Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN PADA ANAK DENGAN LABIO/PALATOSKISIS http://hanyasekedarblogg.blogspot.co.id/2013/05/asuhan-pada-anak-den...

HANYA SEKEDAR BLOG

HOME BAJU JILBAB KEPERAWATAN

Home ASKEP KEPERAWATAN ASUHAN PADA ANAK DENGAN LABIO/PALATOSKISIS

ASUHAN PADA ANAK DENGAN LABIO/PALATOSKISIS

Google Cloud Platform.


Start your first VM for free with
Google Compute Engine.

A. PENGERTIAN
Labio / palatoskisis merupakan kelainan congenital anomaly yang berupa adanya
kelainan bentuk pada struktur wajah. Kedua keadaan ini di bahas bersama karena
berhubungan sangat erat. Kelainan ini diduga terjadi pada sekitar satu dalam 1000
kelahiran. Deformitas terbagi menjadi 3 kategori:

1. Sumbing pra alveolar, di mana yang terlibat adalah bibir, atau bibir dengan hidung
(derajat empat)
2. sumbing alveolar, dimana sumbing melibatkan bibir, tonjolan alveolar dan biasanya
palatum (derajat tiga)
3. Sumbing pasca alveolar, dimana sumbing terbatas hanya pada palatum (derajat
pertama dan kedua) 7 TIPS ANDROID POPULER

Palatoskisis lebih serius proknosanya dibandingkan dengan labio skisis. Dari Cara Memakai Jilbab Untuk Sekolah dan
bentuknya yang terletak diantara nasofaring dengan hidung , sehingga menimbulkan Kampus
masalah dalam hal makan , memudahkan infeksi saluran pernafasan dan infeksi telinga Keunggulan dan Model Jilbab Rabbani
tengah.
101 Manfaat Jeruk Nipis Untuk Kecantikan
Labioskisis atau clelf lip dapat terjadi berbagai derajat malformasi, mulai dari yang
dan Kesehatan
ringan pada tepi bibir di kanan, di kiri atau kedua tepi bibir dari garis tengah, sampai
sumbing yang lengkap berjalan hingga ke hidung. Terdapat variasi lanjutan dari cacat yang 101 Cara Memakai Jilbab Pashmina
melibatkan palatum. Special Offers.
Modern Ads By CinemaPlus-3.3c

10 Manfaat Madu Untuk Kesehatan


B. ETIOLOGI
1. Kegagalan fase embrio yang penyebabnya belum diketahui Cara mudah memakai jilbab pesta simple
2. Fraktur herediter Ini Lho Tutorial Hijab Hanna CHSI
3. Genetik : abnormal kromosom (trisomy 13 syndrome), mutasi gen
4. Lingkungan : teratogen (agen atau factor yang menimbulka cacat pada masa ADVERTISEMENT
embrio :asam folik, antagonis atau anti kejang)
5. Perubahan konsentrasi glukortikoid dan perubahan faktor pertumbuhan epidermal

C. PATOFISIOLOGI
Tahap penting dalam pembentukan bibir, palatum, hidung dan rahang, terjadi pada
9 minggu pertama kehidupan embrio. Mulai sekitar minggu kelima umur kehamilan,
prosesus maksilaris tubuh kearah anterior dan medial, dan menyatu dengan pembentukan
prosesus fronto nasal pada dua titik tepat dibawah lubang hidung dan membentuk bibir
atas. Sementara itu palatum dibentuk oleh proses prosesus palatal dari prosesus maksilaris
yang tumbuh kearah medial untuk bergabung dengan septum nasalis pada garis tengah,

1 of 6 5/10/2017 1:08 PM
ASUHAN PADA ANAK DENGAN LABIO/PALATOSKISIS http://hanyasekedarblogg.blogspot.co.id/2013/05/asuhan-pada-anak-den...

melibatkan uvula atau bagian lunak palatum. Celah bibir dan palatum bisa terjadi secara
terpisah atau bersama- sama bercampurnya jenis kelainan bibir, maksila dan palatum akan
menyebabkan kesulitan pembedahan.
Dewasa ini malformasi palatum dan bibir tengah telah dipelajari secara mendalam,
sebagai model dari tahap morfogenesis normal dan abnormal pada system perkembangan
yang kompleks. Hal ini terlihat secara relative, dari tingginya angka kejadian kelainan ini,
bahwa pengaturan morfogenesis palatum sangat sensitive terhadap gangguan genetic dan
lingkungan:
- Genetic : Trysomi13 atau sindroma patau dihubungkan dengan pembentukan celah
yang lebar dari bibir dan maksila.
- Linkungan : efek tetratogen menyebabkan celah bibir atau celah palatum.
Ada beberapa factor selular yang terlibat dalam penyatuan prosesus fronto nasal
dan maksilar. Diferensiasi sel epitel pada prosesus palatal mempunyai peranan penting
pada proses penyatuan. Mekanisme terpenting diperantarai sel mesenkim dan prosesus
palatal yang menginduksi diferensiasi sel epitel untuk membentuk baik sel epitel nasal
bersilia maupun sel epitel sekuamosa bucal. Pada tikus telah ditemukan bahwa
konsentrasi glukortikoid yang fisiologis, factor tubuh epidermal diperlukan untuk
mencapai bentuk normal yang perubahan konsenyrasinya dapat menebabkan celah pada
palatum.

