2. Anamnesis Pasien datang ke dokter karena rasa nyeri dan panas seperti
terbakar pada perut bagian atas disertai mual muntah serta
kembung bila diikuti dengan makan.
3. Pemeriksaan Fisik a. Nyeri tekan epigastrium bagian atas dan bising usus
meningkat.
b. Bila terjadi proses inflamasi berat, dapat ditemukan
pendarahan saluran cerna bagian atas berupa
hematemesis dan melena.
c. Biasanya pada pasien dengan gastritis kronis,
konjungtiva tampak anemis.
4. Kriteria Diagnosis Anamnesis dan pemeriksaan fisik.
5. Diagnosis Kerja Gastritis (ICD 10: K 29.7)
6. Diagnosis Banding 1. Kolesistitis
2. Kolelitiasis
3. GERD
4. Gastroenteritis
5. Limfoma
6. Ulkus peptikum
7. Kanker lambung
7. Pemeriksaan Penunjang a. Darah rutin
b. Untuk mengetahui infeksi Helicobacter pylori :
pemeriksaan breathe test dan feses.
c. Rontgen dengan barium enema.
d. Endoskopi
8. Terapi 1. Koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit
dengan IVFD.
2. Obat-obatan ditujukan untuk mengatur sekresi
asam lambung, berupa antagonis reseptor H2,
inhibitor pompa proton, antikolinergik dan
antacid.
1
9. Edukasi 1. Menginformasikan kepada pasien untuk menghindari
(Hospital Health Promotion) pemicu terjadinya keluhan, antara lain dengan makan
tepat waktu, makan sering dengan porsi kecil dan
hindari dari makanan yang meningkatkan asam
lambung atau perut kembung seperti kopi, teh,
makanan pedas , rokok, lada, kol dan minuman
beralkohol.
2. Menginformasikan pasien dan keluarga mengenai
faktor risiko terjadinya gastritis.
10. Prognosis Prognosis sangat tergantung pada kondisi pasien saat datang,
ada/tidaknya komplikasi, dan pengobatannya. Umumnya
prognosis gastritis adalah BONAM, namun dapat terjadi
berulang bila pola hidup tidak berubah.
11. Tingkat Evidens IV
12. Tingkat Rekomendasi A
13. Penelaah Kritis -
14. Indikator Medis 1. Bila tidak ada asupan makan dan minum, mual dan
sampai muntah.
2. Bila terjadi keluhan yang berat misalnya pada
gastritis erosifa bisa mengakibatkan perdarahan.
15. Kepustakaan Sudoyo, A.W. Setiyohadi, B. Alwi, I. Simadibrata, M. Setiati, S. eds.
Buku ajar ilmu penyakit dalam. 4 ed. Vol. III. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 2006. (Sudoyo, et al., 2006)
Mengetahui
Ketua SMF internis
RS permata Cirebon
2
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)
TATA LAKSANA KASUS
RS PERMATA CIREBON
2017
FLAP GRAFT
1. Pengertian (Definisi) Suatu usaha penutupan lesi/defek yang tidak bisa ditutup
secara primer karena defeknya terfiksir ( menetap tidak bisa
dikendorkan).
2. Anamnesis Pasien datang ke dokter karena rasa nyeri dan panas seperti
terbakar pada perut bagian atas. Keluhan mereda atau
memburuk bila diikuti dengan makan, mual, muntah dan
kembung.
3. Pemeriksaan Fisik d. Nyeri tekan epigastrium dan bising usus meningkat.
e. Bila terjadi proses inflamasi berat, dapat ditemukan
pendarahan saluran cerna berupa hematemesis dan
melena.
f. Biasanya pada pasien dengan gastritis kronis,
konjungtiva tampak anemis.
4. Kriteria Diagnosis Anamnesis dan pemeriksaan fisik.
5. Diagnosis Kerja Gastritis (ICD 10: K 29.7)
6. Diagnosis Banding 1. Kolesistitis
2. Kolelitiasis
3. Kanker lambung
4. Gastroenteritis
5. Limfoma
6. Ulkus peptikuD
Pemeriksaan Penunjang a. Darah rutin
3
b. Untuk mengetahui infeksi Helicobacter pylori :
pemeriksaan breathe test dan feses.
c. Rontgen dengan barium enema.
d. Endoskopi
16. Terapi 1. Koreksi keseimbangan cairan dan elektrolit
dengan IVFD.
2. Obat-obatan ditujukan untuk mengatur sekresi
asam lambung, berupa antagonis reseptor H2,
inhibitor pompa proton, antikolinergik dan antacid.
Juga ditujukan
18. Prognosis Prognosis sangat tergantung pada kondisi pasien saat datang,
ada/tidaknya komplikasi, dan pengobatannya. Umumnya
prognosis gastritis adalah BONAM, namun dapat terjadi
berulang bila pola hidup tidak berubah.
19. Tingkat Evidens IV
20. Tingkat Rekomendasi A
21. Penelaah Kritis -