Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anatomi berasal dari bahasa Latin, yaitu: ANA yang berarti bagian, memisahkan dan
TOMI yang artinya iris atau potong. Jadi, anatomi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan
susunan tubuh, baik secara keseluruhan maupun bagian-bagian serta hubungan alat tubuh yang
satu dengan yang lainnya. Sedangkan Fisiologi berasal dari bahasa Latin, yaitu: FISI yang
artinya alam atau cara kerja dan LOGOS yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi, fisiologi adalah
ilmu yang mempelajari faal atau pekerjaan dari tiap-tiap jaringan tubuh atau bagian bagian dari
alat-alat tubuh dan sebagainya. Jika digabungkan, Anatomi Fisiologi memiliki arti ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang susunan atau potongan tubuh dan bagaimana alat tubuh
tersebut bekerja.

Sel otot memiliki struktur filamen dalam sitoplasma,bentuk selnya memanjang agar
dapat melangsungkan perubahan sel menjadi pendek. Di balik mekanisme otot yang secara
eksplisit hanya merupakan gerak mekanik itu, terjadilah beberapa proses kimiawi dasar yang
berseri demi kelangsungan kontraksi otot. Dalam makalah ini, dengan tujuan akhir pada
penjelasan lengkap tentang proses di balik kontraksi otot, akan dibahas dahulu mengenai zat-zat
kimia penyusun filamen-filamen tebal dan tipis yaitu aktin dan miosin.

Jaringan otot merupakan kumpulan dari sel sel yang serabut otot. Selama perkembangan
embrionik,serabut otot dibentuk melalui peleburan ekor dengan ekor dari banyak sel menjadi
struktur yangseperti pipa. Di dalam sel serabut otot ini terdapat unit kontaksi berupa protein yang
trerdiri atasmiofibril-miofibril. Miofibril ini merupakan kumpulan dari lapis tebal (miosin) dan
lapis tipis (aktin)

Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi untuk alat gerak, menyimpan
glikogen danmenentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot jantung dan otot rangka. Otot
polos adalahsalah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos dan bergelondong. Cara kerjanya
tidak disadari(tidak sesuai kehendak) / invontary, memiliki satu nukleus yang terletak di tengah
sel. Otot inibiasanya terdapat pada saluran pencernaan seperti: lambung dan usus. Otot Lurik
(otot rangka)Otot rangka merupakan jenis otot yang melekat pada seluruh rangka, cara kerjanya
1
disadari (sesuaikehendak), bentuknya memanjang dengan banyak lurik-lurik, memiliki nukleus
banyak yang terletakdi tepi sel. Contoh otot pada lengan. Otot jantung hanya terdapat pada
jantung. Otot ini merupakan otot paling istimewa karena memiliki bentuk yang hampir sama
dengan otot lurik, yakni mempunyailurik-lurik tapi bedanya dengan otot lurik yaitu bahwa otot
lirik memiliki satu atau dua nukleus yangterletak di tengah/tepi sel. Dan otot jantung adalah satu-
satunya otot yang memiliki percabanganyang disebut duskus interkalaris. Otot ini juga memiliki
kesamaan dengan otot polos dalam hal carakerjanya yakni involuntary (tidak disadari).

Seluruh aktivitas didalam tubuh manusia diatur oleh sistem saraf. Dengan kata lain,
sistem saraf berperan dalam pengontrolan tubuh manusia. Denyut jantung, pernafasan,
pencernaan, dan urinaria dikontrol oleh sistem saraf. Sistem saraf juga mengatur aliran darah,
dan konsentrasi osmotik darah.

Sistem saraf manusia adalah suatu jalinan-jalinan saraf yang kompleks, sangat khusus
dan saling berhubungan satu dengan yang lain. Sistem saraf mengkoordinasi, menafsirkan dan
mengontrol interaksi antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Sistem tubuh yang penting
ini juga mengatur kebanyakan aktivitas sistem-sistem tubuh lainnya. Karena pengaturan saraf
tersebut maka terjalin komunikasi antara berbagai sistem tubuh hingga menyebabkan tubuh
berfungsi sebagai unit yang harmonis. Dalam sistem inilah berasal sagala fenomena kesadaran,
pikiran, ingatan, bahasa, sensasi dan gerakan. Jadi kemampuan untuk dapat memahami, belajar
dan memberi respon terhadap suatu rangsangan merupakan hasil kerja integrasi dari sistem saraf
yang puncaknya dalam bentuk kepribadian dan tingkah laku individu.

Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk
hidup dapat menyesuaikan diri dan menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di
lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah kemampuan menanggapi rangsangan.

Tubuh manusia terdiri atas organ-organ tubuh yang masing-masing mempunyai fungsi
tertentu. Agar organ-organ tubuh dapat bekerja sama dengan baik, diperlukan adanya koordinasi
(pengaturan). Pada manusia dan sebagian besar hewan, koordinasi dilakukan oleh sistem saraf,
sistem indra, dan sistem hormon.

Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang sistem otot (muscular) dan
sistem saraf (neuron).
2
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana pengertian otot ?


1.2.2 Bagaimana terminologi otot pembentuk tubuh manusia ?
1.2.3 Bagaimana jenis-jenis dan struktur otot ?
1.2.4 Bagaimana fungsi otot ?
1.2.5 Bagaimana sifat otot ?
1.2.6 Bagaimana sifat kerja otot ?
1.2.7 Bagaimana mekanisme terjadinya gerak pada otot ?
1.2.8 Bagaimana kelainan-kelainan pada otot ?
1.2.9 Bagaimana pengertian sistem saraf ?
1.2.10Bagaimana fungsi saraf ?
1.2.11Bagaimana struktur sel saraf ?
1.2.12Bagaimana klasifikasi neuron ?
1.2.13Bagaimana hubungan antar sel saraf ?
1.2.14Bagaimna mekanisme penghantar impuls ?
1.2.15Bagaimana sistem saraf pusat ?
1.2.16Bagaimana sistem saraf tepi
1.2.17Bagaimana gerak refleks ?
1.2.18Bagaimana mekanisme terjadinya rangsang saraf ?
1.2.19Bagaimana kelainan-kelainan yang disebabkan oleh gangguan sistem saraf ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui yang dimaksud dengan pengertian otot.
1.3.2 Untuk mengetahui terminologi otot pembentuk tubuh manusia.
1.3.3 Untuk mengetahui jenis-jenis dan struktur otot.
1.3.4 Untuk mengetahui fungsi dari otot.
1.3.5 Untuk mengetahui sifat dari otot.
1.3.6 Untuk mengetahui sifat kerja dari otot.
1.3.7 Untuk mengetahui mekanisme terjadinya gerak pada otot.
1.3.8 Untuk mengetahui kelainan-kelainan pada otot.
1.3.9 Untuk mengetahui pengertian sistem saraf.
1.3.10Untuk mengetahui fungsi saraf.
1.3.11Untuk mengetahui struktur sel saraf.
1.3.12Untuk mengetahui klasifikasi neuron.
1.3.13Untuk mengetahui hubungan antar sel saraf.
1.3.14Untuk mengetahui mekanisme penghantar impuls.
1.3.15Untuk mengetahui sistem saraf pusat.
1.3.16Untuk mengetahui sistem saraf tepi.
1.3.17Untuk mengetahui gerak refleks.
1.3.18Untuk mengetahui mekanisme terjadinya rangsang saraf.
1.3.19Untuk mengetahui kelainan-kelainan yang disebabkan oleh gangguan sistem saraf.

