8 Bab Iv
8 Bab Iv
8 Bab Iv
A. Hasil Penelitian
Palu yang berlokasi di jalan Kangkung No. 1 Palu kecamatan Palu Barat
diresmikan pada tanggal 4 April 1981 dengan kategori rumah sakit tipe
1) VISI
2) MISI
representatif
dominan antara lain; yang terbanyak terdapat pada golongan kelompok usia
47-51 tahun dan > 67 tahun yaitu masing-masing sebanyak 13 orang (24,1%)
sedangkan yang terendah berusia 37-41 tahun dan 42-46 tahun yaitu masing-
terdapat pada golongan kelompok usia 47-51 tahun dan > 62 tahun yaitu masing-
masing sebanyak 13 orang (24,1%) sedangkan yang terendah berusia 37-41 tahun
(9,3%)
Berdasarkan hasil tabulasi data, dapat diperoleh gambaran data tiap variabel.
Dari keseluruhan sampel yang mengalami UKD di RSU Anutapura Palu sebanyak
29 orang dan non UKD sebanyak 25 orang. Distribusi masing - masing variabel
52
faktor risiko risiko Ulkus Kaki Diabetik (UKD) yakni usia, lama menderita DM,
Gambar 4.5 Distribusi Faktor Risiko UKD Berdasarkan Umur Pada Sampel
Penelitian
Sumber : Data Primer 2013
Pada gambar 4.5 variabel faktor risiko usia didapatkan kelompok usia yang
terbanyak yaitu kelompok usia 25-65 tahun, sebanyak 47 orang (87.03%) pada
Berdasarkan gambar 4.6 pada variabel faktor pada lama menderita DM <10
tahun hasil didapatkan hasil terbanyak yaitu 42 orang (77.8%). lama menderita
sampel terbanyak dengan GDS >140 mg/dL sebanyak 38 orang ( 70.37%) dan
yaitu 28 orang (51.85%) dengan IMT <27 dan selebihnya sebanyak 26 orang
% Kejadian Hiperlipidemia
- - Mengalami
- - Tidak Mengalami
- - TOTAL
56
UKD maupun non UKD sehingga variabel hiperlipidemia tidak dapat dianalisis
dalam SPSS.
Jika diamati dari tiap variabel faktor risiko terjadinya kejadian UKD, dapat
disimpulkan bahwa jumlah usia merupakan faktor risiko UKD yang dominan
dialami pada kejadian UKD yakni jumlah usia pada golongan usia 25-65 tahun di
GDS >140 mg/dL sebanyak 38 orang ( 70.37%), faktor hipertensi dengan riwayat
dengan riwayat merokok sebanyak 33 orang (61.1%) dan terakhir pada variabel
a. Faktor Usia
UKD
Nilai
Nilai p Total
Non UKD UKD Usia
N N N
54 25 29 Total
Pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil analisis bivariat dengan uji
Fishers Exact Test antara variabel umur dengan kejadian UKD pada pasien
atau nilai signifikansi (Exact. Sig. (2-sided)) diperoleh sebesar 0,012 (jika
faktor peluang kurang dari 5 % atau p value < nilai ; =0,05 maka hasil
Pasien DM
UKD
Total Lama Menderita
Nilai p Nilai Non UKD UKD
DM
N N N
12 2 10 > 10 tahun
0,020 0,05 42 23 19 < 10 tahun
54 25 29 Total
Sumber : Data Primer (Kuesioner) 2013
Pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa hasil analisis bivariat uji Chi-square
diperoleh ada sebesar 0,020 dimana nilai p < 0,05, maka, hipotesis alternatif
c. Faktor Hipertensi
UKD
Total Non
Nilai p Nilai Hipertensi
UKD UKD
N N N
Mempunyai
36 12 24 Riwayat
0,007 0,05 Tidak
18 13 5 Mempunyai
Riwayat
54 25 29
Total
Pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil analisis bivariat dengan uji
secara statistik yakni nilai p atau nilai signifikansi (Asymp. Sig. (2-sided))
yang diperoleh sebesar 0,007. Telah diketahui bahwa jika diperoleh faktor
peluang atau nilai p kurang dari nilai yakni 5 % atau p value < nilai ;
=0,05 maka hasil tersebut bermakna. Dapat disimpulkan bahwa faktor jumlah
pasien DM di RSU Anutapura Palu atau dengan kata lain hipotesis alternatif
d. Faktor Hiperglikemia
UKD
Total
Nilai p Nilai Non Hiperglikemia
UKD UKD
N N N
Kadar GDS >140
38 13 25
mg/dL
54 25 29 Total
Sumber : Data Sekunder 2013
Pada table 4.5 menunjukkan bahwa hasil analisis bivariat dengan Chi-
bermakna secara statistik karena faktor peluang atau nilai signifikansi yang
diperoleh kurang dari 5 % atau 0,05 (diperoleh nilai p = 0,006 ; p < 0,05),
pasien DM di RSU Anutapura Palu atau dengan kata lain hipotesis alternatif
diterima.
