Lelang Aja PDF
Lelang Aja PDF
TINJAUAN PUSTAKA
5
1. Pengadaan Barang adalah setiap benda baik berwujud maupun tidak
berwujud, bergerak maupun tidak bergerak, yang dapat diperdagangkan,
dipakai, dipergunakan atau dimanfaatkan oleh Pengguna Barang
2. Jasa Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan
pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya
3. Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan
keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya
olah pikir (brainware).
4. Jasa Lainnya adalah jasa yang membutuhkan kemampuan tertentu yang
mengutamakan keterampilan (skillware) dalam suatu sistem tata kelola yang
telah dikenal luas di dunia usaha untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau
segala pekerjaan dan/atau penyediaan jasa selain Jasa Konsultansi,
pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi dan pengadaan Barang.
Dalam penyelesaian penelitian ini Pengadaan Barang/Jasa hanya dibatasi
pada pekerjaan Jasa Konstruksi saja.
6
3. Terbuka dan bersaing, berarti pengadaan barang/jasa harus terbuka bagi
penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui
persaingan yang sehat diantara penyedia barang/jasa yang setara dan
memenuhi kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas
serta transparan.
4. Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan
barang/jasa, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara
evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang/jasa yang
berminat serta bagi masyarakat luas pada umumnya.
5. Adil/tidak deskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi
semua calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberi
keuntungan kepada pihak tertentu dengan cara atau alasan apapun.
6. Akuntabel, berarti harus mencapai sasaran baik fisik keuangan maupun
manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas umum, pemerintah dan
pelayanan masyarakat sesuai prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku
dalam pengadaan barang/jasa.
7
mampu, dan guna memberikan kesempatan kepada penyedia
barang/jasa lainnya yang memenuhi kualifikasi.
c. Pemilihan Langsung adalah suatu metode pemilihan Penyedia
Pekerjaan Konstruksi untuk pekerjaan yang bernilai paling tinggi
Rp.5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan tidak bersifat kompleks.
Pemilihan dilakukan dengan menggunakan SPSE (Sistem Pelelangan
Secara Elektronik).
2. Penunjukan Langsung adalah suatu metode pemilihan Penyedia Barang/Jasa
untuk penanganan keadaan darurat dengan cara menunjuk langsung1 (satu)
Penyedia Barang/Jasa.
3. Pengadaan Langsung adalah Pengadaan Barang/Jasa langsung kepada
Penyedia Barang/Jasa, tanpa melalui Pelelangan/Seleksi/Penunjukan
Langsung, dengan nilai HPS (Harga Perkiraan sendiri) paling tinggi Rp.
200.000.000,00
8
procurement terdapat banyak pihak yang terlibat didalamnya dari proses
penyusunan dan penetapan rencana penganggaran, persiapan hingga pelaksanaan
pengadaan barang/jasa, antara lain :
1. Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi, yang
selanjutnya disebut K/L/D/I adalah instansi/institusi yang menggunakan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
2. Pengguna Barang/Jasa adalah Pejabat pemegang kewenangan penggunaan
Barang dan/atau Jasa milik Negara/Daerah di masing-masing K/L/D/I.
3. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya
disebut LKPP adalah lembaga Pemerintah yang bertugas mengembangkan
dan merumuskan kebijakan Pengadaan Barang/Jasa sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.
4. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah
5. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Pejabat pemegang
kewenangan penggunaan anggaran Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja
Perangkat Daerah atau Pejabat yang disamakan pada Institusi Pengguna
APBN/APBD
6. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat
yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh
Kepala Daerah untuk menggunakan APBD
7. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat
yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
8. Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit
organisasi Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi yang
berfungsi melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa yang bersifat permanen,
dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada
9. Pejabat Pengadaan adalah personil yang ditunjuk untuk melaksanakan
Pengadaan Langsung
9
10. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat yang
ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil
pekerjaan
11. Aparat Pengawas Intern Pemerintah atau pengawas intern pada institusi lain
yang selanjutnya disebut APIP adalah aparat yang melakukan pengawasan
melalui audit, review, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain
terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi
12. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang
menyediakan Barang/PekerjaanKonstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya
10
pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik. Layanan yang
tersedia dalam SPSE adalah e-Lelang Umum (e-Regular Tendering) yaitu
pelelangan umum dalam rangka mendapatkan penyedia barang/jasa, dengan
penawaran harganya dilakukan satu kali pada hari, tanggal, dan waktu yang telah
ditentukan dalam dokumen pengadaan dan jadwal online pada SPSE, untuk
mencari harga terendah tanpa mengabaikan kualitas dan sasaran yang telah
ditetapkan, dengan mempergunakan media elektronik yang berbasis pada
web/internet dengan memanfaatkan fasilitas teknologi komunikasidan informasi.