1.4 Manfaat
3
1.4.1 Agar mahasiswa mendapatkan nilai semester.
1.4.2 Agar mahasiswa bisa mengetahui anatomi di dalam tubuh manusia.
1.4.3 Agar mahasiswa bisa mengetahui fisologi di dalam tubuh manusia.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Otot


Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak ini
adalah suatu sifat penting bagi organisme. Gerak sel terjadi karena sitoplasma merubah bentuk.
Pada sel-sel, sitoplasma ini merupakan benang-benang halus yang panjang disebut miofibril.
Kalau sel otot mendapat rangsangan maka miofibril akan memendek, dengan kata lain sel otot
akan memendekkan dirinya ke arah tertentu (berkontraksi) (Kartolo S. Wulangi: 2000).

2.2. Terminologi Otot Pembentuk Tubuh Manusia


Terminologi (bahasa Latin: terminus) atau peristilahan adalah ilmu tentang istilah dan
penggunaannya.

Menurut letaknya otot tubuh dibagi dalam beberapa golongan sebagai berikut:

2.2.1 Otot Bagian kepala

4
Gambar 2.1 : Otot Bagian Kepala

Otot bagian kepala dibagi menjadi 5 bagian, yaitu:

1. Otot pundak kepala, yang dibagi lagi menjadi 2 bagian yaitu:


a. Muskulus frontalis, yang berfungsi mengerutkan dahidan menarik dahi mata
b. Oksipitalis, terletak dibagian belakang yang berfungsi menarik kulit kebelakang
2. Otot wajah , yang dibagi menjadi sub-sub sebagai berikut:
a. Otot mata dan otot bola mata sebanyak 4 buah
b. Muskulus obliges okuli/ otot bola mata yang terdapat disekeliling mata yang
berfungsi memutar mata
c. Muskulus orbicularis okuli/ otot lingkar mata yang terdapat di sekeliling mata,
yang berfungsi sebagai penutup mata.
d. Muskulus levator palpebra superior, terdapat pada kelopak mata yang fungsinya
menarik, mengangkat kelopak mata keatas pada waktu membuka mata.
3. Otot mulut/ bibir dan pipi, yang terbagi atas:
a. Muskulus triangularis dan muskulus orbikularis oris/ otot sudut mulut, yang
berfungsi menarik sudut mulut kebawah.
b. Muskulus quadratus labii superior/ otot bibir atas yang mempunyai origo pinggir
lekuk mata menuju bibir atas dan hidung.
c. Muskulus quadratus labii inferior, terdapat pada dagu yang merupakan kelanjutan
pada otot leher. Fungsinya adalah menarik bibir kebawah atau membentuk mimik
muka kebawah.

5
d. Muskulus buksinator, yang memebentuk dinding sampai rongga mulut, fungsinya
menahan makanan waktu mengunyah.
e. Muskulus zigomatikus/ otot pipi, yang berfungsi untuk mengangkatdagu mulut
keatas waktu senyum.
4. Otot pengunyah, yang terbagia atas:
a. Muskulus maseter, yang berfungsi mengngkat rahang bawah pada waktu mulut
terbuka.
b. Muskulus temporalis, yang berfungsi menarik rahang bawah ketas dan kebelakang.
c. Muskulus pterogoid internus dan eksternus, yang berfungsi menarik rahang bawah
kedepan.
5. Otot lidah, yang terbagi atas:
a. Muskulus genioglosus, yang berfungsi mendorong lidah kedepan.
b. Muskulus stiloglosus, yang berfungsi menarik lidah keatas dan kebelakang.

2.2.2 Otot Bagian Leher

Gambar 2.2 : Otot Bagian Leher

Otot bagian leher dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Muskulus platisma, trdapat di samping leher menutupi sampai bagian dada. Fungsinya
menekan mandibular, menarik bibir ke bawah dan mengerutkan kulit bibir.
2. Muskulus sternokleido mastoid, terdapat di samping kiri dan kanan leher yang berfungsi
menarik kepala kesamping kiri, kanan, dan memutar kepala.

6
3. Muskulus longisimus kapitis, terdiri dari splenius dan semispinalis kapitis, ketiganya
terdapat dibelakang leher dengan fungsi untuk menarik kepala belakang dan menggelengkan
kepala.

2.2.3 Otot Bagian Perut

Gambar 2.3 : Otot Bagian Perut

Otot bagian perut ini terdiri atas:

1. Muskulus abdominalis internal (dinding perut)


2. Linea alba, yaitu garis tengah dinding perut
3. Muskulus abdominalis eksternal
4. Muskulus obliqus eksternus abdominis
5. Muskulus obliqus internus abdominis
6. Muskulus tranversus abdominis

2.2.4 Otot Tungkai Atas


Otot tungkai atas mempunyai selaput pembungkus yang sangat kuat dan disebut fasia lata
yang dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:

1. Otot abductor, yang terdiri dari:


a. Muskulus abduktor maldanus sebelah dalam
b. Muskulus abduktor brevis sebelah tengah
c. Muskulus abductor longis sebelah luar

Ketiga otot ini menjadi satu yang disebut muskulus abduktor femoralis. Fungsinya
menyelenggarakan abduksidari femur.

2. Muskulus eksentor ( qudriseps femoris) atau otot berkepala empat, yang terdiri dari:
a. Muskulus rektus femoralis
b. Muskulus vastus lateralis eksternal
c. Muskulus vastus medialis internal
d. Muskulus vastus intermedial
7
e. Otot fleksor femoris, yang terdapat dibagian belakang paha yang terdiri dari :
Biseps femoris ( otot berkepala 2), yang fungsinya membengkokkanpaha
dan meluruskan tungkai bawah.
Muskulus semi membranous (otot seperti selaput), yang fungsinya
membengkokkan tungkai bawah
Muskulus semi membranous (otot seperti urat), yang fungsinya
membengkokkan urat bawah serta memutar kedalam
Muskulus Sartorius (otot penjahit), yang fungsinya eksorotasi femur yang
memutarkeluar pada waktu lutut mengetul, serta membantu gerakan fleksi
femur dan membengkokan keluar.

2.2.5 Otot Tungkai Bawah

Gambar 2.4 : Otot tungkai bawah

Otot tungkai bawah terdiri dari:

a. Otot tulang kering depan muskulus tibialis anterior, fungsinya mengangkat pinggir
kaki sebelah tengah dan membengkokan kaki.
b. Muskulus eksensor talangos longus, yang fungsinya malurus kan jari telunjuk
ketengahan jari, jari manisdan kelingking kaki.
c. Otot jempol, fungsinya dapat meluruskan ibu jari kaki
d. Urat arkiles (tendo arkhiles) yang fungsinya meluruskan kaki di sendi tumit dan
membengkokan tungkai bawah lutut.
e. Otot tulang betis belakang ( muskulus tibialis posterior), fungsinya dapat
membengkokan kaki di sendi tumit dan telapak kaki sebelah kedalam

8
f. Otot kedang jari bersama, fungsinya dapat meluruskan jari kaki ( muskulus
ekstensor falangus). (Setiadi.2007)

Bagian-bagian otot pembentuk tubuh manusia, antara lain:

a. Sarkolema
Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai
pelindung otot.
b. Sarkoplasma
Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat dimana miofibril dan
miofilamen berada.
c. Miofibril
Miofibril merupakan serat-serat pada otot.
d. Miofilamen
Miofilamen adalah benang-benang atau filamen halus yang berasal dari miofibril.

Miofibril terbagi atas 2 macam, yakni :


1. Miofilamen homogen (terdapat pada otot polos).
2. Miofilamen heterogen (terdapat pada otot jantung/otot cardiak dan pada otot
rangka/otot lurik).

