Anda di halaman 1dari 10

HUMANIORA

Machmoed Effendhie, Korupsi dan Kolusi pada Masa Raffles

VOLUME 19 No. 1 Februari 2007 Halaman 13 22

KORUPSI DAN KOLUSI PADA MASA RAFFLES


Machmoed Effendhie*

ABSTRACT
In this article will be explained reasoning of sales policy appearance of private land during Raffles
period. The focus of study is processing sale of private land in Java done by Raffles, starts from advertise-
ment, auction, and individuals that is finally gets of best of private land. This simple article fully stems
from gathering of archive or documen mustered by Dr. Rost is containing official letters, memorandum,
petition, written testimony, minute, proceding, and others. Main conclusion from this article is sales
policy of goverment land done by Raffles not pure as effort overcomes finance crisis, but also entangles
interest of business of the functioners.

Key words: private land, corruption, collusion, and interest of business

PENGANTAR data yang diperoleh dari Broersma.1 Untuk


Pada masa pemerintahan Raffles (1811- persil 3 dan persil 4 luasnya 526.100 acree
1816) telah dijual beberapa persil tanah di atau sekitar 2129,108 km2, padahal tanah
wilayah sekitar Batavia, Krawang, Priangan, negara yang dijual Raffles lebih dari 20 persil.
Semarang, Surabaya, dan Sukabumi. Alasan Dalam kasus penjualan tanah negara se-
penjualan tanah itu, baik pada masa Daendels cara besar-besaran pada masa pemerintahan
maupun Raffles, sering kali dikemukan dengan Raffles juga disertai dengan pelimpahan hak milik
cara lebih umum, yakni negara sangat mem- mutlak (allodiaal eigendom) kepada pembeli.2
butuhkan dana segar untuk kegiatan operasional Bahkan, untuk beberapa persil yang luas, para
pemerintahan. Akan tetapi, persoalan mengapa pembeli diberi hak pertuanan (heerlijke rechten)
negara harus menjual tanah negara dalam dan hak kenegaraan (overheidrechten),3 arti-
mengatasi krisis keuangan itu, apakah tidak ada nya para pembeli berhak mengatur tanah dan
sumber dana lain selain harus menjual tanah, penduduk yang tinggal di tanah tersebut sesuai
biasanya pihak pemerintah jarang sekali mem- dengan keinginan pembeli. Akibat pelimpahan
beri penjelasan secara mendalam dan terbuka. hak tersebut adalah beberapa persil tanah yang
Begitu juga mengenai berapa luas tanah dijual Raffles kemudian berkembangan men-
negara yang dijual oleh Raffles, tidak ada jadi negara kecil dalam negara (Staatjes
penjelasan detail dari pemerintah. Tanah-tanah binnen de Staat).
negara yang dijual oleh pemerintah biasanya Dalam kasus penjualan tanah negara
berupa persil-persil yang batas-batasnya sudah secara besar-besaran oleh Raffles ini, apa-
ditentukan berdasarkan batas-batas alam kah memang murni negara mengalami defisit
seperti sungai, pegunungan, atau laut. Untuk anggaran atau adakah kepentingan-kepenting-
menunjukkan betapa luasnya tanah negara an pribadi beberapa pejabat teras ikut bermain
yang dijual oleh Raffles, berikut ini sepenggal di balik alasan-alasan formal yang mendasari

