Anda di halaman 1dari 34

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pengalaman Lapangan Industri

Tujuan utama pendidikan nasional diarahkan pada pengembangan

dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), yakni manusia Indonesia

seutuhnya yang memiliki wawasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK),

memiliki keterampilan (skill) serta beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, perlu dilaksanakan suatu

program pendidikan dan pelatihan secara berkesinambungan. Hal ini

dimaksudkan agar ada keterkaitan yang baik antara dunia pendidikan dengan

dunia industri dalam hubungan yang saling membutuhkan, melengkapi, dan

saling mendukung proses pencapaian pembangunan nasional.

Program Studi S1 Teknik Pertambangan merupakan salah satu

program pendidikan yang memberikan dasar-dasar pengetahuan tentang dunia

pertambangan, dan salah satu sumber daya untuk menciptakan tenaga ahli

pertambangan yang profesional. Dunia pertambangan sebagai arena yang akan

ditekuni mahasiswa teknik pertambangan selalu berkaitan erat dengan

berbagai hal yang membutuhkan ketekunan dan keakuratan tinggi, baik

menyangkut hal ekonomis maupun teknis. Kemajuan kinerja akan

mempengaruhi tingkat produksi, yang selalu menjadi titik acuan untuk selalu

menjadi lebih baik.

Kegiatan Pengalaman Lapangan Industri (PLI) merupakan sebuah

program yang diadakan oleh pihak Unit Hubungan Industri (UHI) serta

1
2

merupakan sebuah mata perkuliahan wajib yang harus diambil oleh penulis

sesuai syarat-syarat yang sudah ditetapkan oleh pihak UHI. Syarat agar dapat

melakukan kerja praktek untuk jenjang S1 minimal harus menyelesaikan 120

SKS.

Untuk mempersiapkan mahasiswa S1 Teknik Pertambangan sebagai

lulusan yang siap dan mampu bekerja di bidangnya, maka dibuatlah suatu

kurikulum akademik berupa Pengalaman Lapangan Industri (PLI) atau kerja

praktek. Kerja Praktek merupakan suatu kewajiban mahasiswa untuk ikut serta

dalam semua aktivitas pertambangan di lapangan. Adapun tujuan dari kerja

praktek tersebut adalah agar adanya keterkaitan (link) yang baik antara dunia

pendidikan dengan dunia usaha/industri dalam bentuk hubungan yang saling

membutuhkan, melengkapi, dan saling mendukung proses pencapaian tujuan

pembangunan nasional.

Selain itu penulis berusaha untuk mengasah, dan menerapkan ilmu

atau teori-teori yang sudah penulis dapatkan selama perkuliahan serta untuk

mencari pengalaman-pengalaman baru yang belum penulis dapatkan selama

perkuliahan sehingga penulis bisa mengerti seperti apa bekerja di lapangan itu

secara langsung. Dengan demikian penulis bisa mempelajari bagaimana

sebaiknya dan apa-apa saja yang kurang selama penulis melaksanakan

perkuliahan selama ini.

1. Tujuan Pelaksanaan PLI

Adapun tujuan dari pelaksanaan kegiatan PLI adalah antara lain:


3

a. Memenuhi persyaratan kurikulum Jurusan Teknik Pertambangan

Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.

b. Untuk memperoleh gambaran nyata tentang penerapan dari ilmu atau

teori yang selama ini diperoleh melalui bangku kuliah dan

membandingkannya dengan kondisi nyata yang ada di lapangan.

c. Untuk memperoleh tambahan pengetahuan dan pengalaman yang akan

membuka cakrawala berpikir yang lebih luas mengenai disiplin ilmu

yang ditekuni selama ini.

d. Mengaplikasikan ilmu-ilmu pertambangan yang diperoleh terhadap

masalah yang ada di lapangan.

2. Manfaat Pelaksanaan PLI

Manfaat dari pelaksanaan kegiatan PLI adalah :

a. Mengukur tingkat penguasaan ilmu pengetahuan yang diperoleh

penulis selama kuliah dengan tuntutan dan kebutuhan dunia industri.

b. Memberikan pemahaman empiris tentang dunia industri secara umum

dan segala hal.

c. Tumbuhnya rasa kedisiplinan yang tinggi bagi penulis dalam berbagai

aspek.

d. Mempersiapkan diri sebelum terlibat langsung dalam dunia industri

melalui aktifitas dan pemahaman yang ditemukan di industri.


4

B. Deskripsi Perusahaan

1. Sejarah Perkembangan PT. Timah (Persero) Tbk

Penambangan timah secara primitif dimulai pertama kali di pulau

Bangka pada tahun 1709. Pada waktu itu rakyat pulau Bangka diwajibkan

membayar pajak kepada kesultanan Palembang dengan bijih timah. Pada

tahun 1711 didatangkan ahli penambangan dari Malaka dan sistim sumur,

yang dikenal dengan teknik sumur Palembang. Pada tahun 1819

tambang-tambang timah dikuasai oleh Belanda dengan mendatangkan

pekerja-pekerja dari Canton dataran Cina.

Peralatan-peralatan untuk tambang darat yang cukup maju baru

diperkenalkan berupa : mesin semprot (pompa air) dan eksavator tahun

1909, pompa tanah pada tahun 1917 dan jig pada tahun 1920. Selanjutnya

pada tahun 1917 diperkenalkan juga penambangan dengan menggunakan

kapal keruk (bucket dregde) di pulau Singkep dan pulau Bangka tahun

1926.

