Anda di halaman 1dari 17

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari tentang senyawa-senyawa

yang ada dalam sistem hidup. Sel-sel pada makhluk hidup tersusun dari

biomolekul. Mahluk hidup dalam mempertahankan hidup, sel-selnya

mengalami metabolisme (reaksi pada sel). Metabolisme sel menyerap energi

dari makanan atau nutrisinya, energi ini digunakan untuk membentuk

biomolekul penyusun sel (Lehninger, 1995).

Karakterisasi dan klasifikasi sebagian besar mikrobia seperti bakteri

berdasarkan pada reaksi enzimatik ataupun biokimia. Reaksi-reaksi dalam sel

akan teridentifikasi dengan melakukan pengujian-pengujian tertentu. Sel akan

memberikan respon sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, misalnya

menghasilkan enzim katalase, enzim gelatinase atau kemampuan untuk

menghidrolisis lemak (Pelczar dan Chan, 1986).

Secara morfologis, biakan maupun sel bakteri yang berbeda dapat

tampak serupa. Ciri fisiologis atau biokimiawi merupakan kriteria yang amat

penting di dalam identifikasi spesimen yang tidak dikenal. Oleh karena itu

percobaan ini penting dilakukan, karena dengan melakukan uji biokimia kita

dapat mengidentifikasi organisme tak dikenal (Hadieotomo, 1993).

Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan praktikum Uji Katalase dan Uji

Gelatin.
B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana mengetahui metode uji katalase ?

2. Bagaimana mengetahui metode uji gelatin ?

3. Bagaimana mengetahui aktivitas mikroba terhadap uji katalase ?

4. Bagaimana mengetahui aktivitas mikroba terhadap uji gelatin ?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui metode uji katalase.

2. Untuk mengetahui metode uji gelatin.

3. Untuk mengetahui aktivitas mikroba terhadap uji katalase.

4. Untuk mengetahui aktivitas mikroba terhadap uji gelatin.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat pada praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui metode uji katalase.

2. Dapat mengetahui metode uji gelatin.

3. Dapat mengetahui aktivitas mikroba terhadap uji katalase.

4. Dapat mengetahui aktivitas mikroba terhadap uji gelatin.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Metabolisme adalah merupakan suatu reaksi kimia yang selalu terjadi

didalam tubuh makhluk hidup. Reaksi metabolisme tersebut dimaksudkan untuk

memperoleh energi, menyimpan energi, menyusun bahan makanan, merombak

bahan makanan, memasukkan atau mengeluarkan zat-zat, melakukan gerakan,

menyusun struktur sel, merombak strukturstruktur sel yang tidak dapat

digunakan lagi, dan menanggapi rangsang. Reaksi kimia metabolisme yang terjadi

di dalam sel, reaksi berjalan bukan merupakan reaksi bolakbalik, melainkan

berjalan satu arah. Metabolisme, diperlukan adanya suatu biokatalisator yang

disebut enzim (Kirana, 2012).

Sifat metabolisme bakteri dalam uji biokimia biasanya dilihat dari interaksi

metabolit-metabolit yang dihasilkan dengan reagen-reagen kimia. Karakterisitik

utama mikroorganisme untuk identifikasi dan klasifikasi suatu mikroorganisme

perlu diketahui karekteristiknya sebanyak mungkin, karakteristiknya yang

pertama adalah karakteristik kultural yaitu mikroorganisme memerlukan media

yang bersifat khusus, utamanya berteknologi memerlukan bakteri tertentu untuk

dapat tumbuh dan berkembangbiak. Jenis kapang dapat tahan keasaman sampai

kira-kira pH 3, sedangkan bakteri pada umumnya tidak tahan asam, yang kedua

adalah karakteristik mikroskopik dimana digunakan untuk melihat wujud suatu

mikroba, terutama bakteri, diperlukan suatu mikroskop dengan pembesaran

sekitar 1000 kali. Karakteristik ketiga adalah karakteristik metabolik yang dapat