* Staf Pengajar Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

13
Humaniora, Vol. 19, No. 1 Februari 2007: 13-22

proses penjualan tanah itu? Untuk menjawab krisis keuangan dan sekaligus dianggap dapat
permasalahan tersebut, dalam pembahasan mengembalikan posisi Rix Dollar sekurang-
berikut ini selain akan dijelaskan bagaimana kurangnya pada angka 6,5 per dolar Spanyol.4
proses penjualan tanah di wilayah Jawa pada Kondisi keuangan pemerintah Inggris di
saat itu, juga akan ditunjukkan bahwa penjualan Jawa sampai bulan Agustus 1812 memang
tanah negara yang dilakukan pemerintahan sangat memprihatinkan. Hal itu terlihat dari,
Raffles kepada perorangan maupun perusahaan misalnya, sebagian anggaran Departemen Militer
tidak hanya sekadar karena negara mengalami (dalam bentuk mata uang dolar Spanyol) belum
kesulitan keuangan saja, tetapi juga akan dijelas- dapat dicairkan dari lembaga keuangan negara
kan bagaimana korupsi dan kolusi yang terjadi Orphan Chamber karena pemerintah meng-
di antara para pejabat, termasuk Raffles sendiri, alami defisit anggaran.5 Bahkan, sejumlah dana
mewarnai proses penjualan tanah negara yang dikirim dari Pemerintahan Tertinggi di
tersebut. Calcuta pada tanggal 4 Agustus 1812 hanya
Tulisan sederhana ini sepenuhnya ber- cukup untuk memperbaiki fasilitas-fasilitas umum
sumber dari kumpulan arsip atau dokumen di Batavia.6 Kuputusan Raffles mengalokasikan
yang dihimpun oleh Dr. Rost yang berisi surat- suntikan dana dari Pemerintahan Tertinggi di
surat resmi, memorandum, petisi, kesaksian- Calcuta untuk memperbaiki fasilitas-fasilitas
kesaksian tertulis, minute, proceedings, dan publik dipandang sangat strategis pada saat-saat
lain-lain. Setiap kesaksian tertulis, baik berupa negara mengalami krisis keuangan, yakni untuk
abstrak maupun lengkap, selalu diakhiri dengan menegakkan citra pemerintahan Inggris di Jawa.7
kalimat: I do swear that the above is a true, Akan tetapi, permohonan dana tambahan dari
So help me God. pemerintahan tertinggi mengalami kemacetan.
Penundaan suntikan dana berikutnya dari Peme-
PEMBENTUKAN KOMISI PENJUALAN, rintahan Tertinggi dianggap tidak hanya mem-
PENGIKLANAN, DAN PELELANGAN bahayakan, tetapi juga akan menghancurkan
UMUM eksistensi pemerintahan Inggris di Jawa.
Berdasarkan alasan-alasan seperti minim-
Dalam pandangan Raffles, penjualan tanah
nya anggaran, menurut Raffles, satu-satunya
negara kepada perorangan sebagai upaya
sumber kolonial (colonial resources) yang dapat
mengatasi krisis keuangan bukanlah hal baru digunakan untuk mengatasi krisis adalah tanah.8
sebab cara seperti itu sudah pernah dilakukan Sebenarnya, gagasan awal untuk mengatasi
oleh para penguasa sebelumnya ketika negara krisis keuangan negara dengan cara menjual
mengahadapi kesulitan keuangan. Pemasukan sebagian tanah negara itu telah dikonsultasikan
dari sektor perkebunan dan tabungan negara Raffles kepada H.W. Muntinghe, anggota
sampai akhir tahun 1812 dianggap oleh Raffles Dewan Penasehat Negara, melalui surat pribadi
sudah tidak mencukupi kelangsungan operasio- dan rahasia (private and confidensial) tanggal
nal administrasi pemerintahan kolonial di Jawa. 14 Oktober 1812. Dalam surat itu, secara garis
Sementara itu, nilai tukar mata uang Rix Dollar besar, Raffles meminta H.W. Muntinghe untuk
terhadap mata uang dolar Spanyol mengalami ikut memikirkan bagaimana cara-cara pen-
kemerosotan drastis seratus presen lebih, dari jualan tanah itu akan dilakukan. Tidak diketahui
6 Rix Dollar per 1 dolar Spanyol pada tahun- apakah Muntinghe telah memberikan saran-
tahun sebelumnya menjadi 12 sampai 13 Rix sarannya, tetapi yang jelas beberapa hari
Dollar per 1 dolar Spanyol pada tahun 1812. kemudian, yakni tangal 4 November 1812,
Persoalan tersebut dijadikan alasan oleh Raffles mengundang beberapa pejabat penting
Raffles untuk menjual sebagian tanah negara di Buitenzorg untuk mengadakan pertemuan
pada perorangan atau badan usaha, sebagai guna membahas penjualan tanah. Yang hadir
satu-satunya cara dalam menanggulangi dalam pertemuan terbatas itu antara lain H.W.

14
Machmoed Effendhie, Korupsi dan Kolusi pada Masa Raffles

Muntinghe, Kolonel MacKenzie, Residen zorg, sebagai presiden komisi dan sekaligus
Buitenzorg Thomas McQuoid (pada tahun 1814 sebagai ketua Subkomisi Divisi Barat. Ia dibantu
menjadi Residen Priangan), Residen Rembang Asisten de Friese, sedangkan anggotanya terdiri
P.H.V. Lawick van Pabst, Residen Krawang W. atas Lawick van Pabst, Residen Rembang, W.
Offers, Kepala Sekretaris Pemerintah C.G. Offers, Residen Krawang, dan Sekretaris
Blagrave, Sekretaris Pemerintah Charles Assey, Subkomisi de Wilde.
dan Letnan Gubernur Raffles sendiri. Dalam Divisi Timur dibagi menjadi dua sub-komisi,
pertemuan itu, Raffles membentuk satu kelom- yakni subkomisi penjualan tanah di sekitar
pok yang dinamakan Dewan Khusus (a Spe- Semarang dan Surabaya. Subkomisi Semarang
cial Council) yang diketuai Raffles dan anggota- terdiri atas Kapten Garaham, Residen Sema-
rang, sebagai ketua, F. von Winekelmen, dan J.
anggotanya seperti nama-nama yang tersebut
Knops sebagai anggota. Subkomisi Surabaya
di atas. Dewan Khusus ini bertugas hari itu
diketuai oleh Residen Surabaya, Kolonel Adam,
juga untuk memutuskan penjualan tanah dan
dengan anggota J. Rothenbuhler dan P.A.
pembentukan sebuah Komisi Penjualan.
Goldback. Komisi penjualan tanah tersebut
Sekalipun pada waktu itu beberapa anggota didampingi oleh H.W. Muntinghe sebagai wakil
Dewan Khusus masih mempertanyakan laporan sipil dan Major Jendral R.R. Gillepsie sebagai
akhir dari Komite Penyelidikan mengenai wakil militer.10
Kedudukan Tanah di Jawa yang diketuai Kolonel Sehari sesudah rapat Dewan Khusus di
MacKenzie yang belum diserahkan pada Buitenzorg (Bogor), yakni pada tanggal 5
pemerintah, akhirnya angota-anggota Dewan November 1812, pemerintah mengumumkan
Khusus sepakat untuk melanjutkan pembicaraan kepada publik ihwal penjualan tanah di bebe-
setelah mendengarkan penjelasan dari Kolonel rapa residensi di Jawa melalui Governement
MacKenzie secara langsung. Dalam pem- Gazette selama tujuh hari berturut-turut dalam
bicaraan itu, selain menjelaskan hasil penelitian- dua bahasa, yaitu Inggris dan Belanda. Terlihat
nya, Kolonel MacKenzie juga menyarankan agar bahwa penjualan tanah yang dilakukan
tanah atau persil-persil yang akan dijual itu pemerintah itu tidak direncanakan secara
sebaiknya di sekitar Kota Batavia, Semarang, matang. Hal itu terbukti dalam pengumuman
dan Surabaya saja. Namun, kalau terpaksa pemerintah tersebut tidak dijelaskan secara
dilakukan penjualan tanah yang tidak berada di terperinci persil-persil mana saja yang akan
sekitar kota, MacKenzie meminta agar kebun- dijual, tetapi hanya dijelaskan persyaratan-
persyaratan umum seperti bagaimana meng-
kebun kopi jangan dimasukkan ke dalam persil-
ajukan tawaran (proposal penawaran), siapa
persil yang akan dijual, tetapi tetap berada dalam
yang harus dihubungi, cara pembayaran, dan
pengelolaan swasta atau para bupati.9
penjelasan mengenai pelelangan umum yang
Dalam rapat Dewan Khusus tersebut
akan diselenggarakan pada tanggal 1 januari
kemudian diputuskan antara lain bahwa 1813 serta kewajiban-kewajiban para pembeli
pemerintah akan menjual tanah di wilayah sesudah tanah yang ditawar menjadi miliknya.11
Priangan (Bandung dan Cianjur), Batavia Deskripsi agak lengkap mengenai persil-
(Buitenzorg dan Krawang), Semarang, dan persil yang akan dijual baru diumumkan peme-
Surabaya. Pada waktu itu, juga diputuskan rintah melalui Government Gazette, tanggal 25
pembentukan sebuah Komisi Penjualan. Komisi November 1812. Dalam pengumuman tersebut
Penjualan tersebut dibagi ke dalam dua sub- juga dijelaskan bahwa calon pembeli yang
komisi, yakni Subkomisi Divisi Barat dan berminat pada persil-persil di Wilayah Barat
Subkomisi Divisi Timur. Subkomisi Divisi Barat dapat langsung menghubungi Kantor Pengadil-
terdiri atas Thomas McQuoid, Rediden Buiten- an di Batavia atau Residen Buitenzorg

