim redaksi dalam memproduksi berita. Berkenaan dengan peran

Twitter di tengah redaksi Kompas TV, sebagai salah satu sumber informasi atau

ide penulisan berita, Twitter kerap diakses oleh jurnalis baik yang berada di luar

redaksi maupun yang berada di dalam ruang redaksi. Penulis sering mendapati

anggota tim redaksi, khususnya tim multimedia, berseru seraya memberi kabar

kepada anggota redaksi news lainnya perihal kejadian yang tiba-tiba terjadi dan

langsung menjadi topik hangat di Twitter. Pada beberapa kasus, misalnya ada

pelapor yang mengunggah informasi atau berita ke media sosial lalu

menautkannya (mention) lewat akun resmi Kompas TV; admin menerima

informasi dan memverifikasi kebenaran laporan tersebut, sebelum akhirnya

dibawa ke rapat redaksi dan disetujui layak atau tidaknya diangkat menjadi sebuah

82
Aryo Subarkah Eddyono. Op.cit.
84

berita. Twitter dalam hal ini membantu kerja redaksi dengan kemampuannya

memberi akses cepat kepada saksi. Selain itu, dalam setiap rapat redaksi, tim

multimedia juga selalu diminta untuk mempresentasikan lima topik unggulan

yang paling banyak diperbincangkan; trending topics di media online maupun

media sosial, khususnya Twitter, sebagaimana yang dikutip dari hasil wawancara

dengan manajer pemberitaan Kompas TV, Alexander Wibisono, demikian:

Media sosial ini terus kita pantau, bahkan setiap rapat redaksi pasti desk
multimedia itu kita minta mempresentasikan lima topik yang paling hot
yang paling banyak dibicarakan, trending topics hari itu. Bisa jadi kita akan
ambil itu sebagai agenda kita atau kita punya agenda, tapi Twitter, media
sosial, itu menjadi semacam pembanding atau semacam ukuran bahwa yang
kita lagi dorong ini ternyata responsnya juga cukup ramai di media sosial.

Kemudian pada saat proses penyuntingan dan pengerjaan, penulis juga

kerap melihat bagaimana produser meminta tim periset untuk memeriksa

keakuratan informasi, menelusuri serta mencari data pendukung melalui informasi

yang beredar di Twitter. Pada penayangannya, biasanya informasi yang bersumber

dari media sosial ini sengaja dimunculkan di tengah-tengah berita headline untuk

dijadikan sebagai data pendukung, namun khusus untuk program berita Sapa

Indonesia memang terdapat segmen tersendiri yang menayangkan pemberitaan

populer dari media online maupun media sosial: trending topics di media online,

Twitter, Google trend, maupun video viral yang berasal dari YouTube.83

Sebagai media sosialisasi dan publikasi, Twitter juga dimanfaatkan oleh

Kompas TV untuk berinteraksi dan berbagi informasi dengan publik. Tim

multimedia Kompas TV sesekali ikut melempar pertanyaan melalui tweet dengan

menggunakan tagar tertentu untuk mengetahui pendapat dan respons publik

83
Hasil observasi terhadap program-program berita harian Kompas TV.
85

(tokoh, publik figur, atau pemimpin) terkait suatu isu. Itulah sebabnya periset dan

multimedia Kompas TV seringkali dianjurkan untuk mengikuti (follow) beberapa

akun khusus untuk memantau sejumlah figur atau tokoh ternama berdasarkan

ketertarikan maupun kepentingan mereka terhadap suatu isu atau peristiwa yang

terjadi. Dalam hal ini, Twitter juga digunakan sebagai pengingat bagi pengikut

akun bahwa media yang bersangkutan telah memperbarui atau meng-update

berita. Perincian tersebut kurang lebihnya dapat diilustrasikan pada Gambar 4.10

berikut:
Ideas/raw news: media
online, trending topics,
status atau tweet
Tim Multimedia seseorang di media sosial

listing peristiwa:
News conference peristiwa yang terjadi di
lapangan, isu atau
trending topics di media
Play decisions online dan media sosial

editing dan proses


News processing
redaksional

Berita yang
telah jadi

Tim Multimedia
sosialisasi dan publikasi

Gambar 4.10

Alur Pemberitaan di Kompas TV dengan adanya


New Media
(Sumber: Hasil Penelitian)
86

Periset Kompas TV, Gita Paramitha, berbicara soal isu yang beredar di

media sosial. Selain nilai-nilai berita seperti faktual dan human interest, menurut

Gita, ada beberapa kecenderungan lain yang mendukung berita dari media sosial

nantinya akan diangkat menjadi berita atau tidak oleh Kompas TV. Pertama,

mengenai rating, apakah berita tersebut menyedot perhatian masyarakat atau

tidak. Kedua, mengenai manfaat atau kegunaan dari berita tersebut. Ketiga, berita

itu harus menghibur, menarik secara entertainment. Pernyataan Gita tersebut

berkenaan dengan dimensi-dimensi agenda media: visibilitas, audience salience,

dan valensi, sebagaimana yang dikutip oleh Apriadi Tamburaka dalam bukunya,

Agenda Setting Media Massa.84 Visibilitas merupakan jumlah atau tingkat

menonjolnya berita, peristiwa apa yang tengah ramai diperbincangkan dan terjadi

berdasarkan realita; audience salience merupakan tingkat kepentingan berita bagi

khalayak, relevansi isi berita dengan kebutuhan khalayak; sedangkan valensi

berarti menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu

peristiwa.

Tidak semua agenda publik di Twitter, apa yang ramai diperbincangkan di

Twitter, otomatis menjadi agenda pemberitaan di Kompas TV. Apalagi melihat

trending topics Twitter yang kini semakin mengawur dan tidak jelas, termasuk

kemungkinan munculnya akun-akun robot yang menggerakkan atau mengarahkan

publik terhadap isu-isu tertentu. Di saat seperti itulah Kompas TV akan kembali

merujuk kepada ideologi serta visi misi yang dianutnya. Pada dasarnya, ideologi

Kompas TV yang tegas, terarah, dan menumbuhkan harapan, selaras dengan

84
Apriadi Tamburaka. Op.cit. Hal. 69
87

ideologi pendiri terdahulunya, harian Kompas, yakni "Amanat Hati Nurani

Rakyat". Ideologi ini juga sejalan dengan apa yang diisyaratkan oleh UU Pers,

Kode Etik Jurnalistik, serta Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program

Siaran. Informan, Alexander Wibisono, mengaitkan ideologi tersebut dengan

peranan media seharusnya. Menurutnya, media harus hadir untuk memberikan

pencerahan kepada masyarakat; edukatif, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan

harus dalam posisi independen. Independen ini yang menentukan objektivitas

media dalam pemberitaannya. Bagi Kompas TV, selama itu berdasarkan fakta dan

memiliki nilai berita, terutama yang berhubungan dengan kepentingan publik,

pasti akan terus diperbarui dan dijadikan referensi. Alex menambahkan

penjelasannya dengan memberi pandangan sebagai berikut:

Pada dasarnya kita tidak mencari sensasi, Kompas TV yang paling penting
adalah substansi. Media sosial atau Twitter itu kita jadikan satu sebagai
informasi awal. Ketika ada yang ramai diperbincangkan di media sosial, di
Twitter, kita harus terlebih dulu melakukan disiplin verifikasi. Intinya kita
harus cek. Kita tidak bisa gunakan itu secara serta merta tanpa ada ada
pengecekan. Kemudian sumbernya harus jelas, karena kan media sosial,
Twitter, kebanyakan sumbernya anonim dan ngaco namanya. Nah, itu harus
kita cek. Di situ peran kita. Kalau fakta sudah ada ya kita angkat fenomena
di Twitter-nya. Tapi, ya itu, cek terlebih dulu. Disiplin verifikasi harus
dilakukan. Setelah itu baru bisa tayang di layar Kompas TV dan dijadikan
sebagai agenda pemberitaan di Kompas TV.