Di dalam miofilamen terdapat protein kontaraktil yang disebut aktomiosin (aktin


dan miosin), tropopin dan tropomiosin. Ketika otot kita berkontraksi (memendek) maka
protein aktin yang sedang bekerja dan jika otot kita melakukan relaksasi (memanjang)
maka miosin yang sedang bekerja.

2.3. Jenis-jenis dan Struktur Otot

Terdapat 3 jenis otot yang ditemukan pada vertebrata, yaitu otot rangka, otot
jantung dan otot polos. Bila diteliti di bawah mikroskop, pada otot jantung dan otot
rangka terlihat adanya garis-garis dan disebut otot lurik, sedang otot polos tidak
ditemukan adanya garis-garis atau pun garisnya sangat halus, oleh karena itu disebut otot
polos (Irianto Kus: 2004).

9
a. Jaringan Otot Polos
Otot polos mempunyai serabut kontraktil yang tidak memantulkan cahaya
berselang-seling, sehingga sarkoplasmanya tampak polos dan homogen. Otot polos
mempunyai bentuk sel seperti gelendong, bagian tengah besar, dan ujungnya meruncing.
Dalam setiap sel otot polos terdapat satu inti sel yang terletak di tengah dan bentuknya
pipih.
Aktivitas otot polos tidak dipengaruhi oleh kehendak kita (otot tidak sadar) sehingga
disebut otot involunter dan selnya dilengkapi dengan serabut saraf dari sistem saraf
otonom. Kontraksi otot polos sangat lambat dan lama, tetapi tidak mudah lelah. Otot polos
terdapat pada alat-alat tubuh bagian dalam sehingga disebut juga otot visera. Misalnya
pada pembuluh darah, pembuluh limfa, saluran pencernaan, kandung kemih, dan saluran
pernapasan. Otot polos berfungsi memberi gerakan di luar kehendak, misalnya gerakan
zat sepanjang saluran pencernaan. Selain itu, berguna pula untuk mengontrol diameter
pembuluh darah dan gerakan pupil mata. Struktur otot polos dapat Anda amati pada
Gambar 2.1.

Gambar 2.5. Otot Polos

b. Jaringan Otot Lurik atau Jaringan Otot Rangka


Otot lurik mempunyai serabut kontraktil yang memantulkan cahaya berselang-
seling gelap (anisotrop) dan terang (isotrop). Sel atau serabut otot lurik berbentuk
silindris atau serabut panjang. Setiap sel mempunyai banyak inti dan terletak di bagian
tepi sarkoplasma. Otot lurik bekerja di bawah kehendak (otot sadar) sehingga disebut otot
volunter dan selnya dilengkapi serabut saraf dari sistem saraf pusat. Kontraksi otot lurik
cepat tetapi tidak teratur dan mudah lelah. Otot lurik disebut juga otot rangka karena

10
biasanya melekat pada rangka tubuh, misalnya pada bisep dan trisep. Selain itu juga
terdapat di lidah, bibir, kelopak mata, dan diafragma. Otot lurik berfungsi sebagai alat
gerak aktif karena dapat berkontraksi secara cepat dan kuat sehingga dapat
menggerakkan tulang dan tubuh.

Gambar 2.6. Otot Lurik

c. Jaringan Otot Jantung


Otot jantung berbentuk silindris atau serabut pendek. Otot ini tersusun atas
serabut lurik yang bercabang-cabang dan saling berhubungan satu dengan lainnya. Setiap
sel otot jantung mempunyai satu atau dua inti yang terletak di tengah sarkoplasma. Otot
jantung bekerja di luar kehendak (otot tidak sadar) atau disebut juga otot involunter dan
selnya dilengkapi serabut saraf dari saraf otonom. Kontraksi otot jantung berlangsung
secara otomatis, teratur, tidak pernah lelah, dan bereaksi lambat. Dinamakan otot jantung
karena hanya terdapat di jantung. Kontraksi dan relaksasi otot jantung menyebabkan
jantung menguncup dan mengembang untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh. Ciri
khas otot jantung adalah mempunyai diskus interkalaris, yaitu pertemuan dua sel yang
tampak gelap jika dilihat dengan mikroskop.

11
Gambar 2.7. Otot Jantung

2.4. Fungsi Otot

Otot dapat berkontraksi bila ada rangsangan yang berangkai. Bila rangsangan diberikan
pada otot sewaktu berkontraksi, maka kontraksi otot akan bertambah besar. Keadaan ini disebut
sumasi. Bila rangsangan diberikan terus menerus, maka kontraksi mendatar. Otot dikatakan
berfungsi bila otot tersebut menjadi pendek dan diameternya membesar.

Ditinjau dari fungsinya, maka otot-otot tersebut dibedakan atas beberapa macam, yaitu:

a. Otot fleksor, untuk membengkokkan bagian tubuh.


b. Otot ekstensor, untuk merentangkan atau meluruskan.
c. Otot rotator, untuk memutar bagian tubuh.
d. Otot aduktor, untuk mendekatkan anggota badan ke sumbu badan.
e. Otot defresor, untuk menurunkan anggota badan.
f. Otot dilatator, untuk melebarkan.
g. Otot konstriktor, untuk menyempitkan anggota badan.
h. Otot sinergis, otot ini bekerjanya bersama-sama untuk satu arah yang sama.
i. Otot antagonis, otot ini bekerjanya berlawanan arah.
j. Otot lepator, untuk menaikkan anggota badan.
k. Otot supinasi, untuk memutar telapak tangan dan menerima.
l. Otot pronasi, untuk memutar telapak tangan tertelungkup.

2.5. Sifat Otot


Tulang adalah alat gerak pasif, sedangkan otot adalah alat gerak aktif. Otot tidak hanya
menggerakkan rangka, tetapi juga menggerakkan organ-organ tertentu dalam tubuh.

12
Misalnya jantung, usus dan lambung. Kerja otot juga mengakibatkan membesar dan
mengecilnya rongga dada,tempat paru-paru berada.

Adapun sifat-sifat otot, antara lain:

1. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari
ukuran semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
2. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari
ukuran semula.
3. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula (Datu Razak:
2004).

Gambar 2.8. Dengan adanya otot, tulang-tulang dapat digerakkan.

2.6. Sifat Kerja Otot


Sifat kerja otot dibedakan menjadi dua, yaitu :

A. Antagonis
Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya berlawanan. Jika otot
pertama berkontraksi dan yang kedua berelaksasi, akan menyebabkan tulang tertarik atau
terangkat. Sebaliknya, jika otot pertama berelaksasi dan yang kedua berkontraksi akan

13
menyebabkan tulang kembali ke posisi semula. Contoh otot antagonis adalah otot bisep dan
trisep. Otot bisep adalah otot yang memiliki dua ujung (dua tendon) yang melekat pada
tulang dan terletak di lengan atas bagian depan. Otot trisep adalah otot yang memiliki tiga
jung (tiga tendon) yang melekat pada tulang, terletak di lengan atas bagian belakang. Untuk
mengangkat lengan bawah, otot bisep berkontraksi dan otot trisep berelaksasi. Untuk
menurunkan lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.

Antagonis juga adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak berlawanan,
contohnya adalah:

1. Ekstensor( meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot trisep dan otot
bisep.
2. Abduktor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan) misalnya gerak tangan
sejajar bahu dan sikap sempurna.
3. Depresor (ke bawah) dan adduktor (ke atas), misalnya gerak kepala merunduk dan
menengadah.
4. Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak telapak tangan
menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup.