e. Faktor Obesitas
UKD
Total Non
Nilai p Nilai Obesitas
UKD UKD
N N N
26 8 18 IMT >27
54 25 29 Total
Pada table 4.6 menunjukkan bahwa hasil analisis bivariat dengan Chi-
f. Faktor Merokok
Total U
Nilai p Nilai Non UKD Merokok
UKD
N N N
Mempunyai riwayat
21 6 15
merokok
54 25 29 Total
Pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa hasil analisis bivariat dengan uji
bermakna secara statistik yakni nilai p atau nilai signifikansi (Asymp. Sig. (2-
sided)) yang diperoleh sebesar 0,037. Telah diketahui bahwa jika diperoleh
faktor peluang atau nilai p kurang dari nilai yakni 5 %, maka hasil tersebut
Palu atau dengan kata lain hipotesis alternatif (H1) dapat diterima.
chi-square. Dari hasil tersebut didapatkan bahwa semua faktor risiko yang
terbukti memiliki hubungan signifikan atau bermakna dengan kejadian UKD pada
63
pasien DM di RSU Anutapura Palu yakni usia, lama menderita DM, hipertensi,
hiperglikemia, obesitas, dan merokok. Dari analisis bivariat, hasil dari semua
variable memiliki nilai signifikansi atau p kurang dari 0.25 dan hal tersebut dapat
dikatakan layak untuk dilanjutkan dalam analisis multivariat regresi logistik ganda
Adapun untuk hasil analisis multivariat dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Logistik Ganda Dengan Metode Backward Wald
Semua Variabel Yang Berhubungan Dengan Kejadian UKD
kedua variabel. Dari hasil analisis di atas, nilai B dari semua variabel tidak ada
yang memiliki nilai positif yang menunjukkan terdapat pengaruh yang searah
antara variabel bebas dengan variabel terikat dimana apabila terdapat nilai positif
peluang untuk terjadinya UKD pada pasien DM sedangkan nilai B dari semua
64
faktor resiko diatas bernilai negatif yang artinya semua peningkatan faktor resiko
atau mendukung hipotesis nol, atau dapat diartikan juga sebagai tingkat kesalahan
yang ditolerir oleh peneliti, yang diakibatkan oleh kemungkinan adanya kesalahan
0.05).
backward wald diperoleh nilai signifikansi masing-masing variabel yakni usia (sig
(0,249). Secara keseluruhan diperoleh nilai sig di atas dari tingkat signifikansi (>
0.05) yang bermakna bahwa faktor risiko usia, hipertensi, hiperglikemia dan lama
Selanjutnya nilai wald merupakan nilai penting dalam uji regresi logistik
dimana nilai ini digunakan untuk menguji tingkat signifikansi secara statistik dari
tiap-tiap parameter. Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai wald dari masing-
B. Pembahasan
didapatkan hasil p sebesar 0,006 lebih kecil dari nilai 0,05 (0,006<0,05). Hal ini
Anutapura.
variabel dependen dilihat dari nilai sig yang lebih tinggi dari nilai
( 0,080 > 0,05) sehingga H1 ditolak, atau tidak terdapat hubungan pada faktor
hiperglikemia dengan kejadian ulkus kaki diabetik. nilai koefisien regresi yang
diperoleh bernilai negatif (B= -1,454), yang berarti peningkatan 1 unit variabel
Hasil ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Nanda (2011) dimana
UKD dan tidak sejalan dengan Priyanto (2010) yang juga mempunyai hasil yaitu
oksigen dari sel darah merah. 2) perubahan pola aliran darah mikrovaskuler.
dan fungsional pada serabut-serabut saraf. Kurangnya aliran darah pada penderita
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Purwanti (2013) dimana dalam
kaki diabetik.