Media sosial akan selalu bergantung pada media mainstream, begitu pun

sebaliknya, media mainstream, juga tidak bisa lepas dari peran media sosial di

dalamnya. Jurnalisme kini punya tuntutan lebih. Breaking news, unsur siapa, apa,

di mana, dan kapan, kini banyak datang dari publik melalui media sosial seperti

Facebook, Twitter. Sudah menjadi tugas media massa untuk memberi nilai

tambah pada berita, menambahkan analisis politik atau musibah. Tantangan bagi
88

jurnalis adalah verifikasi fakta berita. Itu kendala terbesarnya. Tetap harus

memegang prinsip mendasar untuk selalu memverifikasi fakta.85

Selama wawancara, Alex berkali-kali menegaskan soal konfirmasi atau

disiplin verifikasi yang menjadi prinsip dasar bagi setiap media massa sebagai

lembaga yang bertanggung jawab menyampaikan informasi kepada publik.

Menurutnya, media massa saat ini menjadi konfirmator dari semua isu atau

informasi yang beredar. Isu di media sosial belum bisa disebut berita, selama tidak

ada proses redaksional atau konfirmasi dari media massa. Media sosial ke

depannya akan semakin membantu, selama orang mau kritis untuk memverifikasi

informasi yang beredar di media sosial.

85
Kutipan pernyataan jurnalis Al Jazeera Inggris, Steve Chao, dalam tayangan Kompas Petang, 7
Juli 2015, https://www.youtube.com/watch?v=ny5zvlp6Mkw diakses pada 2 Februari 2016
pukul 10:02 WIB
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti dapat memberikan

kesimpulan sebagai berikut:

1. Kompas TV memandang apa yang terjadi di Twitter sebagai sesuatu yang

menarik dan penting untuk diperhatikan. Keberadaannya dimanfaatkan sebagai

salah satu sumber informasi serta media yang digunakan untuk melihat

trending topic sebelum akhirnya diolah dan dijadikan isu dalam pemberitaan.

2. Selain faktual dan human interest, kriteria atau kecenderungan lain yang

menentukan berita dari media sosial dijadikan agenda pemberitaan di Kompas

TV: pertama, mengenai rating, apakah berita tersebut menyedot perhatian

masyarakat. Kedua, mengenai manfaat atau kegunaan dari berita tersebut.

Ketiga, berita itu harus menghibur, menarik secara entertainment. Selain itu,

verifikasi juga menjadi hal mutlak yang perlu dilakukan media massa sebelum

melakukan penyiaran kepada publik. Di era keterbukaan informasi seperti

sekarang, media massa diharapkan bisa menjadi konfirmator dari setiap isu

atau informasi yang beredar.

5.2 Saran

5.2.1 Saran Teoritis

Peneliti mengharapkan penelitian ini dapat berguna bagi peneliti lain

yang ingin melakukan penelitian dengan tema atau permasalahan yang

89
90

sama. Penelitian ini juga diharapkan bisa menjadi pedoman atau acuan bagi

mereka yang ingin melakukan penelitian dengan garis besar yang sama atau

dengan lebih memfokuskan lagi permasalahan yang telah dibahas

sebelumnya.

5.2.2 Saran Praktis

Bagi para pengguna media sosial, penelitian ini diharapkan dapat

menjadi referensi dalam memanfaatkan media sosial sebagai sarana

penyampai pesan yang efektif. Untuk para praktisi komunikasi, khususnya

mereka di bidang jurnalistik; untuk media massa, khususnya Kompas TV,

diharapkan dapat terus berinovasi, memanfaatkan keberadaan media sosial

tidak hanya sebagai sumber informasi, namun juga alat verifikasi.


91
92
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Alwasilah, A. Chaedar. 2000. Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya.

Assegaff, H. Djafar. 1991. Jurnalistik Masa Kini. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Djuroto, Totok. 2003. Manajemen Penerbitan Pers. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Creswell, John. 2012. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan


Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dominick, Joseph R. 2009. The Dynamics of Mass Communication: Media in The


Digital Age. New York: McGraw-Hill.

Effendy, Onong Uchjana. 2005. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung:
Citra Aditya Bakti.

________, 1999. Komunikasi: Ilmu, Teori dan Praktek. Bandung: PT.


Rosdakarya.

Flew, Terry. 2005. New Media: An Introduction. New York: Oxford University
Press.

Griffin, Em. 2005. A First Look at Communciation Theory. New York: McGraw-
Hill.

Lister, Martin, Jon Dovey, Seth Giddings, Iain Grant, Kieran Kelly. 2003. New
Media: A Critical Introduction. London: Routledge.

McQuail, Denis & Sven Windhal. 1996. Communication Models for the Study of
Mass Communications, 2nd Edition. Singapore: Longman.

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Muda, Deddy Iskandar. 2006. Jurnalisme Liputan 6: Antara Peristiwa dan Ruang
Publik. Jakarta: Pustaka LP3S Indonesia.

Olii, Helena. 2007. Berita dan Informasi: Jurnalistik Radio. Jakarta: Indeks.
Rakhmat, Jalaludin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Romli, Asep Syamsul. 2009. Jurnalistik Praktis. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Salim, Agus. 2001. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara
Wacana.

Sugiyono. 2009. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sumadiria, Haris. 2006. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature.


Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Sweeney, Susan & Randall Craig. 2011. Social Media for Business: 101 Ways to
Grow Your Business without Wasting Your Time. Canada: Maximum Press.

Tamburaka, Apriadi. 2012. Agenda Setting Media Massa. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

Yunus, Syarifudin. 2010. Jurnalistik Terapan. Bogor: Ghalia Indonesia.

Jurnal

Dunlap, Joanna C. & Lowenthal, Patrick R. 2009. Tweeting the Night Away:
Using Twitter to Enhance Social Presence. Journal of Information Systems
Education.
Eddyono, Aryo Subarkah. 2013. Twitter, Kawan Sekaligus Lawan bagi Ruang
Redaksi. Journal Communication Spectrum, Vol. 3 No. 1.
Kaplan, M. Andreas & Haenlein, Michael. 2010. Users of the world, unite! The
Challenges and opportunities of Social Media. Kelley School of Business,
Indiana University.
Kwak, Haewoon; Lee, Changhyun; Park, Hosung, Moon, Sue. 2010. What is
Twitter, a Social Network or a News Media?
Prabowo, Maybi. 2015. Dinamika Agenda-Setting dan Terbentuknya Reversed
Agenda-Setting. Universitas Indonesia.

Putri, Dibyareswari Utami. 2012. Peran Media Baru dalam Membentuk Gerakan
Sosial (Studi Kasus pada Individu yang Terlibat dalam Indonesia Unite di
Twitter). Universitas Indonesia.
Thorndyke, Jackson. 2008. The Role of Agenda Setting in Social Media: A Look at
the Relationship Between Twitter and The Mass Media's Agenda. Elon
University.

