Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pendahuluan
1.1 Latarbelakang
Dalam upaya mencapai keberhasilan dipasaran, para manajer sangat menyadari pengaruh
dari para pelanggan dan pesaing perusahaan. Mereka berusaha memperoleh keunggulan
kompetitif dengan mengelola arus informasi. Sejumlah usaha awal berpusatkan pada arus
informasi ke dan dari pelanggan-pelanggan perusahaan. Pandangan yang lebih luas
mencakup elemen-elemen lingkungan yang lain seperti pemasok. Metode bisnis elektronik
memungkinkan perusahaan untuk menghubungkan seluruh aktivitas internal dan eksternal
perusahaan sehingga sistem pengolahan data lebih efisien dan fleksibel, bekerja lebih
sistematis dan terintegrasi dengan pemasok dan distributor, serta lebih memenuhi kebutuhan
dan harapan pelanggan. Electronic Business System melibatkan proses bisnis yang mencakup
seluruh rantai nilai: pembelian elektronik dan manajemen rantai suplai, pemrosesan order
elektronik, penanganan layanan pelanggan, dan bekerja sama dengan mitra bisnis. (Rachmat,
2009).
Hubungan elektronik antara komputer perusahaan dengan komputer milik elemen-elemen
lingkungan memampukan semua organisasi tersebut berfungsi sebagai suatu sistem informasi
antar-organisasi. Sumber daya informasi perusahaan mencakup lebih dari sekedar informasi.
Sumber daya tersebut mencakup pula perangkat keras, fasilitas perangkat lunak, data, para
spesialis informasi dan para pemakai informasi.
Enterprise Resource Planning (ERP) dalah suatu perangkat lunak paket dengan aplikasi
yang terintegrasi untuk digunakan secara luas diorganisasi. ERP termasuk termasuk
transaction processing system (TPS) ditambah dengan system-sistem informasi fungsional
yang terintegrasi. Apikasi ERP meliputi fungsi-fungsi akuntansi, keuangan, sumber daya
manusia, pemasaran,dan logistik. Aplikasi ERP difungsi akuntansi meliputi modul-modul
seperti buku besar, piutang dagang, hutang dagang, aktiva tetap, manajemen kas dan
akuntansi biaya. Aplikasi ERP di sumber daya diantaranya modul-modul rekruitmen,
penggajian, manajemen personil, pengembangan karyawan dan manajemen kompensasi.
Aplikasi ERP dibidang pemasaran diantaranya adalah manajemen relasi pelanggan,
pemasukan order, pemprosesan order. Paket ERP berbeda dengan paket komersial yang
lainnya. Perbedaannya adalah pada modul ERP terintegrasi lewat basis data yang umum dan
modul-modul ERP dirancang sesuai dengan proses bisnis yang mengikuri proses rantai nilai
(value chain) atau rantai penyediaan (supply chain).
PT Bentoel Prima sebagai salah satu industri rokok terbesar di Indonesia tentu saja
berhasil bertahan sampai saat ini dengan memanfaatkan sistem informasi. Seluruh proses
bisnis yang dijalankan dan ditunjang dengan fasilitas SAP. Modul-modul SAP yang mereka
gunakan adalah inventory management, plant maintenance, production, financial and
accounting, dan human resources management. Enterprise System PT Bentoel Prima yang
diberi nama B1 (Be-One).
1
Bab II
Tinjauan Pustaka
Pada umumnya aplikasi ERP yang masuk ke Indonesia sudah teruji kesuksesannya,
namun kesuksesan di negara lain belum tentu dapat menjadi jaminan bahwa aplikasi ERP
tersebut akan dapat digunakan (suitable) bagi perusahaan di Indonesia karena banyak faktor
yang perlu diperhatikan dan dipikirkan dalam melakukan pemilihan penggunaan aplikasi
ERP tersebut. Sistem ERP dapat menghasilkan manfaat bisnis yang signifikan bagi
perusahaan. Menurut OBrien (2005) manfaat dari penggunaan ERP antara lain:
1. Kualitas dan efisiensi
ERP menciptakan kerangka kerja untuk mengintegrasikan dan meningkatkan proses
bisnis internal perusahaan yang menghasilkan peningkatan signifikan dalam kualitas
serta efisiensi layanan pelanggan, produksi dan distribusi.
2. Penurunan biaya
ERP bermanfaat dalam penurunan secara signifikan dalam biaya pemrosesan transaksi
dan hardware, software serta karyawan pendukung IT, jika dibandingkan dengan
sistem yang tidak terintegrasi sebelumnya.