B. Sinergis

Sinergis juga adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah. Contohnya
pronator teres dan pronator kuadratus (Otot yang menyebabkan telapak tngan menengadah
atau menelungkup).
Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja bersama sama dengan tujuan
yangsama. Jadi, otot otot itu berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama. Misalnya,
otot otot antar tulang rusuk yang bekerja bersama ketika kita menarik napas, atau otot
pronator, yaitu otot yang menyebabkan telapak tangan menengadah atau menelungkup.
Gerakan pada bagian tubuh, umumnya melibatkan kerja otot, tulang, dan sendi. Apabila otot
berkontraksi, maka otot akan menarik tulang yang dilekatinya sehingga tulang tersebut
bergerak pada sendi yang dimilikinya.

Otot yang sedang bekerja akan berkontraksi sehingga otot akan memendek, mengeras,
dan bagian tengahnya menggembung. Karena memendek, tulang yang dilekati otot tersebut
tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam otot hanya mampu untuk menggerakan tulang
14
ke satu arah tertentu. Agar tulang dapat kembali ke posisi semula, otot tersebut harus
mengadakan relaksasi. Namun relaksasi otot ini saja tidak cukup. Tulang harus ditarik ke
posisi semula. Oleh karena itu, harus ada otot lain yang berkon traksi yang merupakan
kebalikan dari kerja otot pertama. Jadi, untuk menggerakan tulang dari satu posisi ke posisi
yang lain, kemudian kembali ke posisi semula, diperlukan paling sedikit dua macam otot
dengan kerja berbeda. Berdasarkan tujuan kerjanya tadi, otot dibedakan menjadi otot
antagonis dan otot sinergis.

2.7. Mekanisme Terjadinya Gerak pada Otot

Gambar 2.9. Mekanisme Kontraksi Otot

Kontraksi otot terjadi karena adanya rangsangan. Namun, untuk menggerakan otot
biasanya diperlukan suatu rangkaian rangsangan yang berurutan. Rangsangan pertama
akan diperkuat oleh rangsangan kedua, rangsangan kedua akan diperkuat oleh rangsangan
ketiga, dan begitu seterusnya. Maka dengan demikian akan terjadi tonus, atau
ketegangan, yang maksimum. Tiap rangsangan yang diberikan akan menimbulkan
potensi aksi, yang akan menghasilkan kontraksi otot tunggal pada serabut otot. Jika
setelah berkontraksi otot tersebut mencapai relaksasi penuh, kemudian potensi aksi kedua
diberikan, akan terjadi kontraksi tunggal yang kekuatanya sama dengan kontraksi yang
pertama tadi. Jika potensi aksi yang kedua diberikan saat otot belum mencapai relaksasi
penuh dari relaksasi pertama akan terjadi kontraksi tambahan pada puncak kontraksi
pertama. Ini dinamakan penjumlahan kontraksi. bila otot diberikan rangsangan yang
15
sangat cepat, tetapi masih ada relaksasi diantara dua rangsangan, akan terjadi keadaan
yang dinamakan tetanus tidak sempurna. Jika tidak ada kesempatan relaksasi diantara
kedua rangsangan, akan terjadi kontraksi dengan kekuatan maksimum yang disebut
tetanus sempurna.

Dalam sistem mekanisme kerja otot, komponen yang berperan dalam kontraksi otot
adalah duat set filamen, yaitu filamen aktin yang tipis dan filamen miosin yang tebal.
Kedua jenis filamen tersebut menyusun sebuah serabut otot. Setiap serabut otot diatur
sebagai ikatan unit kontraktil yang disebut sarkomer. Sarkomer ini yang membuat
penampakan bergaris atau lurik pada otot rangka atau otot jantung. Sarkomer terdiri dari
beberapa daerah. Ujung tiap sarkomer disebut garis Z; terdapat daerah gelap yang disebut
daerah A yang hanya terdiri dari filamen miosin, berselang seling dengan daerah terang
yang disebut daerah I yang hanya terdiri dari aktin; ditepi daerah A filamin aktin dan
miosin saling tumpang tindih; sedangkan daerah tengah hanya terdiri dari miosin yang
terdiri dari zona H; filamen aktin terikat; filamen miosin terikat pada garis M di bagian
tengah sarkomer.

Saat kontraksi filamen aktin bergeser di antara miosin kedalam zona H, Sehingga
serabut otot memendek. Panjang pita A tetap, sedangkan pita I dan zona H menjadi lebih
pendek. Filamen tebal otot terdiri dari beberapa ribu miosin yang tersusun secara pararel.
Ujung miosin mengikat ATP kemudian mengubahnya menjadi ADP, melepaskan
beberapa energi ke miosin yang kemudian berubah bentuk menjadi konfigurasi energi
tinggi. Miosin berenergi tinggi tersebut berikatan dengan aktin dengan kedudukan
tertentu yang akan membentuk jembatan silau. Lalu energi yang terdapat pada miosin
dilepaskan, dari ujung miosin beristirahat dengan energi rendah. Keadaan inilah yang
dinamakan relaksasi. Relaksasi tersebut, mengubah sudut perlekatan yang sebelumnya
ada di ujung miosin menjadi di ekor miosin. Ikatan antara miosin energi rendah dan aktin
akan terpecah saat molekul ATP baru bergabung dengan ujung miosin. Kemudian proses
kontraksi akan terjadi lagi berulang membentuk siklus.

2.8. Kelainan-Kelainan pada Otot


Kelainan-kelainan otot, antara lain sebagai berikut:
16
1. Atrofi otot, merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau karena
kehilangan kemampuan berkontraksi, misalnya lumpuh.
2. Distorsi otot, penyakit ini diperkirakan merupakan penyakit genetis dan bersifat
kronis pada otot anak-anak.
3. Hipertrofi otot, merupakan kelainan otot yang menyebabkan otot menjadi lebih besar
dan lebih kuat karena sering digunakan, misalnya pada binaragawan.
4. Hernia abdominal, kelainan ini terjadi apabila dinding otot abdominal sobek dan
menyebabkan usus melorot masuk ke rongga perut.
5. Kelelahan otot, karena kontraksi secara terus-menerus menyebabkan kram atau
kejang.
6. Tetanus, merupakan penyakit yang menyebabkan otot menjadi kejang karena bakteri
tetanus.
7. Keseleo, tertariknya tendon didaerah persendian dan jika terlalu keras bisa
menyebabkan putusnya otot.
8. Nyeri otot , aliran darah yang terhambat sehingga menyebabkan peredaran darah
tidak lancer. (Vander J. Arthur: 1986).

2.9. Pengertian Sistem Saraf

Gambar 2.10 Bagan Organisasi Sistem Saraf


17
(sumber: Sinaga, E. dan Melva Silitonga.2011.Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia)

Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan
rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem saraf
memungkinkan makhluk hidup tanggap dengan cepat terhadap perubahan-perubahan
yang terjadi di lingkungan luar maupun dalam. Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel
saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistem ini meliputi sistem saraf pusat dan
sistem saraf tepi.

Untuk menanggapi rangsangan, ada tiga komponen yang harus dimiliki oleh sistem
saraf, yaitu:

a. Reseptor, adalah alat penerima rangsangan atau impuls. Pada tubuh kita yang bertindak
sebagai reseptor adalah organ indera.
b. Penghantar impuls, dilakukan oleh saraf itu sendiri. Saraf tersusun dari berkas serabut
penghubung (akson). Pada serabut penghubung terdapat sel-sel khusus yang memanjang
dan meluas. Sel saraf disebut neuron.
c. Efektor, adalah bagian yang menanggapi rangsangan yang telah diantarkan oleh
penghantar impuls. Efektor yang paling penting pada manusia adalah otot dan kelenjar.