kita lihat dari bentuknya saja seringkali mencukupi untuk menentukan karakter

organisme tertentu. Karakteristik keempat adalah karakteristik kimiawi, dimana


dalam hal ini diperlukan analisis kimia untuk dapat mengetahui zat atau unsur

kimia maupun susunan kimia yang terdapat dalam bakteri tersebut, bahkan

bagian-bagian suatu bakteri perlu dianalisis pula. Karakteristik kelima adalah

karakteristik antigenik, disini diperlukan hewan besar tertentu untuk disuntik

dengan mikroba yang tidak diketahui, diambil serumnya untuk dilakukan reaksi

antigen antibiotik yang bersifat sangat spesifik. Karakteristik keenam

adalah karakteristik genetik dilakukan dengan karakteristik mikroorganisme atas

dasar susunan DNA yang ternyata bersifat konstan pada suatu mikroorganisme

tertentu, dinyatakan dalam % (G+C) Guanine dan Cytosine (Mulyono 1992).

Uji katalase merupakan suatu pengujian terhadap bakteri tertentu untuk

mengetahui apakan bakteri tersebut merupakan bakteri aerob, anaerob fakultatif,

atau anaerob obligat. Bakteri yang memerlukan oksigen menghasilkan hydrogen

peroksida yang sebenarnya beracun bagi bakteri sendiri. Namun mereka dapat

tetap hidup dengan adanya antimetabolit tersebut karena mereka menghasilkan

enzim katalase yang dapat mengubah hidogen peroksida menjadi air dan oksigen

(Hadioetomo, 1990 dalam Dewi, 2013). Pengujian aktivitas enzim katalase

dilakukan dengan cara menginokulasikan satu ose koloni bakteri pada gelas benda

steril kemudian ditetesi H2O. Timbulnya gelembung gas menunjukkan reaksi

positif terhadap uji katalase. (Jayanti, dkk., 2009).

Uji katalase berguna dalam mengidentifikasi kelompok bakteri yang dapat

menghasilkan enzim katalase. Dilakukan dengan cara meneteskan satu tetes

Hidrogen Peroksida pada kaca objek, ditambahkan koloni bakteri dan langsung

diamati terjadinya penguraian hidrogen peroksida. Dinyatakan positif bila


menghasilkan enzim katalase yang ditandai dengan terbentuknya gelembung

udara dan negative bila tidak ada gelembung udara. Ini terjadi karena bakteri yang

apabila ditambahkan hidrogen peroksida menghasilkan peroksida (Raihana,

2011).

Gelatin adalah zat kimia padat, tembus cahaya, tak berwarna, rapuh (jika

kering), dan tak berasa, yang didapatkan dari kolagen yang berasal dari berbagai

produk sampingan hewan. Gelatin umumnya digunakan sebagai zat pembuat gel

padamakanan, farmasi, fotografi, dan pabrik kosmetik. Komponen utama dari

gelatin adalah protein. Kandungan protein berkisar antara 85% dan 92%. Gelatin

dihasilkan melalui hidrolisis parsial dari kolagen. Kolagen protein yang terdapat

pada binatang dan manusia. Berbeda dengan protein yang umumnya sperikal

maka kolagen memiliki struktur linier seperti serat. Gelatin merupakan senyawa

kimia yang mempunyai kemampuan sebagai emulgator dalam sistem emulsi

minyak dalam air. Hal ini disebabkan adanya bagian hidrofobik pada rantai

peptida dari gelatin yang mampu bertindak sebagai emulsifier, stabilizer dan

foaming agent (1). Gelatin yang berasal dari ikan mempunyai tingkat keamanan,

viskositas, dan kecepatan disolusi lebih baik daripada gelatin yang berasal dari

mamalia (Marzuki, 2011).