Wu, Shaomei; Mason Winter A; Hofman, Jake M; Watts, Duncan J. 2011. Who
Says What to Whom on Twitter. Journal held by the International World
Wide Web Conference Committee (IW3C2).
Yusuf, Azwar. 2011. Kebijakan Redaksi Liputan 6 SCTV dalam Menentukan
Berita Utama. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Website

http://bits.blogs.nytimes.com/2010/06/18/sports-fans-break-records-on-twitter/

http://blog.peerreach.com/2013/11/4-ways-how-twitter-can-keep-growing/

https://blog.twitter.com/2012/twitter-turns-six

http://blogs.wsj.com/digits/2014/04/11/new-data-quantifies-dearth-of-tweeters-on-
twitter/

www.boundless.com/marketing/social-media-marketing/introduction-to-social-
media-digital-marketing/what-is/-social-media

http://www.ebizmba.com/articles/social-networking-websites
www.educause.edu/library/resources/7-things-you-should-know-about-
microblogging

http://inklingmedia.net/social-media/elements-of-social-media/

http://www.kompas.tv/front/profile/

http://matei.org/ithink/2010/07/28/does-agenda-setting-theory-apply-to-social-
media/

http://maverick.co.id/47-of-indonesian-journalists-are-active-contributors-in-
social-media- technographics-survey-report-2013/

http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/15/12/22/nzqtqe330-survei-
kasus-papa-minta-saham-jadi-topik-terpanas-2015

http://news.bbc.co.uk/2/hi/technology/8120324.stm
http://news.detik.com/berita/3107222/panasnya-kasus-papa-minta-saham-
mundurnya-novanto-dari-kursi-ketua-dpr

http://socialmediaweek.org/jakarta/

https://www.techinasia.com/indonesia-web-mobile-data-start-2015/

https://www.trendinalia.com

https://www.youtube.com/user/KompasTVNews

Dewan Pers. 2012. Survei Penggunaan Konten di Media Sosial/Jejaring Sosial


untuk Informasi Peliputan dan Penulisan Berita oleh Jurnalis.
http://www.dewanpers.or.id/opini/944-social-media-for-journalism

Ismujiarso. 2009. "Pergeseran Peran Agenda Setting Komunikasi Massa dan Apa
Maknanya"
http://www.virtual.co.id/blog/cyberpr/pergeseran-peran-agenda-setting-
komunikasi-massa-dan-apa-maknanya/

Tuhu Nugraha Dewanto. 2010. "Selamat Datang Era News on Demand"


http://www.virtual.co.id/blog/cyberpr/selamat-datang-era-news-on-demand/

Pear Analytics. Twitter Study August 2009


https://www.pearanalytics.com/wp-content/uploads/2012/12/Twitter-Study-
August-2009.pdf
LAMPIRAN 1

PEDOMAN OBSERVASI DAN


PEDOMAN WAWANCARA

Pedoman Observasi

Pedoman observasi merupakan pengamatan terhadap perilaku subjek selama

wawancara dan pengamatan terhadap lingkungan atau setting wawancara juga

pengaruhnya terhadap perilaku subjek dan informasi yang muncul pada saat

berlangsungnya wawancara. Melalui kegiatan observasi ini, peneliti

mengharapkan beberapa hal yang nantinya dapat terlihat yang berkaitan dengan

tujuan penelitian. Di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Proses berlangsungnya rapat redaksi

2. Kinerja tim multimedia Kompas TV

3. Bagaimana prosedur atau alur suatu isu maupun berita yang bersumber dari

media sosial (Twitter) sampai akhirnya menjadi agenda pemberitaan di

Kompas TV

Pedoman Wawancara (Key Informan Dan Informan)

Pedoman wawancara digunakan sebagai acuan dalam melakukan agar wawancara

yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan dalam penelitian ini, di antaranya:

1. Bagaimana cara Kompas TV mendapatkan berita?


2. Di era digital seperti sekarang ini tidak bisa dipungkiri kalau media sosial juga

memiliki peran dalam pemberitaan. Untuk Kompas TV sendiri bagaimanakah

peran media sosial itu?

3. Media sosial apa yang lebih sering dipantau dan dimanfaatkan sebagai sumber

informasi? Mengapa?

4. Bagaimana Kompas TV melihat isu atau fenomena yang beredar dan populer

di Twitter?

5. Kriteria seperti apa saja yang membuat suatu isu atau berita di media sosial

yang menarik dan kemudian layak untuk ditayangkan di Kompas TV?

6. Media sosial (Twitter) tidak hanya sebagai sumber informasi tapi juga

verifikasi. Menurut Anda?

7. Dengan keberadaan media sosial saat ini, bagaimana Kompas TV melihat

kegiatan jurnalisme ke depannya?


LAMPIRAN 2

HASIL OBSERVASI

Observasi dilakukan di gedung Kompas TV yang berlokasi di Jl. Palmerah

Selatan No.1, Jakarta, tepatnya di Kompas TV Building 5 th floor News Division,

pada 27 November 2014. Berikut merupakan hasil observasi yang dapat

dipaparkan:

1. Sejarah dan Perkembangan KOMPAS TV

Seiring dengan perkembangan teknologi, media cetak diarahkan untuk

melakukan transformasi menuju era digital. Sosok media selanjutnya ditampilkan

melalui multimedia, multi channel, dan multiplatform (MMM). Pada tahun 2009,

KOMPAS GRAMEDIA TV didirikan untuk menjadi alat perusahaan untuk

menjalankan bisnis di televisi. Pembentukan KOMPAS GRAMEDIA TV diawali

pada Oktober 2009 dengan membentuk KOMPAS GRAMEDIA PRODUCTION

(KGP) yang diberi tugas untuk memproduksi program yang dapat memberikan

nilai tambahan kepada penontonnya dengan adanya nilai-nilai kemanusiaan, nilai

sosial dan pendidikan. Proyek ini mempersiapkan terbentuknya KOMPAS TV

Network, KOMPAS Channel, KOMPAS VISION dan juga KOMPAS TV.

Sebagai content provider, KOMPAS TV tayang perdana pada tanggal 9

September 2011 di sepuluh kota di Indonesia: Medan, Palembang, Jakarta,

Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Banjarmasin, dan

Makassar. Jumlah kota tersebut terus bertambah dan hingga kini KOMPAS TV

dapat dinikmati oleh 200 juta penduduk di lebih dari 100 kota di seluruh
Indonesia. KOMPAS TV dapat pula disaksikan melalui streaming di

www.kompas.tv/live serta melalui berbagai televisi berbayar lainnya.

KOMPAS TV menayangkan 70% program produksi sendiri dan 30%

program tayangan lokal pada awal kerja samanya dengan stasiun-stasiun televisi

lokal di berbagai kota di Indonesia. Tersedia juga kanal televisi berbayar pertama

di Indonesia yang memiliki kualitas High Definition (HD). Kualitas High

Definition menyajikan gambar dengan resolusi tinggi sehingga pemirsa dapat

menikmati detail gambar dengan kontur jelas dan warna yang lebih tajam.

KOMPAS TV sebagai pionir kualitas High Definition juga tengah mengarah pada

sistem televisi digital sesuai standar yang lazim digunakan secara internasional.

KOMPAS TV sangat memperhatikan kualitas dari program yang

ditayangkan. Tumbuh dalam indutri televisi komersial dengan persaingan yang

sangat ketat, KOMPAS TV berusaha untuk tetap berada pada koridor visi misi

sehingga dapat selalu menyajikan pogram tayangan inspiratif dan informatif

dengan kemasan menarik bagi keluarga Indonesia. Karena merupakan tanggung

jawab besar bagi sebuah stasiun televisi untuk turut membentuk moral bangsa.