15
Humaniora, Vol. 19, No. 1 Februari 2007: 13-22

selambat-lambatnya tanggal 10 Desember melakukan pemeriksaan persil-persil yang


1812. Adapun calon pembeli persil di wilayah ditawarkan.14 Sebenarnya, penundaan itu ada
Semarang dan Surabaya dapat mengajukan kaitannya dengan tugas-tugas komisi yang belum
permohonan pada residen di kedua wilayah seluruhnya terselesaikan. Kasus pengkaplingan
tersebut paling lambat tanggal 12 Desember tanah di wilayah Cianjur, misalnya, komisi
1812.12 menghadapi tuntutan ganti rugi Bupati Cianjur,
Agaknya, sejak dikeluarkan iklan penjualan Adipati Wira Tanu Datar, dan persoalan itu
tanah tanggal 5 November 1812 sampai sampai berlarut-larut. Bupati Cianjur mengklaim
tanggal 11 November 1812, Komisi Penjualan persil no. 9, distrik Cikalong merupakan tanah
Tanah belum melakukan tugasnya secara pribadi yang dibeli sebelum ia menjadi bupati.
penuh, terutama menyangkut pendataan dan Di distrik tersebut terdapat 70 keluarga yang
penafsiran harga persil-persil yang akan dijual. dipekerjakan bupati untuk budi daya padi dan
Hal itu terlihat dari instruksi yang dikeluarkan apabila pemerintah memaksa menjualnya,
Raffles yang berisi deskripsi tugas bagi anggota Bupati Cianjur menuntut ganti rugi dan pemerin-
Komisi Penjualan baru yang dikeluarkan pada tah harus tetap mempekerjakan 70 keluarga di
tanggal 11 November 1812. Tugas masing- tanah tersebut.15
masing komisi antara lain segera menyeleksi Sesudah semua persoalan dianggap
tanah di wilayahnya masing-masing dan selesai, pemerintah baru mengadakan pelelang-
membagi ke dalam persil-persil. Untuk wilayah
an umum yang dibuka di istana negara (stad-
barat, seluruh persil nilainya tidak boleh lebih
house) Batavia tanggal 25 Januari 1813. Dalam
dari 200.000 dolar Spanyol yang terinci lagi
lelang umum itu hadir di antaranya Letnan
untuk wilayah Krawang dan Bandung tidak lebih
Gubernur, Komandan Pertahanan, anggota
dari 100.000 dolar Spanyol, untuk Cianjur dan
dewan, pejabat-pejabat pemerintah, semua
sekitar Bogor tidak lebih 100.000 dolar Spanyol.
anggota komisi penjualan, dan semua calon
Adapun untuk wilayah timur, di sekitar Surabaya
pembeli. Acara lelang itu dimulai dengan
tidak lebih 100.000 dolar Spanyol dan untuk
pembacaan deskripsi masing-masing persil
wilayah Semarang tidak lebih 100.000 dolar
oleh salah seorang anggota komisi, kemudian
Spanyol. Selain itu, masing-masing subkomisi
dilanjutkan dengan pembacaan nama-nama
diberi kuasa untuk mengangkat asisten ahli tanah
calon pembeli. Sebelum pemandu lelang (auc-
dan seorang sekretaris yang masa tugasnya
sampai proses penjualan tanah selesai dan tioneer) membacakan keputusan nama-nama
keduanya masing-masing mendapat gaji pembeli dengan penawaran tertinggi, dijelas-
sebesar 75 dolar Spanyol per bulan. Dalam kan juga bahwa terdapat lima persil yang
insruksi tersebut juga ditekankan agar komisi sudah terjual sebelumnya melalui kontrak
tidak meloloskan proposal tawaran dari orang- pribadi dengan Letnan Gubernur. Lima persil
orang Cina yang ingin membeli persil-persil di tersebut dibeli masing-masing oleh Johan Ber-
pedalaman. Menurut Raffles, pembatasan itu nard Zimmer untuk tiga persil di wilayah
terpaksa dilakukan karena orang-orang Cina Krawang dan Bandung, de Wilde satu persil
sudah diberi kemudahan dalam usaha dagang di wilayah Cianjur, dan H.W. Muntinghe satu
dan ada kekuatiran dari para pejabat kalau tanah persil (Pamanukan) di wilayah Krawang. Dari
di pedalaman jatuh pada orang Cina akan kelima persil itu hanya satu persil, yakni persil
menimbulkan kesulitan.13 no. 4 milik H.W. Muntinghe yang dijual kembali
Lelang umum yang rencananya akan melalui lelang umum dengan harga yang sama
diselenggarakan tanggal 1 Januari 1813 terpaksa seperti ketika H.W. Mungtinghe membelinya
ditunda. Menurut Raffles, penundaan itu dilaku- melalui kontrak pribadi dengan Raffles, yakni
kan untuk memberi peluang bagi calon pembeli sebesar 30.000 dolar Spanyol.16

