Anda di halaman 1dari 1

Pembahasan

Christine Laurenza Sirait

112015112

Pasien laki-laki berusia 57 tahun dengan keluhan penglihatan mata kiri menurun sejak
kurang lebih setengah bulan yang lalu secara tiba-tiba, penglihatan mata kiri bagian bawah
seperti tertutup tirai, pasien melihat bulatan-bulatan hitam dan kilatan cahaya. Sedangkan pada
mata kanan sudah tidak dapat melihat dan pasien merasakan bola mata kanannya nyeri seperti
berdenyut. Pada pemeriksaan mata kanan didapatkan visus 1/, gerakan bola mata sulit
digerakan, terdapat injeksi siliar pada konjungtiva bulbi, kornea sedikit keruh, bilik mata depan
dangkal, reflek cahaya langsung dan tidak langsung sulit dinilai, pada palpasi ada nyeri tekan,
tensi digital N+, Non Contact Tonometer 30mmHg, lensa afakia dan tes konfrontasi sulit
dilakukan. Pada pemeriksaan mata kiri visus 2/60, pada tensi digital didapatkan N- dan pada Non
Contact Tonometer error.
Keluhan pada mata kiri pasien sesuai dengan gejala umum ablasio retina yang sering
dikeluhkan penderita dimana terdapat floaters (terlihatnya benda melayang layang) yang terjadi
karena adanya kekeruhan di vitreus oleh adanya darah, pigmen retina yang lepas atau degenerasi
vitreus itu sendiri, terdapat juga photopsi/light flashes (kilatan cahaya), tanpa adanya sumber
cahaya di sekitarnya dan ada nya penurunan tajam penglihatan, penderita mengeluh
penglihatannya sebagian seperti tertutup tirai yang semakin lama semakian luas. Pada keadaan
yang telah lanjut, dapat terjadi penurunan tajam penglihatan yang berat dan adanya penurunan
TIO. Dan untuk tipe rhegmatogen karena faktor predisposisi usia kondisi ini paling sering terjadi
pada umur 40 60 tahun dan usia pasien 56 tahun, jenis kelamin keadaan ini paling sering terjadi
pada laki laki dengan perbandingan laki : perempuan adalah 3 : 2 dan afakia.
Pada mata kanan sudah tidak dapat melihat dan pasien merasakan bola mata kanannya
nyeri seperti berdenyut dan dahulunya mata kanan pasien sempat mengalami hal yang sama
dengan mata kirinya namun tidak diperiksaan ke dokter karena takut dan akhirnya dibawa ke
RSM DR YAP karena penglihatan sudah tidak dapat digunakan dan dioperasi vitrektomi. Pada
mata kanan pasien dengan nyeri pada bola mata yang berdenyut dan peningkatan TIO sesuai
dengan gejala umum glaukoma akut, pada kasus ini pasien mengarah pada glaukoma
neovaskular karena retina yang hipoksia dan memiliki sirkulasi kapiler yang buruk diyakini
merupakan hal yang menginisiasi terjadinya glaukoma neovaskular ini. Teori yang paling banyak
diterima tentang patogenesis terjadinya glaukoma neovaskular adalah adanya iskemik retina
yang akan melepaskan faktor angiogenik yang berdifusi kedepan mengikuti aliran humor akuos
dan menyebabkan pembentukan pembuluh darah baru pada iris dan sudut bilik mata depan.
Faktor angiogenik ini menurut penelitian yang telah dilakukan diketahui memiliki kemampuan
menstimulasi proliferasi endotel kapiler, neovaskularisasi kornea, dan neovaskularisasi retina.
Glaukoma neovaskular lebih sering terjadi setelah operasi ekstraksi katarak dan vitrektomi. Dan
pada pasein ini ada riwayat vitrektomi karena ablasio retina pada satu tahun yang lalu.

Anda mungkin juga menyukai