PEMULANGAN PASIEN
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di Medan,
Pada Tanggal : 14 Februari 2015
RS ISLAM MALAHAYATI
Setiap pelayanan kesehatan harus memberikan peyanan kesehatan kepada pasien secara
kesinambungan dan sesuai dengan kebutuhan pasien. Pelayanan kesehatan tersebut bertujuan
untuk meningkatkan keselamatan pasien / patient safety. Pelayan kesehatan tersebut meliputi:
pelayan intra rumah sakit yang didokumentasikan pada lembar catatan perkembangan dan
rencana pemulangan pasien dibuat dan direncanakan sejak pasien di rumah sakit.
Discharge planning terhadap pasien yang menjalani rawat inap baik dari poliklinik dan IGD
meliputi: tempat perawatan pasien, lokasi kamar perawatan, tarif kamar dan fasilitas yang ada,
kapan akan mendapatkan perawata lanjutan, pemenuhan kebutuhan selama pasien mendapat
perawatan, pemeriksaan penunjang dan tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien, perkiraan
biaya selama perawatan, kapan pasien akan menjalani rawat jalan / perawatan lanjutan, dimana
pasien akan menajalani kontrol, tindakan apa yang harus dilakukan apabila dirumah mengaami
kegawatan, serta cara melakukan kontrol terhadap pasien sesuai dengan kondisi terakhir. Kurun
waktu penyusunan discharge planning: pasien harus dibuatkan discharge planning maksimal 1 x 24
jam setelah pasien rawat inap memnuhi kriteria sebagai berikut: Umur > 65 tahun, terdapat
keterbatasan mobilitas fisik, memerlukan perawatab atau pengobatan lanjutan, memerlukan
bantuan dalam memenuhi kebutuhan ADL. Sedangkan rawat inap dalam kondisi pemulangan kritis
seperti:
a. Pasien geriatri dengan gangguan pengelihatan dan pendengaran.
b. Pasien dengan gangguan mobilitas misalnya: stroke, pasien post operasi, multiple fraktur,
luka bakar yang luas, paska amputasi, pasien lumpuh, pasien dengan ulkus diabetikum.
c. Pasien yang tidak mampu melanjutkan pengobatan secara mandiri misalnya: ibu post partum,
luka bakar daerah punggung.
d. Pasien yang tidak mandiri, misal: bayi dan anak.
e. Pasien dengan katarak, pasien buta dan pasien tersebut tinggal sendiri tanpa keluarga.
Maka discharge planning harus dibuatkan sesegera mungkin maksimal 1 x 24 jam setelah pasien
rawat inap dengan melibatkan keluarga pasien. Discharge planning dibuat kurang 1 bulan dan
kondisi pasien sama baik pada waktu masuk maupun pulang discharge planning tidak dibuat kembali
kecuali ada kondisi dan keadaan yang berbeda.
Untuk pasien yang tidak termasuk kriteria diatas pembuatan discharge planning maksimal
diselesaikan 1 x 24 jam sebelum pasien pulang.