16
Machmoed Effendhie, Korupsi dan Kolusi pada Masa Raffles

Ternyata, dalam pelelangan umum setiap barat Sungai Sewu, sebelah selatan Sungai
peserta lelang dan undangan yang hadir dapat Cipanas, dan sebelah utara Laut Jawa. Persil
melakukan penawaran kembali. Hal itu terbukti nomor 5 ini dibeli oleh Herman Warner Muntinghe
sesudah pengumuman daftar nama-nama seharga 21.000 dolar Spanyol. Persil nomor 6
calon pembeli yang menawar paling tinggi dengan batas-batas sebelah timur Sungai
melalui proposal yang diajukan sebelumnya, Cimanuk, sebelah barat Sungai Pankalang,
panitia lelang masih memberikan kesempatan sebelah selatan Sungai Cipalang, dan sebelah
kepada pengunjung yang ingin menawar lebih utara Laut Jawa. Untuk Persil 6 ini diberi
tinggi lagi dari yang sudah diumumkan itu. J. keterangan bahwa Pelabuhan Indramayu,
Shrapnell bersama rekan bisnisnya, Skelton, bangunan pemerintah di sekitar pelabuhan
berhasil memperoleh persil no. 3 (Ciasem) di termasuk rumah residen, gudang penyimpanan,
wilayah Krawang dengan penawaran 30.000 dan tempat penimbunan kayu, tetap dikuasai
dolar Spanyol. Sesudah tidak ada penawaran pemerintah. Persil nomor 6 ini dibeli oleh H.W.
lagi, pada hari itu juga dibuatkan akte jual beli Muntinghe seharga 43.000 dolar Spanyol.
antara pemerintah dan pembeli. Kedua persil nomor 5 dan 6 ini kemudian dikenal
Untuk wilayah Krawang dijual 6 persil. dengan nama tanah partikelir Indramayu Barat.17
Persil nomor 1 dengan batas-batas sebelah Sementara itu, untuk wilayah Bandung,
timur Sungai Cilamaya, sebelah barat Sungai dan Cianjur, misalnya, dijual 9 persil tetapi satu
Citarum, sebelah selatan the new high road persil (persil nomor 9) tidak ada pembelinya.
(kemudian dikenal dengan nama jalan Persil nomor 1 dan 2 dibeli oleh J.B. Zimmer
Daendels), dan sebelah utara Laut Jawa. Persil seharga 106.000 dolar Spanyol, persil nomor 3
no. 1 ini dibeli oleh Johan Bernard Zimmer dibeli oleh de Wilde seharga 61.531 dolar
seharga 160.000 dolar Spanyol. Persil Nomor Spanyol, persil nomor 4 dibeli Engelhard seharga
2 dengan batas-batas sebelah timur sungai 62.000 dolar Spanyol, persil nomor 5 dibeli de
Cilamaya, sebelah barat Sungai Citarum, Wilde seharga 61.000 dolar Spanyol, persil
sebelah selatan Gunung Burangrang, dan nomor 6 dibeli de Wilde seharga 62.000 dolar
sebelah utara Jalan Daendels. Persil nomor 2 Spanyol, persil nomor 7 dibeli oleh de Wilde
ini juga dibeli oleh Johan Bernard Zimmer seharga 25.000 dolar Spanyol, dan persil
seharga 160.000 dolar Spanyol. Kedua persil nomor 8 dibeli oleh A. Michiels seharga 12.700
tersebut kemudian dikenal dengan nama tanah dolar Spanyol.18 Dua hari kemudian kepemilikan
partikelir Tegal Waru. Persil nomor 3 dengan persil-persil di wilayah Krawang, Bandung, dan
batas-batas sebelah timur Sungai Ciasem, Canjur tersebut mengalami perubahan. Persil no.
sebelah barat Sungai Cilamaya, sebelah selatan 3 dan 4 di wilayah Krawang yang semula
Gunung Tangkubanprahu dan sebelah utara keduanya dimiliki oleh J. Shrapnell kemudian
Laut Jawa. Persil nomor 3 ini debeli oleh J. dimiliki dua orang, yakni J. Shrapnell sendiri dan
Srapnell seharga 35.000 dolar Spanyol. Persil P. Skelton. Adapun persil nomor 4, 5, 6, dan 7 di
nomor 4 dengan batas-batas sebelah timur wilayah Bandung dan Cianjur dimiliki oleh empat
Sungai Sewu, sebelah barat Sungai Ciasem, orang, yakni Letnan Gubernur Raffles, Mc. Quoid,
sebelah selatan Gunung Tangkubanprahu, dan Engelhard, dan de Wilde.19
sebelah utara Laut Jawa. Persil nomor 4 ini dibeli Sehari sesudah diadakan pelelangan umum
oleh J. Shrapnell. Kedua persil tersebut (no. 3 untuk persil-persil di wilayah barat, pemerintah
dan no 4) kemudian dikenal dengan nama tanah mengeluarkan peraturan baru untuk pohon jati
partikelir Pamanukan dan Ciasem (Pamanoe- di tanah partikelir. Dalam peraturan itu ditetapkan
kan-en Tjiasemlanden) atau disingkat P en T. bahwa setiap pohon jati yang tumbuh di tanah
Persil nomor 5 dengan batas-batas partikelir setiap tanggal 31 Maret dan 30
sebelah timur Sungai Pangkalang, sebelah September akan diberi tanda oleh pemerintah.

