PENDAHULUAN
terbaik. Angka kejadian bayi berat lahir rendah sebagai salah satu indikator status
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang
dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang
ditimbang dalam 1 jam setelah lahir. BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan
(<37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine growth restriction/IUGR).2
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) sangat erat kaitannya dengan kematian
dan timbulnya penyakit kronis di kemudian hari. BBLR juga dapat berdampak
kecerdasan.2
Sampai saat ini BBLR masih merupakan masalah di seluruh dunia, karena
menjadi salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada masa neonatal.
ekonomi rendah. Secara statistic di seluruh dunia, 15,5% dari seluruh kelahiran
1
adalah BBLR, 90% kejadian BBLR didapatkan di negara berkembang dan angka
kematiannya 20-35 kali lebih tinggi disbanding pada bayi dengan berat lahir
>2500 gram. Angka kejadian di Indonesia sangat bervariasi antara satu daerah
ibu adalah umur (<20 tahun atau >40 tahun), paritas, dan lain-lain, serta faktor
janin juga merupakan penyebab terjadinya BBLR. Masalah yang sering timbul
pada BBLR adalah masalah pernapasan karena paru-paru yang belum matur,
masalah pada jantung, perdarahan otak, fungsi hati yang belum sempurna, anemia
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat
kurang dari 2500 g tanpa memandang masa gestasi (berat lahir adalah berat
bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir). BBLR dapat terjadi pada bayi
kurang bulan (<37 minggu) atau bayi yang cukup bulan (IUGR).3,4
B. Etiologi
Ada banyak faktor yang memengaruhi kejadian Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR), Dibawah ini adalah beberapa faktor yang memengaruhi kejadian BBLR:
a. Umur Ibu
Kondisi usia ibu yang masih muda sangat membutuhkan zat-zat gizi untuk
keadaan janin berada di pihak yang lemah. Hal inilah yang menyebabkan
b. Pendidikan Ibu
3
ibu akan semakin mampu mengambil keputusan bahwa pelayanan
ibu dan janinnya. Pendidikan juga sangat erat kaitannya dengan tingkat
c. Penghasilan
akan mempunyai intake makanan yang lebih rendah baik secara kualitas
gizi ibu hamil tersebut. Keadaan status gizi ibu yang buruk berisiko
ibu dengan status gizi baik. Hal senada juga diungkapkan oleh Kardjati
Faktor genetik yang dimaksud, meliputi jenis kelamin bayi, suku, tinggi
badan ibu hamil, berat badan sebelum hamil, haemodynamic ibu hamil,
3. Faktor obstetrik
a. Jarak persalinan
4
Seorang ibu setelah persalinan membutuhkan waktu dua sampai tiga tahun
b. Paritas
Ibu hamil yang telah memiliki anak lebih dari empat orang perlu
diwaspadai, karena semakin banyak anak, rahim ibu pun semakin lemah.