Hal ini terjadi kemungkinan untuk pasien rawat jalan, pemeriksaan lab yang
dilakukan tidak terlalu sering, sehingga data kadar gula di rekam medis
kebanyakan yang sudah lewat beberapa hari sebelumnya dan juga karena waktu
didapatkan hasil p sebesar 0,007 lebih kecil dari nilai 0,05 (0,007<0,05). Hal ini
Anutapura.
nilai signifikan yang lebih tinggi dari nilai ( 0,080 > 0,05) yang berarti H1
ditolak. Selain itu, nilai koefisien regresi yang diperoleh bernilai negatif
ulkus kaki diabetik sebesar 1,330 unit pada pasien DM di RSU Anutapura Palu.
Hasil ini tidak sejalan dengan teori, yaitu menurut ONeals 2008, hipertensi
merupakan salah satu faktor risiko mayor pada ulkus kaki diabetik. Hipertensi
pada penderita diabetes mellitus terdapat viskositas darah yang tinggi akan
berakibat menurunnya aliran darah sehingga terjadi defesiensi vaskuler, selain itu
hipertensi yang tekanan darah lebih dari 130/80 mm Hg dapat merusak atau
berakibat vaskuler defisiensi sehingga dapat terjadi hipoksia pada jaringan yang
Namun hasil ini sejalan dengan penelitian Hastuti (2008), dimana hipertensi
tidak terbukti sebagai faktor risiko terjadinya ulkus kaki diabetik karena
dipengaruhi oleh variabel yang lebih kuat pada waktu di analisis bersama-sama.
Pada variabel faktor risiko usia tidak dapat dilakukan uji Chi-Square
sehingga digunakan uji alternatif yaitu Fishers Exact. Hasil analisis dengan
Fishers Exact Test untuk hubungan antara umur dengan kejadian UKD pada
pasien DM di RSU Anutapura Palu, didapatkan hasil p sebesar 0,012 lebih kecil
dari nilai 0,05 (0,012<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis alternatif
atau H1 diterima yakni terdapat hubungan antara usia dengan kejadian UKD pada
dependen dilihat dari nilai sig yang lebih tinggi dari nilai ( 0.999 > 0.05) dengan
wald sebesar 0,000 yang berarti bahwa H1 ditolak. Selain nilai itu, nilai koefisien
regresi yang diperoleh bernilai negatif (B= -20,157), yang berarti peningkatan 1
unit variabel usia, menurunkan kejadian ulkus kaki diabetik sebesar 20,157 unit
Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya dimana pada penelitian Hastuti
(2008), pada hasil analisis multivariat didapatkan hasil bahwa umur 55-59 tahun
tidak terbukti sebagai faktor risiko terjadinya ulkus diabetika (p=0,675) Hal ini
disebabkan karena pengaruh dari variabel lain yang lebih kuat dalam analisis
penelitian tersebut.
Hasil ini berbeda jika dibandingkan secara teori, dimana diabetes mellitus
berkaitan dengan penurunan fungsi tubuh secara fisiologis yang diakibatkan oleh
darah yang tinggi kurang optimal. (Rochmah 2006 dalam Hastuti, 2008).
Hasil ini tidak sejalan dengan teori, kemungkinan terjadi karena sampel pada
penelitian kali ini, khususnya pada responden > 67 tahun sangat sedikit, yaitu
hanya 7 orang. Hal ini yang mungkin menyebabkan secara keseluruhan usia
memiliki nilai skor dan nilai sig yang kecil, sehingga hubungan secara signifikansi
juga kecil.
69
hasil p sebesar 0,020 lebih kecil dari nilai 0,05 (0,020<0,05). Hal ini
RSU Anutapura.
variabel dependen dilihat dari nilai sig yang lebih tinggi dari nilai ( 0,249 >
0,05) dengan nilai wald sebesar 1,328 atau dengan arti kata lain H1 ditolak. Selain
itu, nilai koefisien regresi yang diperoleh bernilai negatif (B= -1,267), yang berarti
peningkatan 1 unit variabel lama menderita DM, menurunkan kejadian ulkus kaki
Hasil ini kemungkinan terjadi karena sampel pada penelitian kali ini yang
mengidap penyakitnya.
