[ FORBAHIN ] Telah diketahui semua pihak dan sudah dirasakan seluruh Pencari Keadilan bahwa disana-sini terjadi kekurangan, ketimpangan, kekeliruan dan kemandekan, kevakuman serta kesalahan mengimplementasikan Undang-Undang Advokat Nomor 18 Tahun 2003 juncto Undang-Undang Pengesahan Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik Nomor 12 Tahun 2005 juncto Undang-Undang Kekuasaan Kehakiman Nomor 48 Tahun 2009. Kondisional yang demikian dibuatlah Undang-Undang Bantuan Hukum Nomor 16 Tahun 2011 ; Mandatory Undang-Undang Bantuan Hukum Nomor 16 Tahun 2011 mengenai Penyelenggaraan pemberian bantuan hukum kepada warga negara merupakan upaya untuk memenuhi dan sekaligus sebagai implementasi negara hukum yang mengakui dan melindungi serta menjamin hak asasi warga akan kebutuhan akses terhadap keadilan [equality before the law]. Jaminan atas hak konstitusional tersebut belum mendapatkan perhatian secara memadai, sehingga dibentuknya Undang-Undang tentang Bantuan Hukum menjadi dasar bagi negara untuk mendapatkan akses keadilan dan kesamaan dihadapan hukum, merupakan tanggung-jawab negara mengharuskan untuk dilaksanakan ; Substansi dan Pokok Materi yang diatur dalam Undang-Undang Bantuan Hukum Nomor 16 Tahun 2011 antara lain mengenai : a.Pengertian Bantuan Hukum , b.Penerima Bantuan Hukum, c.Pemberian Bantuan Hukum, d.Hak dan Kewajiban Penerima Bantuan Hukum, e.Syiarat dan Tata Cara Permohonan Bantuan Hukum, f.Pendanan Bantuan Hukum, g.Larangan dan Ketentuan Pidana aquo Regulator Bantuan Hukum adalah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I qq Badan Pembinaan Hukum Nasional dan Operator Bantuan Hukum adalah Organisasi Bantuan Hukum (OBH) TerAkreditasi ; Dengan demikian jelas dan nyata SECARA SEKSAMA Regulator Bantuan Hukum itu tidak bisa berdiri sendiri begitu juga Operator Bantuan Hukum tidak bisa berdiri sendiri untuk mengimpelementasikan Undang-Undang Bantuan Hukum Nomor 16 Tahun 2011, oleh karena itu merupakan suatu keharusan komunikasi intensif secara Vertikal maupun Horizontal untuk menjalin kerja yang harmonis antar sesama Operator Bantuan Hukum (Para OBH) demikian juga dengan Regulator Bantuan Hukum [ Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I cq Badan Pembinaan Hukum Nasional qq Para Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Seluruh Indonesia ]. Sudah tepat waktunya mewajibkan membentuk dan mendirikan Forum Organisasi Bantuan Hukum Indonesia disingkat dan disebut FORBAHIN pada Tingkat Pusat di Jakarta dan Daerah-daerah di Ibu Kota Provinsi Seluruh Indonesia. Sebagai WADAH sebanyak 405 (empat ratus lima) Organisasi Bantuan Hukum [OBH] TerAkreditasi Seluruh Indonesia sesuai Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia R.I. Nomor M.HH-01HN.03.03 TAHUN 2016 tentang Lembaga/ Organisasi Bantuan Hukum Yang Lulus Verifikasi dan Akreditasi sebagai Pemberi Bantuan Hukum Periode Tahun 2016 s.d. 2018 dengan : Misi : 1. Forum antar sesama OBH sebagai Operator Bantuan Hukum dan dengan Kementerian Hukum & Hak Asasi Mamusia R.I selaku Regulator Bantuan Hukum ; 2. Mengembangkan dan mendorong serta mengayomi Para Organisasi Bantuan Hukum (OBH) TerAkteditasi untuk pelaksanaan Regulasi Bantuan Hukum. 3. Memberikan bimbingan pada Organisasi Bantuan Hukum (OBH) yang belum TerAkteditasi, untuk di Verifikasi Kementerian Hukum & Hak Asasi Manusia R.I Visi: 1. Mengadakan Kordinasi dengan persuasif pada Pemerintah Provinsi, Kabupaten, Kota Seluruh Indonesia untuk melaksanakan Regulasi Bantuan Hukum. 2. Mengusulkan pembuatan PERDA tentang Bantuan Hukum pada Pemerintah Provinsi, Kabupaten, Kota Seluruh Indonesia agar Pemberian Bantuan Hukum pada Masyarakat Termarginal dapat dilaksanakan maksimal sampai kelapisan masyarakat dan tidak terhalang karena finansial. 3. Dana Bantuan Hukum tidak sepenuhnya dibebankan pada APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) setiap tahunNya, namun dengan PERDA Bantuan Hukum pada Pemerintah Provinsi, Kabupaten, Kota Seluruh Indonesia.
Demikian Pokok Pikiran Pembentukan Forum Organisasi Bantuan Hukum
Indonesia [FORBAHIN] dibentuk sebagai "wadah mengakselerasi implementasi Undang-Undang Bantuan Hukum Nomor 16 Tahun 2011 dan dengan kesadaran masih terdapat kekurangan untuk penyempurnaannya.