Dalam pengembangan SPSE, LKPP melibatkan instansi-instansi terkait
yaitu Lembaga Sandi Negara dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan
(BPKP). Lembaga Sandi Negara mengembangkan suatu Aplikasi Pengaman
Dokumen (APENDO) dimana dokumen penawaran dari peserta lelang di enkripsi
menggunakan Aplikasi APENDO.
Pada proses pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. E-Tendering merupakan tata cara pemilihan penyedia barang/jasa yang
dilakukan secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua penyedia barang/jasa
yang telah mendaftar pada SPSE dan kemudian menyampaikan penawaran
sampai dengan waktu yang telah ditentukan.
2. E-Purchasing merupakan tata cara pembelian barang/jasa melalui sistem
katalog elektronik.
Selain itu di dalam SPSE juga telah disiapkan fasilitas untuk proses audit
secara online (e-Audit). Sementara itu sub sistem e-audit dikembangkan bekerja
sama dengan Badan Keuangan dan Pembangunan yang memungkinkan bagi
SPSE untuk mengeluarkan informasi detail tentang proses lelang untuk keperluan
audit. Implementasi E-procurement di lingkungan instansi pemerintah
memberikan tantangan bagi dunia auditing, dimana dalam proses E-procurement
bisa dikatakan penggunaan kertas telah dikurangi. LKPP sebagai pengembang
SPSE mulai tahun 2009 bekerja sama dengan BPKP untuk mengembangkan E-
Audit yang merupakan suatu alat bantu auditor yang digunakan untuk melakukan
audit terhadap paket pengadaan yang dilelangkan melalui LPSE. Di Dalam E-
Audit terdapat beberapa fasilitas yang tersedia, antara lain :
11
1. Memungkinkan auditor untuk melakukan lazimnya fungsi-fungsi audit,
seperti, tidak terbatas, membandingkan antara data/informasi tertentu
dengandata/informasi lainnya.
2. Memungkinkan auditor mengambil data dari database LPSE, kemudian
menyimpannya ke dalam database tertentu untuk kepentingan audit,
memasukkan data dari lapangan ke data base, dan melakukan fungsi-fungsi
sebagaimana lazimnya suatu kegiatan audit.
3. Memungkinkan adanya kolaborasi antara auditor dengan audit dalam proses
audit sehingga beberapa hal yang tidak jelas dapat dikomunikasikan dan
didokumentasikan.
4. Memungkinkan auditor menyampaikan ringkasan dan informasi-inforrnasi
hasil audit yang penting ditindak lanjuti oleh audit. Beberapa ringkasan
dimaksud sebagai berikut:
a. Temuan Hasil Audit Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Nomor,
Kode Temuan, Nama Temuan, Uraian Temuan, Nilai Temuan,
Kriteria, Penyebab, Akibat);
b. Rekomendasi (Nomor, Kode, Rekomendasi, Nama Rekomendasi,
Uraian Rekomendasi);
c. Tanggapan Objek;
d. Hal-hal yang perlu diperhatikan lainnya (Nomor, Uraian).
5. Memungkinkan audit menyampaikan tindak lanjut hasil audit sehingga
auditor dapat memonitor tindak lanjut temuan audit.
6. Memungkinkan disajikannya ringkasan hal-hal yang terkait dengan audit
untuk kepentingan penyusunan kebijakan pengadaan selanjutnya dan untuk
kepentingan peningkatan kapasitas auditor.
7. E-Audit dapat menyimpan data auditor yang menggunakan LPSE untuk
kepentingan pelacakan dan peningkatan kapasitas auditor. Beberapa data
tersebuta dalah:
a. Kode/nama lembaga audit;
b. Kode/nama lembaga/satuan Kerja yang diaudit;
c. Nama paket yang diaudit;
d. Identitas surat tugas (nomor, tanggal);
12
e. Tim audit (NIP, nama, peran);
f. Tanggal audit(tanggal mulai,tanggal selesai);
g. Lingkup audit.