2.10. Fungsi Saraf


Saraf sebagai sistem koordinasi atau pengatur seluruh aktifitas tubuh manusia
mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai alat komunikasi, pengendali atau pengatur
kerja, dan pusat pengendali tanggapan.

a. Saraf sebagai alat komunikasi antara tubuh dan dunia di luar tubuh. Hal ini dilakukan
oleh alat indera yang meliputi mata, hidung, telinga, lidah, dan kulit. Karena ada indera,
dengan mudah kita dapat mengetahui perubahan yang terjadi di luar tubuh kita.

b. Saraf sebagai pengendali atau pengatur kerja organ tubuh sehingga dapat bekerja serasi
sesuai dengan fungsi masing-masing.

18
c. Saraf sebagai pusat pengendali tanggapan atau reaksi tubuh terhadap perubahan
keadaan di sekitarnya. Karena saraf sebagai pengendali kerja alat tubuh maka jaringan
saraf terdapat pada seluruh alat tubuh.

2.11. Struktur Sel Saraf


Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung
membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf
tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

a. Badan sel

Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel
berfungsi untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada
badan sel saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi,
lisosom, dan badan nisel. Badan nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma
tempat transportasi sintesis protein.

b. Dendrit

Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit merupakan
perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan
rangsangan ke badan sel.

c. Akson (Neurit)

Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan
perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang
disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang
banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan.
Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel- sel sachwann yang akan membentuk suatu
jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan
neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari

19
kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini
disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.

Gambar 2.11 Struktur Sel Saraf dan bagian-bagiannya

(sumber:https://www.google.com/search?q=sel+saraf+dan+bagian-
bagiannya&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-US:official&channel)

2.12. Klasifikasi Neuron


Berdasarkan struktur dan fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 macam, yaitu sel
saraf sensori, sel saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).

a. Sel Saraf Sensori

Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat,
yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula spinalis). Ujung akson dari saraf
sensori berhubungan dengan saraf asosiasi (intermediet).

b. Sel Saraf Motor

20
Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke otot atau
kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan. Badan sel saraf
motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat pendek berhubungan dengan akson
saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat sangat panjang.

c. Sel Saraf Intermediet

Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat ditemukan di dalam
sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf motor dengan sel saraf sensori
atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf
intermediet menerima impuls dari reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya.

Gambar 2.12 Pembagian Sel Saraf Berdasarkan Struktur dan Fungsinya

(Sumber: https://www.google.com/search?q=pembagian+sel+saraf&client=firefox-
a&rls=org.mozilla:en-US:official&channel)

2.13. Hubungan antar Sel Saraf

21
Sel saraf penghubung adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu
dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulang
belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel saraf motorik.
Saraf yang satu dengan saraf lainnya saling berhubungan. Hubungan antara saraf tersebut
disebut sinapsis. Sinapsis ini terletak antara dendrit dan neurit. Bentuk sinapsis seperti
benjolan dengan kantung-kantung yang berisi zat kimia seperti asetilkolin (Ach) dan
enzim kolinesterase. Zat-zat tersebut berperan dalam mentransfer impuls pada sinapsis.

Gambar 2.13 Mekanisme Sinapsis

(https://www.google.com/search?q=sinapsis&client=firefox-
a&rls=org.mozilla:en-US:official&channel

2.14. Mekanisme Penghantar Implus


Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, diantaranya melalui sel saraf dan
sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut.

a. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf

Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan melalui


serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial listrik antara bagian
22
luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat, kutub positif terdapat di
bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam sel saraf. Diperkirakan bahwa
rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan terjadinya pembalikan perbedaan
potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini (depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang
serabut saraf. Kecepatan perjalanan gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1
sampai dengan 120 m per detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya
selubung myelin. Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat
dilalui oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula (potensial
istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500 sampai 1/1000 detik.

Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan oleh
mitokondria dalam sel saraf. Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang
(threshold) tidak akan menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi
bila kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung akson.
Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar pada periode
waktu tertentu daripada impuls yang lemah.

b. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis

Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain dinamakan
sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan sinapsis. Di dalam
sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan membran kecil berisi
neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron yang berakhir pada tonjolan
sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran ujung dendrit dari sel berikutnya yang
membentuk sinapsis disebut post-sinapsis. Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka
vesikula bergerak dan melebur dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan
melepaskan neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia
yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis.
Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di seluruh
tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta serotonin yang
terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah sinapsis dan menempel
pada reseptor yang terdapat pada membran post-sinapsis. Penempelan asetilkolin pada
reseptor menimbulkan impuls pada sel saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah
23
melaksanakan tugasnya maka akan diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang
dihasilkan oleh membran post-sinapsis.

Gambar 2.14 Rambatan impuls


(https://www.google.com/search?q=rambatan+impuls&client=firefox-
a&rls=org.mozilla:en-US:official&channel)

2.15. Sistem Saraf Pusat

Gambar 2.15 Bagan organisasi saraf pusat

Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh
tulang-tulang tengkorak. Perlindungan bagi otak sangat penting sebab otak merupakan
organ vital yang mengatur kerja sistem organ yang lain. Otak manusia dapat dibedakan
24
menjadi otak besar (serebrum), otak kecil (serebelum) dan sumsum lanjutan (medula
oblongata).

A. Struktur dan Fungsi Otak

Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari
segala kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang
1/50 dari berat badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil
(Cerebellum), dan batang otak. Otak dilapisi oleh selaput otak yang disebut selaput
meninges. Selaput meninges terdiri dari 3 lapisan, yaitu lapisan durameter, lapisan
araknoid, dan lapisan piameter.

Otak dibagi menjadi beberapa bagian, di antaranya adalah cerebrum, mesenchepalon,


dienchephalaon, dan cerebellum. Adapun penjelasan dari masing-masing bagian yaitu:

1. Otak depan (Prosensefalon)

Otak depan atau prosensefalon terbagi atas telensefalon atau otak besar dan
diensefalon.

a. Telensefalon (Cerebrum)

Cerebrum merupakan bagian otak yang memenuhi sebagian besar dari otak kita yaitu
7/8 dari otak. Cerebrum mempunyai 2 bagian belahan otak yaitu otak besar belahan kiri
yang berfungsi mengatur kegiatan organ tubuh bagian kanan. Kemudian otak besar
belahan kanan yang berfungsi mengatur kegiatan organ tubuh bagian kiri.

Cerebrum memiliki bagian yang terdiri atas korteks serebral dan massa putih atau
core, yaitu:

1) Korteks serebral (Massa kelabu)

Bagian korteks cerebrum berwarna kelabu yang banyak mengandung badan sel saraf.
Bagian korteks dibagi menjadi 3 area yaitu, pertama area sensorik yang menerjemahkan
impuls menjadi sensasi. Kedua adalah area motorik yang berfungsi mengendalikan

25
koordinasi kegiatan otot rangka. Ketiga adalah area asosiasi yang berkaitan dengan
ingatan, memori, kecedasan, nalar/logika, kemauan.

Korteks serebral mempunyai 4 macam lobus yaitu :

a) Lobus osipitalis, bertanggung jawab pada hal-hal yang berkenaan dengan input visual.
b) Lobus temporalis, bertanggung jawab pada hal-hal yang berkenaan dengan sensasi
suara.
c) Lobus parietalis, berfungsi sebagai pusat kesadaran posisi tubuh, yang mengacu pada
propriosepsi.
d) Lobus frontalis, berfungsi menerima dan memproses input sensori dari permukaan
tubuh seperti sentuhan, tekanan, panas, dingin, dan rasa sakit.