III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 23 Oktober 2015

pada pukul 08.00-12.00 WITA, dan dilanjutkan pada hari Sabtu tanggal 24

Oktober 2015 pukul 14.00-16.00 WITA. Bertempat di Laboratorium

Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam,Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Alat dan kegunaan pada praktikum Uji Katalase dan Uji Gelatin
No. Nama Alat Kegunaan
1. Tabung Reaksi Unutk menyimpan isolat
2. Laminar Air Flow Untuk bekerja secara aseptis
(LAF)
3. Timbangan Analitik Untuk menimbang bahan yang digunakan
4. Gelas Ukur Untuk mengukur larutan tertentu
5. Pipet Ukur Untuk mengambil larutan dengan volume
tertentu
6. Stirer Untuk mengaduk media
7. Bunsen Untuk mensterilisasi ose lurus dan ose
bulat
8. Kaca Preparat Untuk meletakkan isolat yg akan diamati
9. Ose Lurus Untuk mengambil koloni bakteri
10. Rak Tabung Untuk meletakkan tabung reaksi
11. Hot Plate Untuk memanaskan media
12. Autoclaf Untuk mensterilisasi media
13. Gelas Kimia Untuk tempat pembuatan media
14. Pipet Tetes Untuk mengambil hidrogen peroksida
15. Ose Bulat Untuk mengambil isolat bakteri
17. Alat Tulis Menulis Untuk mencatat hasil pengamatan
18. Kulkas Untuk menyimpan isolat uji gelatin
19. Spatula Untuk mengambil stirer
C. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2.Alat dan kegunaan pada praktikum Uji Katalase dan Uji Gelatin
No. Nama Bahan Kegunaan
1. Natrium Agar (NA) Sebagai media tumbuh
bakteri
2. Natrium Borth (NB) Sebagai media tumbuh
bakteri
3. Agar Bacto Sebagai campuran bahan
pada uji katalase dan uji
gelatin
4. Hidrogen Peroksida Sebagai penanda berhasil
atau tidaknya uji katalase
5. Alumunium Foil Sebagai wadah menimbang
bahan praktikum
6. Kapas Sebagai penutup mulut
tabung reaksi.
7. Kertas Label Sebagai pemberi label pada
isolat
8. Isolat Eschericia coli Sebagai bahan pengamatan
9. Isolat Pseudomonas aerogenesa Sebagai bahan pengamatan
10. Isolat Streptococus pyogenes Sebagai bahan pengamatan
11. Aquadest Sebagai larutan pengencer
12. Gelatin Sebagai komposisi bahan
media
13. Alkohol Sebagai larutan sterlisasi
sebelum bekerja.
14. Wrapping plastic Sebagai penutup mulut
tabung reaksi

D. ProsedurKerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini adalah berikut:

1. Uji Katalase

- Menyediakan alat, bahan, dan isolat Eschericia coli, Pseudomonas

aerogenesa, Streptococus pyogenes yang akan digunakan.


- Mengambil masing-masing isolat dengan menggunakan ose bulat

steril dan meletakkannya pada kaca preparat.

- Meneteskan larutan H2O2 pada masing-masing isolat

- Mengamati adanya gelembung gas pada masing-masing isolat.

- Mengamati, mencatat, dan mendokumentasikan hasil pengamatan.

2. Uji Gelatin

- Menyediakan alat, bahan, dan isolat Eschericia coli, Pseudomonas

aerogenesa, Streptococus pyogenes yang akan digunakan.

- Menginokulasi isolat ke dalam media gelatin.

- Mengikubasi selama 2 hari pada suhu ruang.

- Memasukkan media gelatin yang mengandung isolat ke dalam kulkas

selama 30 menit

- Mengamati, mencatat, dan mendokumentasikan hasil pengamatan.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini dicantumkan pada Tabel 3 dan 4.

Tabel 3. Uji katalase


No. Gambar pengamatan Hasil Reaksi
1. Pseudomonas aerogenosa

+
(terbentuk gelembung)

2. Streptococus pyogenes

+
(terbentuk gelembung)

3. Escherichia coli

-
(tidak terbentuk
gelembung)

B.
Tabel 4. Uji gelatin
No. Gambar pengamatan Hasil Reaksi
1. Pseudomonas aerogenosa

+
(gelatin tetap cair)

2. Streptococus pyogenes

-
(gelatin memadat)

3. Escherichia coli

-
(gelatin memadat)

4. Kontrol

-
(gelatin memadat)
B. Pembahasan

Bakteri memiliki berbagai aktivitas biokimia (pertumbuhan dan

perbanyakan) dengan menggunakan raw material (nutrisi) yang diperoleh dari

lingkungan sekitarnya. Transformasi biokimia dapat timbul didalam dan diluar

dari bakteri yang diatur oleh katalis biologis yang dikenal sebagai enzim.