Pada waktu perang dunia II (1942 1945) kuasa penambangan

timah beralih kepada pendudukan Jepang. Karena Jepang kalah perang,

maka dari tahun 1946 1949 penambangan timah sepenuhnya dikuasai

kembali oleh perusahaan Belanda yang bernama tin wining. Pada tahun

1949 terjadi pemulihan kedaulatan Republik Indonesia, maka perusahaan

timah ini diambil alih sepenuhnya oleh pemerintah Republik Indonesia,

tetapi penguasaan masih tetap ditangan perusahaan Belanda sampai akhir

masa kontrak tanggal 28 Februari 1952. Puncak dari masa transfer itu
5

adalah tahun 1960 dengan dibuatnya undang-undang nomor 19 dimana

telah ditetapkan oleh badan pimpinan perusahaan tambang timah dan

perusahaan negara dengan 3 unit produksinya yang berada di Bangka,

Belitung dan pulau Singkep. Kemudian pada tahun 1968 dikeluarkan PP

No. 21 Tahun 1968 tentang dibentuknya PN Timah (Perusahan Negara

Tambang Timah).

Untuk memenuhi UU No. 9 Tahun 1969, pada tanggal 2 Agustus

1976 status PN Timah diubah menjadi PT. Tambang Timah (Persero) yang

berkedudukan di Jakarta dengan unit produksi sebagai berikut :

a. Unit Penambangan Timah Bangka di Pangkal Pinang

b. Unit Penambangan Timah Belitung di Tanjung Pandan

c. Unit Penambangan Timah Singkep di Dabo Singkep

d. Unit Peleburan Timah di Mentok Bangka

Berdasarkan laporan keuangan tahun 1989 PT. Tambang Timah

dinyatakan rugi. Oleh karena itu, untuk menyelamatkan perusahaan dari

kebangkrutan maka diambil langkah dengan melaksanakan restrukturisasi

pada tahun 1990-1995 meliputi :

a. Reorganisasi

b. Relokasi

c. Rekontruksi

Seiring dengan membaiknya setelah resktrukturisasi, maka pada

bulan Oktober 1996 PT. Tambang Timah menjadi perusahaan terbuka.


6

Selanjutnya PT. Tambang Timah (Persero) menjadi PT. Timah (Persero)

Tbk.

Saat sekarang ini PT. Timah (Persero) Tbk, mempunyai 4 Unit

Penambangan dan 1 Unit Peleburan yaitu :

a. Unit Kundur

PT. Timah (Persero) Tbk Unit Kundur ini terletak di Provinsi

Kepulauan Riau. Sistim penambangan yang dilakukan pada Unit ini

adalah dengan menggunakan kapal keruk dan kapal isap.

b. Unit Laut Bangka

PT. Timah (Persero) Tbk Unit Laut Bangka berpusat di kota

Belinyu. Kegiatan penambangannya berlangsung di perairan sekitar

daerah Laut Bangka dengan sistim penambangan menggunakan kapal

keruk, kapal isap dan ponton isap produksi.

c. Unit Tambang Darat Bangka

PT. Timah (Persero) Tbk Unit Produksi Darat terdiri dari

Tambang Besar, Tambang Non Konvensional, Tambang Semprot,

dan Tambang Skala Kecil. Terbagi 4 wilayah produksi (waprod) yaitu

Waprod Bangka Selatan, Waprod Bangka Utara, Waprod Bangka

Barat dan Waprod Bangka Tengah.

d. Unit Tambang Belitung

PT. Timah (Persero) Tbk Unit Tambang Belitung terdiri dari

tambang besar, tambang non konvensional, tambang semprot, dan


7

tambang semprot konvensional. Terbagi atas 2 wilayah produksi

(waprod) yaitu waprod Belitung, waprod dan Belitung Timur.

e. Unit Metalurgi Mentok

PT. Timah, Tbk Unit Mentok berpusat di kota Mentok

kegiatan yang berlangsung pada Unit Metalurgi Mentok adalah

pemurnian dan peleburan bijih timah sehingga hasilnya siap untuk

dipasarkan.

Sebagai perusahaan induk PT. Timah (Persero) Tbk juga

mempunyai anak-anak perusahaan yang diantaranya adalah :

a. PT. Timah Investasi Mineral/Timah Eksplomin bergerak dalam

menyediakan jasa di bidang penyelidikan tambang, eksplorasi, analisis

laboratorium contoh mineral bahan galian, pembuatan studi kelayakan,

penyelidikan geologi teknik, penyelidikan geohidrologi, bergerak dalam

bidang jasa investasi dan konsultasi usaha pertambangan.

b. PT. Dok dan Perkapalan Air Kantung, menyediakan jasa perbengkelan,

galangan kapal, serta jasa pelayanan kapal penumpang untuk karyawan

timah.

Kantor pusat dari semua unit PT. Timah (Persero) Tbk, terletak di

kota Pangkal Pinang, Provinsi Bangka Belitung.

2. Lokasi dan Topografi

Daerah Tempilang termasuk daerah penambangan Unit Laut

Bangka, yang berjarak 77 km dari kecamatan Belinyu. Dengan waktu

tempuh 2 jam dari kantor Unit Laut Bangka (UBL) Belinyu dengan
8

menggunakan kendaraan beroda empat. Dari bibir pantai dusun tembilang

berjarak 6 mil dengan waktu tempuh 30 menit dengan kendaraan pompong

(kapal nelayan).