Menjawab tantangan dunia media di Indonesia, sebagai bagian dari

KOMPAS GRAMEDIA Group yang memiliki motto Enlightening People,

KOMPAS TV didukung dengan komposisi karyawan berkualitas dan berdedikasi

tinggi senantiasa berusaha menyalurkan informasi yang akan menjadi Inspirasi

Indonesia.
2. Visi dan Misi KOMPAS TV
To be the most creative organization in southeast asia to enlight people's
live with programmes and services that inform, education and entertaint
and to engange our audiences with an independent, distinctive, and
appealing mix of programming and content, delivered via multiplatform
service.
Dapat diartikan:
Menjadi organisasi yang paling kreatif di Asia Tenggara dalam
mencerahkan kehidupan manusia dengan menayangkan program-program
dan jasa-jasa yang bersifat informatif, edukatif, dan menghibur; mengikat
para penonton dengan paduan program dan layanan yang mandiri,
berbeda, serta memikat; dan disuguhkan melalui layanan multiplatform.

3. Nama dan Logo KOMPAS TV

BENTUK & WARNA: Logo menggambarkan


INDONESIA yang terdiri dari unsur-unsur DARAT,
LAUT, UDARA, dan MAKHLUK HIDUP yang ada di
bumi Indonesia. Unsur-unsur Indonesia yang Bhinneka
Tunggal Ika itu dicitrakan dalam unsur warna-warna
yang diwakili oleh 9 WARNA. Masing-masing warna
berada dalam bentuk SEGITIGA yang mengartikan
energi, kekuatan, keseimbangan, hukum. ilmu pasti,
agama, dan dinamis. Bentuk segitiga berwarna ini
terintegrasi dalam bentuk mirip huruf K, inisial dari
KOMPAS, melambangkan integrasi keragaman dan
keutuhan sebagai inspirasi Indonesia.

4. Program Berita KOMPAS TV

Tayangan KOMPAS TV terbagi menjadi tiga segmentasi, yakni News and

Current Affairs, Entertainment-Kids-Variety Show, dan Science and Knowledge-

Adventure. Program-program berita KOMPAS TV masuk ke dalam segmentasi

News and Current Affairs, yang di antaranya terdiri dari program Aiman,

Kompasiana TV, Sapa Indonesia, Bundesliga, Liga Italia Serie A, Kompas Pagi,

Kompas Siang, Kompas Petang, Kompas Malam, Soccer Zone, Kompas Sport,

Three In One, Berkas Kompas, dan Satu Meja.


Program berita harian KOMPAS TV yang diteliti di sini, yaitu Kompas

Pagi, Sapa Indonesia (Pagi-Siang), Kompas Siang, Kompas Petang, dan Kompas

Malam. Program Kompas Pagi, Kompas Siang, Kompas Petang, dan Kompas

Malam merupakan program berita harian dengan penyajian asupan berita yang

dikemas tegas dan terarah serta menumbuhkan harapan. Memenuhi kebutuhan

pemirsa akan berita yang tak hanya informatif namun juga menjunjung etika

jurnalistik, yang memberitakan peristiwa dengan beberapa unsur, di antaranya

yang mempengaruhi kehidupan orang banyak (significance), kejadian yang baru

terjadi (timeless), kejadian yang dekat dengan masyarakat (proximity),

menyangkut hal-hal yang terkenal (prominence), kejadian yang menyangkut orang

biasa dalam situasi luar biasa (human interest) dan ragam lainnya dengan

menjunjung tinggi independensi, tidak memihak serta cover both side. Ragam

berita baik masalah politik, ekonomi, agama, budaya, ilmu pengetahuan, olah

raga, teknik, militer, filsafat, tata negara, dan lainnya disajikan dengan tegas dan

insipratif.

Sedangkan Sapa Indonesia merupakan program berita harian yang disajikan

dengan konsep penyampaian berita konvensional dengan tambahan sentuhan

program talk show televisi. Tidak hanya menghadirkan berita utama yang

menghiasi halaman depan surat kabar nasional, Sapa Indonesia juga mengikuti

perkembangan berita peristiwa yang terjadi langsung dari lokasi. Tidak berhenti di

situ, melalui website www.sapaindonesia.com dan akun media sosial

@Sapa_Indonesia, program ini juga mengajak pemirsa maupun pendengar dan

pengguna media sosial untuk ikut terlibat setiap harinya.


5. Redaksi News KOMPAS TV

Bagian redaksi atau yang di KOMPAS TV lebih dikenal dengan newsroom

merupakan pusat atau inti dalam sebuah media massa yang mengurusi kegiatan

pemberitaan; berbagai hal yang terkait dengan bidang redaksional, seperti

kebijakan redaksi, editing, dan penayangan berita. Redaksi news KOMPAS TV

dipimpin oleh seorang pemimpin redaksi, yang dalam menjalankan kerjanya

dibantu oleh anggota tim redaksi lain, seperti produser eksekutif, produser,

koordinator liputan, editor, periset, tim multimedia, dan sebagainya. Bagian

redaksi ini bekerja sama, menunjang satu sama lain, untuk dapat menjalankan

tugas dengan tetap berpegang pada visi misi serta idealisme dan independensi

sebuah media massa.

Proses produksi berita di KOMPAS TV dimulai dari rapat redaksi; rapat

proyeksi dan rapat evaluasi. Rapat redaksi diadakan pada pukul 09:00. 14:00, dan

18:30 WIB. Rapat proyeksi dilakukan sebelum wartawan mencari berita. Rapat

proyeksi merupakan rapat perencanaan di mana redaksi membahas isu atau topik

yang kemungkinan bisa diliput; menentukan narasumber, angle, deadline, tim

liputan, serta arah redaksional dan editorial yang diinginkan. Agenda media di

KOMPAS TV ditentukan lewat rapat proyeksi ini. Sedangkan rapat evaluasi di

KOMPAS TV dilakukan pada malam hari, setelah program berita tayang. Rapat

ini membahas evaluasi komponen kerja dari para jurnalis selama satu hari itu.

Evaluasi tersebut di antaranya juga melaporkan kekurangan kinerja jurnalis

sampai mencari solusi bersama agar kekurangan tadi nantinya tidak terjadi lagi.
Di akhir rapat, tim redaksi kemudian membahas materi berita apa yang akan

ditayangkan untuk esok hari.

Penulis berkesempatan mengikuti rapat redaksi, rapat evaluasi pada 27

November 2014 yang berlangsung mulai pukul 18:30 WIB. Rapat redaksi malam

itu tidak hadiri oleh pemimpin redaksi, namun rapat tetap dilakukan, berlangsung

di bawah pimpinan wakil pemimpin redaksi dan penanggung jawab peliputan atau

manajer pemberitaan serta dihadiri oleh anggota redaksi lainnya, seperti produser

eksekutif, produser, koordinator liputan, periset, tim multimedia, reporter, juru

kamera, dan seorang juru tulis. Selain mengevaluasi keseluruhan program berita

yang tayang sepanjang hari tadi, rapat juga membahas soal agenda media,

membahas isu besar apa yang kira-kira bisa diliput untuk hari berikutnya dengan

menentukan arah redaksional dan editorial yang diinginkan. Informasi biasanya

diperoleh dengan melihat peristiwa yang sedang terjadi, bisa berdasarkan agenda

presiden atau agenda pemerintahan, seperti dari agenda yang sudah diatur oleh

beberapa kementerian resmi, misalnya. Ada pula kontributor di beberapa daerah

yang akan menghubungi ketika ada peristiwa terjadi. Kemudian ada juga yang

melalui electronic trail, internet, di sini tim multimedia ditugaskan untuk

mengamati setiap perkembangan yang terjadi di media online maupun media

sosial dan mempresentasikan lima topik terhangat yang dibahas di kedua media

tersebut. Informasi juga tidak hanya terbatas pada skala nasional, namun skala

internasional. Untuk skala internasional biasanya sumber-sumber yang digunakan

adalah Reuteurs, AFP, dan VOA, yang juga hanya dapat diakses jika memiliki

koneksi internet.
Ketika sudah diputuskan soal informasi dan kejadian apa yang akan

diliput, koordinator peliputan segera membagikan tugas kepada reporter, camera

person, dan video journalist mengenai apa-apa saja yang harus didapatkan untuk

dijadikan konten News and Current Affairs hari keesokannya. Jika perlu

mendapatkan informasi yang lebih mendalam atau spesifik biasanya koordinator

liputan nasional ini akan melakukan koordinasi secara langsung dengan tim

liputan.