17
Humaniora, Vol. 19, No. 1 Februari 2007: 13-22

Pemilik tanah partikelir diwajibkan melaporkan Dewan Khusus, sebenarnya tidak setuju
situasi hutan di wilayahnya dan jumlah pohon dengan penjualan tanah tersebut. Begitu juga
yang ditebang secara periodik beserta bea bekas mantan sekretaris pemerintah, C.G.
sebesar 10 persen dari nilai jual yang dikenakan Blagrave, tidak sependapat dengan Raffles
pada setiap penjualan pohon jati kepada mengenai cara Raffles menangani krisis
residen.20 keuangan dengan cara penjualan tanah negara
Beberapa hari kemudian penjualan tanah secara besar-besaran.23
melalui pelelangan umum untuk wilayah Sema- Pada 5 Desember 1812, Mayor Jendral
rang diadakan, yakni tanggal 13 Februari 1813. R.R. Gillespie sudah membuat pernyataan
Jumlah perolehan ternyata melampaui target yang intinya meminta keputusan penjualan
yang ditetapkan pemerintah, yakni 159.676,58 tanah itu ditunda dahulu dan menunggu pem-
dolar Spanyol. Berbeda dengan pelelangan bicaraan lebih lanjut dengan Menteri dan
persil-persil di wilayah Semarang, pelelangan Direktur Kehakiman. Alasan yang dikemuka-
persil di wilayah Surabaya yang diadakan kan Mayor Jendral R.R. Gillespie adalah
tanggal 15 Februari 1813 hanya memperoleh sampai saat ini belum ada keputusan resmi
pemasukan 78.912,38 dolar Spanyol, jauh di dari Pemerintahan Tertinggi di Calcuta apakah
bawah target yang ditentukan pemerintah.21 Jawa (Indonesia) akan dijadikan satu kerajaan
Sesudah penjualan tanah di Jawa selesai, tersendiri atau akan dijadikan sebuah koloni
selain dikeluarkan peraturan-peraturan khusus, dari Pemerintahan Tertinggi di Calcuta. 24
juga tiap-tiap anggota subkomisi penjualan Himbauan Mayor Jendral R.R. Gillespie itu
mendapatkan bonus dari Raffles. Tiap-tiap agaknya tidak mendapat respon positif dari
subkomisi penjualan diberi bonus sebesar 1/2 Raffles dan bahkan Raffles menganggap
persen dari nilai tanah yang terjual di wilayahnya. laporan-laporan Mayor Jendral R.R. Gillespie
Bonus 1/2 persen itu dibagi 4 bagian. Satu orang sebagai upaya penentangan prinsip-prinsip
ketua subkomisi mendapat 1/4, dua orang administrasi yang diterapkan Raffles di Jawa
anggota masing-masing mendapat 1/4, sedang- serta dianggap sebagai upaya penyerangan
kan 1/4 sisanya dibagi dua untuk sekretaris dan terhadap reputasi dan pribadi Raffles.25
penulis (draftsman).22 Sesudah Raffles menjual tanah di beberapa
wilayah di Jawa Barat, Semarang, dan Sura-
ANTARA KEPENTINGAN BISNIS DAN baya, Mayor Jendral R.R. Gillespie masih tetap
UPAYA MENGATASI KRISIS KEUANGAN mempersoalkan keuntungan penjualan tanah
NEGARA secara besar-besaran kepada Raffles dan
Penjualan tanah negara pada perorangan menilai telah ada penyelewengan penggunaan
yang dilakukan oleh Raffles dianggap sebagai keuangan.26 Kritikan Gillespie dan beberapa
upaya yang paling tepat untuk mengatasi pejabat yang ditujukan kepada Raffles itu
krisis keuangan negara. Akan tetapi, prosedur akhirnya mendorong Pemerintahan Tertinggi
penjualan itu sendiri ternyata tidak bebas dari melakukan penyelidikan secara terbuka dengan
kepentingan-kepentingan bisnis para pejabat, mengajukan beberapa pokok persoalan kepada
terutama mereka yang terlibat langsung dalam hampir semua yang terlibat dalam penjualan
proses penjualan tanah tersebut. Gagasan- tanah di Jawa. Dalam laporan-laporan lain dari
gagasan Raffles mengenai rencana penjualan Mayor Jendral R.R. Gillespie dan kesaksian-
tanah negara itu mulai terwujud dan mendapat kesaksian tertulis dari pejabat-pejabat yang
dukungan ketika dalam suatu rapat Dewan terlibat dalam proses penjualan tanah me-
Khusus berhasil dibentuk komisi penjualan nunjukkan adanya tanda-tanda ketidakberesan
tanah. Mayor Jendral R.R. Gillespie, Komandan dalam proses penjualan tanah, terutama persil-
Pertahanan Jawa, yang juga hadir dalam rapat persil di wilayah barat. Kurang lebih dua minggu

18
Machmoed Effendhie, Korupsi dan Kolusi pada Masa Raffles

setelah persil-persil di wilayah barat terjual, Dalam penjelasan kepada Pemerintahan