Pulau Bangka mempunyai luas 12.700 km2 terletak di selatan

khatulistiwa pada 10LS 30LS dan 1050BT - 1080BT yang dikelilingi oleh

Laut Cina Selatan di sebelah utara, Selat Gaspar di sebelah timur, Laut

Jawa di sebelah selatan, dan Selat Bangka di sebelah barat.

Dilihat dari segi topografi Pulau Bangka dapat dikelompokkan

menjadi empat bentuk keadaan tanah yaitu:

a. Tanah berbukit sampai bergunung

b. Tanah bergelombang

c. Tanah lembah/datar

d. Tanah rawa

Daerah PT. Tambang Timah Unit Laut Bangka sebagian besar

merupakan daerah dataran yang bergelombang dengan ketinggian dari

permukaan laut antara 20 25 meter. Datarannya masih didominasi oleh

pepohonan, yang umumnya pohon karet. Sedangkan di daerah perairan laut

masih terdapat batu karang, endapan alluvial disekitar pantai, dan bentuk

biometri lautnya yang bergelombang.


9

Lokasi Pengamatan

Sumber: Bagian Evaluasi dan Geologi Tambang PT Timah


Gambar.1 Peta Lokasi KIP Timah 17

3. Geologi dan Stratigrafi

a. Geologi

Menurut Katili (1967) dan Sitanggang (1974), geologi Pulau

Bangka mempunyai susunan batuan yang terdiri dari batuan beku

berumur TriasYura, yang menerobos batuan metasedimen dan

sedimen. Kelompok batuan ini umumya dicirikan oleh tinggian-tinggian

yang menempati pulau-pulau di daerah tersebut, seperti di bagian utara

terdapat granit Kelabat yang berbentuk lengkungan berarah Timur

Barat, melewati teluk Kelabat kemudian granit Plangas, granit


10

Menumbing dan granit Mangkol. Bagian atas kelompok batuan Trias

Yura, terdapat endapan kuarter. Endapan Kuarter ini menutupi Pulau

Bangka yang menempati dataran rendah hingga lepas pantai. Pada

endapan Kuarter inilah banyak terkandung endapan timah alluvial.

Western belt

Central Belt

Eastern belt

Sumber: Sujitno,1970
Gambar.2 Skema Sabuk Timah

Tin Mayor South East Asian Tin Belt, dibagi menjadi 3 bagian,

yaitu:

1) Sabuk timah bagian barat (Western Range)

Pada western range, terdapat 2 jenis granit yaitu tipe I dan

tipe S. Granit ini umumnya mempunyai butir granular walaupun

kadang ditemukan juga megakristal hornblend. Sebagian besar granit

mempunyai tipe I, namun demikian beberapa granit tipe S juga

dijumpai.
11

2) Sabuk timah bagian tengah (Main Range)

Granit tipe main range, umumnya mempunyai ciri-ciri:

megakristal (terutama K-Feldspar) dan terjadi mineralisasi timah

serta mineral asosiasinya seperti monasit dan wolframit. Granit ini

umumnya terdiri atas granit biotit dan granit muskovit yang

semuanya merupakan tipe S, diperkirakan umurnya Trias.

3) Sabuk timah bagian timur (Eastern Range)

Granit tipe eastern range, mempunyai komposisi bervariasi

dari diorite, gabro, monzogabro, dan granit. Pada granit ini

umumnya ditemukan megakristal hornblend. Granit yang dijumpai

adalah tipe I. Umurnya diperkirakan Permo-Trias.

Mineral utama yang terkandung pada bijih timah adalah

cassiterit (SnO2). Batuan pembawa mineral ini adalah batuan granit

yang berhubungan dengan magma asam dan menembus lapisan

sedimen (intrusi granit). Pada tahap akhir kegiatan intrusi, terjadi

peningkatan konsentrasi elemen di bagian atas, baik dalam bentuk

gas maupun cairan, yang akan bergerak melalui pori-pori atau

retakan. Karena tekanan dan temperatur berubah, maka terjadilah

proses kristalisasi yang akan membentuk deposit dan batuan

samping.

Pembentukan mineral casiterit (SnO2) dan mineral berat

lainnya, erat hubungannya dengan batuan granitoid. Secara

keseluruhan endapan bijih timah yang membentang dari Myanmar


12

Tengah hingga Paparan Sunda merupakan kelurusan sejumlah intrusi

batholit. Batuan induk yang mengandung bijih timah adalah granit,

adamelit dan granadiorit. Batholit yang mengandung bijih timah pada

daerah Barat ternyata lebih muda (akhir Kretasius) daripada daerah

Timur (Trias).

Berdasarkan sejarah geologi pada zaman Yura-Kapur di

daerah Paparan Sunda terjadi intrusi-intrusi batuan granit. Hal ini

merupakan pendapat dari teori Plate Tektonik, dimana terdapat

penekukan benua pada subduktion zona di garba. Sehingga magmatik

art muncul di sebelah utaranya, yaitu : yang menempati Pulau

Bangka, Pulau Belitung, Pulau Singkep, Pulau Karimun, Pulau

Kundur dan sebagian Pulau di Kalimantan Barat.