3. Pendukung keputusan
ERP menyediakan informasi mengenai kinerja bisnis lintas fungsi yang membantu
meningkatkan kemampuan para manajer dalam mengambil keputusan secara tepat
waktu.
4. Kelincahan perusahaan
Implementasi sistem ERP dapat meruntuhkan banyak dinding departemen dan fungsi
atau benteng berbagai proses bisnis, sistem informasi dan sumberdaya informasi.
Sehingga menghasilkan struktur organisasi, tanggung jawab manajerial dan peran
kerja yang lebih fleksibel. Akibatnya organisasi perusahaan dan tenaga kerja menjadi
lebih lincah dan adaptif.
Untuk dapat mengadopsi teknologis sistem ERP, suatu perusahaan tidak jarang harus
menyediakan dana dari ratusan juta hingga milyaran rupiah. Dana sebesar itu harus
disediakan untuk investasi paket software aplikasi ERP, hardware berupa server dan desktop,
3
database dan operating sistem software, high performance network, hingga biaya konsultasi
untuk implementasi. Meskipun dihalangi oleh biaya investasi yang besar, banyak perusahaan
di dunia dan tidak terkecuali di Indonesia, berlomba-lomba untuk mengadopsi sistem
informasi ini, karena paket software ERP yang diimplementasikan secara baik akan
menghasilkan return terhadap investasi yang layak dan dalam waktu cepat. Pemanfaatan
ERP dalam suatu perusahaan dapat mengalami kegagalan.
Menurut OBrien kegagalan ERP dapat diakibatkan oleh (1). Manajer bisnis dan ahli
IT meremehkan kerumitan perencanaan, pengembangan dan pelatihan yang dibutuhkan untuk
mempersiapkan perusahaan menghadapi sistem ERP yang akan diaplikasikan; (2).
Perusahaan gagal melibatkan karyawan yang seharusnya berperan dalam tahap perencanaan
dan pengembangan penggunaan ERP; (3). Pelatihan yang tidak memadai dalam berbagai
tugas baru yang dibutuhkan oleh sistem ERP; (4). Kegagalan dalam konversi data dan
pengujian yang cukup atas data; (5). Perusahaan terlalu mempercayai penjual software ERP
atau konsultan ERP sehingga menjadi kurang kritis terhadap informasi yang diberikan.
Secara arsitektural sistem, ERP dikembangkan berdasarkan modul-modul fungsional
yang meliputi seluruh aspek sumber daya di dalam sebuah perusahaan/organisasi. Secara
historis, ERP berasal dari metamorfosis dari MRP (Manufacturing Resources Planning) yang
diarahkan untuk kelompok usaha manufaktur. Seiring dengan perkembangan teknologi,
manajerial dan bisnis maka MRP pun berubah menjadi ERP. Istilah ERP sendiri
diperkenalkan pertama kali oleh Gartner Group.
Secara teknis sebenarnya ERP berfungsi memadukan berbagai sistem informasi yang
tersebar di masing-masing departemen (unit fungsional) di sebuah lembaga. Dengan adanya
sistem yang terpadu tersebut maka masing-masing unit fungsional dalam lembaga tersebut
dapat saling berbagi data dan informasi yang pada akhirnya meningkatkan sinergi antar
elemen di perusahaan yang menerapkannya. Perlu diingat bahwa ERP bukanlah aplikasi
perangkat lunak komputer yang berfungsi menangani data secara elektronik dan
memprosesnya secara terperinci saja.
ERP memiliki keunggulan dalam menyajikan informasi analitik kepada para
pemegang keputusan melalui modul OLAP (online analytical processing). Sehingga jika
dilihat dari sisi fungsional sistem, ERP dibagi atas modul OLAP dan OLTP (online
transaction processing). Modul OLTP adalah lapis (layer) yang berfungsi menangani proses
pemasukan (input), ubah (update) dan hapus (delete) dari setiap data ke dalam rekam (record)
tabel yang saling terkait dalam suatu basis data. Misalkan saat memasukkan data penjualan
maka sistem OLTP akan melakukan verifikasi ke tabel pegawai untuk memastikan
otoritasnya, penelusuran apakah pelanggan tersebut adalah langganan yang sudah terdaftar
sehingga berhak atas potongan harga, memeriksa apakah ada program harga khusus dari
sistem informasi akunting hingga akhirnya data tersebut direkam dalam tabel penjualan.