Mayor Jendral R.R. Gillespie menentang Tertinggi, Raffles mengutarakan bahwa
pemilikan bersama atas beberapa persil di sebelum diadakan pelelangan umum memang
sekitar Cianjur dan Bandung serta persil 3 ia telah melakukan transaksi penjualan tanah
(Ciasem) dan persil 4 (Pamanukan) di wilayah melalui kontrak pribadi kepada Muntinghe (untuk
Krawang. Pemilikan bersama Raffles, McQuoid, persil no. 4 Pamanukan di Krawang), 2 persil
de Wilde, dan Englehard atas beberapa persil untuk De wilde dan 1 persil untuk Engelhard yang
di wilayah Bandung dan Cianjur (persil nomor berada di Bandung dan Cianjur. Apa yang
dilakukan Raffles tersebut dianggap tidak
4, 5, 6, dan 7) itu dianggap sebagai tindakan
menyalahi peraturan karena wewenang untuk
monopoli pejabat terhadap perkebunan-per-
memutuskan penjualan tanah melalui kontrak
kebunan kopi. Sementara itu, hutan jati di
pribadi memang berada di tangannya dan,
wilayah Krawang (Pamanukan dan Ciasem)
menurut Raffles, semua itu sudah sepenge-
yang dijual Raffles dianggap oleh Mayor Jendral tahuan Komisi Penjualan.30
R.R. Gillespie sebagai tindakan tanpa per- Dalam kesaksian tertulis ternyata dijumpai
hitungan. Untuk itu, ia mendesak agar sesudah adanya para pejabat yang mengambil untung
keuangan negara pulih kembali pemerintah dalam proses penjualan tanah di divisi barat
segera membeli persil-persil yang sudah terjual tersebut. Muntinghe, misalnya, dalam waktu tidak
yang di dalamnya terdapat hutan jati dan per- lebih dari 1 minggu dapat meraup keuntungan
kebunan kopi.27 5.000 Rix Dollar. Dalam Surat J. Shrapnell kepada
Dari beberapa laporan yang masuk, Sekretaris Pemerintah, C. Assey tanggal 24
Pemerintahan Tertinggi meminta beberapa Oktober 1813, ia menyatakan bahwa ketika
penjelasan di antaranya mengenai proses membeli persil no. 4 Pamanukan dari Muntinghe,
penjualan tanah melalui kontrak pribadi yang ia memberikan 7.000 Rix Dollar lebih tinggi dari
dianggap tidak terbuka yang hanya diper- ketika Muntinghe membelinya melalui kontrak
untukkan dan menguntungkan teman-teman pribadi dengan Raffles.31 Namun, penjelasan J.
dekat Raffles. Persoalan harga pembelian kopi Shrapnell itu dibantah oleh Muntinghe dengan
dari tanah partikelir yang mengalami kenaikan, mengakui bahwa ia telah mendapat untung dari
dan persoalan persil no 4 (Pamanukan) milik penjualan tanah tersebut, tetapi tidak sebesar
seperti yang diberitakan J. Shrapnel, tetapi
J. Shrapnell yang ingin dibeli kembali oleh
hanya 5000 Rix Dollar.32
Engelhard dan Raffles.28 Persoalan mengenai
Begitu juga mengenai alasan Raffles
penjualan tanah melalui kontrak pribadi yang
menaikkan harga kopi dari tanah partikelir yang
dipertanyakan Pemerintah Tertinggi kepada
diwajibkan dijual pada pemerintah. Ada dugaan
Raffles itu berawal dari satu memorandum bahwa Raffles dan kawan-kawan bisnisnya
yang dibuat oleh Mayor Jendral R.R. Gillespie. memang berusaha mencari keuntungan sebab
Dalam memorandum itu, Mayor Jendral R.R. sebagian besar kebun kopi dalam persil-persil
Gillespie dengan jelas menyatakan bahwa di divisi barat yang dijual pemerintah semuanya
terutama persil-persil yang berada di Bandung dikuasai Raffles dan teman bisnisnya. Anehnya,
dan Cianjur dan persil nomor 4 (Pamanukan) untuk produksi kopi di tanah gubernemen
di Krawang yang dibeli Muntinghe dianggap yang wajib dijual pada pemerintah per pikul dibeli
tidak terbuka sehingga hanya teman- antara 4 sampai 5 Rix Dollar, sedangkan
teman dekat Raffles yang akhirnya dapat produksi kopi dari tanah partikelir milik Raffles
membeli tanah-tanah tersebut, sekalipun dan kawan-kawannya dibeli antara 10 sampai
kemudian beberapa persil tersebut dijual kembali 11 Rix Dollar.33 Untuk menanggapi persoalan
melalui lelang umum.29 tersebut, Raffles memberikan penjelasan

