TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Ditetapkan di : Metro
Pada Tanggal : 2014
Direktur RSB Asih
BAB I
DEFINISI
BAB II
RUANG LINGKUP
BAB III
TATA LAKSANA
Hal yang mendasari dilaksanakannya resusitasi pada bayi baru lahir adalah
terjadinya asfiksia. Tiga kondisi patofisiologis yang menyebabkan asfiksia yaitu
kurangnya oksigenasi sel, retensi karbondioksida yang berlebihan, dan asidosis
metabolik. Kombinasi dari ketiga hal tersebut menyebabkan kerusakan sel dan
lingkungan biokimia yang tidak coock dengan kehidupan.
Resusitasi pada bayi baru lahir ( BBL ) bertujuan untuk memulihkan fungsi
pernapasan bayi baru lahir yang mengalami asfiksia dan terselamatkan hidupnya
tanpa gejala sisa di kemudian hari. Kondisi ini merupakan dilema bagi penolong
tunggal persalinan karena disamping menangani ibu bersalin, ia juga harus
menyelamatkan bayi yang mengalami asfiksia.
1. Persiapan keluarga
Sebelum menolong persalinan, bicarakan dengan keluarga mengenai
kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi pada ibu dan bayinya serta
persiapan yang dilakukan oleh penolong untuk membantu kelancaran persalinan
dan melakukan tindakan yang diperlukan.
4. Prosedur
a. Cuci tangan
b. Gunakan handscoon
c. Beritahu ibu dan keluarganya bahwa bayinya memerlukan bantuan untuk
memulai bernafas
d. Minta keluarga mendampingi ibu (memberi dukungan moral, menjaga dan
melaporkan kepada penolong apabila terjadi perdarahan).
e. Jaga bayi tetap hangat
f. Alat pemancar panas telah diaktifkan sebelumnya sehingga tempat meletakkan
bayi sudah hangat
g. Letakkan bayi diatas kain yang ada di atas perut ibu atau dekat perineum
h. Selimuti bayi dengan kain tersebut, potong tali pusat
i. Pindah bayi keatas kain ditempat resusitasi
j. Jaga bayi tetap diselimuti dan dibawah pemancar panas tubuh
k. Kepala bayi dikeringkan dengan menggunakan handuk dan selimut hangat
(apabila diperlukan penghisapan mekonium, dianjurkan menunda pengeringan
tubuh yaittu setelah mekonium dihisap)
l. Baringkan bayi terlentang dengan kepala didekat penolong
m. Ganjal bahu agar kepala sedikit ekstensi, sehingga bahu terangkat sampai 1
inci (2-3 cm)
n. Kepala bayi dimiringkan agar cairan berkumpul dimulut dan tidak difaring
bagian belakang
o. Bersihkan jalan nafas dengan menghisap lendir dimulut sedalam <5 cm dan
kemudian hidung (jangan melewati cuping hidung/jangan >3 cm kedalam
hidung). Jangan lakukan penghisapan terlalu dalam karena akan menyebabkan
denyut jantung bayi menjadi lambat atau bayi tiba-tiba berhenti nafas.
p. Apabila mekonium kental dan bayi mengalami depresi harus dilakukan
penghisapan dari trakea dengan menggunakan pipa endotrakea (pipa et)
q. Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya dengan
sedikit tekanan,. rangsangan ini dapat membantu bayi baru lahir mulai bernafas
atau tetap bernafas dengan baik
r. Lakukan rangsangan taktil dengan cara : menepuk atau menyentil telapak kaki
kemudian menggosok punggung, perut, dada atau tungkai bayi dengan telapak
tangan penolong
s. Atur kembali posisi kepala bayi dan selimuti bayi, tapi bagian muka dan dada
tetap terbuka agar bisa memantau pernafasan bayi
t. Ganti kain yang telah basah dengan kain bersih dan kering yang baru
u. Atur kembali posisi kepala bayi sehingga kepala sedikit ekstensi
v. Bereskan peralatan dan cuci tangan
BAB IV
DOKUMENTASI