Sedangkan modul-modul standar yang biasanya terintegrasi di dalam suatu sistem ERP
setidaknya minimal terdiri atas:
Financial Resource Management (FRM): Adalah modul modul yang berfungsi untuk
mengumpulkan dan mengelola seluruh data finansial sehingga mampu menyajikan laporan
4
dari hasil relasi data dari beberapa departemen. modul-modulnya antara lain; General
Accounting, Financial Accounting, Controling, Invesment Management, Treasury, dan
Enterprise Controlling.
Supply Chain Management (SCM) : Modul logistik secara fungsional digunakan untuk
memproses pengadaan, penjualan dan distribusi logistik yang digunakan oleh perusahaan
Tujuan dari SCM adalah untuk melakukan efektifitas dan efisiensi mulai dari suppliers,
manufacturers, warehouse dan stores.
SCM sebenarnya adalah modul yang menjadi fokus yang mutakhir dalam pengembangan
sistem ERP. Penerapan SCM yang baik dengan memanfaatkan Internet adalah solusi yang
sangat efektif dalam penghematan biaya perusahaan. Proses perencanaan hingga optimalisasi
penyimpanan dan penggunaan logistik sangat membantu dalam memperbaiki prediksi
permintaan serta efisiensi bagi perusahaan. modul-modulnya antara lain adalah :General
Logistics, Sales and Distribution, Materials Management, Logistics Execution, Quality
Management, Plant Maintenance, Customer Service, Production Planning and Control,
Project System, Environment Management
Manufacturing Resource Planning (MRP II) adalah : evolusi dari Material Requirements
Planning (MRP I), yang melingkupi faktor tambahan seperti perencanaan jangka panjang,
master schedulling, rough cut capacity planning dan shoop floor control. MRP I telah
memasukan unsur pengawasan dan pelaporan. Setelah MRP I perusahaan menyadari bahwa
banyak hal yang harus dipadukan antara lain keuangan, peramalan, sales order, analisis
penjualan, distribusi, quality control serta sistem pelaporan dan pengawasan lebih lanjut. Hal
ini kemudian dikenal dengan konsep ERP (Enterprise Resources Planning).
5
Setelah mengetahui ruang lingkup dari ERP tersebut. Maka bisa kita menarik kesimpulan
bahwa tujuan dari penerapan ERP di suatu Perusahaan antara lain adalah; untuk mendukung
fungsi bisnis, meningkatkan produktivitas perusahaan, dapat meningkatkan kinerja, serta
dapat bersaing dengan kompetitor lainnya.
6
kontak penjualan serta memberikan informasi yang tepat atas produk dan jasa bagi merek,
sementara sambil menangkap informasi yang relevan untuk database CRM.
Sistem CRM memberi para staff penjualan alat software dan akses real-time ke
database umum pelanggan yang dapat dibagi bersama dengan para praktisi penjualan dan
pemasaran. CRM membantu para manajer pelayanan pelanggan membuat, menetapkan, dan
mengelola berbagai permintaan atas pelayanan dari pelanggan. Software call center
mengirimkan semua panggilan kepada para staf pendukung untuk para pelanggan
berdasarkan pada keahlian serta otoritas mereka untuk menangani permintaan layanan
tertentu. Software helpdesk ini membantu para pelanggan yang memiliki masalah dengan
suatu produk atau jasa, dengan memberi data layanan dan saran yang relevan untuk
mengatasi masalah tersebut. Layanan madiri brbasis web memungkinkan para pelanggan
mengakses dengan mudah informasi pendukug pribadi di situs web perusahaan, dengan tetap
memberi mereka pilihan untuk menerima bantuan lebih jauh secara online atau melalui telpon
dari personal layanan pelanggan.
Sistem CRM dapat menjadi tumpuan dalam meningkatkan dan mengoptimalkan
retensi serta loyalitas pelanggan, sistem ini membantu perusahaan mengidentifikasi, memberi
penghargaan, dan masukan kepada para pelanggan perusahaan yang paling menguntungkan
dan loyal. Software analitis CRM meliputi alat penambahan data dan software analitis
lainnya, sementara database CRM dapat berisi tempat data pelanggan, dan data mart CRM.
Alat-alat ini digunakan untuk mengidentifikasi para pelanggan yang mnenguntungkan dan
loyal serta mengarahkan dan mngevaluasi program pemasaran ke sasaran, dan pemasaran
relasi ke para pelangan tersebut.
Namun demikian implementasi dapat mengakibatkan jebakan bagi banyak
perusahaan, mengapa demikian? Penelitian menunjukan bahwa alasan utamanya sangatlah
umum : kurangnya pemahaman dan persiapan. Dalam kata lain, para manajer perusahaan
seringkali langsung bergantung dengan sistem teknologi informasi terbaru (seperti CRM)
untuk mengatasi masalah bisnis tanpa pengembangan terlebih dahulu perubahan proses bisnis
dan program manajemen perubahan yang dibutuhkan. (OBrien, 2005).
