Anda di halaman 1dari 11

PENGEMBANGAN KAMERA CCTV MENGGUNAKAN

SENSOR GERAK DAN LAMPU SOROT

Didi Maidi
Yudi Ardiansyah
Jurusan Teknik Informatika
STMIK Palcomtech Palembang

Abstrak

Tujuan pengembangan kamera cctv menggunakan sensor gerak dan lampu sorot ini untuk
meningkatkan daya guna dan sebagai inovasi pemanfaatan fungsi cctv yang bersifat passive menjadi
responsive. Penempatan sensor gerak yang ditata sedemikian rupa mewakili sudut-sudut tertentu
berdasarkan poros rotasi gerak kamera akan memungkinkan kamera memiliki kemampuan merespon
pengawasan tidak hanya pada satu titik statis saja, malainkan mampu menyesuaikan gerak menuju
sumber gangguan berupa aktifitas pergerakan manusia. Kemapuan ini dimiliki oleh sistem karena
penggunaan sensor passive infra red yang memiliki kemampuan respon terhadap manusia melalui
sumber panas tubuh yang membawa potensi pancaran infrared. Secara terprogram melalui aplikasi
arduino, sinyal sensor yang berhasil diterima kemudian diolah sebagai data perintah untuk
melakukan pergerakan rotasi menujuh objek berdasarkan titik sensor yang aktif. Setelah berada pada
titik yang ditentukan, maka aksi berikutnya adalah penyalaan lampu secara otomatis.
Metode yang digunakan dalam pengembangan kamera cctv menggunakan sensor gerak dan lampu
sorot ini adalah eksperimental. Metode ini terdiri dari beberapa tahap yaitu (1) Analisis Masalah, (2)
Analisis Kebutuhan, (3) Perancangan perangkat keras dan perangkat lunak, (4) Pengujian alat.
Perangkat keras terdiri dari (1) Arduino sebagai pengendali utama , (2) Sensor gerak PIR sebagai
sensor yang mengidentifikasi objek, (3) Motor listrik sebagai penggerak kamera menuju objek yang
terditeksi sensor, (4) Led akan menyala otomatis apabila sensor menditeksi objek, (5) Kamera
memiliki kemampuan merespon pengawasan.
Kata Kunci : Kamera CCTV, Arduino, Sensor PIR, Motor listrik, Led.

PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini terus meningkat, seperti halnya dalam
bidang keamanan. Salah satu teknologi sistem keamanan yang ada saat ini adalah kamera
pengawas atau disebut dengan CCTV (Closed Circuit Television), cctv banyak digunakan
memantau situasi baik di tempat pribadi maupun di tempat tempat umum seperti di gedung
perkantoran, mall, parkir, bank, dan tempat tempat lainnya. Tujuannya untuk memantau
keadaan disuatu tempat secara langsung.
Cctv berfungsi untuk memonitor suatu keadaan melalui layar televisi / monitor, dengan
menampilkan gambar dari kamera yang dipasang di setiap ruang atau sudut tempat yang
diinginkan oleh pihak keamananan atau yang berkepentingan. Semua kegiatan di dalamnya dapat
dimonitor di suatu tempat atau ruangan.
Dengan sentuhan inovasi teknologi, fungsi cctv yang bersifat pasif dapat berubah menjadi
lebih interaktif dengan memanfaatkan tambahan berupa sensor passive infra red, motor
penggerak, dan LED indikator. Sensor passive infra red atau yang lebih dikenal dengan sebutan
PIR adalah sensor yang memiliki kemampuan pendeteksian manusia berdasarkan potensi
infrared yang dibawa oleh tubuh berdasarkan pergerakan yang dilakukan. Sensor ini akan
menghasilkan data output digital sesuai dengan keadaan deteksi yang selajutnya diolah pada
pemrosesan melalui mikrokontroler.

[ 1 ]
LANDASAN TEORI

Mikrokontroler
Menurut Andrianto (2013:1), Mikrokontoler adalah sebuah komputer kecil (special
purpose computer) di dalam satu IC yang berisi CPU, memory, timer, saluran komunikasi serial
dan paralel, Port I/O, ADC.
Menurut Iswanto (2011:2), Microcontroller adalah suatu rangkaian terintegrasi (IC) yang
bekerja untuk aplikasi pengendalian. Untuk mendukung fungsi pengendaliannya suatu
microcontroller memiliki bagian-bagian seperti Central processing unit (CPU), Read only
memory (ROM), Random access memory (RAM), pewaktu/pencacah dan Unit I/O .
Menurut Budiharto (2012:19), Microcontroller adalah pengontrol utama perangkat
elektronika saat ini, termasuk robot dan mesin lainya. Pemrograman microcontroller merupakan
dasar dari prinsip pengontrolan suatu alat, dimana diorientasikan.

