Anda di halaman 1dari 12

JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2016

USULAN SKRIPSI
(ME 141501)

A. RINGKASAN

1. PENGUSUL
1.1. Nama : Genta Yuzza Laksana
1.2. NRP : 4213100103

2. CALON DOSEN PEMBIMBING

2.1 Calon Dosen Pembimbing 1:


Nama : Adi Kurniawan, ST., MT
NIP :
2.2 Calon Dosen Pembimbing 2: (Bila diperlukan)
Nama :
NIP :

3. MATERI SKRIPSI
3.1 Judul Skripsi
ANALISA TEGANGAN JATUH PADA SISTEM KELISTRIKAN KAPAL AKIBAT
PENGGUNAAN SISTEM PROPULSI ELEKTRIK DENGAN MOTOR DC
MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP

3.2 Tempat Pelaksanaan


Tempat yang direncanakan untuk mendapatkan informasi dan data-data guna
mendukung tugas akhir ini adalah :

1. Lab. MEAS, Teknik Sistem Perkapalan, FTK-ITS


2. Ruang baca FTK-ITS
3. Perpustakaan ITS
B. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kerusakan komponen komponen yang ada di kapal saat ini telah menjadi sorotan
yang sangat penting mengingat dari hal tersebut bisa mengakibatkan terjadinya
kecelakaan kapal. salah satu hal yang bisa menyebabkan rusaknya alat alat listrik
yang ada di kapal adalah kualitas tegangan yang dihasilkan. Tegangan jatuh atau drop
voltage merupakan besarnya tegangan yang hilang pada suatu penghantar atau dengan
kata lain dimana suatu kondisi jumlah tegangan yang disalurkan tidak sama dengan
tegangan yang diterima persis penerimanya (beban listrik). Terjadinya Tegangan jatuh
ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya adanya ketidakseimbangan
beban pada peralatan listrik yang ada di kapal misalnya pompa dan crane yang
menggunakan motor listrik sebagai penggeraknya, umur peralatan yang sudah tua,
penampang atau diameter penghantar listrik, dan jauhnya daerah penyaluran tenaga
listrik dari sumber atau suplai.
Pada dasarnya Tegangan jatuh itu tidak dapat dihilangkan,akan tetapi bisa diperbaiki
dengan cara meminimalkannya ( direduksi ). Permasalahan tersebut sering kali
dianggap remeh oleh para ABK di kapal yang menilai bahwa situasi ini merupakan
sebuah hal yang biasa dan tidak memiliki pengaruh atau dampak buruk apapun
terhadap peralatan peralatan listrik yang ada dikapal, Apabila keadaan ini terjadi
secara terus menerus dan dibiarkan tanpa adanya tindakan maka akan menyebabkan
terjadinya penurunan keandalan system tenaga listrik dan kualitas energy listrik yang
akan disalurkan serta menyebabkan kerusakan pada peralatan listrik yang ada di
kapal.
Dalam penelitian ini terkait dengan permasalahan tersebut, maka akan dilakukan
analisa berapa jumlah tegangan jatuh yang ditimbulkan pada system kelistrikan kapal
akibat penggunaan system propulsi elektrik dengan motor dc dan bagaimana cara
meminimalkan tegangan jatuh yang ditimbulkan, dalam hal ini nantinya akan
dilakukan simulasi menggunakan sebuah software. Metode penelitian yang dilakukan
adalah metode survey dan pemetaan dengan menggunakan perancangan dan simulasi
dari software ETAP sebagai cara untuk mendetaksi dan melakukan perhitungan.
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menghasilkan sebuah analisa teknis
perhitungan tegangan jatuh pada distribusi listrik di kapal, membandingkan hasil
simulasi ETAP terhadap perhitungan manual tegangan jatuh pada sistem distribusi
listrik di kapal dan apakah tegangan jatuh pada system distribusi listrik di kapal sesuai
dengan standar atau tidak, serta bagaimana cara meminimalisirnya agar dampak yang
terjadi dapat segeran diatasi dan diperbaiki.