13
Dalam proses pengadaan barang/jasa penggunaan metode prakualifikasi dan
pascakualifikasi diatur seperti pada tabel 2.1.
14
dari Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
b. Penyedia barang/jasa melakukan pendaftaran secara online pada
website LPSE dan selanjutnya mengikuti proses verifikasi dokumen
pendukung yang dipersyaratkan oleh LPSE;
c. Dengan membuat dan/atau mendaftar sebagai peserta lelang pada paket
pekerjaan dalam SPSE, maka PPK/Panitia/Pokja ULP dan Penyedia
barang/jasa telah memberikan persetujuannya pada Pakta Integritas.
Dimana Pakta integritas adalah surat pernyataan yang berisi ikrar untuk
mencegah dan tidak melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme dalam
pengadaan barang/jasa.
2. Persyaratan Registrasi Pengguna
a. PPK/Panitia/Pokja ULP:
1. Surat Keputusan penunjukan sebagai PPK/Panitia/Pokja ULP oleh
Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA);
b. Penyedia barang/jasa:
1. KTP Direktur/Pemilik perusahaan/Pejabat yang berwenang di
perusahaan dan yang ditunjukan sebagai admin;
2. Nomor Pokok Wajib Pajak(NPWP) Perusahaan;
3. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP)/Surat Ijin Usaha Jasa
Konstruksi (SIUJK)/Sertifikat Badan Usaha (SBU);
4. TDP (Tanda daftar perusahaan);
5. Akta pendirian perusahaan beserta akta perubahannya (jika ada
perubahan).
c. Penyedia barang/jasa wajib menandatangani dan menyerahkan formulir
keikutsertaan dan formulir pendaftaran yang telah tersedia pada website
LPSE;
d. Penyedia barang/jasa dapat melakukan registrasi sebagai Pengguna
SPSE atau paling lambat 2 (dua) hari kerja sebelum batas akhir
pendaftaran suatu paket pekerjaan yang ingin diikuti.
3. Kewajiban Pengguna
a. Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan dan kebijakan
yang berlaku dalam pengadaan barang/jasa pemerintah.
15
b. Masing-masing Penyedia barang/jasa hanya diperkenankan memiliki
(satu) UserID dan Password yang dapat digunakan disemua LPSE di
Indonesia dengan melakukan Agresi Inaproc pada website LPSE,
apabila LPSE tertentu belum melakukakan Agresi Inaproc, maka
penyedia harus melakukan pendaftaran dan verifikasi data lagi di
website LPSE tersebut, seperti proses awal registrasi.
c. Setiap Pengguna bertanggungjawab melindungi kerahasiaan hak akses,
dan aktivitas lainnya pada SPSE;
d. Setiap penyalahgunaan hak akses oleh pihak lain menjadi
tanggungjawab pemilik UserID dan Password;
e. Penyedia barang/jasa wajib memutakhirkan data kualifikasi (jika terjadi
perubahan seperti alamat, status kepemilikan, kondisi keuangan, kontak
person, klasifikasi bidang usaha, jenis barang/jasa yang disediakan, dan
data atau informasi lain yang dianggap perlu dalam SPSE);
f. Menjaga kerahasiaan dan mencegah penyalahgunaan data dan informasi
yang tidak diperuntukkan bagi khalayak umum;
g. Penyedia barang/jasa bertanggung jawab terhadap setiap kekeliruan
dan/atau kelalaian atas penggunaan data kualifikasi yang tidak mutakhir
(update) yang tidak menjadi tanggung jawab LPSE maupun
Panitia/Pokja ULPpengadaan.
4. Ketentuan Pengguna
a. Pengguna setuju bahwa transaksi yang dilakukan melalui SPSE tidak
boleh melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia.
b. Pengguna wajib tunduk dan taat pada semua peraturan yang berlaku di
Indonesia yang berhubungan dengan penggunaan jaringan dan
komunikasi data baik di wilayah Indonesia maupun dari dan keluar
wilayah Indonesia melalui website LPSE.
c. Pengguna bertanggungjawab penuh atas isi transaksi (contentsofdata)
yang dilakukan dengan menggunakan SPSE.
d. Pengguna dilarang saling mengganggu proses transaksi dan/atau
layanan lain yang dilakukan dalam SPSE.