D. PATHWAYS

Special Offers. Ads By CinemaPlus-3.3c

2 of 6 5/10/2017 1:08 PM
ASUHAN PADA ANAK DENGAN LABIO/PALATOSKISIS http://hanyasekedarblogg.blogspot.co.id/2013/05/asuhan-pada-anak-den...

E. MANIFESTASI KLINIS
1. Pada Labioskhzis pada bayi dan anak
Distoersi pada hidung
Tampak sebagian atau keduanya
Adanya celah pada bibir
Pada bayi terkadang ada gangguan menghisap puting susu
Gangguan bicara, dapat terjadi karena penurunan fungsi otot akibat celah akan
mempengaruhi bicara, bahkan menghambatnya. Terutama dalam mengucapkan
huruf konsonan
2. Pada Palatoskisis pada bayi dan anak
Special Offers. Ads By CinemaPlus-3.3c
Tampak ada celah pada tekak (ovula), palato lunak, dank eras dan atau foramen
incisive.
Adanya rongga pada hidung
Teraba ada celah atau terbukanya langit-langit saat diperiksa dengan jari.
Kesukaran dalam menghisap asi (bayi) atau makan atau minum pada anak.
Gangguan bicara (keterangan = gangguan bicara pada labioskisis).
Aspirasi

3 of 6 5/10/2017 1:08 PM
ASUHAN PADA ANAK DENGAN LABIO/PALATOSKISIS http://hanyasekedarblogg.blogspot.co.id/2013/05/asuhan-pada-anak-den...

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Foto Rontgen
2. MRI ( Magnetic Resonance Imaging) untuk evaluasi abnormal

G. KOMPLIKASI
1. gangguan pendengaran
2. otitis media
3. distres pernapasan
4. resiko infeksi saluran pernapasan
5. pertumbuhan dan perkembangan yang lambat
H. PENATALAKSANAAN BEDAH
1. Perawatan Pra Bedah Labio/ Palatoskisis
Ditegakkannya pemberian makanan. Jika ada kesukaran saat pemberian Asi atau
susu botol maka dapat menggunakan sendok. Inhalasi susu perlu dicegah dengan
menyediakan alat penyedot. Pemberian makanan ini diharapkan bayi tidak dalam
keadaan anemis, fisiknya baik, bertambah berat badannya.
Tameng anti biotika harus diberikan. Untuk menjamin pada masa bedah maupun
pasca bedah tidak mengalami bahaya oleh mikroorganisme.
2. Perawatan Pasca Bedah Labio/ Palatoskisis
Immobilisasi
Sedasi
Pembalutan garis sedasi. Garis jahitan ditinggal tanpa penutup, kebersihan
dipertahankan. Setelah makan dilap dengan air steril.
Pemberian makanan. Segera dapat diberikan ketika anak sadar atau reflek menelan
ditegakkan. Dapat digunakan cairan jernih misalnya cairan glukosa, dan diit normal
yang terdapat makanan lunak dan disusul dengan air steril. Makanan keras dapat
diberikan pada 2 atau 3 minggu setelah pembedahan.
Erapi bicara pada anak yang sudah bisa bicara.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh atau tidak efektif dalam meneteki
Asi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan atau kesukaran dalam makan
sekunder dari kecacatan dan pembedahan
2. Resiko aspiarasi berhubungan dengan ketidakmampuan mengeluarkan sekresi Special Offers. Ads By CinemaPlus-3.3c
sekunder dari palatoskisis
3. Resiko infeksi berhubaungan dengan kecacatan (sebelum operasi) dan atau insisi
pembedahan
4. Kurangnya pengetahuan keluarga berhubungan dengan teknik pemberian makan
dan perwatan dirumah
5. Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan
6. Tidak efektif bersihan jalan atas berhubungan dengan efek anestesi, edema setelah
pembedahan, sekresi yang meningkat.
7. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan insisi pembedahan

J. PERENCANAAN
a. Diagnosa 1
Kaji kemampuan menelan dan menghisap
Gunakan dot botol yang lunak dan besar atau dot khusus dengan lobang yang sesuai
untuk pemberian minum
Tempatkan dot pada samping bibir mulut bayi dan usahakan lidah mendorong makan

4 of 6 5/10/2017 1:08 PM
ASUHAN PADA ANAK DENGAN LABIO/PALATOSKISIS http://hanyasekedarblogg.blogspot.co.id/2013/05/asuhan-pada-anak-den...