Hasil ini juga tidak sejalan dengan penelitian Hastuti (2008) dimana lama DM
>10 tahun merupakan faktor risiko terjadinya ulkus kaki diabetik. penderita ulkus
kaki diabetik, terutama terjadi pada penderita yang telah menderita >10 tahum
atau lebih, apabila kadar glukosa darah tidak terkendali akan muncul komplikasi
sirkulasi darah dan adanya robekan/luka pada kaki penderita yang tidak dirasakan.
(Hastuti, 2008).
Dari analisis multivariat, hasil ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan
oleh Boyko et al (1999) dimana dari analisis multivariat lama menderita diabetes
mellitus (11,4 tahun) tidak ditemukan hubugan dengan kejadian ulkus kaki
diabetik. Hal ini dikarenakan sulitnya sampel penelitian menentukan durasi dari
Hasil yang didapatkan berbeda jika dibandingkan secara teori, dimana lama
sangat toksik dan merusak semua protein tubuh, termasuk sel saraf. Terbentuknya
AGEs dan sorbitol menyebabkan sintesis fungsi nitric oxide (NO) akan menurun,
dan bersama rendahnya mionositol dalam sel saraf, dan mengakibatkan neuropati
diabetik (Qilsi dan Ardiansyah, 2010). Pada suatu kondisi yang jinak, gangren
didapatkan hasil p sebesar 0,027 lebih kecil dari nilai 0,05 (0,027<0,05). Hal ini
Anutapura.
dependen dilihat dari nilai sig yang lebih tinggi dari nilai ( 0,300 > 0,05) yang
71
berarti bahwa hipotesis alternatif (H1) ditolak. Dengan nilai koefisien regresi
(B)= -0,726 yang berarti bahwa yang berarti peningkatan 1 unit variabel obesitas,
menurunkan kejadian ulkus kaki diabetik sebesar 0,726 unit pada pasien DM di
RSU Anutapura.
Hal ini tidak sejalan dengan teori. Menurut Morison (2004), obesitas termasuk
dalam salah satu faktor risiko UKD pada pasien DM. Obesitas merupakan salah
satu faktor utama dalam kejadian ulkus kaki diabetik karena secara mekanis,
orang yang mengalami obesitas, berat badan yang berlebih cenderung menambah
diabetik, hal ini terjadi karena terjadi penurunan sensitivitas terhadap insulin
insulin yang diproduksi dengan jumlah gula darah yang beredar. Gula darah yang
normal akan merupakan suasana kondusif bagi viskositas darah, perfusi oksigen
dan nutrisi serta imunitas ke dalam sel otot, hati dan lemak. Keadaan ini akan
responden banyak yang telah mengalami penurunan badan pada saat dirawat.
mereka menurun. Sehingga, pada saat dilakukan penelitian sampel dengan IMT
didapatkan hasil p sebesar 0,037 lebih kecil dari nilai 0,05 (0,037<0,05). Hal ini
Anutapura.
dependen dilihat dari nilai sig yang lebih tinggi dari nilai ( 0,378 > 0,05) dapat
dikatakan bahwa hipotesis alternatif (H1) ditolak. Nilai koefisien regresi yang
diperoleh bernilai negatif (B= -0,972), yang berarti yang berarti peningkatan 1
unit variabel merokok, menurunkan kejadian ulkus kaki diabetik sebesar 0,972
Dari hasil yang didapatkan sejalan dengan penelitian yang di lakukan oleh
Boyko et al (1999) dimana dari analisis multivariat, hasil variabel merokok tidak
ditemukan nilai yang signifikan dalam pengaruh variabel dalam kejadian ulkus
kaki diabetik. Hal ini disebabkan oleh bias dalam pengisian kuesioner.
konstriksi pembuluh darah yang sangat cepat, namun juga karena adanya
mengangkut oksigen.
menemani, responden ternyata memiliki riwayat merokok. Hal itu mungkin juga
terjadi pada responden yang datang tanpa pengantar, sehingga peneliti tidak dapat