Setiap bakteri memiliki kemampuan dalam menggunakan enzim yang

dimilikinya untuk degradasi karbohidrat, lemak, protein, dan asam amino.

Metabolisme atau penggunaan dari molekul organik ini biasanya

menghasilkan produk yang dapat digunakan untuk identifikasi dan

karakterisasi bakteri. pengamatan aktivitas biokimia atau metabolisme

mikroorganisme yang diketahui dari kemampuan mikroorganisme untuk

menggunakan dan menguraikan molekul yang kompleks seperti karbohidrat,

lemak, protein dan asam nukleat. Selain itu dilakukan pula pengamatan pada

molekul-molekul sederhana seperti asam amino dan monosakarida. Hasil dari

berbagai uji ini digunakan untuk perincian dan identifikasi mikroorganisme.

Penggunaan zat hara tergantung dari aktivitas metabolisme mikroba.

Metabolisme seringkali menghasilkan hasil sampingan yang dapat digunakan

untuk identifikasi mikroorganisme. Pengamatan aktivitas metabolisme

diketahui dari kemampuan mikroorganisme untuk menggunakan dan

menguraikan molekul yang kompleks seperti zat pati, lemak, protein dan asam

nukleat. Selain itu pengamatan juga dilakukan pada molekul yang sederhana

seperti amino dan monosakarida.


Beberapa bakteri yang memiliki flavoprotein dapat mereduksi oksigen

(O2) dengan menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) atau superoksida

(Oksigen dari kedua bahan ini merupakan bahan yang toksik dan

menghancurkan kompenen sel dengan sangat cepat. Bakteri harus dapat

mempertahankan diri seperti dengan produksi oksigen (O2) atau akan

terbunuh). Beberapa bakteri dapat memproduksi enzim yang dapat

mengkatalisis superoksids yaitu peroksida dismutase, dan juga katalase atau

peroksidase yang dapat mendekstruksi hidrogen peroksida. Katalase adalah

enzim yang mengkatalisasikan penguraian hydrogen peroksida (H2O2)

menjadi air dan oksigen (O2). Hidrogen peroksida terbentuk sewaktu

metabolisme aerob, sehingga mikroorganisme yang tumbuh dalam lingkungan

aerob dapat menguarikan zat toksik tersebut. Uji katalase dan uji gelatin

dilakukan untuk mengetahui aktivitas mikroba terhadap uji gelatin dan

katalase.

Uji katalase merupakan suatu pengujian terhadap bakteri tertentu untuk

mengetahui apakah bakteri tersebut merupakan bakteri aerob, anaerob

fakultatif atau anaerob obligat. Bakteri yang memerlukan oksigen

manghasilkan hidrogen peroksida (H2O2) yang sebenarnya beracun bagi

bakteri sendiri. Namun mereka dapat tetap hidup dengan adanya antimetabolit

tersebut karena mereka menghasilkan enzim katalase yang dapat mengubah

hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen. Berdasarkan hasil pengamatan

digunakan 3 pengamatan dimana terdiri dari Pseudomonas aerogenosa,

Streptococcus pyogenes, dan Eschericia coli. Ketiga bakteri tersebut


dilakukan perlakuan yang sama yaitu meneteskan cairan H2O2 pada masing-

masing isolat, dari ketiga isolat tersebut yang menghasilkan gelembung hanya

2 yaitu Streptococcus pyogenes dan Pseudomonas aerogenosa sedangkan

Eschericia coli tidak menghasilkan gelembung, berarti mikrobia yang

menghasilkan gelembung tersebut memproduksi katalase.

Gelatin adalah zat kimia padat, tembus cahaya, tak berwarna, rapuh

(jika kering), dan tak berasa, yang didapatkan dari kolagen yang berasal dari

berbagai produk sampingan hewan. Komponen utama dari gelatin adalah

protein. Kandungan protein berkisar antara 85% dan 92%. Gelatin dihasilkan

melalui hidrolisis parsial dari kolagen. Kolagen protein yang terdapat pada

binatang dan manusia. Berbeda dengan protein yang umumnya sperikal maka

kolagen memiliki struktur linier seperti serat. Beberapa bakteri dapat

menghidrolisis gelatin dengan mensekresi enzim proteolitik yang disebut

gelatinase. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan, digunakan 3 isolat

yaitu Pseudomonas aerogenosa, Streptococcus pyogenes, dan Eschericia coli.