19
Humaniora, Vol. 19, No. 1 Februari 2007: 13-22

bahwa ia memang mempunyai saham di beresan. Persil ini sebelum dijual kembali
persil-persil yang terdapat perkebunan kopi, melalui pelelangan umum telah jatuh ketangan
tetapi usaha pemerintah menaikkan harga pem- H.W. Muntinghe melalui penawaran pribadi
belian kopi dari tanah partikelir itu, menurutnya, kepada Raffles. Tiga hari sebelum pelelangan
disesuaikan dengan harga kopi di pasaran lokal umum diadakan, Raffles telah memutuskan
yang sudah mencapai 16 sampai 18 Rix dollar bahwa persil nomor 4 (Pamanukan) ini telah
per pikul.34 dibeli oleh H.W. Muntinghe seharga 30.000
Ketidakberesan mengenai penjualan tanah dolar Spanyol. Akan tetapi, sebelum Raffles
melalui kontrak-kontrak pribadi terungkap, di mengeluarkan keputusan itu, sebenarnya
antaranya dari keterangan G. Vriese, mantan persil ini telah ditawar oleh Johan Bernard
asisten Thomas McQuoid. Dalam suratnya Zimmer melalui penawaran pribadi yang justru
kepada Thomas McQuoid, ia menyatakan lebih tinggi dari penawaran Muntinghe.39
bahwa dalam proposal penawaran untuk persil Kasus lain yang menunjukkan adanya
no. 7 di wilayah Cianjur melalui kontrak pribadi, permainan bisnis antara para pejabat adalah
ia menawar lebih tinggi 7.000 dolar Spanyol dari upaya Engelhard untuk membeli persil no. 3
harga yang ditentukan pemerintah sebesar (Ciasem) yang sudah dibeli oleh J. Shrapnell.
30.000 dolar Spanyol. Akan tetapi, dalam Engelhard melalui suratnya yang disertai
keputusannya Raffles justru menyerahkan rekomendasi Raffles berusaha membujuk J.
persil nomor 7 itu kepada de Wilde seharga Shrapnel agar menjual tanahnya (Ciasem)
35.000 dolar Spanyol,35 lebih rendah 2.000 kepada dirinya dengan konpensasi keuntungan
dolar Spanyol daripada tawaran G. Vriese. sebesar antara 20 sampai 40 persen dari
Pernyataan G. Vriese ini diperkuat dengan harga ketika J. Shrapnell membeli tanah
adanya kesaksian J. Dupuy, wakil sekretaris tersebut melalui lelang umum. Dalam surat
pemerintah. Dalam pernyataan tertulisnya, balasannya kepada Raffles, sesudah dirunding-
Dupuy menyatakan bahwa ia yang menerima kan dengan rekan bisnisnya, J. Skelton, J.
proposal penawaran dari de Wilde dan G. Sharapnell menolak tawaran Engelhard yang
Vriese yang disertai surat pengantar dari ingin membeli persil itu, sekalipun dengan
Residen McQuoid tanggal 22 Desember 1812. keuntungan 20-40 persen.40
Pada bulan Desember itu juga , kedua proposal
penawaan tersebut telah dibuat salinannya. SIMPULAN
Salinan kedua proposal tersebut dikirim ke Sebuah wilayah yang sangat luas yang
kantor Departemen Publik dan aslinya dikirim- kemudian dikenal dengan sebutan tanah
kan ke kantor Letnan Gubernur Raffles. Ia juga partikelir adalah salah satu contoh korban
membaca kedua proposal tersebut dan kebijakan politik Raffles. Penjualan persil-persil
memang penawaran dari G. Vriese lebih tinggi tanah di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa
dari penawaran de Wilde.36 Timur tidak murni sebagai upaya pemerintah
Latar belakang mengapa keputusan untuk mengatasi krisis keuangan, tetapi justru
Raffles memberikan tanah tersebut pada de menjadi ladang korupsi dan kolusi di antara
Wilde,37 tidak terungkap, tetapi penjelasan para pejabat negara. Munculnya kebijakan
singkat telah diberikan Raffles, yakni ia tertarik penjualan tanah tersebut telah membuka
proposal de Wilde yang diberi tambahan peluang bagi kepentingan bisnis para pejabat.
keterangan bahwa de Wilde ingin memiliki Jalur penawaran khusus yang dibuka oleh
persil nomor 7 itu untuk mengembangkan Raffles merupakan jalan bagi teman-teman
usaha peternakan kuda dan lembu.38 Dalam Raffles untuk masuk ke dalam bisnis tanah.
kasus penjualan persil nomor 4 (Pamanukan) Keterlibatan Raffles sendiri sebagai pembeli
di wilayah Krawang juga dijumpai ketidak- dan teman-temannya, Mutinghe, de Wilde,

