Faktor 2
Faktor 2
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Menulis
Pada bagian ini akan dibahas mengenai pengertian menulis, tujuan menulis,
teknik menulis, faktor-faktor yang mempengaruhi menulis, dan teknik penilaian hasil
karangan.
a. Pengertian Menulis
pesan secara tidak langsung adalah menulis. Menulis dapat didefisikan sebagai suatu
alat atau medianya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam suatu
tulisan. Tulisan merupakan sebuah symbol atau lambang bahasa yang dapat dilihat
lain dapat membaca lambang- lambang grafik tersebut kalau mereka memahami
Menurut Lado dalam buku yang ditulis Tarigan (1994: 21), menjelaskan
bahasa, hal ini merupakan perbedaan utama antara lukisan dan tulisan, antara melukis
dan menulis.
8
Lalu ada juga pendapat dari Crimmon dalam buku yang ditulis Syarif dkk
komunikasi tidak langsung yang berupa pemindahan pikiran atau perasaan dengan
simbol- simbol sehingga dapat dibaca seperti apa yang diwakili oleh simbol tersebut.
yang paling rumit diantara jenis- jenis keterampilan bahasa lainnya. Menulis
mengembangkan dan menuangkan pikiran- pikiran dalam suatu struktur tulisan yang
teratur.
b. Tujuan Menulis
hadapan para pembacanya. Karya yang dihasilkan oleh para peneliti, pada dasarnya
berfungsi untuk menyampaikan gagasan atau pendapat yang ditujukan kepada para
pembacanya, agar gagasan atau pendapat si peneliti dapat dipahami dan diterima oleh
para pembacanya. Menurut Syarif dkk (2009: 6) menyatakan bahwa tujuan dari
1) Menginformasikan segala sesuatu, baik itu fakta, data maupun peristiwa termasuk
pendapat dan pandangan terhadap fakta, data dan peristiwa agar pembaca
memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru tentang berbagai hal yang dapat
4) Menghibur; fungsi dan tujuan dalam konunikasi, bukan monopoli media masa,
radio, televisi, naming media cetak dapat pula berperan dalam menghibur
pembacanya.
(2006:13) dikatagorikan dua faktor yakni faktor eksternal dan faktor internal. Faktor
untuk menulis. Faktor internal mencangkup faktor psikologis dan faktor teknis.
dimiliki. Semakin terbiasa menulis maka kemampuan dan kualitas tulisan akan
semakin baik. Faktor lain yang yang tergolong faktor psikologis adalah faktor
kebutuhan.
Faktor teknik meliputi penguasaan akan konsep dan penerapan teknik- teknik
menulis. Konsep yang berkaitan teori- teori menulis yang terbatas yang dimiliki
seseorang turut berpengaruh. Faktor kedua dari faktor teknik yakni penerapan konsep.
seseorang yang ingin memiliki kemampuan menulisnya lebih baik dituntut untuk
memiliki kemampun membaca
mengukur kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Demikian juga pada pembelajaran
merupakan bagian dari proses pendidikan yang dapat memacu siswa untuk lebih
Penilaian Pendidikan terdapat beberapa istilah untuk proses penilaian, yaitu seperti
penilaian pendidikan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir, ujian
dimaksudkan, jika ada dua orang yang menilai suatu karangan, pasti hasil
penilaiannya akan berbeda-beda. Oleh karena itu, diperlukan sebuah teknik penilaian
Menurut Machmud dalam buku yang ditulis oleh Nurgiyantoro (2001: 305)
mengemukakan tentang
Maka dari itu, agar guru dapat menilai hasil karangan siswa secara objektif
dan lebih rinci, maka harus dengan menggunakan teknik penilaian yang bersifat
analitis.
yang segi penelitinya jelas. Hal ini dikarenakan, kejelasan merupakan asas yang
pertama dan utama bagi hampir semua karangan. Menurut Gunning dalam buku yang
2) Pilihlah yang sederhana ketimbang yang rumit kata-kata yang sederhana, kalimat
karangan.
2. Karangan Deskripsi
Pada bagian ini akan dibahas mengenai pengertian mengarang, ragam karangan,
a. Pengertian Mengarang
b. Ragam Karangan
1) Narasi
itu.