Selama melakukan observasi, dalam menentukan agenda pemberitaannya,

penulis melihat bahwa KOMPAS TV tidak pernah memberikan berita atas

keinginan pihak eksternal, tidak terlihat juga penolakan untuk memberikan

informasi karena rasa takut terhadap pihak lain. Jenis informasi yang dipilih pun

adalah yang benar-benar perlu diketahui oleh masyarakat. Dari segi konten,

program berita KOMPAS TV terus berusaha menyajikan pemberitaan sesuai

dengan fungsi media massa itu sendiri: fungsi edukasi, informasi, fungsi hiburan,

fungsi pengaruh, dan tetap berdasarkan ideologi yang dianut redaksi news

KOMPAS TV, yakni tegas, terarah, dan menumbuhkan harapan. Tegas berarti

tidak ada tawar-menawar, segala sesuatunya harus berdasarkan fakta. Terarah,

artinya semua memiliki perencanaan, segala sesuatunya memiliki garis editorial

dan target secara jelas. Menumbuhkan harapan, yakni pemberitaan itu harus

membangkitkan optimisme bukan pesimisme.


News & Current Affairs Division
Struktur Redaksi News KOMPAS TV

Pemimpin
Redaksi

Wakil
Pemimpin
Redaksi

Manager News Manager News Manager


and CA and Support Produksi

Bulletin Magazine Koordinator Koordinator


Editor Grafis

Editor
Eksekutif Grafis
Eksekutif Section Produser
Produser Head

Produser
Reporter

Penulis
LAMPIRAN 3

TRANSKRIP WAWANCARA

Hasil Wawancara dengan Multimedia Kompas TV, Herlan Primasto


Senin, 15 September 2014

1. Gimana aja sih, Mas, cara Kompas TV mendapatkan berita?


Pertama, ditentukan oleh rapat redaksi. Jadi setiap hari kayak nanti sore nih
sehabis Kompas Petang, kita punya rapat redaksi. Rapat redaksi itu
menentukan besok tim liputan akan belanja berita ke mana. Ada korlip,
koordinator liputan, ada juga kontributor. Kontributor itu sifatnya untuk
mem-back up berita yang di daerah dan juga yang ada di Jakarta.
Menentukan beritanya ya kita melihat perkembangan. Hari ini gimana, besok
main apa, terus kita pantau. Caranya melalui teman-teman yang di lapangan
juga. Untuk di Twitter sendiri, kita biasanya menyamakan dengan peristiwa
yang terjadi. Biasanya Twitter itu seirama dengan kondisi real di lapangan.
Jadi kalau ada rame-rame apa di lapangan, di Twitter juga rame-ramenya itu.
Nah, biasanya kalau Twitter itu yang mencari tim kita, tim multimedia,
melalui hashtag, salah satunya. Kecepatan media sosial ini yang kita
manfaatkan. Jadi misalnya, kalau tim liputan belum dapat gambarnya,
biasanya di Twitter udah ada gambarnya. Jadi kita ambil dari Twitter, dari
orang-orang yang melempar gambar atau video amatir. Gitu aja sih.

2. Jadi media sosial, termasuk Twitter, menjadi salah satu sumber


informasi agenda pemberitaan? Nah, media sosial yang paling sering
dimanfaatkan sebagai sumber informasi itu apa?
Iya, salah satu. Twitter. Karena Twitter lebih mudah ya digunakan buat
orang-orang dan terjangkau buat semua kalangan. Kalau Path kan agak
private, Instagram juga, cuma ada di Android dan iOS. Kalau Twitter bisa di
mana aja kan orang-orang dan nggak perlu waktu lama untuk akses Twitter.
Mau cari apa di situ, kalau rame apa ya tinggal search pakai keyword-nya
apa, ketemu. Jadi kita memang lebih banyak ke Twitter. Path dan Instagram
juga kita pakai, tapi cuma untuk kasus-kasus tertentu aja, kayak kasus
Florence kemarin di Path. Tapi, ramenya di Twitter juga kan akhirnya kan.
YouTube juga, tapi nggak terlalu sering. YouTube lebih banyak kita gunakan
untuk upload berita kita sendiri, kalau mencari masih Twitter. Semua media
sosial intinya kita pantau, tapi lebih banyak Twitter.
3. Lalu bagaimana Kompas TV memandang fenomena yang sedang hit di
media sosial?
Seru, dan buat gue pribadi memang penting banget. Kita nggak boleh
ketinggalan berita dari situ juga. Makanya, di beberapa instansi, lembaga atau
katakanlah media, desk ini ada. Desk Multimedia ini ada. Karena ini
mendukung konten berita yang ada. Kayak yang tadi gue bilang, ketika tim
liputan belum dapat, ya kita udah dapat. Penting banget.

4. Ada nggak sih kriteria khusus untuk isu atau berita di media sosial, di
Twitter, yang kemudian menarik untuk ditayangkan di Kompas TV?
Banyak, banyak banget. Kayak kemarin misalnya, kasusnya Florence, itu kan
ramai banget di media sosial. Terus kemarin ulang tahunnya SBY yang Ibu
Ani nge-post di Instagram. Ini juga yang lagi ramai soal Pilkada, soal
menolak Pilkada tidak langsung ataupun mendukung Pilkada tidak langsung,
pro kontranya itu banyak dan beberapa kali jadi trending topic di Twitter.
Terus yang parah lagi yang Ahok bilang mau mundur dari Gerindra, itu juga
rame banget. Gitu.

5. Media sosial nggak hanya sebagai sumber informasi, tapi juga verifikasi.
Gimana?
Iya. Kita bisa periksa, ini benar nggak sih kejadiannya. Kayak tadi gue
bilang, biasanya yang terjadi di lapangan sama dengan yang di Twitter.
Misalnya, kemarin tim liputan bilang ada kebakaran pipa Pertamina di
Pantura, di Subang kalau nggak salah, terus belum ada gambarnya, terus kita
cek di Twitter, verifikasi, ternyata ada gambarnya. Itu maksudnya bersifat
verifikasi, ternyata ada dan betul.

6. Aku pernah baca statement "suatu isu, selama belum tayang di televisi
itu belum fakta." Pendapat, Mas, gimana?
Iya. Kita menonton televisi, kita menonton berita, memang sifatnya kan
untuk konfirmasi kita. Kita butuh informasi, butuh gambar, butuh
audiovisual, dan TV punya itu. Betul.