Gambar 2.16 Bagian-bagian pada korteks serebral

(sumber: https://www.google.com/search?q=korteks-serebral&client=firefox-
a&rls=org.mozilla:en-US:official&channel)

26
2) Massa putih (Core)

Massa putih terdapat dibagian dalam yang berwarna putih yang banyak mengandung
dendrit dan neurit. Dibagian dalam substansia putih terdapat bagian substansia kelabu
yang disebut basal nuclei. Warna putih ini disebabkan oleh adanya lipid yang menyusun
myelin. Berfungsi mentransmisikan sinyal dari satu bagian korteks serebral ke bagian lain
atau antara korteks dan bagian lain dari sistem saraf pusat.

b. Diencephalaon

Diencephalaon merupakan bagian otak yang terletak di bagian atas dari batang otak
dan di depan mesencephalon. Diencephalaon terdiri dari talamus yang berfungsi untuk
stasiun pemancar bagi impuls yang sampai di otak dan medulla spinalis. Bagian yang
kedua adalah hipotalamus yang berfungsi sebagai pusat pengaturan suhu tubuh, selera
makan dan keseimbangan cairan tubuh, rasa lapar, sexualitas, watak, dan emosi.

1) Thalamus, berperan sebagai stasiun relay dan pusat integrasi sinaptik untuk
proses preliminary dari semua input sensori yang menuju ke korteks. Thalamus
menyeleksi sinyal-sinyal yang tidak signifikan dan meyalurkan impuls-impuls sensori
yang penting ke daerah yang tepat pada korteks somatosensori, dan juga daerah otak
yang lain.

Gambar 2.17 Thalamus

27
(sumber: https://www.google.com/search?q=thalamus&client=firefox-a&rls=org.mozilla:en-
US:official&channel )
2) Hipothalamus, berfungsi meregulasi berbagai fungsi homeostatik.
Hipothalamus adalah suatu kumpulan nuclei khusus dari serabut integrasi
berbagai fungsi homeostatic yang penting dan berperan sebagai penghubung penting
antara sistem saraf otonom dengan sistem endokrin. Secara khusus hipothalamus
berfungsi: (1) mengontrol suhu tubuh, (2)mengontrol haus dan pengeluaran urin,
(3)mengontrol pengambilan makanan (4)mengontrol sekresi hormon pituitary
anterior, (5)menghasilkan hormon-hormon pituitary posterior, (6)mengontrol
kontraksi uterus dan pengeluaran ASI, (7)sebagai pusat koordinasi sistem saraf
otonom yang utama, yang selanjutnya mempengaruhi semua otot polos, otot jantung
dan kelenjar eksokrin, dan (8)berperan dalam emosi dan pola tingkah laku, termasuk
kejadian-kejadian psikosomatik.

Gambar 2.18 Hipothalamus

(sumber: https://www.google.com/search?q=hipothalamus&client=firefox-
a&rls=org.mozilla:en-US:official&channel )

c. Mesencephalon (Otak Tengah)

Mesencephalon merupakan bagian otak yang terletak di depan cerebellum dan


jembatan varol. Mesencephalon berfungsi sebagai pusat pengaturanan refleks mata,
refleks penyempitan pupil mata dan pendengaran.

d. Rhombensefalon (Otak belakang)


28
Rhombensefalon merupakan bagian otak yang terletak di bagian belakang otak besar,
berfungsi sebagai pusat pengaturan koordinasi gerakan yang disadari dan keseimbangan
tubuh serta posisi tubuh. Rhombensefalon terdiri atas tiga bagian yaitu pons, medulla dan
Cerebellum.

Cerebellum memiliki 2 bagian belahan yaitu belahan cerebellum bagian kiri dan
belahan cerebellum bagian kanan yang dihubungkan dengan jembatan varoli yang
berfungsi untuk menghantarkan impuls dari otot-otot belahan kiri dan kanan.

e. Medulla oblongata (Batang Otak)

Medulla oblongata disebut juga dengan sumsum lanjutan atau penghubung atau
batang otak. Terletak langsung setelah otak dan menghubungkan dengan medulla
spinalis, di depan cerebellum. Susunan korteksnya terdiri dari neurit dan dendrit dengan
warna putih dan bagian medulla terdiri dari badan sel saraf dengan warna kelabu.
Medulla oblongata berfungsi sebagai pusat pengaturan ritme respirasi, denyut jantung,
penyempitan dan pelebaran pembuluh darah, tekanan darah, gerak alat pencernaan,
menelan, batuk, bersin, sendawa.

Gambar 2.19 Struktur Otak

29
(sumber: https://www.google.com/search?q=struktur+otak&client=firefox-
a&rls=org.mozilla:en-US:official&channel)

B. Struktur dan Fungsi Sumsum Tulang Belakang (Medula Spinalis)

Medulla spinalis disebut dengan sumsum tulang belakang dan terletak di dalam ruas-
ruas tulang belakang yaitu ruas tulang leher sampai dengan tulang pinggang yang kedua.
Medulla spinalis berfungsi sebagai pusat gerak refleks dan menghantarkan impuls dari
organ ke otak dan dari otak ke organ tubuh.

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar tampak
substansia putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu merupakan substansia
kelabu. Substansia putih diorganisasi menjadi traktus-traktus yang merupakan berkas-
berkas serabut saraf yang mempunyai fungsi yang sama. Substansia kelabu yang berada
di tengah diorganisasi secara fungsional. Ditengah-tengah substansia kelabu terdapat
saluran sentral yang berisi cairan serebrospinal. Pada penampang melintang sumsum
tulang belakang ada bagian seperti sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk
dorsal dan sayap bawah disebut tanduk ventral.

Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang melalui
tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui tanduk
ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi
konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya
ke saraf motor.

Fungsi utama sumsum tulang belakang yaitu:

a) Melayani hubungan informasi antar otak dan tubuh,


b) Mengintegrasi aktivitas refleks antara input aferen dan output eferen tanpa
melibatkan otak (reflek spinal). Sumsum tulang belakang bertanggung jawab
mengintegrasikan berbagai refleks dasar.

30
Gambar 2.20 Sistem Saraf pada Sumsum Tulang Belakang

(sumber: Campbell, Reece, Mitchel. 2005. Biologi Jilid 3)

2.16. Sistem Saraf Tepi


Sistem saraf tepi merupakan sistem saraf yang menghubungkan semua bagian tubuh
dengan sistem saraf pusat.
A. Sistem Saraf Sadar (Saraf Somatik)

Sistem saraf sadar atau saraf somatik merupakan sistem saraf yang kerjanya berlangsung
secara sadar atau diperintah oleh otak. Sistem saraf sadar atau saraf somatik dibedakan menjadi
dua yaitu:

1. Sistem Saraf Pada Otak

Sistem saraf pada otak merupakan sistem saraf yang berpusat pada otak dan dibedakan
menjadi 12 pasang saraf. Saraf cranial kebanyakan merupakan serabut saraf campuran, yaitu