Di daerah Pulau Bangka tersusun oleh formasi batuan beku,

sedimen dan batuan sedimen resen. Batuan sedimennya terdiri atas

lapisan tanah liat, lempung, lempung pasiran dan lainnya. Batuan

sedimen ini juga merupakan batuan tua yang mengalami penerobosan

oleh intrusi batuan granit pada batuan samping. Sehingga pada batuan

sampingnya mengalami perubahan bentuk ke batuan metasedimen.

Proses pembentukan bijih timah berasal dari magma cair

yang mengandung mineral kasiterit (SnO2). Pada saat intrusi batuan

granit naik ke permukaan bumi, maka akan terjadi fase

pneumatolitik, dimana terbentuk mineral- mineral bijih diantaranya

bijih timah. Mineral ini terakumulasi dan terasosiasi pada batuan


13

granit maupun di dalam batuan yang diterobosnya, yang akhirnya

membentuk vein-vein. Jadi pada proses pembentukan bijih timah ada

terdapat dua sumber, yaitu : pada batuan granit dan pada batuan

samping yang diterobosnya.

Endapan Timah merupakan salah satu endapan aluvial, yang

terbentuk karena lapisan atau material hasil pengendapan yang belum

terkonsolidasi dengan kuat. Lapisan ini terdiri dari kerakal, kerikil,

pasiran, lempungan atau kombinasi dari semuanya.

Ada dua jenis endapan timah yang dijumpai didaerah jalur

timah Indonesia ini, yaitu timah primer dan timah sekunder. Endapan

timah sekunder adalah cadangan timah utama yang ditambang oleh

PT. Timah (Persero) Tbk. Endapan timah primer dijumpai umumnya

berupa pengisian vein kuarsa-tourmalin yang tidak ekonomis untuk

dilakukan penambangan.Berikut adalah jenis endapan timah, yaitu :

a. Endapan Timah Primer

Endapan timah primer terbentuk akibat intrusi granit

terjadi mineralisasi yang terbentuk pada jalur kontak antara

tubuh granit dengan batuan sedimen atau metasedimen yang

diintrusi. Tidak semua intrusi granit akan menghasilkan endapan

timah, hal ini sangat tergantung pada magma asal. Karena

magma ini ada yang mengandung unsur atau senyawa pembawa

timah.
14

Pada umumnya bentuk endapan timah berupa vein yang

terjadi pada saat intrusi granit berlangsung pada batuan samping

yang diintrusi, batuan ini akan terangkat sedikit terlipat dan

membentuk retakan-retakan yang hampir tegak dengan tubuh

granit lalu retakan tersebut diisi oleh larutan magma yang

mengandung timah.

b. Endapan timah sekunder

Pembentukan timah sekunder atau placer deposit

didefinisikan sebagai endapan mineral lerakan yang terbentuk

secara konsentrasi mekanis dari sumber-sumber mineral yang

berasal dari batuan induk. Endapan timah sekunder akan

terbentuk melalui beberapa proses, sebagai berikut :

1) Pelapukan

Batuan yang berada dipermukaan akan mengalami

pelapukan akibat adanya proses eksogen baik pelapukan fisik

maupun kimia.

Faktor-faktor penyebab pelapukan adalah:

a) Perubahan suhu (temperatur)

b) Air (air tanah dan air permukaan)

c) Unsur organis atau kelebatan vegetasi

d) Komposisi mineral pada batuan.

e) Struktur geologi yang terdapat pada batuan atau daerah

tersebut, seperti kemiringan lereng atau permukaan batuan.


15

Akibat dari pelapukan ini, batuan yang keras dan

besar berubah menjadi batuan kecil, peristiwa ini disebut

sebagai pelapukan fisik, sedangkan bila batuan tersebut

dipengaruhi oleh unsur organik atau air sehingga mineral yang

terdapat dalam batuan itu bersenyawa karena proses kimia dan

menyebabkan batuan tersebut berubah menjadi lunak atau

menjadi mineral lain, peristiwa ini disebut dengan pelapukan

kimia.

2) Erosi

Erosi merupakan proses pengikisan terhadap batuan

atau lapisan tanah dimanapun berada seperti dipegunungan,

didataran, dipadang pasir, dipantai maupun dilaut. Media

sebagai penyebab terjadinya erosi terdiri dari beberapa

macam, yaitu: air mengalir, ombak, angin. Umumnya erosi ini

sangat aktif pada daerah hulu atau daerah dimana terjadinya

intrusi dan memiliki kemiringan permukaan yang besar.

Dengan kecepatan yang tinggi maka mengakibatkan

daya kikis yang akan membawa butiran-butiran tanah yang

terkikis. Ada beberapa istilah yang dikenal berkaitan dengan

proses erosi sebagai berikut:

a) Erosi adalah kikisan yang terjadi pada lembah-lembah,

bukit-bukit ataupun pegunungan yang disebabkan oleh air

yang mengalir dipermukaan bumi.


16

b) Abrasi adalah kikisan yang terjadi dipantai yang

disebabkan oleh ombak

c) Eolin adalah kikisan yang terjadi digurun-gurun yang

disebabkan oleh angin.

Pada endapan sungai aluvial, maka air sangat

berperan utama sebagai media didalam proses pengikisan

terhadap batuan, lalu mengangkut dan mengendapkannya

pada daerah yang jauh dari tempat asalnya.