Siklus Hidup
Rekruitmen Menjadwalkan Membuat Mengizinkan
Rantai
pasokan
Internet
Solusi
Terintegrasi Data Pasar yang Pemenuhan dengan
SCM dapat dibagi bersama kerja sama
Membuat infrastruktur SCM real-time adalah isu yang menakutkan dan terus-menerus
tampak serta sering kali merupakan sumber kegagalan, untuk beberapa alasan. Alasan utama
adalah perencanaan, pemilihan, dan implementasi solusi SCM menjadi makin rumit ketika
gerak perubahan teknologi makin cepat dan jumlah mitra perusahaan meningkat.
Mengembangkan sistem SCM yang efektif terbukti merupakan aplikasi teknologi informasi
yang rumit dan sulit bagi operasi bisnis. Jadi, mencapai tujuan pembentukan nilai bisnis dan
nilai pelanggan dalam manajemen rantai pasokan, telah menjadi tantangan besar bagi
kebanyakan perusahaan (OBrien, 2005).
8
Menyediakan cara lain untuk melakukan bisnis yaitu lewat rekayasa proses bisnis menuju
ke orientasi proses dan pengurangan biaya proses bisnis
Menyediakan kemampuan global dengan menyediakan globalisasi lewat proses bisnis
yang umum dan kelas dunia.
Bab III
Pembahasan
Penerapan ERP di PT.Bentoel Prima (Bentoel: Dengan Be-one Integrasikan Sistem dari
Ujung ke Ujung).
9
pada standart Telecommunication Industry Association 942, IT Service Management
berdasarkan framework IT Infrastructure Library, dan Information Security Management
System yang sudah mendapat standart ISO / IEC 27001.
Sistem Be-one ini diimplementasikan pada tahun 2004 dan berpusat pada aplikasi
Enterprise Resource Planning (ERP) dari SAP. di dalam ERP yang sistem nya
diimplementasikan oleh Soltius Indonesia ini ada beberapa modul utama antara lain Material
Manajement, Sales and Distribution, Production Planning, Fund Managemet, Controlling dan
Financial accounting. Dengan sistem ini data bisa seragam dan menjadi acuan dari semua
kegiatan transaksi.
Sistem Be-one ini adalah sistem yang terintegrasi dari hulu sampai ke hilir, dari
transaksi hingga pelaporan untuk manajemen. Sebagai contohnya, data penjualan yang
dilakukan tenaga penjualan dimasukan ke dalam PDA di lapangan saat melakukan transaksi
penjualan. Pada akhir hari, seluruh transaksi di upload secara otomatis ke sistem di Area
Sales dan Marketing Office (ASMO), untuk selanjutnya akan terkirim secara otomatis juga ke
sistem yang ada di kantor pusat, dan semua data tersebut yang terkena dampak dari transaksi
penjualan pun akan ter-update.
10
Gambar 4. Modul dari Be-One system
Dampak bisnis dari penerapan ERP di PT.Bentoel Prima tersebut terasa dengan
meningkatnya produktivitas bisnis seperti meningkatnya kecepatan proses data dan kecepatan
proses bisnis itu sendiri. Semisal, data menjualan dari kira-kira 1000 tenaga penjualan di
seluruh Indonesia dapat dikumpulkan dan dilaporkan pada hari yang sama, dengan begitu
manajemen Bentoel dapat segera mengetahui situasi pasar dan hasi dari aksi-aksi yang
dilakukan, dan untuk selanjutnya bisa melakukan langkah penyesuaian yang dibutuhkan.
Selain itu tidak ada lagi inkonsistensi atau dispute di antara unit-unit dalam perusahaan.
Dengan demikian pengambilan keputusan bisa menjadi tajam dan cepat.
11
Contoh lain adalah dengan adanya modul business intellegence, orang pemasaran bisa
mengetahui produk, profil serta value seperti apa produk yang laku di suatu pasar. Hal ini
telah dibuktikan dengan kesuksesannya Bentoel memasarkan salah satu produk barunya
dengan mampu menjual dua kali lipat dari produk yang di luncurkan sebelumnya. Waktu dari
produksi produk tersebut pun dapat dipangkas menjadi lebih singkat karena positioning
maupun segmentasinya dapat diketahui dengan pas berdasarkan informasi yang dikumpulkan
dari business Intellegence tersebut. Dengan penerapan ERP di PT.Bentoel Prima tersebut.