Jelaskan pada orang tua tentang prosedur operasi : kuasa 6 jam, pemberian infuse
dan lainnya
Prosedur perawatan setelah operasi : rangsang untuk menelan atau menghisap:
dapat menggunkan jari dengan cuci tangan yang bersih atau dot sekitar 7-10 hari,
bila sudah toleran berikan minuman pada bayi, dan minuman pada anak sesuai
dengan diitnya
b. Diagnosa 2
Kaji status pernapasan selama pemberian makanan
Gunakan dot agak besar, rangsang hisap dengan sentuhan dot pada bibir
Perhatikan posisi bayi saat memberi makan : tegak atau setangah duduk
Beri makan secara perlahan
Lakukan penepukan punggung setelah pemberian minum
c. Diagnosa 3
Berikan posisi tepet setelah makan : miring kekanan kepal agak sedikit tinggi supaya
makanan tertelan dan mencegah aspirasi
Kaji tanda-tanda infeksi
Perawatan luka dengan teknik steril
Perhatikan posisi jahitan, hindari kontak dengan benda non steril
Monitor keutuhan jahitan kulit
Hindari gosok gigi pada anak kira-kira 1-2 minggu
d. Diagnosa 4
Jelaskan prosedur operasi sebelum dan sesudah operasi
Ajarkan pada orang tua perawatan anak : cara pemberian makan, mencegah infeksi,
mencegah aspirasi, menentukan porsi, menepuk punggung, bersihkan mulut setelah
makan
e. Diagnosa 5
Kaji pola istirahat bayi dan kegelisahan
Tenangkan bayi
Berikan aktivitas bermain sesuai tumbuh kembangnya
Suport emosional anak: belaian, sentuhan, dengan mainan
Berikan analgetik sesuai program
f. Diagnosa 6
Kaji status pernapasan
Ubah posisi sesuai kebutuhan, minimal 2 jam sekali, untuk mempermudah drainage
Posisi yang tepat selama makan: tegak atau setengah duduk
Isap lender bila perlu
Bersihkan mulut setelah makan atau minum
g. Diagnosa 7
Bersihkan area insisi makan atau minum dengan normal saline atau air steril
Monitor tanda-tanda infeksi
Antisipasi posisi yang dapat merusak jahitan
Hindari anak menangis, karena dapat meregangkan jahitan

K. PERENCANAAN PEMULANGAN
1. Ajarkan dalam pemberian makan atau minum
2. Ajarkan dalam mencegah infeksi
3. Ajarkan cara mencegah aspirasi saat pemberian formula
4. Ajarkan cara melakukan rangsangan bicara pada anak yang sudah bias bicara
5. Ajarkan cara merawat gigi dan mulut
Special Offers. Ads By CinemaPlus-3.3c

L. HASIL YANG DIHARAPKAN


1. Nutrisi adekuat
2. Anak bebas dari aspirasi
3. Tidak terdapat infeksi
4. Orang tua dapat memahami dan mendemonstrasikan dengan metode pemberian
makan pada anak, pemgobatan setelah pembedahan dan harapan perawat sebelum
dan setelah operasi
5. Rasa nyaman anak dapat diertahankan dengan ditandai dengan anak tidak
menangis, tidak labil, tidak gelisah
6. Tidak ditemukan komplikasi sistem pernapasan
7. Tidak ditemukan kerusakan pada kulit yang ditandai insisi tetap utuh, tidak ada
infeksi dan tampak sembuh

5 of 6 5/10/2017 1:08 PM
ASUHAN PADA ANAK DENGAN LABIO/PALATOSKISIS http://hanyasekedarblogg.blogspot.co.id/2013/05/asuhan-pada-anak-den...

q Addy, (1993). Kesehatan Anak 1-5; Terjemahan Matasari Tjandrasa. Jakarta: Arcan
q Sacharin, Rosa M, (1992). Text Book Of Pediatric 12th Edition (Ilmu Kesehatan Anak edisi
12) alih bahasa Moelia Radja Siregar. Jakarta: EGC
q Dongoes ME, (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
q Smeltzer, Suzanne. C. et. all. (2002). Buku Ajar Keperawata Medikal Bedah. Brunner &
Suddarth. Edisi VIII vol 2. Jakarta: EGC
q Rekso Prodjo Soelarto. (1995). Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta: Bagian Bedah Staf
Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
q http//www.republika.co.id/htm
GOOGLE FACEBOOK TWITTER MORE

Tags : ASKEP, KEPERAWATAN

Sudah Pernah Baca Artikel Ini ? :

Apa Yang Kamu Cari Disini GO

About / Sitemap / Contact / Privacy / Disclaimer Speed Up Template Hanya Sekeda Blog @ Powered By Blogger

Special Offers. Ads By CinemaPlus-3.3c

6 of 6 5/10/2017 1:08 PM

Anda mungkin juga menyukai