3) Transportasi

Material-material yang sudah mengalami pelapukan

akan dengan mudah terlepas dan kemudian terkikis, butiran-

butiran hasil erosi ini akan dibawa oleh air ketempat yang

lebih rendah.

Daya angkut air untuk mentransport material hasil

rombakan tersebut tergantung pada kecepatan aliran dan

besarnya volume air yang bergerak pada tingkat

kekeruhannya.

Material atau fragmen batuan yang berukuran besar

tidak akan terangkut jauh dari sumbernya dan sebaliknya

untuk material yang berukuran halus akan tertransportasi

sangat jauh bahkan sampai kelaut. Cara transportasi ada

beberapa macam, antara lain:

a) Menggelinding pada dasar sungai


17

b) Meloncat-loncat didasar sungai

c) Melayang-layang didalam sungai

Material yang ditransport sangatlah tergantung pada

ukuran dan kekuatan daya angkut air, sehingga material yang

berukuran besar akan menggelinding didasar sungai, material

yang berukuran sedang dan berbentuk pipih akan meloncat-

loncat didasar sungai, material yang berukuran halus akan

melayang-layang di dasar sungai.

4) Pengendapan

Seperti yang telah kita ketahui dari suatu sistem

sungai dimana setelah terjadi pengikisan lalu terbawa oleh air

material tersebut akan diendapkan pada bagian terendah

(lembah). Namun demikian, pengendapan juga terjadi pada

daerah hulu atau bagian tengah. Ini sangat tergantung pada

kecepatan air, jumlah muatan sedimen dalam sungai serta

berat jenis dari mineral yang diendapkan.

Umumnya apabila kita menyusuri sungai akan

tampak bahwa material yang besar-besar akan diendapkan

pada daerah hulu sehingga dapat dikatakan semakin jauh

terendapkannya material dari batuan sumbernya maka butiran

atau fragmen material akan semakin halus.

Pengetahuan ini sangat berguna bagi kita untuk

mengetahui posisi dari peletakan mineral bijih maupun


18

material kerikil dan pasiran dalam suatu daerah pengendapan

aluvial. Dari bermacam-macam endapan aluvial, hubungan

satu lingkungan pengendapan dengan lingkungan

pengendapan lainnya akan memiliki perbedaan karakteristik

endapan alluvial.

Pada lokasi cadangan lepas pantai laut Kebiang,

endapan bijih timah (Sn) tersebut berasal dari endapan bijih

timah Primer (Sn) yang mengalami proses sedimentasi.

Sehingga akhirnya berubah bentuk menjadi endapan bijih

timah sekunder yang terdiri dari : endapan elluvial, endapan

kollovial, endapan alluvial, mincang dan endapan

disseminated (Gambar.3).

Sumber : Satuan kerja unit laut Bangka


Gambar.3 Jenis Endapan Timah
b. Stratigrafi

Batuan-batuan yang tersingkap terdiri atas batuan metamorf

pra-tersier, batupasir, batulempung, lapisan pasir, campuran


19

lempung,pasir,dan lanau. Beberapa peneliti telah mengemukakan

stratigrafi Pulau Bangka, diantaranya Van Bammelen (1949)

(Van Bammelen, 1949) Formasi tertua adalah sekis kristalin

dicirikan oleh adanya fosil fusulnidan pada batugamping. Di atas batuan

pra-tersier diendapkan serpih filitis dan batu pasir kuarsit yang dianggap

analog dengan formasi Flydch yang berumur trias di Kepulauan Riau,

dengan interkalasi batu rijang yang mengandung fosil radiola. Berikut

Stratigrafi Pulau Bangka Menurut Osberg dan Katili :

Tabel.1 Staratigrafi Pulau Bangka (Osberg,1965 dan Katili,1967)

Umur Litologi Keterangan


(Lingkungan Pengendapan)
Resen pasir, lempung dengan endapan sungai dan pantai
cassiterite (kaksa)
Pleistosen
Pliosen pasir, lempung dan endapan sungai dan pantai
konglomerat
Miosen
Oligosen
Eosen .... Ketidakselarasan....
Kapur
Yura
Trias sebagian batuan metamorf dinamik, batuan pasir,
serpih, rijang, batugamping berfosil, konglomerat
diabas, fosil noric.
Perm filit, kuarsa,serpih, batupasir, batugamping berfosil,
rijang yang menyisip dalam tuf vulkanik
Karbon .... Ketidakselarasan....
Pra-karbon batuan metamorf dinamik
Adapun urutan stratigrafi batuan daerah Bangka sebagai

berikut:

a. Lapisan humic (Humus)


20

Merupakan lapisan yang sangat dominan. Terbentuknya dari

sisa-sisa tumbuhan (daun dan batang pohon) yang diendapkan di

daerah rawa-rawa yang bersamaan dengan itu diendapkan pula

material halus dari hasil transportasi material yang tererosi. Lapisan

ini memiliki ciri-ciri, diantaranya:

1) Bewarna hitam.

2) Kandungan air tinggi (79,48 %), kedap air (impermeable).

3) Ukuran butirnya sangat halus (< 1/254 mm).