7. Ada arsipnya nggak sih, Mas, misalnya berapa persen berita yang
tayang di Kompas TV yang sumbernya berasal dari media sosial?
Ini secara perkataan aja ya. Kira-kira kalau gue bisa sampaiin 30%-40%, tapi
nggak setiap hari ya, paling satu bulan ada sekitar 30%-40% berita dari media
sosial. Biasanya kan yang membuat berita ini, produser, akan meminta
partisipasi orang di Twitter atau media sosial buat menanggapi berita atau isu
yang hangat hari itu. Makanya, bisa gue bilang kayak gitu.
Hasil Wawancara dengan Periset Kompas TV, Gita Paramitha Zettira
Senin, 15 September 2014

1. Gimana aja sih, Mba, cara Kompas TV mendapatkan berita?


Untuk keseluruhan, ya, ada agenda yang memang sudah diatur sama
beberapa kementerian resmi, pasti ada. Misalnya, ada konferensi pers apa.
Tapi, kalau untuk media sosial beda lagi. "Hari ini apa nih yang rate-nya lagi
naik di media sosial? Omongan soal apa sih?" Misalnya... Jadi sebenarnya
media sosial itu posisinya bisa dia benar-benar utama dari situ munculnya
atau isu yang sudah ada dan berkembang di media massa, tapi kemudian di-
blow up lagi di media sosial. Misalnya, kayak yang sekarang nih, soal Ahok
mundur. Itu kan sebenarnya pernyataan di media massa ya, cuma kemudian
di-blow up di media sosial, sampai muncul (tagar) #DukungAhok
#AhokWillNeverWalkAlone lalala Itulah. Termasuk juga Pilpres
kemarin. Kayak gitu jenisnya. Jadi itu salah duanya. Bisa dari liputan
kementerian resmi, memang ditentukan dari kantor sendiri atau bisa dari
berawal dari media sosial.

2. Media sosial apakah yang lebih sering menjadi sumber informasi? Path,
Twitter, Facebook, Instagram? Mengapa?
Twitter. Mungkin karena follower Kompas TV di Twitter lebih banyak. Jadi
yang memperhatikan berita kita lebih banyak di Twitter dibandingkan di
Facebook atau di Path atau bahkan di Google+. Tapi, kalau menurut gue
orang paling bisa gampang berinteraksi itu ya di Twitter. Gitu. Ya, kan orang
tinggal mention. Udah, selesai. Jadi interaksinya memang lebih banyak di
Twitter.

3. Lalu bagaimana Kompas TV memandang fenomena yang sedang hit di


media sosial?
Semenjak media sosial itu jadi media buat aksi massa secara virtual, secara
nggak langsung, mau nggak mau itu jadi bagian dari sumber informasi.
Karena sekarang kan orang nggak selalu demo, orang nggak selalu
menyampaikan pendapatnya secara langsung ke mana, gitu. Nah, ternyata
ada beberapa macam gerakan atau aksi yang justru efektif lewat media sosial.
Katakanlah, awal banget kayak koin Prita. Nah, RUU Pilkada aja tuh, orang
bisa lihat kalau banyak penolakan itu nggak cuma dari pemberitaan, tapi juga
dari media sosial, karena banyak diomongin, karena banyak pemberitaan.
Kecenderungan pemberitaan itu bahwa RUU Pilkada ditolak. Mau nggak
mau itu menjadi salah satu sumber untuk kita melihat sejauh mana berita itu
direspon oleh masyarakat sebelum terjun langsung ke masyarakat, melalui
wawancara langsung, misalnya. Media sosial kalau menurut gue bisa menjadi
awal, untuk melihat respon awal masyarakat terhadap suatu isu.
4. Adakah kriteria khusus untuk berita yang beredar di media sosial yang
akhirnya dan ditayangkan?
Itu subjektif banget ya. Kadang-kadang kantor menentukannya berdasarkan
"Ini berita mancing rating nggak ya?" Gitu. Tapi, selama gue bekerja di sini
kecenderungan yang menentukan berita dari media sosial apakah nanti akan
diangkat jadi berita atau nggak itu Pertama, menyedot perhatian
masyarakat nggak? Rating. Kedua, berguna nggak? Ketiga, dia menarik
secara entertainment, menghibur. Tapi, selalu dikaitkan, berita ini nggak
boleh cuma sekadar bombastis, tapi harus ada unsur informatif dan edukatif.

5. Media sosial nggak hanya sebagai sumber informasi, tapi juga verifikasi.
Menurut, Mba?
Iya. Itu bisa, kalau akun yang terkait itu memang terverifikasi, itu benar akun
resmi orang atau lembaga yang terkait. Beberapa seperti NTMC Polri,
misalnya, itu bisa dijadikan referensi untuk verifikasi karena akunnya
memang sudah resmi dan diverifikasi dari dia infonya. Atau BNPB, untuk
update korban kecelakaan atau korban bencana alam, itu juga masih bisa.
Asal udah ada pengakuan kalau itu memang akun resmi dari lembaga atau
orang tersebut.

6. Aku pernah baca statement "suatu isu, selama belum tayang di televisi
itu belum fakta." Pendapat, Mba?
Oh iya, iya. Karena kan media sosial itu bukan media massa, kalau media
massa kan ada unsur redaksional. Itu betul. Itu gue setuju. Sebelum ada
proses redaksional, sebuah isu di media sosial belum bisa disebut berita,
selama tidak ada proses redaksional.

7. Bagaimana Mba melihat kegiatan jurnalisme ini ke depannya dengan


adanya media sosial ini?
Media sosial membantu sebenarnya, membantu banget; untuk sumber
informasi. Tapi, selama itu hanya sekadar untuk data pendukung. Artinya,
data yang didapat di media sosial tetap harus diverifikasi lagi ke orang yang
terkait atau lembaga yang terkait. Tapi, itu ngebantu banget. Karena nggak
semua berita di media online itu secepat orang nge-tweet, Jadi misalnya,
ketika ada orang nge-tweet "Ada kecelakaan di sini." Belum tentu di media
online langsung ada. Dan itu juga ngedukung yang namanya citizen
journalism. Itu kalau menurut gue. Ke depannya akan membantu selama
orang kritis untuk memverifikasi informasi yang beredar di media sosial.

Hasil Wawancara dengan Manajer News Kompas TV, Alexander Wibisono


Kamis, 27 November 2014

1. Bagaimana cara Kompas TV memperoleh berita?


Satu, dari lapangan tentu, karena kan kita punya reporter, kita punya
cameraman. Terus yang kedua, tentunya dari website atau online yang ada,
dari media-media yang lain. Ketika kita dapat informasi, oke, terus kemudian
kita cek di lapangan. Jadi informasi yang kita ambil bisa dari media lain.
Media lain bisa online bisa radio. Nah, yang ketiga, melalui media sosial.
Media sosial ini terus kita pantau, bahkan setiap rapat redaksi pasti desk
multimedia itu kita minta mempresentasikan lima topik yang paling hot yang
paling banyak dibicarakan, trending topics hari itu. Bisa jadi kita akan ambil
itu sebagai agenda kita atau kita punya agenda, tapi Twitter, media sosial, itu
menjadi semacam pembanding atau semacam ukuran bahwa yang kita lagi
dorong ini ternyata responnya juga cukup ramai di media sosial. Karena kita
percaya ketika media sosialnya ramai membicarakan apapun tentang program
Kompas TV, maka share dan rating-nya pun naik. Itu terjadi.

2. Bagaimana Kompas TV memandang keberadaan media sosial saat ini?


Perannya dalam ruang redaksi, dan bahkan tadi juga disebutkan
sebagai salah satu sumber informasi.
Penting. Sangat penting. Salah satu buktinya kita punya desk khusus
multimedia. Kita itu menjalankan strategi beyond television, artinya kita tidak
hanya berhenti di layar televisi, tetapi kita juga main di media sosial,
YouTube, dan lain sebagainya. Itu memperluas siaran dan jaringan kita.
Karena sekarang kan ada perubahan cara orang mendapatkan informasi. TV
mungkin masih banyak dilihat, tetapi anak-anak muda dan generasi ke depan,
bahkan eksekutif muda sekarang lebih banyak mendapatkan informasi dari
Twitter, YouTube, dan lain sebagainya. Makanya kita juga ingin masuk ke
sana dan itu sudah kita lakukan.