20
Machmoed Effendhie, Korupsi dan Kolusi pada Masa Raffles

Englehard, serta munculnya kasus-kasus disertakan blangko isian dengan poin-poin seperti
pembelian kembali persil-persil yang sudah di atas.
14
Minute Raffles tanggal 18 Februari 1814.
terjual membuktikan bahwa kepentingan bisnis 15
Surat Thomas McQuoid dan van Lawicj van Pabst
juga menjadi faktor pendorong munculnya kepada Letnan Gubernur Raffles tanggal 31
kebijakan penjualan tanah secara besar- Desember 1812. Lihat juga Petisi Bupati
besaran pada masa pemerintahan Raffles. Cianjur untuk Residen MacQuoid tanggal 7
Dulhijah 1227/ 11 Desember 1812.
16
Minute Letnan Gubernur Raffles tanggal 18
CATATAN KAKI Februari 1814.
17
1
Proceedings of the Bench of Magistrates
Broersma, R., De Pamanoekan-en Tjiasem- tanggal 25 Januari 1813.
landen, Bijdrage tot de Kennis van het Particulier 18
Ibid.
Landbezit op Java (Batavia: Drukkerij Papyrus, 19
Proccedings of the Bench of Magistrates
1912), hlm. 10. tanggal 27 januari 1813
2
Emile van Delden, De particuliere Landerijen op 20
Publikasi Pemerintah tanggal 26 januari 1813.
Java. (Leiden: S.C. van Doesburgh, 1911), hlm. Dalam publikasi itu juga dijelaskan bahwa
24. publikasi itu dibuat dalam empat bahasa yakni
3
Reglemen Omtrent de Particuliere Landerijen, Inggris, Belanda, Cina, dan bahasa pribumi. Untuk
Gelegen ten Westen der Rivier Tjimanoek, dalam itu tidak ada alasan bagi pemilik tanah partikelir
Staatsblad No. 19 tahun 1836. untuk tidak mematuhi peraturan tersebut.
4
Surat Raffles kepada Gubernur Jendral, Francis 21
Laporan Akuntan Negara, J.G. Bauer, tanggal 22
Earl of Moira, tanggal 25 Maret 1814 September 1813.
5
Laporan Deputy Register and Accountant Orphan 22
Procceding of the Honorable the Lieutenant Gov-
Chamber tanggal 1 November 1812. Dalam ernor in the Public Department tanggal 5 Februari
laporan itu rencana anggaran pemerintah sebesar 1813.
934.555,55 Dolar Spanyol sedangkan 23
Surat C.G. Blagrave, kepada C. Assey, sekretaris
pemasukan riil hanya 686.585,58 Dolar Spanyol.
6
pemerintah tanggal 5 Mei 1813.
Surat balasan sekretaris pemerintah, H. St. G. 24
Minute Komandan Pertahanan Mayor jendral RR
Tucker, kepada Pemerintahan Tertinggi di Calcuta
Gillespie tanggal 5 Desember 1812. Lihat juga
tanggal 19 Agustus 1812
7
Minute Komandan Pertahanan Mayor Jendral
Surat Raffles kepada Gubernur Jendral, Francis
R.R. Gillespie tanggal 23 Desember 1812.
Earl of Moira, tanggal 25 Maret 1814 25
8
Surat Raffles kepada kepala dan wakil kepala
Minute Letnan Gubernur Th. St. Raffles tanggal
EIC tanggal 25 Maret 1814.
4 November 1812 26
9
Tindakan Raffles menjual tanah negara itu
Surat H.W. Muntinghe kepada Raffles tanggal
dianggap sebagai langkah yang unconditional
20 Maret 1814
10
Lihat Minute Komandan Pertahanan Mayor
Instruksi Letnan Gubernur Raffles tanggal 18
jendral R.R. Gillespie tanggal 31 Maret 1813.
November 1812. 27
11
Surat rahasia RR Gillespie kepada Komandan
Anonim, De Heffingen Volgens Staatsblad 1838
Kepala Militer tanggal 13 Februari 1813.
No. 19 op de Particuliere Landerijen TNLNI, LXXII 28
Surat dari Pemerintahan Tertinggi kepada
(1906), dalam Lampiran.
12
Raffles tanggal 31 Maret 1813.
Enclosure No. 3 Surat raffles kepada pemerintah 29
Memorandum RR Gillespie tanggal 14 Oktober
tertinggi tanggal 25 Maret 1814.
13 1813. Persil nomor 4 di Krawang sebenarnya
Instruksi Letnan Gubernur Th. St. Raffles kepada
sudah ditawar oleh Zimmers dengan penawaran
Komisi Penjulan Tanah tangal 11 November 1812.
paling tinggi melalui kontrak pribadi tetapi ditolak
Raffles juga meminta segera agar Komisi
Raffles Lihat Surat Balasan Priseden Komisi
Penjualan mengirimkan Daftar persil persil yang
Penjualan Tanah Divisi Barat kepada Charles
berisi nomor persil, luas, batas-batas, perkiraan
Assey, Sekretaris Pemerintah, tanggal 23 Maret
luas tanah yang belum ditanami, perkiraan luas
1814.
tanah yang sudah ditanami, jumlah penduduk 30
Enclosure no. 4 Surat Raffles kepada Pemerin-
masing-masing persil, dan keterangan-ketrangan
tahan tertinggi tanggal 25 maret 1814.
lain yang dianggap perlu. Dalam instruksi itu juga

21
Humaniora, Vol. 19, No. 1 Februari 2007: 13-22

31 38
Surat J. Shrapnell kepada Sekretaris Pemerintah. Enclosure no. 4 surat Raffles kepada Pemerin-
J. Assey tanggal 24 Oktober 1813. tahan Tertinggi tanggal 24 Maret 1814.
32 39
Surat Muntinghe kepada Raffles tanggal 20 Surat Residen Krawang, Offers, kepada Charles
Maret 1814. assey, seketaris pemerintah tanggal 7 April 1814.
33 40
Memorandum RR Gillespi tanggal 6 April 1813 Surat balasan J. Shrapnell kepada Raffles tanggal
dan Surat C.G. Blagrave kepada C. Assey 21 maret 1814.
tanggal 5 Mei 1813.
34
Surat Raffles kepada G. Dowdeswell, Kepala
DAFTAR RUJUKAN
Sekretaris Pemerintahan Tertinggi di Calcuta
tanggal 24 Februari 1814; Enclosure no. 2 Surat Anonim, De Heffingen Volgens Staatsblad 1838 No. 19
Raffles kepada Pemerintahahn tertinggi tanggal op de Particuliere Landerijen TNLNI, LXXII (1906),
24 Maret 1614. hlm. 211-231.
35
Surat G. Vriese kepada Thomas McQuoid, Broersma, R., 1912. De Pamanoekan-en Tjiasem-landen,
Residen Krawang, tanggal 5 Maret 1814. Bijdrage tot de Kennis van het Particulier Landbezit op
36
Surat J. Dupuy, wakil sekretaris pemerintah Java. Batavia: Drukkerij Papyrus.
kepada sekretaris, Charles Assey tanggal 21 Colenbrander, H.T. , 1926. Coloniale Geschiedenis III.s-
maret 1814. Gravenhage: Martinus Nijhoff.
37
Andries de Wilde adalah orang kepercayaan Emile van Delden. 1911. De particuliere Landerijen op Java.
Raffles yang diserahi mengelola perkebunan kopi Leiden: S.C. van Doesburgh.
milik Raffles di Sukabumi. Ia datang pertama kali Reglemen Omtrent de Particuliere Landerijen, Gelegen
di Jawa tahun 1803 sebagai Mayor artileri dan ten Westen der Rivier Tjimanoek, dalam Staatsblad
ahli kesehatan-vaksinasi. Pada Masa Daendels No. 19 tahun 1836.
ia diangkat sebagai opziner kopi di Buitenzorg Verdediging van Thomas Stamford Raffles, Luitenant
dan Bandung. Pada masa Raffles ia kemudian Gouverneur van Java tegen Robert Rollo Gillespie,
diangkat sebagai Superintendant vaksinasi untuk General Majoor, Komandant der Tropen Aldaar, 1814.
wilayah Priangan. H.T. Colenbrander, Coloniale (Kumpulan dokumen berisi antara lain Surat-surat
Geschiedenis III. s-Gravenhage: Martinus resmi, Minute, Proceding, kesaksian-kesaksian
Nijhoff, 1926, hlm 159-160. tertulis, memorandum, dll.)

22

Anda mungkin juga menyukai