2. Perumusan Masalah
Tegangan jatuh tidak bisa dihilangkan, akan tetapi hanya bisa diminimalkan
(direduksi). Untuk mendeteksi dan meminimalkan tegangan jatuh dapat dilakukan
dengan metode perhitungan dan dengan simulasi menggunakan software ETAP.
Dari uraian di atas maka permasalahan utama yang akan dibahas adalah sebagai
berikut :
1. Berapa nilai drop tegangan yang terjadi pada system kelistrikan kapal akibat
penggunaan system propulsi elektrik dengan motor DC ?
2. Apakah drop tegangan yang dihasilkan masih memenuhi standard ?
3. Jika belum memenuhi, Bagaimana cara memperbaiki drop tegangan agar sesuai
standard ?

3. Tujuan Skripsi
Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui drop tegangan yang terjadi pada system kelistrikan kapal
akibat penggunaan system propulsi elektrik dengan motor DC.
2. Membandingkan hasil perhitungan tegangan jatuh secara manual dan
dengan simulasi ETAP beserta standar yang digunakan.
3. Memberikan sebuah solusi bagaimana cara memperbaiki tegangan jatuh
agar sesuai standard

2. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan tugas akhir ini adalah :
1. Agar pembaca mengetahui berapa besar tegangan jatuh yang biasa terjadi di kapal.
2. Mengetahui tegangan jatuh pada sistem distribusi listrik pada beban motor-motor
listrik apakah sesuai dengan standar atau kurang dari standar.
3. Memberikan sebuah solusi dan saran bagaimana cara mendeteksi dan memperbaiki
tegangan jatuh pada system kelistrikan kapal akibat penggunaan system propulsi
elektrik dengan motor DC.

C. TINJAUAN PUSTAKA
a. Teori Penunjang

2.1 Generator

Generator adalah mesin yang dapat mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga
listrik melalui proses induksi elektromagnetik. Generator ini memperoleh energi
mekanis dari prime mover. Generator arus bolak-balik (AC) dikenal dengan sebutan
alternator. Generator diharapkan dapat mensuplai tenaga listrik pada saat terjadi
gangguan, dimana suplai tersebut digunakan untuk beban prioritas. Sedangkan genset
(generator set) merupakan bagian dari generator.
2.1.1 Konstruksi generator AC

Kontruksi dari Generator AC adalah sebagai berikut:


a. Rangka stator
Terbuat dari besi tuang, rangka stator maerupakan rumah dari bagian-
bagian generator yang lain.

b. Stator
Stator memiliki alur-alur sebagai tempat meletakkan lilitan stator. Lilitan
stator berfungsi sebagai tempat GGL induksi.

c. Rotor
Rotor adalah bagian yang berputar, pada bagian ini terdapat kutub-kutub
magnet dengan lilitannya yang dialiri arus searah, melewati cincin geser
dan sikatsikat.

d. Cincin geser
Terbuat dari bahan kuningan atau tembaga yang yang dipasang pada poros
dengan memakai bahan isolasi. Slip ring ini berputar bersama-sama dengan
poros dan rotor.

e. Generator penguat
Generator penguat merupakan generator arus searah yang dipakai sebagai
sumber arus. Pada umumnya generator AC ini dibuat sedemikian rupa,
sehingga lilitan tempat terjadinya GGL induksi tidak bergerak, sedangkan
kutub-kutub akan menimbulkan medan magnet berputar. Generator itu
disebut dengan generator berkutub dalam, dapat dilihat pada gambar
berikut.

Gambar 1. Konstruksi Generator.

2.1.2 Prinsip Kerja Generator

Prinsip kerja dari generator sesuai dengan hukum Lens, yaitu arus listrik yang
diberikan pada stator akan menimbulkan momen elektromagnetik yang bersifat
melawan putaran rotor sehingga menimbulkan EMF pada kumparan rotor. Tegangan
EMF ini akan menghasilkan suatu arus jangkar. Jadi diesel sebagai prime mover akan
memutar rotor generator, kemudian rotor diberi eksitasi agar menimbulkan medan
magnet yang berpotongan dengan konduktor pada stator dan menghasilkan tegangan.

Terjadinya GGL dapat dibuktikan dengan formula :


E = d / dt
d = (B A cos)/dt

Dimana:
E = Ggl yang dibangkitkan (volt)
dt = waktu
d = fluks (Wb)
B = kerapatan fluks magnet (Tesla)
A = luas pemampang (m2)

Generator AC bekerja dengan prinsip induksi elektromagnetik. Generator AC


terdiri dari stator yang merupakan elemen diam dan rotor yang merupakan elemen
berputar dan terdiri dari belitan-belitan medan. Pada generator AC jangkamya diam
sedangkan medan utamanya berputar dan lilitan jangkarnya dihubungkan dengan dua
cincin geser.