Ibu hamil dengan paritas lebih dari tiga kali, umumnya akan mengalami
c. Komplikasi kehamilan
5
pada infeksi virus rubella dan cytomegalo virus. Diduga virus-virus
kejadian BBLR dimana infeksi ini dapat menyebabkan infeksi pada air
melitus. 5
4. Faktor Gizi
zat besi dan anemia, asam folat, dan vitamin B12, mineral, seng dan
tembaga, kalsium, fosfor, dan vitamin D, vitamin B6, dan vitamin dan
mineral lainnya. 5
Faktor morbiditas ibu waktu hamil, meliputi morbiditas umum, dan penyakit
7. Perawatan antenatal.
6
Kunjungan antenatal care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau
C. Epidemiologi
Setiap tahun di dunia diperkirakan lahir sekitar 20 juta bayi berat lahir
rendah. Dalam laporan WHO yang dikutip dari State of the worlds mother
adalah BBLR.4
Oleh karena itu, angka mortalitas neonatal sangat ditentukan oleh distribusi
berat lahir dan angka mortalitas yang spesifik untuk berat lahir. Pada tahun
2000 di Amerika Serikat terdapat 7,6 % bayi berat badan lahir rendah
7
dengan angka mortalitas neonatal 48 per 1.000 kelahiran hidup pada
kelompok khusus
beratnya kurang dari 2500 gram; frekuensi untuk bayi kulit hitam dua kali lebih
tinggi dari frekuensi untuk bayi kulit putih. Sejak tahun 1981 Menurut WHO,
di seluruh dunia lahir sekitar 20 juta bayi dengan berat lahir rendah dan 19 juta
11 persen sampai 31%. Pada negara berkembang keadaan ini diperburuk oleh
mikro seperti anemia yang dapat berakibat fatal pada ibu hamil dan bayi baru
lahir. 6
IUGR, dan dilahirkan sesudah 37 minggu. Pada angka BBLR yang lebih besar
IUGR. Bayi dengan IUGR mempunyai morbiditas dan mortalitas lebih besar
8
BBLR tahun 2004 adalah sebanyak 12,14%. Hasil Multiple Indicator Cluster
Survey (MICS) yang dilakukan oleh BPS dan Unicef di Provinsi Papua dan
Papua Barat tahun 2011, diperkirakan BBLR di kedua provinsi tersebut antara
816%.2
Childrens Hospital (2004), bayi campuran Afrika Amerika dua kali lebih
mungkin untuk memiliki berat badan lahir sangat rendah, sama halnya
dengan bayi kaukasia. Ibu usia remaja terutama yang kurang dari 15 tahun,
memiliki risiko lebih tinggi memiliki bayi dengan berat badan lahir sangat
prematur. Lebih dari 50% bayi kembar dan kehamilan ganda lainnya
D. Klasifikasi
1. Berdasarkan berat: bayi dengan berat lahir kurang dari 2500g disebut bayi
9
b. Bayi cukup bulan dengan berat kurang dari 2500g (Kecil untuk masa
kehamilannya.
Bayi dengan berat lahir > 2250 gram umumnya cukup kuat untuk mulai
minum sesudah dilahirkan. Jaga bayi tetap hangat dan kontrol infeksi,
tidak ada perawatan khusus. Sebagian bayi dengan berat lahir 1750
2250 gram mungkin perlu perawatan ekstra, tetapi dapat secara normal
Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) yaitu berat lahir <1000g. 8,9
Tidak ada verniks, kelopak dan bulu mata tampak kosong, edema
1. Jaringan subkutis. Sedikit, lemak subkutan baru ada setelah masa gestasi 28
3. Kuku jari tangan dan kaki. Kadang-kadang pendek terutama jari kaki.
10
4. Kepala. Besar dibandingkan dengan bayinya, sutura kadang-kadang
5. Telinga. Tulang rawannya halus dan sangat kurang pada bayi yang sangat
kecil. Telinga dapat dengan mudah dilipat ke depn dan daya pegasnya
lambat.
