184 367 1 SM
184 367 1 SM
Wardjono
Wardjono@unisbank.ac.id
Abstarct
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh faktor fundamental perusahaan terhadap price to
book value dalam peneilaian saham di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006 2008. Teknik pengambilan sampel
dengan menggunakan purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan menggunakan kriteria-kriteria
tertentu. Dari kriteria tersebut, maka diperoleh sampel sebanyak 27 perusahaan. Teknik analisis yang
digunakan yaitu analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian membuktikan bahwa Return on Equity (ROE) dan Growth berpengaruh signifikan
terhadap Price to Book Value (PBV), sementara pengujian pada Dividen Payout Ratio (DPR) dan Degree of
Financial Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap Price To Book Value (PBV). Penelitian ini juga
membuktikan bahwa Price To Book Value (PBV) berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham
return saham. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profitabilitas dan tingkat pertumbuhan merupakan
faktor yang dipertimbangkan oleh investor. Sementara itu dividen yang digunakan sebagai sinyal oleh
investor tidak direspon positif oleh para nvestor. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa return saham
perusahaan yang undervalued tidak lebih baik daripada return saham perusahaan yang overvalued.
Kata kunci: Dividend Payout Ratio, Return On Equity, Growth, Degree of Financial Leverage, Price to Book
Value dan, Return Saham
financial dan economic facts), tetapi juga kondisi Risiko sering dihubungkan dengan return
fundamental makro yang berada di luar kendali saham, karena motif yang mendasari investor
perusahaan. Penelitian ini dibatasi hanya untuk untuk melakukan investasi saham di pasar modal
menganalisis faktor-faktor fundamental peru- adalah untuk mendapatkan return saham.
sahaan dan aspek performance finansial. Investor dalam menilai investasi terlebih menilai
prestasi perusahaan, dan prestasi perusahaan
Investor dapat mempertimbangkan rasio tersebut dapat dinilai dari kinerja keuangan
pasar modal seperti rasio harga terhadap nilai perusahaan tersebut.
bukunya (price book value) yang selanjutnya
disingkat PBV, untuk membedakan saham mana Dividen payout ratio (DPR) mencerminkan
yang harganya wajar, terlalu tinggi (overvalued), kebijakan dividen yang diambil perusahaan
atau terlalu rendah (undervalued). Strategi ini dalam pembagian dividen. Jika perusahaan
umumnya menghubungkan rasio price to book mampu membayar dividen secara tunai meru-
value dengan nilai intrinsik saham yang pakan sinyal yang baik bagi investor, sedangkan
diperkirakan berdasarkan model penilaian saham bila perusahaan enggan membayar dividen,
(Hartono, 2000). Rosenberg et al. (1985) merupakan sinyal negatif bagi investor karena
menemukan bahwa saham-saham yang memiliki perusahaan dianggap membutuhkan dana.
rasio PBV yang rendah akan menghasilkan
return yang secara signifikan lebih tinggi Return on Equity (ROE) merupakan ke-
dibandingkan dengan saham-saham yang me- mampuan perusahaan dalam menghasilkan
miliki rasio PBV yang tinggi. Chan, Hamao, dan keuntangan dengan menggunakan modal sendiri.
Lakonishok (1991) menunjukkan bahwa dari Rasio ROE tinggi ini pula yang dijadikan dasar
empat variabel yang digunakan, book to market seorang investor atau calon investor untuk mena-
ratio dan cash flow yield mempunyai pengaruh namkan pada perusahaan dikarenakan dengan
yang signifikan positif dengan expected returns. ROE perusahaan yang tinggi ini menunjukkan
bahwa perusahaan mampu mengoptimalkan
Penelitian lain di Amerika seperti Capaul kinerja perusahaan dalam menghasilkan keuntu-
et al. (1993) dan Fama dan French (1992) ngan.