16
e. Pengguna setuju bahwa usaha untuk memanipulasi data, mengacaukan
sistem elektronik dan jaringannya adalah tindakan melanggar hukum.
5. Pembatalan Keanggotaan Pengguna
a. Pengelola LPSE berhak membatalkan/menunda/menghalangi sementara
hak akses dalam proses pengadaan barang/jasa dari Pengguna apabila
ditemukan adanya suatu informasi/transaksi/aktivitas lain yang tidak
dapat dibenarkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b. Pengguna mengundurkan diri dengan cara mengirimkan surat
permohonan dan disampaikan kepada pengelola LPSE (tempat
Pengguna terdaftar) yang dapat dikirimkan melalui sarana elektronik
(email).
17
d. Panitia/Pokja ULP Pengadaan memasukkan kedalam SPSE:
1. Kategori paket pekerjaan;
2. Metode pemilihan penyedia barang/jasa dan penyampaian
dokumen penawaran yangmeliputi:
a. e-lelang Umum PraKualifikasi dua file
b. e-lelang Umum PascaKualifikasi satu file
c. e-lelang Umum PascaKualifikasi dua file
3. Metode Penilaian Kualifikasi dan evaluasi;
4. Persyaratan kualifikasi
5. Jenis kontrak;
6. Jadwal pelaksanaan pengadaan barang/jasa; dan
7. Dokumen Pengadaan.
2. Pengumuman Pengadaan Barang/Jasa
a. Setelah mendapatkan penetapan PPK, paket pekerjaan yang
bersangkutan akan tercantum dalam website LPSE dan Panitia/Pokja
ULP mengumumkan paket pengadaan barang/jasa sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;
b. Masyarakat umum dapat melihat pengumuman pengadaan diwebsite
LPSE yang bersangkutan.
3. Pendaftaran Peserta Pengadaan Barang/Jasa
a. Penyedia barang/jasa yang sudah mendapat hak akses dapat memilih
dan mendaftar sebagai peserta pengadaan barang/jasa pada paket-
paket pekerjaan yang diminati;
b. Dengan mendaftar sebagai peserta pengadaan barang/jasa pada paket
pekerjaan yang diminati maka Penyedia barang/jasa dianggap telah
menyetujui Pakta Integritas;
c. Dengan mendaftar sebagai peserta pengadaan barang/jasa pada paket
pekerjaan yang diminati Penyedia barang/jasa dapat mengunduh
(download) dokumen pengadaan/lelang, RAB dan Gambar paket
pekerjaan tersebut.
4. Penjelasan Pengadaan Barang/Jasa
a. Proses penjelasan pengadaan barang/jasa dilakukan secara online
18
tanpa tatap muka melalui website LPSE yang bersangkutan.
b. Dalam hal waktu penjelasan pengadaan barang/jasa telah berakhir,
Panitia/Pokja ULP masih mempunyai waktu untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang mungkin belum terjawab.
c. Jika dianggap perlu dan tidak dimungkinkan memberikan informasi
lapangan kedalam dokumen Pengadaan, Panitia/Pokja ULP dapat
melaksanakan proses penjelasan dilapangan/lokasi pekerjaan.
5. Penyampaian Penawaran
a. Pada tahap penyampaian penawaran, Penyedia barang/jasa yang sudah
menjadi peserta pengadaan barang/jasa dapat mengirimkan
dokumen (file) penawarannya dengan terlebih dahulu melakukan
enkripsi/penyandian terhadap file penawaran yang dimasukan kedalam
satu folder dengan menggunakan Aplikasi Pengaman Dokumen
(APENDO) yang tersedia dalam website LPSE.
b. Pengguna wajib mengetahui dan melaksanakan ketentuan
penggunaan APENDO yang tersedia dan dapat diketahui pada saat
mengoperasikan APENDO.
