Kata tradisional berasal dari kata tradisi yang secara etimologis istilah ini berasal dari kata latin
"traditum" yang artinya diteruskan (transmitted) dari masa lalu ke masa sekarang. Masyarakat
tradisional adalah masyarakat yang menjunjung tinggi leluhurnya dan memegang teguh adat
istiadatnya. Pada umumnya masyarakat tradisional adalam masyarakat yang memiliki
pandangan bahwa melaksanakan warisan nenek moyangnya yang berupa nilai-nilai hidup,
norma, harapan, cita-cita, merupakan kewajiban, kebutuhan, dan kebanggaan. Melaksanakan
tradisi leluhur berarti menjaga keharmonisan masyarakat, namun sebaliknya melanggar tradisi
berarti dapat merusak keharmonisan masyarakat.
Daerah dan letak, mengambarkan alam di sekitar lingkungan geografisnya yang meliputi tanah
dan batas-batas wilayahnya.
Penduduk, meliputi seluruh masyarakat yang di lingkungan desa tersebut dilihat dari struktur
umur,struktur mata pencarianya yang sebagian besar bekerja di pertanian(tani) dan
pertumbuhanya.
Tata kehuidupan mengambarkan corak atau pola tata pergaulan masyarakat desa dan ikatan-
ikatan warga desa.
Ciri- ciri yang kehidupan paling umum masyarkat desa adalah ketergantunganya terhadap alam
sekitar .ketergantungan itu di pengaruhi oleh faktor proses penesuian diri terhadap lingkungan
alam sekitarnya ,hubungan terhadap alam di sekitarnya secara khusus dapat di bedahkan
menjadi dua hal :
Dengan demikian pola kehidupan masyarakat tradisional tersebut di tentukan tiga faktor:
Struktur sosial yang berkaitan dengan dua faktor diatas yaitu struktur sosial geografis serta
struktur pemilikan tanah dan pengunaan tanah
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan
budi, dan akal manusia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi.[1] Budaya terbentuk dari banyak unsur yang
rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan,
dan karya seni.[1] Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari
diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya, dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.[1]
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini
tersebar, dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.[2]
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan,
antara lain sebagai berikut:
alat-alat teknologi
sistem ekonomi
keluarga
kekuasaan politik
sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk
menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
organisasi ekonomi
bahasa
sistem pengetahuan
sistem kesenian
sistem religi
sistem kekerabatan, dan organisasi kemasyarakatan
DAPUS : Arnold, Matthew. 1869. Culture and Anarchy. New York: Macmillan. Third edition,
1882, available online. Retrieved: 2006-06-28.
Barzilai, Gad. 2003. Communities and Law: Politics and Cultures of Legal Identities.
University of Michigan Press.