Motor Servo
Menurut Iswanto (2009:139) motor listrik adalah sebuah alat listrik yang mampu
menghasilkan putaran atau rotasi terhadap poros ketika dialirkan listrik pada teminalnya. Motor
listrik yang diguakan pada alat ini adalah motor listrik dengan sistem di mana posisi dari motor
akan diinformasikan kembali ke rangkain kontrol yang ada di dalam sistem melalui umpan balik
dari sakelar, Motor ini terdiri dari sebuah motor, serangkaian gear, dan sakelar sebagai
rangkaian kontrol, sakelar berfungsi untuk menentukan batas sudut dari putaran motor,
sedangkan sudut dari dari sumbuh motor diatur berdasarkan pemberian aliran listrik yang
dikirim melalui kaki sinyal dari kabel motor.

Capasitor
Menurut Widodo (2008:35), Capasitor adalah komponen elektrik. Yang berfungsi
menyimpan muatan listrik
Menurut Zaki (2008:13) Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan
muatan listrik, struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh
suatu bahan dielektrik.

Led
Menurut Widodo (2008:45), LED merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi
cahaya.

Transistor
Menurut Kadir (2012:4), Transistor merupakan komponen seperti layaknya keran air,arus
yang dialirkan bisa diatur secara elektronis.

Dioda
Menurut Zaki (2008:52) Dioda ialah vacuum tube yang memiliki dua buah elektroda,
Dioda tabung pertama kali diciptakan oleh seorang ilmuwan dari inggris yang bernama Sir J,A
Fleming (1849-1945) pada tahun 1904.

[ 2 ]
Regulator
Menurut Zaki (2008:81) Regulator adalah rangkaian penyearah sudah cukup bagus jika
tegangan ripple-nya kecil, namun ada masalah stabilitas.

CodeVision AVR
Menurut Andrianto (2013:37), CodeVisionAVR adalah salah satu alat bantu
pemrograman (programming tool) yang bekerja dalam lingkungan pengembangan perangkat
lunak yang terintegrasi (Integrated Development Environment, IDE).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Identifikasi Masalah
Kebutuhan alat pengamanan terutama cctv menjadi kebutuhan mutlak yang wajib
dimiliki hampir semua perkantoran dan instansi, bahkan pada tingkat rumah tangga. Pada
umumnya, penerapan cctv yang sudah ada masih bersifat pasive dengan fungsi pemantauan
terbatas pada sudut penginderaan yang ditentukan secara tetap berdasarkan instalasi standar yang
ditentukan. Dengan kondisi ini, maka masih ditemui adanya kendala dalam hal penginderaan
atau pemantauan pada objek bergerak yaitu manusia, ketika sumber objek yang didteksi berada
pada area yang tidak mampu dijangkau oleh kamera. Hal ini membuat penulis akan
mengembangkan fungsi cctv dengan otomasi pergerakan berdasarkan sensor gerak yang
dilengkapi dengan motor rotator dan lampu LED yang mampu meningkatkan fungsi serta
keefektifan penerapan cctv.

Tahap Perancangan
Perancangan alat ini dimulai dengan membangun ide awal yang dilanjutkan dengan
pencarian data dan informasi mengenai perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan
selama perancangan alat ini, serta fungsi - fungsi kerja yang harus dipenuhi, lalu dilanjutkan
dengan pembuatan perangkat lunak untuk mengoperasikan pengontrolan alat. Sehingga
perangkat keras dapat berfungsi seperti yang diinginkan, setelah alat terwujud lalu akan
dilakukan pengujian.

Perancangan Perangkat Keras


- Sensor Passive Infra Red
sensor Passive Infra Red yang digunakan mengaplikasikan lensa Fresnel jenis dome.
Sensor ini memiliki tiga pin terminal yang terdiri dari pin saluran data, pin vcc dan pin gnd.
Terminal ini kemudian dihubungkan dengan mainboard mikrokontroloer melalui kabel tiga pin.