2.2 Motor Induksi

Motor induksi atau biasa disebut dengan motor asinkron adalah motor listrik
yang mengubah energi listrik menjadi mekanik. Pada prinsipnya adalah dipengaruhi
juga dengan medan putar, perputaran pada motor induksi ditimbulkan oleh adanya
medan putar (Fluks yang berputar) yang dihasilkan oleh kumparan medan pada stator.
Dikatakan sebagai motor induksi karena motor baru bisa bekerja bila konduktor rotor
terinduksi oleh medan putar magnet pada stator.
Motor asinkron ini bekerja berdasarkan adanya perbedaan antara putaran medan
stator (Ns) dan putaran rotor (Nr). Dikatakan motor slip karena motor berputar apabila
Ns>Nr.
Berikut ini merupakan pembagian-pembagian jenis motor listrik:
Gambar 2. Klasifikasi Motor Listrik

2.2.1 Prinsip Kerja Motor Induksi

Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumparan


stator kepada kumparan rotormya. Garis-garis gaya fluks yang diinduksikan dari
kumparan stator akan memotong kumparan rotornya sehingga timbul ggl atau
tegangan induksi dan arena penghantar (kumparan) rotor merupakan rangkaian yang
tertutup, maka akan mengalir arus pada kumparan rotor.

Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya fluks
yang berasal dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan
mengalami gaya Lorentz yang menimbulkan torsi yang cenderung menggerakkan rotor
sesuai dengan arah pergerakan medan induksi stator.

Gambar 3. Motor Induksi

2.2.2 Bagian Utama Motor Listrik


Motor listrik mempunyai dua bagian utama yaitu stator atau dapat dikatakan
sebagai bagian yang diam dan rotor yang dapat dikatakan sebagai bagian yang
bergerak.

a. Stator

Stator merupakan bagian yang diam dari motor induksi tiga fasa, pada bagian
stator terdapat beberapa slot yang merupakan tempat kawat (konduktor) dari tiga
kumparan tiga fasa yang disebut kumparan stator, yang masing-masing kumparan
mendapatkan suplai arus tiga fasa, maka pada kumparan tersebut segera timbul medan
putar. Dengan adanya medan magnet putar pada kumparan stator akan mengakibatkan
rotor berputar, hal ini terjadi karena adanya induksi magnet dengan kecepatan putar
rotor sinkron dan kecepatan putar stator.

Gambar 4. Stator

b. Rotor

Rotor merupakan bagian yang bergerak akibat induksi dari kumparan yang ada
di stator. Ada dua jenis rotor yang sering digunakan, yaitu rotor sangkar dan rotor belit.

Gambar 5. Rotor

2.3 Jatuh Tegangan

Tegangan jatuh atau drop voltage termasuk dalam rugi-rugi jaringan (Erhaneli,
2013). Tegangan jatuh merupakan kerugian yang bersifat teknis. Hal ini disebabkan
karena adanya faktor impedansi (Z) sepanjang saluran atau penghantar yang dilalui
listrik dan juga terjadi akibat arus start peralatan listrik yang terlalu tinggi. Jatuh
tegangan adalah terjadinya selisih nilai tegangan antara nilai tegangan pada awal
jaringan (pusat sumber listrik) dengan nilai tegangan pada ujung jaringan (beban-
beban listrik). Besar jatuh tegangan terjadi dapat disimbolkan dengan V.
Tegangan jatuh terjadi pada sistem jaringan distribusi memiliki nilai yang
berbeda pada tiap titik. Ini dipengaruhi oleh besarnya impedansi pada masing-masing
titik.

Akibat adanya tegangan jatuh juga berdampak pada peralatan listrik baik pada
sumber energi listrik dan pada beban listrik. Dampak dari tegangan jatuh pada motor
listrik adalah panas yang berlebih atau overheat karena apabila tegangan turun maka
arus akan naik sehingga menimbulkan panas yang berlebih serta dapat mengurangi
efisiensi dan umur dari motor listrik itu sendiri. Sedangkan pada generator akan
menimbulkan penurunan tegangan sumber sehingga pada pembangkit listrik
(generator) harus diberi eksitasi lebih untuk menaikkan kembali tegangan yang turun.