menemukan bahwa rasio PBV mempunyai Tingkat pertumbuhan (growth) suatu
hubungan yang signifikan dengan return saham. perusahaan juga merupakan salah satu faktor
Penelitian Fama dan French (1995) juga fundamental yang dinilai oleh investor, karena
menemukan bahwa terdapat hubungan yang jika pertumbuhan perusahaan cepat mengindi-
signifikan antara size dan book to market ratio kasikan bahwa perusahaan telah mapan dalam
dengan return saham. kegiatan usahanya, sehingga kinerja perusahaan
Pontiff dan Schall (1998) menemukan juga bagus dalam mendapatkan return yang
bahwa price to book value merupakan prediktor diharapkan. Sementara itu Degree of Financial
return saham yang lebih kuat dibandingkan Leverage (DFL) merupakan rasio yang diguna-
dengan interest rate spreads dan dividend yield. kan untuk mengukur risiko perusahaan dalam
Chan, Karceski, dan Lakonishok (1998) pengambilan hutang. Semakin besar rasio DFL,
menemukan bahwa size, book to market ratio, maka semakin besar pula risiko yang dihadapi
dan dividend yield merupakan variabel ter- perusahaan.
penting dalam menjelaskan return saham. Utama dan Santosa (1998) menguji
Penelitian yang berkaitan dengan price to keterkaitan antara Rasio Price/Book Value
book value juga pernah dilakukan di Indonesia. dengan imbal hasil saham. Hasil penelitian
Penelitian-penelitian tersebut berusaha menemu- mereka menemukan bahwa dari empat variabel
kan faktor-faktor yang mempengaruhi PBV. yang diprediksi mempengaruhi PBV, yaitu
Faktor-faktor tersebut antara lain risiko, ke- prospek pertumbuhan, tingkat risiko, dan ROE
bijakan dividen, return on equity, tingkat hanya variabel ROE yang terbukti berpengaruh
pertumbuhan, dan leverage. positif signifikan terhadap PBV. Di samping itu
mereka juga menemukan bahwa PBV mem-
85
Vol. 2 No. 1, Mei 2010 Dinamika Keuangan dan Perbankan
punyai hubungan yang negatif dengan imbal konservatisme yang menghasilkan laba yang
hasil saham. lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah
perusahaan melakukan tindakan membesar-
Wirawati (2008) menguji variabel-variabel besarkan laba dan membantu pengguna laporan
yang mempengaruhi price to book value (PBV), keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva
yang merupakan ukuran untuk menentukan yang tidak overstate
bagaimana pasar memberi nilai/harga pada
saham perusahaan. Variabel-variabel tersebut
adalah return on equity (ROE), dividend pay out Integritas informasi laporan keuangan
ratio (DPR), tingkat pertumbuhan, dan tingkat yang mencerminkan nilai perusahaan merupakan
leverage. Hasil penelitian mereka menunjukkan sinyal positif yang dapat mempengaruhi opini
bahwa variabel ROE, DPR, dan tingkat investor dan kreditor atau pihak-pihak lain yang
pertumbuhan berpengaruh signfikan terhadap berkepentingan.Laporan keuangan seharusnya
PBV. memberikan informasi yang berguna bagi
investor dan kreditor untuk membuat keputusan
Sementara itu, hasil penelitian Kusumawati investasi, kredit dan keputusan sejenis.Dalam
(2010) yang menguji pengaruh faktor funda- signaling theory, pengeluaran investasi mem-
mental yang terdiri dari current ratio, debt berikan sinyal positif tentang pertumbuhan
equity ratio, net profit margin, ROE, total asset perusahaan di masa yang akan datang, sehingga
turnover, dan risiko sistematis terhadap PBV meningkatkan harga saham sebagai indikator
pada perusahaan yang tergabung dalam LQ 45. nilai perusahaan. Peningkatan hutang diartikan
Hasilnya menunjukkan bahwa hanya variabel oleh pihak luar tentang kemampuan perusahaan
ROE yang berpengaruh positif signifikan untuk membayar kewajiban di masa yang akan
terhadap PBV. datang atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal
tersebut akan direspon secara positif oleh pasar
Hasil penelitian yang tidak konsisten (Brigham, 1999).