2) Eksposisi
pemahaman objek yang dibicarakan dengan mengetahui prinsip umum atau teori
3) Deskripsi
dalam karangan deskripsi itu dapat berupa manusia, tempat dan suasana.
4) Argumentasi
5) Persuasi
adalah ragam wacana yang ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat
atau kampanye.
c. Karangan Deskripsi
indera.
manusia sehari harinya, karena setiap saat dalam hidup ini seseorang selalu berusaha
pengamatan dan ketelitian peneliti yang kemudian dituangkan oleh peneliti dengan
menggunakan kata- kata yang kaya dengan nuansa dan bentuk. Dengan kata lain,
peneliti harus sanggup mengembangkan suatu objek dalam rangkaian kata- kata yang
penuh arti dan kekuatan sehingga pembaca dapat menerimanya seolah- olah melihat,
Dari beberapa pendapat diatas, pada prinsipnya pendapat tersebut tidak jauh
berbeda. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa karangan yang bercorak prosa
hal suasana, peristiwa, sehingga penikmat ikut merasakan atau paling tidak mampu
tentang objek yang diwacakan karangan itu. Untuk membagkitkan kesan yang
imajinasi pembacanya.
atau orang.
apakah yang dideskripsikan itu ciri-ciri fisik, watak, gagasannya, atau benda-
benda di sekitar tokoh. Kalau yang dideskripsikan tempat, apakah yang akan
menarik.
akan dideskripsikan. Hal-hal apa saja yang akan ditampilkan untuk membantu
Deskripsi berasal dari kata bahasa latin describere yang berarti suatu bentuk
yang dilukiskan itu sesuai dengan citra penelitiannya. Karangan deskripsi merupakan
karangan yang kita susun untuk melukiskan sesuatu dengan maksud untuk
menghidupkan kesan dan daya khayal mendalam pada si pembaca. Disamping itu,
karangan deskripsi yang baik dituntut tiga hal. Pertama, kesanggupan berbahasa kita
yang memiliki kekayaan nuansa dan bentuk. Kedua, kecermatan pengamatan dan
keluasan pengetahuan kita tentang sifat, ciri, dan wujud objek yang dideskripsikan.
Ketiga, kemampuan kita memilih detail khusus yang dapat menunjang ketepatan dan
keterhidupan deskripsi.
Untuk membantu mempermudah pendeskripsian, berikut ini disajikan rambu-
4) Memperinci dan menyistematiskan hal- hal yang menujang kekuatan bagian yang
akan dideskripsikan.
Berdasarkan kategori yang lazim, ada dua objek yang diungkapkan dalam
1) Deskripsi orang
Untuk mengenali lebih dalam deskripsi orang, tentukan hal- hal yang
menarik dari orang yang akan dideskripsikan. Setelah itu, kemukakan informasi
seseorang. Kita harus mampu menafsirkan tabir yang tergantung dibalik fisik
pandangan mata, gerak bibir, dan gerak tubuh merupakan petunjuk tentang
2) Deskripsi tempat
a) Suasana hati
c) Urutan penyajian
Pada bagian ini akan dibahas mengenai pengertian media dan prinsip-prnsip
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari kata
medium, yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua pihak atau kutu)
atau suatu alat. Media juga dapat diartikan sebagai perantara atau penghubung antara
dua pihak, yaitu antara sumber pesan dengan penerima pesan atau informasi. Oleh
sesuatu yang terletak di tengah- tengah, jadi suatu perantara yang menghubungkan
semua pihak yang membutuhkan terjadinya suatu hubungan, dan membedakan antara
media komunikasi dan alat bantu komunikasi. Perbedaannya adalah bahwa yang
informasi dan menggerakan saling tindak antara pembelajaran dengan subjek yang
dipelajari, sedangkan yang kedua semata- mata adalah penunjang pada penyajian
Pendapat lain dikemukakan oleh Gerlach dan Ely (Anitah, 2008 : 2), sebagai
berikut: media adalah grafik, fotografi, elektronik atau alat- alat mekanik untuk
pembelajaran adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan
sikap. Dengan pengertian itu, guru, atau dosen, buku ajar, lingkungan adalah media
pembelajaran.