Jatuh tegangan dalam prosen dapat dihitung dengan persamaan berikut :

V = IS x (RS + jXS) (1)

=IxZ

Dimana :

I = Arus (A)

Z = Impedansi ()

V = VS VR (2)

Dimana :

V = drop tegangan (V)

VS = Tegangan kirim (V)

VR = Tegangan Terima (V)

Maka besar nilai presentase (%) rugi tegangan adalah :

V(%) = x 100% (3)

Dimana :

V(%) = Rugi btegangan dalam %(V)

V = Tegangan kerja (V)

V = Rugi tegangan (V)

2.4 ETAP (Electrical Transient Analysis Program)


ETAP adalah software yang digunakan untuk melakukan
permodelan/perencanaan dan gambaran tentang sistem kelistrikan yang ada di suatu
Industri ataupun wilayah. Software ini sangat bermanfaat untuk melakukan berbagai
analisa.

Pada penulisan tugas akhir ini menggunakan metode load flow analysis
dikarenakan simulasi dan perhitungan dari metode ini salah satunya menghasilkan
losses pada sistem distribusi, power flow, power factor, branch flows, voltage drop dan
konsumsi daya beban.

Analisa yang dapat dilakukan pada ETAP yaitu :


a. Load Flow Analysis
b. Unbalanced Load Flow Analysis
c. Short Circuit Analys
d. Motor Acceleration Analys
e. Harmonic Analys
f. Transient Analys

Gambar 6. Contoh Simulasi ETAP

D. METODOLOGI
Dalam tugas akhir ini,langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk
merealisasikan alat yang akan dibuat adalah sebagai berikut:
1. Studi literatur tentang permasalahan yang dihadapi melalui sumber-sumber yang
terkait
2. Pengambilan dan pengumpulan data data serta dasar teori yang digunakan
sebagai acuan dalam penyelesaian tugas akhir antara lain; prinsip kerja
generator, prinsip kerja motor listrik, perhitungan tegangan jatuh secara manual
dan simulasi serta teori lainya yang terkait dalam penyelesaian tugas akhir ini.
3. Melakukan perhitungan dan mensimulasikannya ke software ETAP.
4. Pengujian sistem, software dan perhitungan secara keseluruhan melalui analisa
data.
5. Melakukan evaluasi dan presentasi hasil yaitu melakukan evaluasi cara kerja
kerja dari sistem yang telah dianalisa untuk mengatahui aspek-aspek yang
mempengaruhinya.

3.2 Flow chart Metodologi Penelitian

Mulai

Studi Literatur

Pengambilan Data

Simulasi ETAP Perhitungan Manual

Tidak

Validasi
Hasil

Ya

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai
E. JADWAL PELAKSANAAN
Jadwal penyusunan kegiatan tugas akhir dijadwalkan mulai dari awal mula
mengerjakan field project sampai akhir yang dapat dilihat pada tabel 1.1
Tabel 1.1 : Jadwal penyusunan kegiatan tugas akhir

Bulan ke
No. Kegiatan
1 2 3 4 5
1. Perumusan masalah
2. Studi pustaka
3. Pengumpulan data
4. Analisa
5. Pembuatan Laporan Tugas Akhir
F. DAFTAR PUSTAKA

[1] Andang Puromo Putro, Karnoto & Bambang Winardi, Analisis Tegangan Jatuh
Sistem Distribusi Listrik Kabupaten Pelawan Dengan Menggunakan ETAP,
Jurnal, Universitas Diponegoro, Semarang.

[2] Charles W. Brice, Drop Voltage Calculation and Power Flow Studies for Ryral
Electric Distribution Line, IEEE Journal.

[3] Erhaneli & Aldi Riski, Pengaruh Penambahan Jaringan Terhadap Drop Tegagan
Pada SUTM 20 kV Feeder Kersik Tuo Rayon Kersik Tuo Kabupaten Kerinci,
Jurnal, Institut Teknologi Padang, 2013.

[4] Hasyim Asyari, Perbaikan Jatuh Tegangan dan Rekonfigurasi Beban Pada
Panel Utama Prambanan, Jurnal, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2011.

[5] Hirotaka Chikaraishi, Kazuo Hayashi, Toshiyuki, Kagao Okumura, Ryo Abe. Line
Voltage Detector for SMES System Designed to Protect From Momentary Voltage
Drop, IEEE Transactions on Applied Superconductivity, 2004.

[6] IEEE STD 141, Voltage Drop Formula

[7] Zuhal, Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya, PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, 1995.

Anda mungkin juga menyukai