3. Kemarin saya sudah sempat interview dengan periset dan tim


multimedia juga, ternyata media sosial yang lebih sering dipantau itu
Twitter. Benar begitu?
Iya, kita punya Twitter, punya YouTube, kalau Facebook kita nggak terlalu
banyak main walaupun kita ada. Tapi, memang lebih heavy-nya Twitter.

4. Jadi bagaimana sebenarnya Kompas TV memandang fenomena publik


yang ada di Twitter, melihat topik-topik yang ramai diperbincangkan,
yang dianggap menarik dan hal ini bahkan menjadi sorotan oleh media
massa?
Kita serius memandang Twitter karena kita juga berpikir jangan-jangan
media massa itu tidak lagi bersaing sesama media massa, tapi kompetitor kita
sesungguhnya adalah publik, melalui jurnalisme warga, melalui Twitter itu.
Sebagai contoh misalnya, kasus Afriyani yang mabuk dan nabrak di Tugu
Tani, itu kita dapat informasinya pertama dari Twitter. "Orang-orang kenapa
rame di Twitter ya? Oh, ada kecelakaan nih, gede nih." Kita cek, benar.
Makanya, media sosial, khususnya Twitter, itu menjadi salah satu sumber
informasi kita, tapi tentu harus kita konfirmasi. Terus, ya sekarang kan juga
banyak pejabat publik bahkan SBY, Jokowi, JK itu kan rajin nge-tweet. Nah,
dari situ kita dapatkan segala informasi, kebijakan, dan lain-lain. Semua yang
kita bisa optimalkan dari media sosial kita lakukan.
5. Informasi yang beredar di media sosial, khususnya Twitter, sangat
banyak dan beragam. Untuk Kompas TV sendiri, kriteria apa saja yang
membuat suatu isu atau berita menarik untuk kemudian ditayangkan?
Pada dasarnya kita tidak mencari sensasi, Kompas TV yang paling penting
adalah substansi. Media sosial atau Twitter itu kita jadikan satu sebagai
informasi awal. Ketika ada yang ramai diperbincangkan di media sosial, di
Twitter, kita harus terlebih dulu melakukan disiplin verifikasi. Intinya kita
harus cek. Kita tidak bisa gunakan itu secara serta merta tanpa ada ada
pengecekan. Kemudian sumbernya harus jelas, karena kan media sosial,
Twitter, kebanyakan sumbernya anonim dan ngaco namanya. Nah, itu harus
kita cek. Di situ peran kita. Kalau fakta sudah ada ya kita angkat fenomena di
Twitter-nya. Tapi, ya itu, cek terlebih dulu. Disiplin verifikasi harus
dilakukan. Setelah itu baru bisa tayang di layar Kompas TV.
Untuk kriteria sendiri, adakah kriteria khusus?
Berita itu kan punya nilai berita. Ada nilai berita soal kedekatan,
kemasyhuran. Ada sembilan nilai berita, itu yang dasar. Untuk Kompas,
editorial yang paling penting adalah humanis, human interest. Jadi kita
bercerita bukan fokus hanya kepada isu atau peristiwanya, tetapi kita lebih
penting fokus kepada manusianya, cerita tentang manusia. Itu yang disebut
humanis. Jadi ketika ada berita tawuran, berita apa, oke peristiwanya kita
liput, tetapi setelah itu apa yang terjadi dengan manusianya? Itu yang beda
dari Kompas.

6. Itu yang termasuk membedakan berita di Kompas TV dengan berita di


stasiun TV lainnya. Sebelumnya tadi juga menjawab bahwa media sosial
tidak hanya sebagai sumber informasi, tetapi juga verifikasi. Nah,
kemudian apakah setiap hari Kompas TV selalu menayangkan berita
yang bersumber dari media sosial?
Nggak selalu setiap hari. Biasanya kita lihat yang jadi trending topics karena
kan kadang-kadang di media sosial ramainya juga soal apa. Tapi, kalau yang
berhubungan dengan kepentingan publik pasti kita update dan kita jadikan
referensi.

7. Terakhir, dengan keberadaan media sosial saat ini bagaimana kemudian


Kompas TV melihat kegiatan jurnalisme ke depannya?
Tetap hidup. Ketika semua orang bisa dengan mudah mendapatkan informasi
dan semua orang bisa dengan mudah juga menyampaikan informasi, semua
orang bisa menjadi wartawan, dikit-dikit update status. Informasi kaya.
Sumber informasi tidak lagi dimonopoli oleh televisi, tidak lagi dimonopoli
oleh radio, tapi juga oleh media sosial. Pertanyaannya adalah apakah
kemudian profesi wartawan akan mati? Jawabannya adalah tidak. Profesi
wartawan itu dilindungi oleh kode etik jurnalistik. Nah, yang paling penting
dari profesi wartawan adalah kita tidak menyebarkan berita bohong.
Wartawan tidak boleh menyebarkan berita bohong. Disiplin verifikasi itu
yang membuat profesi wartawan tetap hidup. Orang sekarang ini
mengonsumsi media, saya misalnya, ketika mendapatkan informasi dari
media sosial, setelah itu saya pasti akan nonton TV juga. Saya akan lihat
online juga untuk konfirmasi, benar nggak sih berita yang tadi saya dapat di
Twitter? Nah, media massa sekarang ini menjadi konfirmator dari semua
informasi atau isu yang beredar. Itu yang membuat profesi wartawan tetap
ada.

Hasil Wawancara dengan Reporter Kompas TV, Fatimazzahro


Kamis, 27 November 2014

1. Tadi sebelumnya Mas Alex bilang kalau program berita di Kompas TV


itu tidak hanya edukatif. tapi juga independen. Menurut Mba?
Iya. Jadi setiap ada berita itu yang dipikir pasti pertama, apa efeknya buat
pemirsa? Kenapa ini harus diangkat? Apa sih menariknya? Apa sih
pentingnya? Karena ada berita yang menarik, tapi nggak ada dampaknya. Itu
soal edukatif. Di sini kita selalu coba ngasih yang baru. Lalu independen.
Independen, iya itu pasti. Jadi di setiap berita itu harus ada penekanan. Ada
peristiwa, ada berita, tapi apa sih isinya? Poin pentingnya apa?

2. Kalau untuk tagline dan filosofi berita Kompas TV sendiri?


Terarah, lugas, dan memberikan harapan. Lugas, tegas soal posisi kita di
mana. Memberikan harapan itu kayak misalnya ada bencana, kita nggak
cuma bahas sedih-sedihnya, tapi kita juga coba memberi harapan, kayak gini
loh. Next, ternyata masih ada yang bisa dilakukan.

3. Menurut Mba kenapa sih Kompas TV berani mengangkat ideologi itu?


Di sini kita balik lagi ke human-nya. Ada peristiwa besar, manusianya apa?
Manusianya gimana? Ceritanya itu yang selalu menarik, human-nya, selalu
dari sisi itu ngambilnya. Kalau untuk berita besarnya semua TV mungkin
sama, tapi di sini kita lebih ke human-nya. Apa dampaknya? Jadi itu yang
membedakan.