31
campuran antara serabut sensoris dan motoris, namun ada juga yang murni serabut saraf sensoris.
Saraf-saraf cranial tersebut adalah:

a. Saraf cranial I (saraf olfaktori) merupakan serabut murni, membawa impuls dari mukosa
olfaktori yang berhubungan dengan bau.
b. Saraf cranial II (saraf optic), merupakan serabut sensoris murni , membawa impuls dari retina
matanya yang berhubungan dengan penglihatan.
c. Saraf cranial III (saraf okulomotor), merupakan serabut saraf campuran. Serabut motor
somatik menginervasi otot-otot mata ekstrinsik, yaitu otot obliq interior dan superior, otot rektus
inferior dan medial, dan otot levator palpebra pelupuk mata. Serabut parasimpatetik
menginervasi otot mata intrinsic, yaitu otot iris dan otot penggantung lensa. Sedangkan serabut
sensoris membawa impuls proprioseptif dari otot-otot mata ekstrinsik ke otak.
d. Saraf cranial IV (saraf troklear), merupakan serabut saraf campuran. Serabut motor somatik
menginervasi dari otot obliq superior , sedangkan serabut motor sensoris menyampaikan impuls
proprioseptif dari otot tersebut ke otak.
e. Saraf cranial V (saraf trigeminal), merupakan serabur saraf campuran. Serabut sensoris utama
menyampaikan impuls sensori dari kulit muka dan kulit kepala, mukosa mulut dan hidung, serta
permukaan mata. Sedangkan devisi mandibular yang mengandung serabut-serabut motoris
menginervasi otot-otot pengunyah dan otot dasar mulut.
f. Saraf cranial VI (saraf abdusen), merupakan serabut saraf campuran. Serabut motor somatik
menginervasi otot rektus lateral bola mata, sedangkan serabut sensoris menyampaikan impuls-
impuls proprioseptif dari otot tersebut ke otak.
g. Saraf cranial VII (saraf fasial) merupakan serabut saraf campuran. Serabut motor somatik
menginervasi otot-otot muka, sedangkan serabut parasimpatetik menginervasi kelenjar air mata
dan kelenjar ludah. Serabut sensoris membawa impuls dari reseptor pengecap bagian anterior
lidah.
h. Saraf cranial VIII (saraf vestibulokoklear) adalah murni sensoris. Cabang vestibular
menyampaikan impuls yang berhubungan dengan keseimbangan dari organ vestibular dan
kanalis semisirkularis, sedangkan cabang koklear menyampaikan impuls yang berhubungan
dengan pendengaran dari koklea.
i. Saraf cranial IX (saraf gloso-faringeal) merupakan serabut saraf campuran. Serabut motor
somatik menginervasi otot-otot faring, dan serabut parasimpatetik menginervasi kelenjar ludah.
Sedangkan serabut sensoris membawa impuls dari faring, tonsil, lidah, bagian posterior dan
reseptor tekanan pada arteri karotid.

32
j. Saraf cranial X (saraf vagus) merupakan serabut saraf campuran. Serabut motor somatik
menginervasi faring dan laring, sedangkan serabut parasimpatetik menginervasi jatung dan otot-
otot polos organ pencernaan. Serabut sensoris membawa implus dan faring dari laring ke otak.
k. Saraf cranial XI (saraf asesoris) merupakan serabut saraf motorik yang menginervasi otot leher.
l. Saraf cranial XII (saraf ipoglosal) merupakan serabut saraf campuran. Serabut motor somatik
menginervasi otot-otot lidah , sedangkan serabut sensoris membawa impuls dari lidah ke otak.

2. Sistem Saraf Sumsum Spinalis

Sistem saraf sumsum spinalis merupakan sistem saraf yang berpusat pada medula spinalis
(sumsum tulang belakang) yang berjumlah 31 pasang saraf yang terbagi sepanjang medula
spinalis.

Jumlah Medula spinalis daerah Menuju

8 pasang Serviks Kulit kepala, leher dan otot tangan

12 pasang Punggung Organ-organ dalam

5 pasang Lumbal/pinggang Paha

5 pasang Sakral/kelangkang Otot betis, kaki dan jari kaki

1 pasang Koksigeal Sekitar tulang ekor

Tabel 2.1 Sistem saraf medulla spinalis

B. Sistem Saraf Tak Sadar (Saraf Otonom)

Sistem saraf tak sadar disebut juga saraf otonom adalah sistem saraf yang bekerja tanpa
diperintah oleh sistem saraf pusat dan terletak khusus pada sumsum tulang belakang. Sistem
saraf otonom terdiri dari neuron-neuron motorik yang mengatur

kegiatan organ-organ dalam, misalnya jantung, paru-paru, ginjal, kelenjar keringat, otot polos
sistem pencernaan, otot polos pembuluh darah.

33
Berdasarkan sifat kerjanya, sistem saraf otonom dibedakan menjadi dua yaitu saraf
simpatik dan saraf parasimpatik. Saraf simpatik memiliki ganglion yang terletak di sepanjang
tulang belakang yang menempel pada sumsum tulang belakang, sehingga memilki serabut pra-
ganglion pendek dan serabut post ganglion yang panjang. Serabut pra-ganglion yaitu serabut
saraf yang yang menuju ganglion dan serabut saraf yang keluar dari ganglion disebut serabut
post-ganglion. Saraf parasimpatik berupa susunan saraf yang berhubungan dengan ganglion yang
tersebar di seluruh tubuh Saraf parasimpatik memiliki serabut pra-ganglion yang panjang dan
serabut post-ganglion pendek. Saraf simpatik dan parasimpatik bekerja pada efektor yang sama
tetapi pengaruh kerjanya berlawanan sehingga keduanya bersifat antagonis.

2.17. Gerak Refleks


Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Impuls yang
menyebabkan gerakan ini disampaikan melalui jalan yang sangat singkat dan tidak melewati
otak.

Gerak refleks dibedakan menjadi dua yaitu refleks kranial dan refleks spinal. Pada refleks
kranial (yang terjadi di kepala, misalnya bersin), jalur ini hanya melibatkan sebagian kecil
dari otak. Namun pada refleks spinal (yang terjadi di bagian tubuh lainnya), hanya sumsum
tulang belakang yang terlibat secara aktif, sedangkan otak tidak terlibat. Jalan impuls pada
gerak refleks di atas melibatkan lengkung refleks spinal.

Perhatikan jalannya impuls pada bagan gerak refleks berikut ini.

Impuls yang menyebabkan gerakan tersebut dibawa oleh sel saraf sistem eferen somatik
dan suatu jalur rangsangan pendek yang disebut lengkung refleks.

34
Gambar 2.21 Gerak Refleks pada Lutut

(sumber: Campbell, Reece, Mitchel. Biologi Jilid 3, hlm. 211)

2.18. Mekanisme Terjadinya Rangsang Saraf


Proses terjadinya konduksi impuls syaraf terdapat dua teori antara lain:

a. Teori Membran
Yang menyatakan bahwa mekanisme induksi impuls syaraf tergantung pada
permeabilitas deferensial perbedaan permeabilitas dari ion Natrium dan Kalium pada
membran neuron yang dikendalikan oleh medan listrik.
Dari kedua faktor tersebut maka akan menimbulkan nilai ambang tertentu eksitasi
tersebut dapat terjadi. Eksitasi disalurkan ke sepanjang serabut berupa aksi potensial.
Aksi potensial terjadi terjadi apabila membran mengalami depilarisasi. Pada saat
istirahat, neuron berbentuk seperti silinder yang mempunyai muatan ion berbeda diantara
membran selnya tetapi dengan jumlah yang sama, ion negatif berada didalam membran,
sedangkan sedang ion positif berada di luar membran. Ion Kalium terdapat di dalam
membran lebih bebas dan cepat bergerak ke luar dari pada ion Natrium yang berada di
luar membran untuk berdifusi masuk ke dalam membran. Saat ion Kalium keluar dari
membran maka muatan di dalam membran bertambah negatif, sehingga pada saat ion
negatif lebih banyak dari ion positif di luar membran, maka ion Kalium sulit untuk ke
35
luar membran perbedaan potensialnya mencapai 60-90 mvolt, pada saat itu diperlukan
pompa Natrium yang membutuhkan energi dari ATP, yang mengalirkan Na ion sehingga
terjadi keseimbangan kembali. Saat ion Na masuk, akan menurunkan potensial
transmembran sampai 0 dan terus mencapai -40 atau -50 mvolt. Setelah satu atau dua
milidetik permeabilitas natrium menurun., dan kalium mulai keluar kembali. Demikian
proses tersebut menimbulkan potensial rehat, ini disebut repolarisasi. Jadi gelombang
depolarisasi terjadi saat satu ion kalium keluar yang diimbangi dengan satu ion natrium
yang masuk ke dalam membran. Oleh karena itu satu impuls syaraf merupakan
gelombang depolarisasi yang melalui serabut syaraf.
b. Teori Penyaluran Sirkuit Lokal
Yang menyatakan bahwa aksi potensional disalurkan oleh adanya arus elektronik
yang mengalir mendahuluinya. Efektifitas arus elektronik dalam meneruskan impuls
tergantung pada besarnya arus, tahana membran, neuron, sitoplasma, dan medium yang
mengelilinginya.

