Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan referat ini guna memenuhi
persyaratan Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa RSUD
Embung Fatimah Kota Batam.
Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada dr. Laila Sylvia Sari, Sp.KJ, atas bimbingan dan arahannya selama mengikuti
Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Jiwa RSUD Embung Fatimah
kota Batam.
Penulis sadar dalam penulisan referat ini bahwasanya masih banyak kekurangan
dalam penulisannya karena keterbatasan pengetahuan yang ada opada penulis. Kritik
dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan guna memperbaiki
penyusunan referat di kesempatan berikutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR . 1
DAFTAR ISI . 2
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan adalah suatu kondisi yang bukan hanya bebas dari penyakit,
cacat, kelemahan tapi benar-benar merupakan kondisi positif dan kesejahteraan
fisik, mental dan social yang memungkinkan untuk hidup produktif. Manusia
adalah makhluk social yang membutuhkan orang lain dalam memenuhi
kebutuhannya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, individu dituntut untuk
lebih meningkatkan kinerjanya agar segala kebutuhannya dapat terpenuhi tingkat
social di masyarakat lebih tinggi (Dep kes RI, 2000).
Ketidakmampuan individu untuk beradaptasi terhadap lingkungan dapat
mempengaruhi kesehatan jiwa. Supaya dapat mewujudkan jiwa yang sehat,maka
perlu adanya peningkatan jiwa melalui pendekatan secara promotif, preventif,
dan rehabilitative agar individu dapat senantiasa mempertahankan kelangsungan
hidup terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun pada
lingkungannya termasuk beberapa masalah gangguan jiwa yang diantaranya
Skizofrenia.
Skizofrenia merupakan salah satu bentuk gangguan jiwa psikosa
fungsional yang terdapat diseluruh dunia. Menurut The American Psychiatric
association (APA) tahun 2007 dilaporkan angka penderita skizofrenia mencapai
1 : 100 penduduk dan dikemukakan tiap tahun terjadi 300.000 episode akut, 35%
mengalami kekambuhan dan 20% - 40% yang diobati di rumah sakit, 20% - 50%
melakukan percobaan bunuh diri, dan 10% diantanya mati disebabkan bunuh
diri (APA, 2007).
Penderita skizofrenia menunjukan peningkatan jumlah dari tahun ke
tahun. Pada tahun 2006 World Health Organization merilis data bahwa sekitar
1,1% atau sekitar 51 juta penduduk dunia mengalami skizofrenia. Sebesar 50%,
angka tersebut berasal dari penderita yang mengalami kekambuhan (Brown,
2011).
Prevalensi penderita skizofrenia dengan berbagai jenisnya pada tahun
2007 di Indonesia adalah sebesar 0,45% (Riskesda Jateng, 2007). Pada prevalensi
penderita skizofrenia di Indonesia sebesar 0,46% maka dengan penduduk 224
jiwa tahun 2008 diperkirakan angka penderita skizofrenia sebanyak 1.030.400
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tipe ini paling stabil dan paling sering, awitan subtype ini biasanya
terjadi lebih belakangan bila dibandingkan dengan bentuk-bentuk skizofernia
lain. Gejala terlihat sangat konsisten, sering paranoid, pasien dapat atau tidak
bertindak sesuai dengan wahamnya. Pasien sering tak kooperatif dan sulit untuk
mengadakan kerjasama, dan mungkin agresif, marah atau ketakutan, tetapi pasien
jarang sekali memperlihatkan perilaku inkoheren atau disorganisasi. Waham dan
halusinasi menonjol sedangkan afek dan pembicaraan hampir tidak terpengaruh.
Beberapa contoh gejala paranoid yang sering ditemui:
yang menonjol juga ditemukan untuk sekurangnya satu bulan (atau kurang
jika diobati secara berhasil),
a) Penggolongan
1. Phenothiazine :
Rantai Aliphatic : CHLORPROMAZINE (Largactil)
LEVOMEPROMAZINE (Nozinan)
Rantai Piperazine : PERPHENAZINE (Trilafon)
TRIFLUOPERAZINE (Stelazine)
FLUPHENAZINE (Anatensol)
Rantai Piperidine : THIORIDAZINE (Melleril)
2. Butyrophenone :
HALOPERIDOL (Haldol, serenace, dll)
3. Diphenyl-butyl piperidine :
PIMOZIDE (Orap)
b) Mekanisme Kerja
c) Pengaturan Dosis
Dosis pagi dan malam dapat berbeda untuk mengurangi dampak dari efek
samping (dosis pagi kecil, dosis malam lebih besar) sehingga tidak begitu
mengganggu kualitas hidup pasien.
d) Lama Pemberian
Obat anti-psikosis tidak menimbulkan gejala lepas obat yang hebat walaupun
diberikan dalam jangka waktu lama, sehingga potensi ketergantungan obat kecil
sama sekali.
f) Perhatian Khusus
Hipertensi ortostatik sering kali dapat dicegah dengan tidak langsung bangun
setelah mendapat suntikan dan dibiarkan selama sekitar 5-10 menit.
2.5 PROGNOSIS
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Skizofrenia paranoid adalah salah satu sub tipe skizofrenia, dimana dalam
DSM-IV disebutkan bahwa tipe ini ditandai oleh preokupasi (keasyikan) pada satu
atau lebih waham atau halusinasi dengar yang sering dan tidak ada prilaku lain yang
mengarahkan kepada terdisorganisasi ataupun katatonik. Symptom utama dari
skizofrenia paranoid adalah delusi persecusion dan grandeur, dimana individu
merasa dikejar-kejar. Skizofrenia merupakan gangguan yang bersifat kronis,
berangsur-angsur menjadi semakin menarik diri dan tidak berfungsi selama bertahun-
tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Kaplan HI, Saddock BC, Grebb JA. Sinopsis Psikiatri. Jilid I. Edisi VII.
Binarupa Aksara Jakarta. 1997.
Maslim, Rusdi. 2003. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas
dari PPDGJ III. Jakarta: Nuh Jaya.