Gambar 1. Sensor Passive Infra Red

[ 3 ]
- Rangkaian pengendali mikrontroler

Gambar 2. Gambar Rangkaian Sistem Minimum Arduino ATmega

Dari gambar skema pada gambar 2 tersebut dapat diketahui bahwa bagian utama dari
sistem adalah single chip mikrokontroler berupa mikrokontroler ATmega. Skema pada gambar 2
merupakan gambar mainboard sistem minimum mikrokontroler yang dilengkapi dengan blok
regulator, komukasi data serial pada x3, pin terminal Input Output pada J1-J3, saluran
pemrograman flash pada J4. Blok regulator berfungsi untuk menyesuaikan nilai tegangan yang
dibutuhkan bagi rangkaian agar berada pada rentang nilai 5V. konektor x3 sebagai komunikasi
data serial adalah konektor pin db9 serial. Adapun pada j4 merupakan konektor untuk melakukan
pengisian program flash dengan konektor 6 pin. Sedangkan pada saluran Input Output terdiri dari
3 port data yang memungkinkan mikrokontroler mampu berkomunikasi dengan komponen input
dan output. Dari gambar skema tersebut, kemudian dikonversi kedalam bentuk layout pcb yang
dapat dilihat pada gambar 3.

[ 4 ]
Gambar 3. Rancangan Layout Sistem Minimum Mikrokontroler tampak bawah

Gambar layout merupakan reka bentuk dari layout yang digambar pada papan rangkaian
tercetak (printed circuit board) atau yang dikenal dengan PCB. Papan rangkaian ini merupkan
board yang berfungsi menyediakan infrastruktur bagi rangkaian agar bisa bekerja sesuai dengan
spesifikasi kinerja rangkaian, seperti manajemen penyaliran arus listrik yang sesuai, terminal
input output, sistem reset dan komunikasi data untuk melakukan proses flashing profram. Dari
gambar layout tersebut kemudian dihasilkan papan PCB sebagai bentuk rangkaian utuh dari
rancangan skema yang telah dirancang. Dari gambar layout rangkaian selanjutnya dapat
diturunkan menjadi gambar tata letak yang menggambarkan penempatan komponen pada
rangkaian.

Gambar 4. Rancangan Tata Letak Sistem Minimum Mikrokontroler tampak atas


Pada gambar tata letak komponen dapat diamati gambar yang menjelaskan posisi
penempatan komponen satu persatu secara menyeluruh sesuai pola dan urutan yang didesain

[ 5 ]
pada jalur layout. Dengan mengacu pada tampilan gambar penempata komponen ini, maka
proses penyolderan dan pemasangan komponen dapat dilakukan lebih cepat dan terarah sehingga
dapat meminimalisir kesalahan. Dari gambar penempatan komponen dapat dilihat pemasangan
konektor, ic mikrokontroler, dan komponen pendukung rangkaian lainnya, yaitu resistor,
kapasitor, sakelar reset, transistor dan konektor konektor.

Prosedur Pengujian Alat


Pada prosedur uji coba program akan dijelaskan tentang cara pengoperasian alat serta
langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menjalankan prototype. Dlaam melakukan prosedur
pengujian ini, dilakukan beberapa langkah kerja secara terstruktur dengan tujuan agar masing-
masing bagian dalam keseluruhan sistem tidak luput dari uji coba. Berikut ini adalah uraian dari
tahapan tahapan pengujian yang dilakukan:
- Pertama tama, Program yang sudah ditulis dan di compile melalui software editor Arduino
ditransfer menuju flash memori mikrokontroler melalui komunikasi data USB. Berikut ini
screenshoot proses pengisian program menuju mikrokontroler.

Gambar 5. Proses Pengisian Program


- Setelah proses pengisian program berhasil dilakukna, maka untuk kerja program dapat
diamati dengan meguji respon sensor Passive Infra Red pada setiap titik sudut
pemasangannya. Indikator sensor mampu mendeteksi objek dapat diamati melalui dua
keadaan, yaitu lampu indikatro pada sensor menyala dan motor listrik dapat bergerak menuju
titik sensor sensor yang dideteksi.

[ 6 ]
Gambar 6. Kamera menangkap objek

Foto LED indikator sensor menyala dan sudut motor listik menuju sensor yang aktif:
- Pada pengujian respon sensor ini, prosedur pengujian yang dilakukan secara bersamaan
dengan aktifnya sensor adalah mengamati aktivasi lampu sorot LED. Pada tahapan ini
dilakakan pengamatan dan pengukuran nilai tegangan output dari lampu sorot. Berikut ini
adalah hasil aktifnya lampu.

[ 7 ]
Gambar 7. Lampu sorot aktif
Foto lampu aktif ketika ketika kamera CCTV menangkap objek.
Pengujian Sensor
Pada pengujian sensor dari jarak 100cm sampai 600cm sensor dapat merespon dengan
logika 1, sedangkan lebih dari itu sensor tidak dapat merespon dengan logika 0 sehingga
pengujian tidak dapat dilanjutkan.

Tabel 1.
Tabel pengujian jarak deteksi terhadap respon sensor.