4) Sangat lunak dan mudah longsor.

b. Lapisan sand

Merupakan lapisan yang berbutir kasar, keras dan

kandungan air kecil.

c. Lempung pasiran (Sand clay)

Pada lapisan ini mempunyai ukuran yang halus mendekati

ukuran butir tanah liat. Material ini mempunyai sifat yang hampir

sama dengan tanah liat. Adapun yang membedakan diantara

keduanya adalah : Warna tanah liat kepasiran relatif lebih terang

(lebih putih) dan kandungan air lebih kecil (17,29 %).

d. Lapisan Clay

Biasanya terletak diantara lapisan tanah liat humus dengan

lapisan pasir yang mengandung bijih timah. Sifat lapisan ini apabila

kering akan menjadi keras dan apabila basah akan menjadi lengket
21

dan liat, ukuran butirnya sangat halus dengan kandungan air yang

tinggi (59,40%).

e. Lapisan Clay Sand

Merupakan lapisan yang terdiri dari lempung dan pasir

dimana kebalikan sand clay. Lapisan ini bewarna agak gelap.

Kandungan air lebih besar dari sand clay serta ukurannya relatif kasar

dari sand clay.

f. Lapisan Tanah Bertimah (Kaksa)

Merupakan lapisan yang terdiri dari:

1) Lempung pasir halus.

2) Pasir kasar lempung.

3) Pasir halus lempungan.

g. Lapisan Batuan Dasar (Bedrock)

Merupakan lapisan paling dasar terdiri dari batuan yang

keras, baik itu batuan beku maupun sedimen. Biasanya pada endapan

timah di Pulau Bangka sering terdapat batu granit. Lebih jelas dapat

dilihat pada Gambar.4 berikut.


22

Sumber: Satuan kerja Unit Laut Bangka)


Gambar.4 Stratigrafi daerah Bangka

4. Iklim dan Curah Hujan

Iklim di Pulau Bangka dipengaruhi oleh dua musim, yaitu musim

hujan dan musim kemarau. Periode musim hujan terjadi antara bulan

Oktober sampai dengan bulan Maret dengan variasi suhu udara antara 22oC

hingga 26,3oC. Jumlah hari hujan pertahun rata-rata 108 hari atau 29,59%

dari jumlah hari dalam satu tahun dengan rata-rata curah hujan 2.074 mm

pertahun. Periode musim kemarau terjadi antara bulan April sampai dengan

bulan September.

Pada musim hujan atau dikenal dengan musim barat, biasanya juga

disertai dengan angin kencang dan gelombang besar. Kondisi seperti ini

perlu diwaspadai terhadap kegiatan operasi penambangan KIP karena hal

ini tersebut dapat mempengaruhi pencapaian target produksi.


23

5. Sifat Fisik dan Karakteristik Mineral

Endapan bijih timah pada umumnya berasal dari magma asam

sehingga keterdapatannya berhubungan dengan adanya batuan granit.

Dalam pembentukannya, mineral ini disertai dengan mineral berharga

lainnya dan gangue mineral. Berikut adalah karakterisitk mineral yang

terdapat dalam endapan timah :

a. Cassiterite (SnO2)

Cassiterite merupakan mineral utama dalam endapan timah

yang mengandung unsur Sn. Dengan menggunakan mikroskop, dapat

terlihat bahwa mineral ini memiliki warna merah marun, merah

kecoklatan atau merah kehitaman. Cassiterite memiliki kilap minyak

dengan berat jenis 6,9 7. Jika terkena larutan HCl, mineral ini akan

mengalami perubahan warna menjadi pucat keabu-abuan. Cassiterite

dapat dialiri arus listrik (konduktor). Cassiterite merupakan mineral

utama dalam endapan bijih timah, sedangkan yang dimaksud timah

murni adalah Stannum (Sn) atau biasa disebut tiamh putih

b. Xenotime (YPO4)

Mineral ini berwarna kuning keputih-putihan dengan berat jenis

4,6. Xenotime tidak dapat dialiri arus listrik tapi dapat ditarik oleh

magnet.
24

c. Ilmenite (FeTiO3)

Mineral yang berwarna hitam gelap dengan permukaan kasar

atau berbintik-bintik, ilmenite memiliki berat jenis 4,7. Selain itu,

mineral ini memiliki sifat konduktor dan magnetik.

d. Monazite ((CeLaYTh)PO4)

Mineral ini memiliki warna seperti xenotime yaitu putih keruh.

Untuk membedakan monazite dan xenotine adalah dengan cara

menyinari mineral tersebut dengan sinar ultraviolet. Jika disinari dengan

sinar ultraviolet, monazite akan mengalami perubahan warna menjadi

kehijau-hijauan sedangkan xenotime tidak mengalami perubahan warna

jika disinari dengan ultraviolet. Monazite memilki berat jenis 5,2 dan

memiliki sifat nnkonduktor. Selain itu, mineral ini memilki sifat

magnetik.

e. Zircon (ZrSiO4)

Mineral yang memilki warna merah muda, merah kekuningan

atau merah keputihan. Zircon berbentuk bulat seperti telur dan memiliki

berat jenis 4,6. Mineral ini bersifat nonkonduktor dan nonmagnetik.

f. Phyrite (FeS2)

Memiliki warna kekuning-kuningan. Phyrite berbentuk kotak

(kubus) dan memiliki berat jenis 5. Selain itu, mineral ini memilki sifat

konduktor

g. Tourmaline (Na(MgFe)3Al6(BO3)(Si6O18)(OH)4)
25

Mineral ini memilki warna mengkilap dan mempunyai urat-urat

yang sejajar serta bersifat nonkonduktor dan memilki berat jenis 3,2.

h. Siderite (FeCO3)

Mineral ini memiliki warna seperti phyrite tetapi berbentuk

menyerupai gumpalan (bulat). Siderite termasuk mineral konduktor

dengan berat jenis 3,9

i. Marcasite (FeS2)

Mineral ini memilkim warna seperti phyrite dan siderite tetapi

berbentuk panjang (berbatang-batang). Marcasite berbentuk mineral

konduktor dengan berat jenis 4,8.

j. Kuarsa (SiO2)

Mineral ini memilki warna bening dan merupakan mineral

pengotor endapan timah. Kuarsa bersifat nonkonduktor, nonmagnetik

dan memilki berat jenis 2,65.