6. Proses Evaluasi
a. Pada tahap pembukaan file penawaran, Panitia/Pokja ULP dapat
mengunduh (download) dan melakukan dekripsi file penawaran
tersebut dengan menggunakan APENDO.
b. Terhadap file penawaran yang tidak dapat dibuka, Panitia/Pokja ULP
wajib menyampaikan file penawaran terenkripsi yang tidak dapat
dibuka (dekripsi) kepada LPSE untuk dilakukan analisa dan bila
dianggap perlu LPSE dapat menyampaikan file penawaran tersebut
kepada Direktorat e-Procurement LKPP.
c. Terhadap penyampaikan file penawaran terenkripsi yang tidak dapat
dibuka (dekripsi), LKPP melakukan analisa terhadap file penawaran
tersebut dan dapat merekomendasikan langkah-langkah yang perlu
diambil oleh Panitia/Pokja ULP.
d. Dengan adanya proses penyampaian informasi sebagaimana huruf b
diatas Panitia/Pokja ULP dimungkinkan melakukan pemunduran
19
jadwal pada paket pekerjaan tersebut.
e. Proses evaluasi (administrasi dan teknis, harga, kualifikasi) terhadap
file penawaran dilakukan secara manual (off line)di luar SPSE, dan
selanjutnya hasil evaluasi tersebut dimasukkan kedalam SPSE.
f. Proses evaluasi kualifikasi dapat dilakukan dengan meminta dan
memeriksa semua dokumen penawaran asli calon pemenang
pengadaan barang/jasa.
7. Proses Pengadaan Barang/Jasa Gagal dan Diulang
a. Dalam hal Panitia/Pokja ULP memutuskan untuk melakukan proses
pengadaan barang/jasa ulang, maka terlebih dahulu Panitia/Pokja ULP
harus membatalkan proses pengadaan barang/jasa paket pekerjaan
yang sedang berjalan (pada tahap apapun) pada SPSE dan
memasukkan alasan penyebab proses pengadaan barang/jasa harus
diulang.
b. Informasi tentang proses pengadaan barang/jasa ulang ini secara
otomatis akan terkirim melalui email kepada semua peserta lelang
paket pekerjaan tersebut.
c. Termasuk dalam hal SPSE gagal karena teknis operasional LPSE.
8. Pengumuman Calon Pemenang Pengadaan Barang/Jasa
Pada tahap pengumuman pemenang dan PPK telah menetapkan pemenang
pengadaan barang/jasa suatu paket pekerjaan, SPSE secara otomatis akan
menampilkan informasi pengumuman pemenang paket pekerjaan dimaksud,
dan juga mengirim informasi ini melalui email kepada seluruh peserta
pengadaan barang/jasa paket pekerjaan tersebut.
9. Masa Sanggah
a. Peserta pengadaan barang/jasa hanya dapat mengirimkan 1(satu) kali
sanggahan kepada PPK suatu paket pekerjaan yang dilakukan secara
online melalui SPSE.
b. SPSE memungkinkan PPK untuk melakukan jawaban terhadap
sanggahan Peserta pengadaan barang/jasa yang dikirimkan setelah
batas akhir waktu sanggah.
c. Dalam hal terdapat sanggah banding, proses tersebut dilakukan diluar
20
SPSE dan Peserta pengadaan barang/jasa mengirimkan kepada pejabat
terkait.
d. Proses sanggah banding menghentikan tahapan pengadaan barang/jasa
selanjutkanya pada SPSE.
10. Pasca Proses Pengadaan
a. Proses pengadaan suatu paket selesai apabila Panitia/ULP telah
menetapkan pemenang dan PPK melakukan penunjukan penyedia
barang/jasa dan Panitia/Pokja ULP mengirimkan pengumuman
pemenang pengadaan barang/jasa kepada Peserta pengadaan
barang/jasa melalui SPSE serta masa sanggah telah dilalui.
b. SPSE secara otomatis akan mengirim pemberitahuan kepada
pemenang pengadaan barang/jasa dan meminta untuk menyelesaikan
proses selanjutnya yang pelaksanaannya diluar SPSE.
c. Dengan selesainya proses pengadaan melalui SPSE, PPK wajib
membuat dan menyampaikan Surat Penetapan Pemenang kepada
pemenang pengadaan barang/jasa secara tertulis.
d. Disertai dengan asli dokumen penawaran paket pekerjaan tertentu,
pemenang pengadaan barang/jasa melakukan penandatanganan
kontrak dengan pejabat terkait yang dilakukan diluar SPSE.
e. Proses pengadaan belum resmi/sah menjadi transaksi pengadaan
apabila masing-masing pihak belum melakukan kewajiban dan
haknya sesuai dengan ketentuan yang telah berlaku/ditetapkan oleh
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah terkait.
f. Pemenang proses pengadaan barang/jasa wajib untuk menyelesaikan
proses pengadaan barang/jasa di luar SPSE dengan pejabat
Kementerian/Lembaga/Pemerintah daerah terkait.
g. Setelah pemenang ditetapkan melalui website LPSE, pejabat
Kementerian/Lembaga/Pemerintah daerah terkait dapat menghubungi
pemenang untuk menyelesaikan transaksi pengadaannya segera setelah
berakhirnya proses pengadaan.