4. Jadi pandangan Mba soal fenomena publik yang ada di Twitter?


Trending topic itu sendiri?
Twitter di sini iya sebagai salah satu sumber informasi. Jadi tiap rapat malam
nih ada lima topik teratas atau yang paling banyak diobrolin di media online
dan media sosial. Itu kita bahas. Kenapa sih orang suka banget sama berita
ini? Kita ada beritanya nggak ya? Itu buat belajar. Jadi mungkin ada yang
terlupa kali ya, karena fokusnya ke politik melulu, jadi berita yang simple
tapi ngena malah kelewat gitu. Twitter pun gitu, kita ada multimedia yang
memang mengurusi Twitter. Terus misalnya, kayak ketika live report, dia
buat juga live tweet. Biar bersinergi. Kerja sama juga dengan reporter yang
ada di lapangan. Jadi di berita naik, di Twitter juga.
LAMPIRAN 4

PROFIL SUBJEK PENELITIAN

Key Informan
Nama : Herlan Primasto
No. HP : 087877823647
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Pendidikan Formal
FISIP Universitas Muhammadiyah Jakarta (2008)
Pengalaman Kerja
KOMPAS TV - Social Media News Content & Video Distribution Officer
(Maret 2013-Juni 2016)
Surya Citra Media News Digital Assistant Producer (Juli 2016-sekarang)

Informan I
Nama : Alexander Wibisono Adi Putro, SIP
Tempat/Tanggal Lahir : Samarinda, Kalimantan Timur, 13 November 1980
Alamat : Jl. Melati Perum Hanurata II/C4 Bintaro, Pesanggrahan,
Jakarta Selatan 12330
No. HP : 08159407601
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Sudah Menikah
Pendidikan Formal
SD NIAGA EKASARI (1986-1992)
SMP NEGERI 11 (1992-1995)
SMU NEGERI 70 (1995-1998)
Ilmu Politik Universitas Indonesia (2003)
Pendidikan Non-Formal
TOEFL Course, ELS Language Center, 2002
IELTS Preparation Course
Pengalaman Organisasi
Ketua OSIS SMPN 11 (1992)
Anggota OSIS SMUN 70 (1995)
Anggota HMIP (Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik) Universitas Indonesia
(1998-2000)
Pengurus HMIP (1999-2000)
Anggota Komunitas Musik FISIP UI (1998-2003)
Anggota Centre for Chinese Studies (2002-2007)
Pengalaman Kerja
Interviewer for Jajak Pendapat KOMPAS Newspaper (2001-2002)
Lecturer Assistant for Introduction to Sociology study in UI (2001-2003)
Lecturer Assistant for Historical of Industrial Development study in UI (2001)
Lecturer Assistant for East Asia Politics study in UI (2004-2007)
Reporter in Inflight Magazine of Lion Air (May 2003-July 2004)
Reporter in GATRA Weekly Magazine (July 2004-March 2007)
Reporter in Koran KONTAN (March-April 2007)
Liputan 6 SCTV Senior Reporter (April 2007-May 2009)
Liputan 6 SCTV News Gathering Coordinator (May 2009-July 2011)
KOMPAS TV Regional News Gathering Coordinator (July 2011-December 2011)
KOMPAS TV News Gathering Section Head (December 2011-December 2012)
KOMPAS TV News Gathering Manager (January 2013-sekarang)

Informan II
Nama : Gita Paramitha Zettira, S.Sos
Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 25 April 1988
Status : Belum Menikah
Alamat : Perumahan Taman Cimanggu Gg. Hj. Soleh No. 51,
Kelurahan Kedung Waringin/Kecamatan Tanah Sareal,
Bogor 16163
No. HP : 085695655020
Email : gita.floopy.panda@gmail.com
Pendidikan Formal
2006 2010 Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta
Fakultas Komunikasi
Program Studi Ilmu Jurnalistik
2003 2006 Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) 2 Bogor
2000 2003 Sekolah Menegah Pertama Negeri (SMPN) 5 Bogor
1994 2000 Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pengadilan 3 Bogor
1993 1994 Taman Kanak-Kanak (TK) Al-Munawar Bogor
Pengalaman Organisasi
2000 2003 Anggota Paskibra SLTPN 5 Bogor
2003 2004 Anggota MPK-OSIS SMAN 2 Bogor
2004 2005 Ketua II MPK-OSIS SMAN 2 Bogor
2006 2007 Anggota Himpunan Mahasiswa Jurnalistik IISIP Jakarta
Pengalaman Pelatihan
Februari 2007 Pelatihan Jurnalistik Terpadu Himpunan Mahasiswa Jurnalistik
IISIP Jakarta
Oktober 2009 Seminar Rolling Stone Live Music Biz On Campus Rock N
Roll Workshop 2009
Januari 2010 Music Industry Seminar (MINUS) 2010 Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia
Desember 2010 International Education Fair 2010
Pengalaman Kerja/Magang
2011 Data Entry Polling Litbang Harian Kompas (Freelancer)
2011 Koder Kajian Media Harian Litbang Kompas (Freelancer)
2008-2009 Reporter Magang Harian Jurnal Bogor
2008-2009 Reporter Rubrik Studenta Harian Jurnal Bogor (Rubrik Khusus
Mahasiswa)
2009 Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Harian Jurnal Bogor

Informan III
Nama : Fatimazzahro
Nama Panggilan : Fyra Fatima
Alamat : Jl. Syahdan No.22, Kemanggisan, Jakarta Barat
Email : bahieya@yahoo.com
Pendidikan Formal
SD DIPONEGORO SKA 1997/1998
SLTP DIPONEGORO SKA 2000/2001
SMA DIPONEGORO SKA 2003/2004
Diploma III Broadcasting 2004-2007 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
S1 Ekstensi Politik Indonesia 2007-2010 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia
Pengalaman Kerja/Magang
DJ Remaja SAS FM Tahun 2003
Reporter & Announcer FIESTA FM Tahun 2004-2007
News Director FIESTA FM Tahun 2006-2007
Humas Komite SMU DIPONEGORO SKA Tahun 2005-2007
Duta Kotex (Cewe Kotex) Yogyakarta Tahun 2005-sekarang
Creative Division FIESTA FM Tahun 2005-2007
Magang Kerja di TVRI Jawa Timur 7 Agustus-7 September 2006 pada Divisi
News
Magang Kerja di Metro TV Jakarta 5 Maret 22007-16 Juni 2007 Produksi
"Suara Anda & Editorial Malam" Assisten Floor Director "News Dot Com &
Open House"
Reporter SUN Televisi Network, MNC Groups Tahun 20082011
Reporter Kompas TV Tahun 2011-sekarang
Karya yang Pernah Dibuat
Program Audio Visual Feature "Buruh Gendong" (Script Writer) karya ini
berhasil menjadi Runner Up pada workshop News Production Menuju Layar
Liputan 6 SCTV Tahun 2005
Program Anak "Oo Begitu" tayang di TPI (Reporter, Script Writer, Dubber) 20
Episode
Program Anak "Sahabat Cilik" tayang di TPI (Assistant Produser, Script
Writer, Dubber) 15 Episode
Program Anak "Kawan Cilik" tayang di Sun Tv (Assistant Produser, Script
Writer , Dubber) 15 Episode
Program Talkshow Pemilu 2009 "Contreng" tayang di Sun TV (Reporter,
Assistant Production) 13 Episode
RIWAYAT HIDUP

Data Diri
Nama Lengkap : Yosephina Damaris
Tempat/Tanggal Lahir : Tangerang, 25 September 1992
Alamat : Jl. Danau Laut Tawar 3 No. 14, Perumnas 2, Tangerang
15810
No. HP : 081297580637
Email : yosephinadamaris@gmail.com
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Kristen Protestan
Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan Formal
1998-2004 : SD Strada Slamet Riyadi II Tangerang
2004-2007 : SMP Sholafide BKKK Tangerang
2007-2010 : SMAN 11 Tangerang
2010-sekarang : Ilmu Komunikasi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Pengalaman Organisasi dan Kerja/Magang


2010-2011 : Anggota Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Indonesia (IMIKI) Untirta
2010-2011 : Anggota English Debating Club (EDC) Untirta
November 2013-Februari 2014 : Asisten Social Content & Business
Development KOMPAS TV

Anda mungkin juga menyukai