7. Dada. Pendek bila dibandingkan dengan perutnya dan sela iga menonjol.
10. Payudara. Puting susu rata, mulai menonjol setelah 36 minggu. Jaringan
11. Sendi. Siku, lutut, panggul, pergelangan tangan dan kaki, tidak dapat
digerakkan maksimal.6
F. Diagnosis
Anamnesis :
1. Umur ibu
11
5. Kenaikan berat badan selama hamil
hamil.4
G. Pemeriksaan Fisis
3. Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa
kehamilan). 4
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan skor Ballard untuk menentukan usia gestasi bayi baru lahir
12
2. Tes kocok (shake test) dianjurkan untuk bayi kurang bulan untuk melihat
5. Foto rontgen dada diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur kehamilan
6. USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan <35 minggu,
13
sistem organ pada bayi tersebut. Masalah pada BBLR yang sering
1. Sistem Pernapasan
gag refleks dan pembuluh darah yang imatur. Hal-hal inilah yang
2. Sistem Neurologi
itu asfiksia berat yang terjadi pada BBLR juga sangat berpengaruh
14
3. Sistem Kardiovaskular
4. Sistem Gastrointestinal
5. Sistem Thermoregulasi
15
relatife luas )
kalori
6. Sistem Hematologi
bulan, adalah:
7. Sistem Imunologi
16
8. Sistem Urologi
maka tidak mampu untuk mengelola air, elektrolit dan asam basa,
9. Sistem Integumen
J. Tata Laksana
1. Pemberian vitamin K
- Per oral 2 mg 3 kali pemberian (saat lahir, umur 3-10 hari, dan umur 4-
6 minggu
17
- Jangan memandikan atau menyentuh bayi dengan tangan dingin
3. Pemberian minum
bila orang yang member makan bayi telah terlatih metode ini dengan
depresi sistem saraf pusat, atau tanda-tanda penyakit serius. Bayi-bayi ini
Bayi premature yang besar sering dapat diberi makanan melalui botol atau
sampai bayi mencapai usia matur. Pemberian susu botol dari ASI yang
yang kecil, lunak, dan berlubang besar. Disamping pengisapan yang kuat,
penutupan laring dan saluran hidung oleh epiglottis dan uvula, dan
18
motilitas esophagus normal; suatu proses sinkronisasi yang biasanya tidak
4. Pada bayi sakit, pemberian minum tidak perlu dengan segera ditingkatkan
selam tidak ditemukan tanda dehidrasi dan kadar natrium serta glukosa
normal.
19
- Setelah 2 minggu : ASI perah + HMF (Human Milk Fortifier)/ full-
9. Bayi sakit
20
- Selanjutnya minum ditingkatkan jika memberikan tambahan 3-5 mL,
10. Suportif
- Bila terjadi penyulit segera kelola sesuai dengan penyulit yang timbul;
- Anjurkan ibu untuk tetap bersama bayi. Bila ini tidak memungkinkan,
- Ijinkan dan anjurkan kunjungan oleh keluarga atau teman dekat apabila
dimungkinkan. 4
- Bayi akan kehilangan berat selama 7-10 hari pertama (sampai 10%
untuk bayi dengan berat lahir >1500 gram dan 15% untuk bayi berat
lahir <1500 gram). Berat lahir biasanya tercapai kembali dalam 14 hari
- Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua kategori
jumlah 180mL/kg/hari
21
- Tingkatkan jumlah ASI sesuai dengan kenaikan berat badan bayi
- Timbang berat badan setiap hari, ukur oanjang, dan lingkar kepala
setiap minggu
- Gangguan perkembangan
- Gangguan pertumbuhan
- Gangguan pendengaran
setiap bulan
22
K. Komplikasi
1. Hipotermi
2. Hipoglikemia
3. Hiperbilirubinemia
7. Infeksi Bakteri
8. Kesulitan minum
12. Patent Ductus Arteriosus (PDA) pada bayi dengan berat <1000 gr
(Retinopathy of Prematurity). 4
L. Pencegahan
1. Pencegahan Primer
23
b. Gizi dan berat badan ibu berhubungan dengan pertambahan berat
janin dan berat bayi saat lahir, maka makan makanan yang sehat dan
normal.
2. Pencegahan Sekunder
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) terutama yang kurang
b. Metode kanguru
Selatan pada tahun 1983. Metode ini merupakan cara sederhana yang
24
bermanfaat untuk meningkatkan kelangsungan hidup bayi baik sesaat
3. Pencegahan Tersier
besar dan mudah sakit sehingga pemberian ASI atau nutrisi yang
b. Pemijatan bayi
25
Ternyata dari kebanyakan penelitian melaporkan bayi prematur
kenaikan berat badan yang lebih besar dan berkembang lebih baik
psikiater pada tahun 1940 mengamati bahwa bayi yang lebih banyak
lebih baik.
