Disusun oleh :
Disusun oleh :
Pembimbing
1.3 MANFAAT
Penyusunan laporan kasus ini diharapkan dapat menjadi media
pembelajaran bagi dokter muda agar dapat melaksanakan praktik kedokteran
keluarga secara langsung pada pasien dengan keluhan kista ovarium.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
c. Pemeriksaan Penunjang
Laparoskopi : pemeriksaan ini Sangat berguna untuk mengetahui
apakah tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk
menentukan sifat-sifat tumor itu.
Ultrasonografi : dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan
batas tumor, apakah tumor berasal dari uterus, ovarium, atau
kandung kencing, apakah tumor kistik atau solid, dan dapat
dibedakan pula antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan
yang tidak.
Foto rontgen : pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya
hidrotoraks.
CA-125 : memeriksa kadar protein di dalam darah yang disebut
CA-125. Kadar CA-125 juga meningkat pada perempuan subur,
meskipun tidak ada proses keganasan. Tahap pemeriksaan CA-125
biasanya dilakukan pada perempuan yang berisiko terjadi proses
keganasan, kadar normal CA-125 (0-35 u/ml).
Parasentensis pungsi asites : berguna untuk menentukan sebab
asites. Perlu diperhatikan bahwa tindakan tersebut dapat
mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding kista
tertusuk.5
Adapun penatalaksanaan kista ovarium dibagi atas dua metode:
1. Terapi Hormonal
Pengobatan dengan pemberian pil KB (gabungan estrogen-
progresteron) boleh ditambahkan obat anti androgen progesteron
cyproteron asetat yang akan mengurangi ukuran besar kista.
2. Terapi Pembedahan /Operasi
Pengobatan dengan tindakan operasi kista ovarium perlu
mempertimbangkan beberapa kondisi antara lain, umur penderita,
ukuran kista, dan keluhan. Apabila kista kecil atau besarnya kurang
dari 5 cm dan pada pemeriksaan ultrasonografi tidak terlihat tanda-
tanda proses keganasan, biasanya dilakukan operasi dengan
laparoskopi dengan cara, alat laparoskopi dimasukkan ke dalam
rongga panggul dengan melakukan sayatan kecil pada dinding
perut. Apabila kista ukurannya besar, biasanya dilakukan
pengangkatan kista dengan laparatomi. Teknik ini dilakukan
dengan pembiusan total. Dengan cara laparatomi, kista bisa
diperiksa apakah sudah mengalami proses keganasan atau tidak.
Bila sudah dalam proses keganasan, dilakukan operasi sekalian
mengangkat ovarium dan saluran tuba, jaringan lemak sekitar dan
kelenjar limfe.17
M
12 th
Ny. I Tn. B Tn. R Ny. SR Ny. E Tn. SE Ny. M Tn. HF Tn. M Ny. NI Tn. F Ny. AR Tn. SI Ny. AM Tn. AJ Ny. IK
43 th 48 th D 201640 th 36 th 41 th 38 th 39 th 36 th 39 th 38 th 35 th 36 th 36 th 33 th 30 th
An. SK An. AM
10 th 9 th
Pasien (Ny. N)
Menikah: 2004
Resources Pathology
Social Komunikasi pasien dengan sesama Pasien dan keluarga jarang tidak
anggota keluarga baik. pernah mengikuti pengajian dan
kegiatan di lingkungan yang
lainnya karena waktu untuk
bekerja yang padat.
d. Riwayat Keluarga
Adik pasien pernah mengeluh adanya benjolan di payudara kurang
lebih 7 tahun lalu dan dioperasi pada tahun yang sama.
a. Riwayat Perkawinan
Menikah 1x, dengan usia perkawinan 12 tahun.
b. Riwayat Haid
Pasien menarche saat umur 13 tahun. Siklus mens tidak sama,
siklus maju terus tiap bulannya. Lama mens rata-rata 5 hari. Dalam 2 hari
pertama ganti pembalut rata-rata 3x sehari namun dalam satu pembalut
tidak pernah sampai penuh. Pasien tidak mengeluh dysmenorhea tiap
bulannya.
c. Riwayat KB
Pasien mempunyai riwayat menggunakan KB suntik sejak tahun 2008
2014.
d. Riwayat kehamilan dan persalinan
G2P2A0.
Tabel 2. Riwayat Persalinan
H
I
G
F
J K
E
D B
C A
DIAGNOSIS HOLISTIK
1. Aspek Personal
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut bagian bawah. Pasien
khawatir sakit yang dialami pasien disebabkan karena penyakit
keganasan kandungan. Pasien datang ke rumah sakit dengan harapan
nyeri dapat berkurang dan sembuh dengan bantuan dokter di rumah
sakit.
2. Aspek Klinis
Pasien adalah seorang wanita 25 tahun G2P1A0 dengan kehamilan 8
bulan.
3. Aspek Risiko Internal
Tinggi pasien kurang dari 145 cm. Riwayat pernah jatuh dari motor saat
kehamilan berusia 4 bulan.
4. Aspek Risiko Eksternal dan Psikososial
Keluarga mendukung pengobatan pasien.
5. Aspek Fungsional
Derajat fungsional dengan skor 1, yaitu mampu melakukan pekerjaan
seperti sebelum sakit artinya mandiri dalam perawatan diri, bekerja di
dalam dan di luar rumah.
Pengelolaan secara komprehensif
Promotif : mengedukasi pasien untuk segera memeriksakan diri ke
puskesmas atau rumah sakit dan mengikuti semua arahan
dokter.
Preventif : mengedukasi pasien untuk menjaga kesehatan dengan cara
menjaga pola makanan yang bergizi, rajin berolahraga dan
menghindari penggunaan KB
Kuratif : berobat ke rumah sakit untuk penentuan diagnosis pasti
Rehabilitatif : -
3.10 DIAGRAM REALITA YANG ADA PADA KELUARGA
GENETIK
4.1 SIMPULAN
Penatalaksanaan pasien seorang wanita berusia 39 tahun dengan keluhan
nyeri perut bagian bawah menggunakan kedokteran keluarga sebagai berikut:
Diagnosis Kerja:
Kista ovarium
Terapi medikamentosa:
-
Terapi edukasi:
1. Menyarankan untuk periksa ke rumah sakit atau ke puskesmas untuk
kontrol kesehatan
2. Menganjurkan untuk selalu makan makanan bergizi seperti makanan kaya
buah dan sayur, menghindari kebiasaan yang dapat memperburuk keadaan
kista, dan menganjurkan untuk menerapkan metode KB alami
3. Menganjurkan untuk selalu istirahat yang cukup
4. Menganjurkan untuk rajin berolahraga
Kamar 2
Dapur
Bagian depan rumah Halaman Depan
Ruang tamu
Kamar 1