Dari ketiga isolat tersebut hanya 1 isolat yang gelatinnya tetap cair hasilnya

positif berarti dapat menghidrolisis gelatin yaitu Pseudomonas aerogenosa,

sedangkan yang lainnya gelatinnya memadat hasilnya negatif karena tidak

dapat menghidrolisis gelatin. Uji gelatin ini digunakan untuk mengetahui

patogenisitas suatu bakteri. Produksi gelatinase tersebut dapat dihubungkan

dengan kemampuan bakteri untuk merusak jaringan kolagen dan menyebar

dalam tubuh inang.


V. PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan :

1. Metode yang digunakan pada uji katalase yaitu metode langsung dengan

meneteskan larutan hidrogen peroksida (H2O2) pada setiap isolat.

2. Metode yang digunakan pada uji gelatin yaitu dengan menginokulasikan

bakteri pada nutrient gelatin tegak dan diinkubasi pada suhu ruang dan

dimasukkan ke dalam kulkas.

3. Uji katalase, dengan adanya gelembung-gelembung udara pada kaca

preparat yang menunjukkan adanya aktivitas katalase. Dari 3 isolat hanya

2 isolat yang positif adanya aktivitas katalase yaitu Pseudomonas

aerogenosa dan Streptococcus pyogenes, sedangkan Eschericia coli

negatif karena Eschericia coli merupakan bakteri anaerob obligat yang

tidak memproduksi enzim katalase.

4. Uji gelatin, pengujian positif jika gelatin terhidrolisis ditandai dengan

nutrient gelatin tetap mencair sedangkan jika pengujian negatif maka

nutrient gelatin tetap memadat. Dari 3 isolat hanya 1 yang nutrient

gelatinnya tetap cair yaitu pengujiannya positif dapat memnghidrolisis

gelatin yaitu Pseudomonas aerogenosa karena bakteri ini memproduksi

enzim gelatinase.
B. Saran

Saran pada praktikum ini yaitu sebaiknya praktikum selanjutnya

dilaksanakan dengan baik lagi agar praktikum dapat berjalan dengan lancar

dan serius.
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, A.K., 2013, Isolasi, Identifikasi dan Uji Sensitivitas Staphylococcus aureus
terhadap Amoxicillin dari sampel Susu Kambing Peranakan Ettawa (PE)
Penderita Mastitis di Wilayah Girimulyo, Kulonprogo, Yogyakarta, J.
JSV, 31(2):138-150

Jayanti, M.W., Octavia. dan Yazid, M., 2009, Karakterisasi Bakteri Toleran
Uranium dalam Limbah Uranium Fase Organik Tbp-Kerosin, UNY,
Yogyakarta.

Kirana, 2012, Pengantar Mikrobiologi, Departemen pendidikan, Jakarta.

Marzuki, A., Pakki, E. dan Zulfikar, F., 2011, Ekstraksi dan Penggunaan Gelatin
dari Limbah Tulang Ikan Bandeng (Chanos Chanos Forskal) Sebagai
Emulgator dalam Formulasi Sediaan Emulsi, Majalah Farmasi dan
Farmakologi, 15(2): 63 68

Mulyono, 1992, Teknologi Fermentasi, IPB, Bogor.

Lehninger, AL. 1995, Dasar-dasar Biokimia, Penerjemah: Manggy


Thenawijaya. Erlangga, Jakarta. Terjemahan dari Principle of
Biochemistry.

Pelczar MJ, Chan E.C.S., 1986, Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI-Press, Jakarta.

Raihana, N., 2013, Profil Kultur dan Uji Sensitivitas Bakteri Aerob dari Infeksi
Luka Operasi Laparatomi di Bangsal Bedah RSUP DR. M. Djamil
Padang, Universitas Andalas, Padang.
LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI MIKROBA
PRAKTIKUM I
UJI GELATIN DAN KATALASE

OLEH :

NAMA : WA ODE LENI MARLINA


STAMBUK : F1D1 13 040
KELOMPOK : V (LIMA)
ASISTEN PEMBIMBING : DESTY TRIYASWATI

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015

Anda mungkin juga menyukai