6. Sistem Penambangan

Sesuai dengan bentuk dan posisi serta penyebaran endapan timah

yang berada di dasar laut, maka sistem yang dipakai adalah penambangan

laut alluvial (off shore) dengan menggunakan kapal isap produksi untuk

bahan galian industri dengan arah penggalian ke bawah dan membentuk

kerucut.

Kegiatan penambangan dilakukan dengan menggali lapisan timah

menggunakan cutter dan lapisan yang tergali tersebut langsung diangkut

(diisap) menggunakan pompa yang kemudian akan diteruskan ke saring


26

putar untuk diolah di dalam jig. Selain kegiatan penambangan, kegiatan

perawatan merupakan salah satu aspek penting dalam kelancaran produksi

pada tambang Kapal Isap Produksi karena dengan adanya perawatan dan

pemeliharaan alat maka pengoperasian alat pada KIP bisa lebih maksimal

dilaksanakan.

Sumber: Penulis
Gambar.5 Diagram alir penambangan KIP

7. Struktur Organisasi

PT Timah (Persero) Tbk, Unit Laut Bangka dipimpin oleh Kepala

Unit di dampingi Wakil, yang menaungi beberapa bidang dan bagian

antara lain :

a. Bidang Ponton Isap Produksi

b. Bidang Penjangkaran dan Angkutan Laut

c. Bidang Perawatan

d. Bidang Evaluasi Produksi

e. Bidang Kapal Isap Produksi dan Kapal Isap

f. Bidang Kapal Keruk.

g. Bidang K3, Lingkungan Hidup dan Corporate Sosial Responbility

(CSR).

h. Bidang Administrasi dan Keuangan.


27

Sumber: Bag.Personalia PT. Timah Tbk (Persero)


Gambar. 6 Struktur Organisasi Satuan Kerja Unit Laut Bangka

Kapal Isap Produksi Timah 17 memiliki struktur organisasi yang

lebih sederhana. Diagram struktur organisasi KIP Timah 17 dilihat pada

gambar.7

Sumber : KIP Timah 17


Gambar.7 Struktur Organisasi KIP Timah 17
28

C. Deskripsi Kegiatan Industri

Deskripsi kegiatan industri / pekerjaan yang penulis laksanakan di

perusahan dapat dilihat pada tabel.2 Deskripsi Pelaksanaan Kegiatan

Tabel.2 Pelaksanaan kegiatan

Minggu ke-
No Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8
Orientasi Perusahaan
1 dan Studi Literatur
2 Pengamatan Lapangan
Pengumpulan Data
3
Lapangan
Penyusunan Laporan
4
dan Presentasi

D. Perencanaan Kegiatan PLI

Penulis melaksanakan kegiatan PLI selama dua bulan yaitu mulai dari

tanggal 7 Januari s.d 6 Maret 2015. Untuk melaksanakan kegiatan PLI ini

dibutuhkan beberapa rencana yang nantinya akan penulis gunakan sebagai

acuan atau pedoman selama melaksanakan kegiatan di perusahaan. Adapun

rencana kegiatan yang akan penulis laksanakan selama melaksanakan

kegiatan PLI di PT. Timah (Persero) Tbk, Bangka Belitung tepatnya di Unit

Laut Bangka yaitu:

1. Mempelajari Struktur Organisasi dan Sejarah Perusahaan

Pada rencana ini penulis ingin mengetahui struktur organisasi

khususnya di satuan Unit Laut Bangka dan sejarah perusahaan PT. Timah

(Persero) Tbk.

2. Mempelajari Keselamatan dan Kesehatan Kerja


29

Penulis ingin mengetahui konsep, manajemen perusahaan, alat-

alat pengaman kerja dan sistematisasi pertolongan pertama pada

kecelakaan di perusahaan khususnya pada KIP

3. Mempelajari Sistem Penambangan di Perusahaan.

Pada rencana ini penulis ingin mempelajari bagaimana sistem

penambangan yang digunakan di Unit Laut Bangka, Belinyu.

4. Mempelajari aktivitas penambangan timah pada Kapal Isap Produksi

Timah pada Unit Laut Bangka.

E. Pelaksanaan Kegiatan Kerja Praktek

Kegiatan PLI terdiri dari rangkaian kegiatan yang berhubungan antara

satu dengan yang lainnya, mulai dari awal sampai pada tahap penyusunan

laporan. Adapun tahapan kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Tahap Pra-PLI

Pada tahap ini penulis memulai kegiatan dengan mempersiapkan

berbagai hal yang diperlukan untuk mengikuti program PLI yaitu:

a. Mengikuti Coaching atau pembekalan tentang PLI.

b. Memiliki tabungan sks sebanyak 120 sks untuk program S1.

c. Meminta surat permohonan kepada koordinator PLI di jurusan

sekaligus menunjuk dosen pembimbing.

d. Membawa surat tersebut kepada Unit Hubungan Industri (UHI) untuk

pembuatan surat permohonan pelaksanaan PLI.

e. Kantor UHI membuat surat permohonan ke perusahaan/industri.

f. Penulis mengirim surat permohonan ke perusahaan/industri.