Revenue Bentoel mengalami kenaikan yang signifikan. Terhitung revenue di tahun 2005
hanya Rp.2 triliun, lalu setelah menerapkan ERP mampu meningkat hingga Rp.6,9 triliun
pada tahun 2008.Dari sisi Volume produksi juga mengalami peningkatan, yang sebelumnya
hanya 6,6 miliar batang di tahun 2005 menjadi 17,5 miliar batang di tahun 2008. Market
share nya pun meningkat dua kali lipat.
Bab IV
Kesimpulan dan Saran
4.1 Kesimpulan
PT Bentoel Prima memiliki Enterprise System yang bernama be-one pengembangan
Be-One ini mengacu pada standar Telecommunication Industry Asociation 1942.
Sistem Be-One diimplementasikan pada tahun 2004. Sistem ini berpusat pada
13
pada aplikasi ERP. Didalam ERP yang sistemnya diimplementasikan oleh Soltius
Indonesia ini ada beberapa modul utama antara lain; material management, sales
and distribution, production planning, fund management, controlling, financial
accounting.Dengan sistem ini semua data bisa seragam, angka yang diakui
perusahaan hanya satu yang ada di ERP.
Be-One merupakan sebuah sistemyang terintegrasi dari hulu sampai hilir,
dari transaksi sampai pelaporan untuk manajemen.Setiap data transaksi
dimasukkan dalam sistem Be-One. Alasan memilih ERP adalah: sebagai salah
satu inisiatif dari digital business design dimana Bentoel ingin menjadi
perusahaan yang efektif dan efisien, ERP dapat meningkatkan produktivitas
diarea supply chain, manufacturing dan pengadaan. ERP ini dapat memberikan
keberhasilan bagi perusahaan Bentoel yaitu dengan adanya sistem yang
terintegrasi produktivitas bisnis meningkat, memberikan kecepatan proses data
misalnya data penjualan dari sekitar 1000 tenaga penjualan diseluruh indonesia
dapat dikumpulkan dapat dilaporkan dalam hari yang sama. Selain itu juga tidak
ada lagi inkonsistensi atau dispute diantara unit-unit perusahaan. Keuntungan dari
penerpan ERP di PT.Bentoel Prima antara lain :
Instant Feedback, Business Intellegence, serta Operational Excellence terciptanya data
penjualan yang bisa diterima pada hari yang sama mulai dari Sales Supervisor hingga
direksi bisa diketahui.
Efektifitas Sales Performance dapat diketahui.
Bisa mengetahui dengan cepat masalah / kesulitan peneterasi di suatu daerah, maka
dapat dengan segera diambil tindakan.
Bisa mengetahui kompetitor.
Sisi operational Excellence Effectiveness bisa terpangkas karena menggunakan
aplikasi lewat PDA
Produktifitas meningkat hingga 15%
Penjualan pun meningkat
Stok level dapat terkontrol mulai dari pabrik sampai dengan penjual
Financial Intern juga dapat terkontrol
Dapat mengetahui produk, profil dan value seperti apa yang laku di pasar.
Waktu produksi jauh lebih singkat
4.2 Saran
PT Bentoel Prima harus terus mengembangkan sistem informasi untuk dapat
membantu perusahaan mencapai peningkatan pendapatan bukan hanya didalam negeri tetapi
juga diluar negeri. Menjadikan PT Bentoel Prima semakin efien dalam beroperasi.
Daftar Pustaka
14
Ernita, Halida dan Wisnu Ananta Kusuma. Pengembangan Enterprises Resource Planning
untuk Perusahaan Ritel: Makalah pada Seminar Nasional Informatika 2008.
http://repository.upnyk.ac.id/37/1/19_Pengembangan_Enterprise_Resource_Planning_
%28ERP%29_Untuk_Perusahaan_Ritel.pdf. Diakses pada 25 Februari 2012.
M.H, Jogiyanto HM, MBA, Akt, Ph.D. 2003. Sistem Teknologi Informasi, Pendekatan
Terintegrasi: Konsep dasar, Teknologi, Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan.
Penerbit Andi Yogyakarta.
OBrien, James A. 2005. Pengantar Sistem Informasi: Perspektif Bisnis dan Manajerial.
Penerbit Salemba.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/Agung%20Utama,%20SE.,
%20M.Si./UPAYA%20MENINGKATKAN%20KEUNGGULAN
%20KOMPETITIF.pdf. Diakses pada 15 Maret 2012.
15