26
BAB III
KESIMPULAN
BBLR adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa
memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1
(satu) jam setelah lahir. BBLR sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan
penyebab kematian bayi. Menurut WHO, di seluruh dunia lahir sekitar 20 juta
bayi dengan berat lahir rendah dan 19 juta diantaranya lahir di beberapa negara
dalam kehamilan yang berdampak pada defisiensi nutrisi mikro seperti anemia
yang dapat berakibat fatal pada ibu hamil dan bayi baru lahir. Banyak faktor yang
berat lahir tersebut. Mereka berhubungan dengan bayi, ibu, atau lingkungan fisik
dan memainkan peran penting dalam menentukan berat lahir dan masa depan
kesehatan bayi.10
Pemberian konsumsi gizi untuk ibu hamil dianggap sesuai apabila dengan
mengonsumsi berbagai zat gizi tersebut ibu dapat melahirkan bayi dengan berat
normal dan mampu mempertahankan status gizinya yang berarti telah tercukupi
kerjanya, usia kehamilan, LILA, paritas dan berat janin dalam kandungan.
27
menyimpulkan bahwa kejadian BBLR dipengaruhi oleh jenis kelamin bayi,
karena regurgitasi atau karena proses pemberian makanan. Tidak ada metode
orang yang member makan bayi telah dilatih metode ini dengan baik.
Pemberian makanan oral (melalui puting) tidak boleh dimulai atau harus
saraf pusat, imaturitas, atau tanda-tanda penyakit serius. Bayi-bayi ini akan
adekuat mengandung semua vitamin dalam jumlah yang cukup, volume susu
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan mungkin tidak akan tercerna selama
Karena kebutuhan bayi ini tidak dapat ditentukan secara tepat, maka harus
diberikan cadangan harian seperti yang dianjurkan untuk bayi cukup bulan. 8
untuk menurunkan angka BBLR dan mengantisipasi angka BBLR yang turun
untuk tidak meningkat kembali. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guna
mencegah terjadinya BBLR adalah memprediksi secara dini berat janin yang ada
28
dalam kandungan. Seorang ibu yang terdeteksi secara dini berat janin dalam
kandungannya kurang dari normal dapat segera dicari penyebabnya dan segera
29
DAFTAR PUSTAKA
1. Pramono MS, Muzakkiroh U. Pola kejadian bayi berat lahir rendah dan
faktor yang memengaruhinya di Indonesia tahun 2010. Buletin penelitian sistem
kesehatan. Diakses pada tanggal 3 Juli 2011.
2. Pramono MS, Muzakkiroh U. Pola kejadian bayi berat lahir rendah dan
faktor yang memengaruhinya di Indonesia tahun 2013. Buletin penelitian sistem
kesehatan. 11 Desember 2014.
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pelatihan Pelayanan
Kegawadaruratan Obstetri dan Neonatal Esensial Dasar. Jakarta: 2005.
4. Pudjadi AH, Hegar B, Handryastuti S. Pedoman pelayanan medis Ikatan
Dokter Anak Indonesia. Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2009
5. Muchemi OM, Echoka E, Makokha A. Factors Associated With Low Birth
Weight Among Neonates Born at Olkalou District Hospital, Central Region,
Kenya. 5 Februari 2015.
6. Behrman, Kliegman, Arvin. Nelson Textbook of Pediatrics. Philladelphia:
Saunders Company. 2003.
7. Mahumud RA, Sultana M, Sarker AR. Distribution and Determinants of Low
Birth Weight in Developing Countries. Bangladesh. 19 September 2016
8. Short JR, Gray OP, Dodge JA. Sinopsis pediatri. Tangerang: Binarupa
Aksara.2007.
9. Departemen Kesehatan Rupublik Indonesia. Pelayanan kesehatan anak di
rumah sakit. Jakarta: World Health Organization. 2009.
10. Suradi R, Yanuarso PB. Metode Kanguru Sebagai Pengganti Inkubator Untuk
Bayi Berat Lahir Rendah. Sari Pediatri, Vol. 2. Juni, 2000.
30
31