2.19. Kelainan-Kelainan yang Disebabkan Gangguan Sistem Saraf


Gangguan pada sistem saraf akan berakibat pada pola gerak maupun memori
seseorang. Gangguan tersebut dapat diakibatkan oleh ketuaan, bakteri, virus atau
kerusakan akibat kecelakaan. Tiga contoh penyakit akibat gangguan sistem saraf adalah:

a) Alzheimer
Alzheimer merupakan penyakit akibat gangguan fungsi otak yang ditandai oleh
kehilangan memori, pengenalan kepribadian, dan kekuatan mental. Alzheimer disebabkan
oleh artrofi korteks serebral. Artrofi tersebut diduga disebabkan oleh slow viruses, sejenis
virus yang memerlukan waktu lama untuk merusak. Infeksinya terjadi waktu muda, dan
akibatnya baru muncul setelah lanjut usia.

b) Amnesia
Amnesia merupakan penyakit gangguan otak dimana penderita kehilangan memori
diikuti ketidakmampuan membentuk suatu memori baru. Penyebabnya bervariasi dimulai
dari kerusakan otak karena kecelakaan, stroke, ensefalitis, defisiensi vitamin B12, kanker
otak atau suplai darah yang kurang ke daerah memori, sampai pada alasan psikologikal.
c) Ataksia
36
Ataksia merupakan gangguan sistem saraf yang ditandai oleh gangguan koordinasi
gerak otot seperti gerakan tubuh yang tidak teratur dan tidak akurat. Penyebabnya adalah
setiap kejadian yang mengganggu pusat pengontrol gerak di otak atau jalur saraf yang
menuju otak. Ataksia yang bersifat permanen dapat disebabkan oleh kerusakan otak,
korda spinalis atau saraf spinalis.

BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Dari makalah yang kami susun dapat kami simpulkan , bahwa Jaringan otot
merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik dengan jalan kontraksi
dan relaksasi sel atau serabutnya.
Sel otot memiliki struktur filamen dalam sitoplasma, bentuk selnya memanjang
agar dapat melangsungkan perubahan sel menjadi pendek.
Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi untuk alat gerak,
menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh.
Otot polos adalah salah satu otot yang mempunyai bentuk yang polos dan
bergelondong. Cara kerjanya tidak disadari (tidak sesuai kehendak) / invontary, memiliki
satu nukleus yang terletak di tengah sel. Otot ini biasanya terdapat pada saluran
37
pencernaan seperti: lambung dan usus. Otot Lurik (otot rangka). Otot rangka merupakan
jenis otot yang melekat pada seluruh rangka, cara kerjanya disadari (sesuai kehendak),
bentuknya memanjang dengan banyak lurik-lurik, memiliki nukleus banyak yang terletak
di tepi sel.
Sifat-sifat otot, antara lain:
a. Kontraksibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek dan lebih pendek dari
ukuran semula, hal ini teriadi jika otot sedang melakukan kegiatan.
b. Ektensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dan lebih panjang dari
ukuran semula.
c. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.
Kelainan-kelainan pada otot, antara lain: a. Atrofi otot, merupakan penurunan
fungsi otot karena otot mengecil atau karena kehilangan kemampuan berkontraksi,
misalnya lumpuh. b. Distorsi otot, penyakit ini diperkirakan merupakan penyakit genetis
dan bersifat kronis pada otot anak-anak. c. Hipertrofi otot, merupakan kelainan otot yang
menyebabkan otot menjadi lebih besar dan lebih kuat karena sering digunakan, misalnya
pada binaragawan. d. Hernia abdominal, kelainan ini terjadi apabila dinding otot
abdominal sobek dan menyebabkan usus melorot masuk ke rongga perut. e. Kelelahan
otot, karena kontraksi secara terus-menerus menyebabkan kram atau kejang. f. Tetanus,
merupakan penyakit yang menyebabkan otot menjadi kejang karena bakteri tetanus.

Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas


menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh. Sistem
saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah mengirimkan pesan
(impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan. Sistem saraf dibagi menjadi dua, yaitu
sitem saraf pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum
tulang belakang. Sistem saraf perifer terdiri dari sitem saraf sadar dan sistem saraf tidak
sadar.

Saraf sebagai sistem koordinasi atau pengatur seluruh aktifitas tubuh manusia
mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai alat komunikasi, pengendali atau pengatur
kerja, dan pusat pengendali tanggapan.

38
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung
membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf
tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.

Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel saraf motorik. Saraf
yang satu dengan saraf lainnya saling berhubungan. Hubungan antara saraf tersebut
disebut sinapsis. Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, diantaranya melalui sel
saraf dan sinapsis.

Kelainan-kelainan yang disebabkan oleh gangguan pada sistem saraf antara lain
Alzheimer, ataksia, dan amnesia.

3.2 Saran
Dari makalah yang kami susun dapat kami sarankan kepada para pembaca dan khususnya
kepada profesi perawat bahwa sangatlah penting dalam mempelajari anatomi dan fisiologi dalam
tubuh manusia agar kita bisa menjadi perawat yang professional.
DAFTAR PUSTAKA
Arthur J. Vander (1986). Human Physiology, 4th ed. Mc Graw: Hill Internasional Editions.

Razak. Datu (2004). Bagian Anatomi Fakultas Kedokteran Unhas. Jakarta: Gitamedia.

Kus. Irianto (2004). Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Gramedia: Jakarta.

Setiadi.2007.Anatomi Fisiologi Manusia. Yogyakarta. Graham Ilmu

Syaifuddin (1997). Anatomi dan Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: EGC.

Wulangi. S Kartolo (2000). Prinsip-prinsip Fisiologi Manusia. DepDikBud: Bandung

Bauman, R. and Steve, D. 1991. Human dan Anatomy and Physiology, Laboratory
Textbook. Whittier Publications Inc, United States of America.

Campbell, Reece, Mitchel. 2005. Biologi Jilid 3. Jakarta: Erlangga

Pack, P. E. 2001. Biology 2nd Edition CliffsAP. Hungry Minds, Inc., New York.

39
Rae-Dupree, J. and Pat. 2007. Anatomy and Physiology for Dummies. Wiley Publishing
Inc., Indiana.

Sinaga, E. dan Melva Silitonga. 2011. Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia. Medan: UNIMED
Press

Anonim.https://www.google.com/search?q=sel+saraf+dan+bagianbagiannya&client=fir
efoxa&rls=org.mozilla:en-US:official&channel. (Tanggal akses: 20 maret 2014)

40

Anda mungkin juga menyukai