cukup mengetahui tentang kegunaan , nilai, serta landasannya, tetapi juga harus
1) Kesederhanaan (Simplicity)
Bentuk media ini harus ringkas, sederhana dan dibatasi pada hal-hal yang penting
2) Kesatuan (Unity)
Pada Prinsip Kesatuan ini adalah hubungan yang ada diantara unsur-unsur visual
3) Penekanan (Emphasis)
4) Keseimbangan (Balance)
Ada dua jens keseimbangan, yaitu: formal dan informal. Keseimbangan formal
5) Alat-alat visual
b. Bentuk. Suatu bentuk yang tidak biasa (aneh) dapat menimbulkan suatu
perhatiankhusus pada sesuatu yang divisualkan.
mencegah kesan berjejal dalam suatu media visual. Kalau ruang itu digunakan
sentuhan rasa tertentu dan dapat juga dipakai sebagai pengganti warna,
yang terbaik. Untuk memilih warna ini harus diperhatikan tiga hal, yaitu:
Pada bagian ini akan dibahas mengenai pengertian media Objek Langsung,dan
Menulis Objek Langsung merupakan salah satu sub bagian dari Model
bagian yang lain dari model pembelajaran Menulis yaitu : Menulis Objek
menulis ini siswa dilatih untuk mengungkapkan sesuatu berupa objek langsung
(misalnya: kursi, bunga, buah-buahan, kelinci,dsb) lalu menuliskan dalam
Melalui Media Objek Langsung akan membantu siswa dalam memahami materi
pelajaran. Media objek langsung yang dimaksudkan adalah objek yang berada di
pembelajaran, berarti siswa dapat belajar melalui lingkungan. Hal tersebut berarti
pembelajaran sekaligus. Hal terseut berarti bahwa media obyek langsung, dapat
digunakan guru sebagai sumber belajar, sekaligus menjadi media yang digunakan
siswa, maka media obyek langsung dapat berupa benda hidup maupun benda mati.
perhatian siswa jika apa yang dipelajarinya diangkat dari lingkungannya. Siswa
dapat dengan mudah mengamati benda nyata atau obyek langsung yang berkaitan
apa-apa yang ada di lingkungan sekitar. Dengan demikian siswa dapat memahami
sesuatu secara lengkap karena siswa mengamati secara langsung obyek aslinya.
Pengetahuan yang diperoleh siswa melalui pengamatan langsung terhadap objek
langsung dan nyata akan lebih lengkap jika dibandingkan dengan penggunaan
siswa dapat diajak untuk melihat spesies kupu-kupu di tempat penangkaran kupu-
secara langsung obyek yang sedang dipelajari. Jika siswa mempelajari obyek
tentang daun, maka siswa dapat melihat secara langsung daun tersebut. Dengan
demikian siswa dapat secara teliti mengamati obyek sesungguhnya dari hal yang
sedang dipelajari. beberapa jenis media obyek langsung yang bersumber dari
tersebut menjadikan lingkungan sebagai media dan sumber belajar. Media obyek
langsung tersebut dapat berupa benda hidup atau benda mati yang berada di
bagian yang akan dideskripsikan. Hal-hal apa saja yang akan ditampilkan
penulis.
Pada bagian ini akan dibahas mengenai pengertian Bahasa dan Sastra Indonesia,
tujuan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, dan ruang lingkup pembelajaran
Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu dari beberapa macam
bahasa pengantar sejak sekolah dasar sampai Perguruan Tinggi Bahasa dan Sastra
Indonesia. Menurut Solchan, dkk (2009: 7.5) Bahasa dan Sastra Indonesia adalah
pelajaran pokok, akan tetapi pada kelas rendah untuk daerah-daerah tertentu masih
digunakan bahasa daerah sebagai alat berinteraksi dalam proses belajar mengajar
berinteraksi dalam proses belajar mengajar diberikan kepada kelas tinggi, yaitu kelas
III-VI.
secara efektif dan efisien dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis . Lalu berdasarkan
2) Siswa memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna dan fungsi serta
dan intelektual.