21
h. Pengguna dan masyarakat pada akhir proses pengadaan dapat
mengetahui pemenang pengadaan barang/jasa paket pekerjaan tertentu
melalui website LPSE terkait.
11. Pembatalan/Pemutusan
Panitia/PokjaULP berhak/dapat membatalkan/memutuskan proses
pengadaan apabila memenuhi Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012
mengenai pelelangan Gagal dan dalam hal sedang berlangsungnya proses
pengadaan barang/jasa, karena suatu dan lain hal yang mengakibatkan proses
pengadaan barang/jasa tidak dapat melaksanakan dengan sempurna (terjadi
gangguan teknis dan/atau nonteknis, keadaan kahar)
12. Penilaian
Apabila penyedia barang/jasa memiliki catatan kinerja (trackrecord) yang
buruk, maka Panitia/Pokja ULP berhak/dapat menggugurkan penawaran
penyedia dan/atau memasukkan dalam daftar hitam (blacklist) dalam kurun
waktu selama 2 (dua) tahun. Untuk keperluan ini Panitia/Pokja ULP
memberitahukan secara tertulis kepada LPSE agar diumumkan dalam website
LPSE.
22
2.7.1 Pendaftaran Penyedia Barang/Jasa
Untuk dapat mengikuti proses pengadaan barang/jasa secara elektronik,
penyedia barang/jasa mendaftar secara online pada website LPSE dan
mendownload formulir pendaftaran dan keikutsertaan kemudian mengikuti proses
verifikasi dokumen pendukung sebagaimana dipersyaratkan oleh LPSE. Alur
proses pendaftaran penyedia barang/jasa digambarkan sebagai berikut :
PENYEDIA LPSE (VERIFIKATOR
Mulai
Ya
User ID dan password
penyedia diaktifkan
Lakukan Agresi Inaproc untuk
menggunakan User ID dan password
di LPSE seluruh Indonesia Selesai
23
PPK/Panitia/Pokja ULP paket pekerjaan tersebut. Alur proses persiapan
pengadaan digambarkan dalam gambar 2.2 :
LPSE (AGENCY) PPK PANITIA/ULP
Mulai
Surat
Login Penunjukan
Mendaftarkan
PPK dan Panitia
Login
ULP
Menentukan
Membuat User ID Login metode
dan Password pengadaan,
PPK, Panitia ULP dokumen lelang,
Tidak
HPS
Pengumuman
Lelang
Selesai
Gambar 2.2 Alur Proses Persiapan Pengadaan Barang/Jasa
Sumber :Petunjuk Pengoperasian Aplikasi Layanan Pengadaan Secara Elektronik (2010)
24
Proses Pengadaan Pasca Kualifikasi
PPK Panitia Penyedia Barang/Jasa Ket.
Login Login - Peninja
uan
lokasi
Pengumunaan dan Pendaftaran apabila
Upload Dokumen Mengikuti Lelang dan diperlu
Pengadaan download dokumen kan
pengadaan
- Pemas
ukan
Pemberian Ada
Ya penawa
penjelasan Pekerjaan Pertanyaan ran
yang
Ya
Ya kurang
tidak Peninjauan Lokasi dari 3
Pekerjaan (tiga)
Perlu tidak peserta
Peninjauan
, akan
Addendum/Risalah dinyata
Dokumen Pengadaan n gagal
dan Berita acara Hasil Download
dan
Penjelasan Pekerjaan
kembal
addendum/risalah
i ke
dokumen Pengadaan
tidak proses
awal
Pemasukan Dokumen
Kualifikasi dan
Dokumen Penawaran
Upload Dokumen
Kualifikasi dan
Penawaran
Penutupan Pemasukan
Dokumen Kualifikasi dan
Dokumen Penawaran
Pembukaan Dokumen
Kualifikasi dan
Dokumen Penawaran
ada 3 Penyedia
Deskripsi Dokumen
Kualifikasi dan
Dokumen Penawaran
Berita Acara
Pembukaan Dokumen
Kualifikasi dan
Dokumen Penawaran
25
Proses Pengadaan Pasca Kualifikasi
PPK Panitia Penyedia Barang/Jasa Ket.