No Jarak Logika output Kondisi Keterangan

Sensor merespon
1 100 cm 1 Deteksi
dengan sangat baik
Sensor merespon
2 150 cm 1 Deteksi
dengan sangat baik
Sensor merespon
3 200 cm 1 Deteksi
dengan sangat baik
Sensor merespon
4 250 cm 1 Deteksi
dengan sangat baik

[ 8 ]
Sensor merespon
5 300 cm 1 Deteksi
dengan sangat baik
Sensor merespon
6 350 cm 1 Deteksi
dengan baik
Sensor merespon
7 400 cm 1 Deteksi
dengan baik
Sensor merespon
8 450 cm 1 Deteksi
dengan baik
Sensor merespon
9 500 cm 1 Deteksi
dengan baik
Sensor merespon
10 550 cm 1 Deteksi
dengan baik
Sensor merespon
11 600 cm 1 Deteksi
dengan kurang baik
Sensor tidak merespon
Tidak
650 cm 0 gerakan
12 terdeteksi
Sumber : Diolah sendiri

Pada pengujian sensor dari jarak 100cm sampai 600cm sensor dapat merespon dengan
logika 1, sedangkan lebih dari itu sensor tidak dapat merespon dengan logika 0 sehingga
pengujian tidak dapat dilanjutkan.

Pengujian Lampu Sorot


Pada pengujian lampu sorot dari jarak 50cm sampai 700cm lampu sorot dapat dapat
memberikan pencahayaan dengan baik, sedangkan lebih dari itu lampu sorot tidak dapat
memberikan pencahayaan dengan baik sehingga pengujian tidak dapat dilanjutkan.

Tabel 2.
Tabel Pengujian Lampu Sorot

No Jarak Keterangan

Lampu sorot dapat memberikan pencahayaan


1 50 cm
dengan sangat baik
Lampu sorot dapat memberikan pencahayaan
2 100 cm
dengan sangat baik
Lampu sorot dapat memberikan pencahayaan
3 150 cm
dengan sangat baik

[ 9 ]
Lampu sorot dapat memberikan pencahayaan
4 200 cm
dengan sangat baik
Lampu sorot dapat memberikan pencahayaan
5 250 cm
dengan sangat baik
Lampu sorot dapat memberikan pencahayaan
6 300 cm
dengan sangat baik
Lampu sorot dapat memberikan pencahayaan
7 350 cm
dengan sangat baik
Lampu sorot dapat memberikan pencahayaan
8 400 cm
dengan sangat baik
Lampu sorot dapat memberikan pencahayaan
9 450 cm
dengan sangat baik
Lampu sorot dapat memberikan pencahayaan
10 500 cm
dengan sangat baik
Lampu sorot dapat memberikan pencahayaan
11 550 cm
dengan baik
Lampu sorot dapat memberikan pencahayaan
12 600 cm
dengan baik
Lampu sorot dapat memberikan pencahayaan
13 650 cm
dengan baik
Lampu sorot dapat memberikan pencahayaan
14 700 cm
dengan baik
Lampu sorot memberikan pencahayaan dengan
15 750 cm
kurang baik
Lampu sorot memberikan pencahayaan yang
16 800 cm
buruk
Sumber : Diolah Sendiri

Pada pengujian lampu sorot dari jarak 50cm sampai 700cm lampu sorot dapat dapat
memberikan pencahayaan dengan baik, sedangkan lebih dari itu lampu sorot tidak dapat
memberikan pencahayaan dengan baik sehingga pengujian tidak dapat dilanjutkan.

PENUTUP

Berdasarkan hasil perancangan dan hasil pembahasan yang dilakukan pada


Pengembangan Kamera CCTV dengan Sensor gerak dan Lampu Sorot maka penulis
menyimpulkan bahwa kemampuan respon sensor dalam mendeteksi kehadiran manusia efektif

[ 10 ]
pada jangkauan jarak hingga 550cm, dan untuk memperbaiki jangkauan sensor dapat
menambahkan lensa fresnels yang memiliki jangkauan yg lebih jauh

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto Heri 2013. Pemrograman Mikrokontroler AVR Atmega 16, Bandung: Informatika

Budiharto Widodo.2007.12 Proyek Mikrokontroler Untuk Pemula, Jakarta : P.T Gramedia.

Iswanto.2009. Microkontroler AT90S2313 Dengan Basic Compailer, Yogyakarta: C.V Andi


Offset.
M.Shalahudin. 2013. Rekayasa perangkat lunak, Bandung: Modula.
Zaki. 2008.Cara Muda Belajar Merangkai Elektronika Dasar, Yogyakarta: Absolut.

[ 11 ]

Anda mungkin juga menyukai