sekolah terutama sekolah dasar terdiri dari beberapa ruang lingkup yaitu
1) Menyimak
informasi tersebut melalui lisan atau tulisan dengan menggunakan bahasa yang
2) Berbicara
Menurut Hartati (2009:1.11), menjelaskan bahwa ada tiga jenis situasi
berbicara interaktif misalnya, percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat
dan juga memungkinkan kita meminta klarifikasi, pengulangan atau kita dapat
meminta lawan bicara memperlambat tempo bicara dari lawan bicara. Kemudian
langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan interupsi
ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Lalu noninteraktif, misalnya berpidato
3) Membaca
Pembelajaran membaca di sekolah dasar terdiri atas dua bagian, yakni membaca
permulaan di kelas I dan II. Melalui permulaan membaca ini siswa diharapkan
mampu mengenali huruf, suku kata, kalimat, dan mampu membaca dalam
berbagai konteks. Lalu yang kedua adalah membaca lanjut mulai dari kelas III
dan seterusnya.
4) Menulis
berbahasa lainnya.
5) Kebahasan
yang benar, intonasi kalimat, paragraph, penulisan ejaan yang benar dan
6) Sastra
jenis dan muatan kurikulum, proses pembelajaran, dan sistem penilaian hasil
belajar, guru dan kepala sekolah, fasilitas dan sarana belajar siswa.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan bahan
belajar mengajar. Kurikulum yang digunakan pada setiap sekolah sebagai akibat
anak.
deskripsi.
objek langsung.
pada aspek menulis dengan menggunakan media objek langsung belum banyak dilakukan.
Oleh karena itu, penelitian tentang media objek lagsung dalam mata pelajaran Bahasa
indonesia menjadi menarik untuk dilakukan. Adapun penelitian yang relevan dalam
Media Objek Langsung Kompetensi Dasar Materi Makna gotong- royong Pada Siswa Kelas
III Sekolah Dasar Negeri 01 Babakan Kabupaten Ciamis Tahun Ajaran 2009-2010.
Berdasarkan data yang diperoleh, maka diperoleh simpulan bahwa metode pembelajaran
dengan menggunakan media 0bjek langsung terbukti dapat meningkat hasil belajar
pendidikan kewarganegaraan kompetensi dasar makna gotong-royong pada siswa kelas III
peningkatan rata-rata hasil belajar pendidikan kewarganegaraan saat pre test rata-rata 6,25
post test siklus I menjadi 6,45, siklus II menjadi 6,90 dan siklus III meningkat menjadi 7,50.
C. Kerangka Berpikir
pembelajaran yang membosankan apalagi metode dan media yang digunakan bersifat
konvensional. Akibat hal itu, siswa tidak tertarik dan pasif dalam pembelajaran menulis,
sehingga kemampuan menulis siswa rendah. Media Objek langsung salah satu media
Deskripsi merupakan tulisan yang tujuannya memberi perincian atau detail tentang objek
sehingga dapat memberikan pengaruh sensivitas dan imajinasi pembaca atau pendengar.
Media Objek langsung merupakan media yang konkrit dan realistik karena objek langsung
merupakan penggambaran nyata dari suatu objek atau peristiwa. Maka dari itu, media
objek langsung digunakan sebagai media pembelajaran. Selain itu objek langsung lebih
menarik dan lebih memperjelas siswa. Proses kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
pada siklus I, peneliti selaku guru pelaksana akan menggunakan media objek langsung
lingkungan Sekolah . Sedangkan, proses kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada
siklus II, peneliti selaku guru pelaksana akan menggunakan media objek langsung
karangan deskripsi di SD Negeri 1 Karang Nanas akan meningkat. Untuk lebih jelasnya
Kondisi Gurubelum Kemampuan
menggunakan menulis
Awal mediaObjek karangan
langsungdalam deskripsisiswa
pembelajaran masihrendah
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir penelitian diatas, maka penelitian hipotesis tindakan ini
adalah: Dengan menggunakan media dalam pembelajaran menulis karangan deskripsi akan
membantu siswa dalam kegiatan menulis karangan deskripsi sehingga dapat meningkatkan
bahwa penggunaan media objek langsung dapat meningkatkan hasil pembelajaran menulis
karangan deskripsi.