- Sang
gah
Koreksi Aritmatik dilak
ukan
Lelang Gagal secar
Semua dibawah tidak a
HPS onlin
e
- Sang
Evaluasi
gahan
Kewajaran Harga
bandi
Gugur ng
tidak dilak
Memenuhi syarat ukan
harga
diluar
aplik
Lulus asi
SPSE
Daftar Penawaran
Peserta Lelang
3 Penawaran
terendah yang lulus
Evaluasi Administrasi
3 penawar terendah
Gugur
tidak
Memenuhi syarat
administrasi?
Lulus
Evaluasi Teknis
Gugur
tidak
Memenuhi syarat?
Lulus
26
Proses Pengadaan Pasca Kualifikasi
PPK Panitia Penyedia Barang/Jasa Ket.
Evaluasi dokumen
Kualifikasi
Lulus
Pembuktian
Kualifikasi
Pengumuman dan
Penetapan Pemenang
Pelelangan
Masa Sanggah
Ada Sanggahan
selama 3 Hari
ya
Menjawab
Sanggahan Mengajukan
Sanggahan
diterima
tidak
Surat Penunjukan
ditolak Mengajukan
Penyedia
Sanggahan
Barang/Jasa (SPPBJ)
Banding
Sanggahan
diterima
Memerintahkan
Pelelangan Ulang
27
2.8 Jenis Kontrak Yang Digunakan
Dalam proses pengadaan barang/jasa yang berlangsung di Kabupaten
Gianyar jenis kontrak yang digunakan untuk proyek pelelangan pekerjaan
konstruksi yang akan berlangsung adalah kontrak Unit Price (harga satuan) dan
atau LumpSump. Dimana penjelasan mengenai kedua jenis kontrak itua dalah
(Ervianto,2002) :
28
mengaplikasikan kontrak jenis ini adalah perencanaan benar-benar telah selesai
sehingga kontraktor dapat melakukan estimasi kuantitas secara akurat. Jika
anggaran biaya dari pemilik terbatas maka jenis kontrak ini menjadi pilihan yang
tepat karena memberi nilai pasti terhadap biaya yang akan dikeluarkan. Pekerjaan
konstruksi yang tepat untuk kontrak jenis ini antara lain pembangunan gedung.
29
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Jumlah
sampel yang akan diambil dalam suatu penelitian merupakan persoalan yang
sangat penting dalam suatu penelitian. Di satu sisi jumlah yang dianggap kurang
akan menimbulkan kontroversi apakah sampel dapat mewakili, sebaliknya
jumlah sampel yang terlalu banyak akan menimbulkan masalah tingginya biaya
penelitian.
Untuk keperluan penyebaran kuisioner pada studi tugas akhir ini, teknik
pengambilan sampel menggunakan metode stratified proportionate sampling.
Pengambilan jumlah sampel dilakukan secara proporsional, dengan maksud agar
pengambilan sampel dilakukan dengan suatu penalaran yang logis yang
diharapkan dalam setiap strata akan diwakili oleh suatu sampel.
Rumus perhitungan jumlah minimum sampel yang harus diambil dalam
penelitian (Nasir, 1999) :
[ ]
[ ]
Dimana:
N = populasi total
P = probabilitas populasi yang diharapkan
B = bound oferror
30
indikator-indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-
item instrument yang dapat berupa pemyataan atau pertanyaan. Jawaban setiap
item instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradiasi yang sangat
positif sampai negatif yang dapat berupa kata-kata antara lain (Sugiono,2004) :
- Skor 5 : Sangat baik
- Skor 4 : Baik
- Skor 3 : Cukup
- Skor 2 : Buruk
- Skor 1 : Buruk sekali
(2.4)
Dimana :
Total Skor (A) = Total Nilai Skor (1-5)
Nilai Total (B) = Total nilai skor maksimum setiap prosedur
31