30

g. Perusahaan menerima penulis untuk melaksanakan PLI.

h. Penulis melapor dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing sebelum

berangkat ke perusahaan.

2. Tahap Pelaksanaan Di Lapangan

Adapun tahapan kegiatan yang dilakukan dilapangan tempat

melaksanakan PLI adalah sebagai berikut:

a. Pada hari pertama, penulis melapor ke kantor PT. Timah Unit Laut

Bangka bahwa penulis akan memulai kegiatan PLI di Perusahaan.

b. Penulis diberikan pengarahan oleh petugas tentang hal-hal yang

berkenaan dengan pelaksanaan, peraturan, hak dan kewajiban penulis

selama melaksanakan PLI di perusahaan.

c. Penulis diberikan pengarahan untuk melaksanakan kegiatan Safety

Induksi ke kantor Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan

Hidup dan Corporate Social Responsible (K3LH dan CSR)

d. Pada hari kedua, penulis melapor ke kantor satuan Kerja Evaluasi

Penambangan dan Geologi Tambang di kantor satuan kerja tersebut.

e. Penulis diberikan pengarahan di kantor bidang KIP dan selanjutnya

supervisor / pembimbing bagi penulis selama melaksanakan kegiatan

PLI di perusahaan.

f. Pada hari-hari berikutnya, penulis ikut serta dalam kegiatan yang

dilakukan di kantor satuan kerja Geologi Tambang, bidang KIP, dan

Perawatan untuk bimbingan dan diskusi dengan supervisor..


31

g. Penulis mulai menulis laporan kegiatan PLI selama melaksanakan

kegiatan PLI di perusahaan, dalam penulisan laporan ini penulis akan

dibimbing oleh supervisor.

Studi literatur Orientasi Lapangan

Pengambilan data

Data primer Data sekunder

1. Jam kerja dan jam stop 1. Rencana Kerja KIP


alat Timah 17
2. Teknis perawatan alat 2. Konisi tanah di KIP
gali dan pencucian timah 17
3. Wawancara dengan
pekerja KIP Timah 17

Pembahasan Maintenance Peralatan Penggalian Dan


Pencucian KIP Timah 17 Di Laut Tempilang, Bangka

Kesimpulan

Sumber:Penulis
Gambar.8 Diagram alir rancangan kerja praktik

F. Hambatan dan Penyelesaian

Hambatan saat melaksanakan kerja praktek adalah kondisi cuaca

yang kurang baik sehingga berdampak terhadap jumlah kapal yang beroperasi

untuk kapal isap produksi timah. Saat berada di Kapal Isap Produksi Timah 17
32

keadaan cuaca tidak stabil dan ada beberapa data teknis yang tidak di dapat

serta data yang diperoleh tidak terlalu banyak. Solusinya, penulis mencari data

teknis dan data tambahan yang berkaitan dengan topik bahasan penulis.

G. Temuan Menarik

1. Mulut Bebek

Mulut bebek adalah ujung dari alat pipa isap. Disebut mulut bebek

karena ujung nya seperti mulut bebek. Alat ini berfungsi untuk menghisap

material seiring pergerakan cutter.

Sumber: Dokumentasi penulis


Gambar.9 Mulut bebek

2. Kuku Macan dan Riffle

Pada mulut masuk dari jig primer, terdapat sebuah besi penahan

yang disebut kuku macan sedangkan pada ujung dari jig primer, terpadat

sebuah kayu penahan yang disebut riffle. Kedua alat ini berfungsi untuk

menahan laju aliran material dari lounder agar laju alirannya tidak terlalu

deras. Jika alirannya terlalu deras maka akan mengakibatkan bijih timah

dan mineral ikutan berharga lainnya ikut hanyut bersama dengan aliran

overflow menuju bandar tailing.


33

Kuku macan terbuat dari besi karena harus menahan aliran air

yang deras dari lounder. Sedangkan riffle terbuat dari kayu karena aliran

air yang ditahannya sudah tidak terlalu deras karena sudah ditahan

sebelumnya oleh kuku macan.

Sumber: Dokumentasi penulis


Gambar.10 Kuku Macan dan Riffle

3. Pompa Underwater

Berfungsi untuk mengatur pasokan air kedalam jig sehingga air

didalam jig seimbang. Afsluiter juga berfungsi sebagai pengontrol

konsentrat dan tailing yang tersangkut didalam bed sehingga terdorong

keluar.
34

Sumber: Dokumentasi penulis


Gambar.11 Pompa Underwater

4. Pompa Isap Tanah

Pompa tanah diletakkan pada ladder dan bekerja di bawah

permukaan laut. Pompa tanah digerakkan oleh mesin pompa tanah yang

dihubungkan melalui gearbox sehingga mesin pompa tanah dapat berputar

dan mengisap material melalui pipa isap.

5. Hydraulic Cutter

Cutter merupakan alat penggalian pada KIP yang berfungsi untuk

memotong dan memberai lapisan tanah. Cutter digerakkan oleh mesin

hidrolik kanan.

Anda mungkin juga menyukai