tersebut memotivasi peneliti untuk melakukan
pengujian kembali pengaruh faktor fundamental
perusahaan terhadap PBV dan keterkaitan PBV Signaling theory menjelaskan mengapa
dengan imbal hasil (return) saham. perusahaan mempunyai dorongan untuk membe-
rikan informasi laporan keuangan pada pihak
Landasan Teori dan Hipotesis eksternal, karena terdapat asimetri informasi
(Asymmetri Information) antara perusahaan dan
Signaling Theory pihak luar. Perusahaan (agent) mengetahui lebih
banyak mengenai perusahaan dan prospek yang
Signaling Theory mengemukakan akan datang dari pada pihak luar ( investor,
tentang bagaimana seharusnya sebuah perusa- kreditor ) .Kurangnya informasi pihak luar me-
haan memberikan singyal kepada pengguna ngenai perusahaan menyebabkan mereka melin-
laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi dungi diri mereka dengan memberikan harga
mengenai apa yang sudah dilakukan oleh yang rendah untuk perusahaan. Perusahaan dapat
manajemen untuk merealisasikan keinginan meningkatkan nilai perusahaan, dengan mengu-
pemilik.Sinyal dapat berupa promosi atau rangi asimetri informasi. Salah satu cara untuk
informasi lain yang menyatakan bahwa perusa- mengurangi informasi asimetri adalah dengan
haan tersebut lebih baik dari pada perusahaan memberikan sinyal pada pihak luar, salah
lain. satunya berupa informasi keuangan yang dapat
dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian
Teori sinyal menjelaskan bahwa mengenai prospek perusahaan yang akan datang
pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk ( Wolk et al., 2000)
mengurangi asimetri informasi. Manajer
memberikan informasi melalui laporan keuangan Analisis Fundamental
bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi
86
Wardjono Dinamika Keuangan dan Perbankan
Analisis fundamental berkaitan dengan Book Value maka semakin tinggi perusahaan
penilaian kinerja perusahaan, tentang efektifitas dinilai oleh para pemodal. Perusahaan yang telah
dan efisiensi perusahaan mencapai sasarannya. berjalan dengan baik umumnya rasio ini
Untuk menganalisis kinerja perusahaan dapat mencapai di atas satu yang menunjukkan bahwa
digunakan rasio keuangan yang terbagi dalam nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya.
empat kelompok, yaitu rasio likuiditas, aktivitas,
hutang, dan profitabilitas (Munawir, 1999). Return Saham
Dengan analisis tersebut, para analisis mencoba
memperkirakan harga saham dimasa yang akan Tandelilin (2001) menyatakan bahwa
datang dengan mengestimasi nilai dari faktor- tujuan investor dalam berinvestasi adalah
faktor fundamental yang mempengaruhi harga memaksimalkan return, tanpa melupakan faktor
saham dimasa yang akan datang dan menerapkan risiko investasi yang harus dihadapinya. Return
hubungan faktor-faktor tersebut sehingga merupakan salah satu faktor yang memotivasi
diperoleh taksiran harga saham. investor berinvestasi dan juga merupakan
imbalan atas keberanian investor menangung
Umumnya faktor-faktor fundamental yang risiko atas investasi yang dilakukannya.
diteliti adalah nilai intrinsik, nilai pasar, Return
On Total Assets (ROA), Return On Investment Ang (1997) juga berpendapat bahwa
(ROI), Return On Equity (ROE), Book Value return atau kembalian adalah tingkat keuntungan
(BV), Debt Equity Ratio (DER), Deviden yang dinikmati oleh pemodal atas suatu investasi
Earning, Price to Book Value (PBV), Deviden yang dilakukannya. Tanpa adanya keuntungan
Payout Ratio (DPR), Deviden Yield, dan yang dinikmati dari suatu investasi, tentunya
likuiditas saham. pemodal tidak akan mau repot-repot untuk
melakukan investasi. Sehingga akan memberikan
Tujuan analisis fundamental adalah kejelasan pengertian, bahwa setiap investasi baik
menentukan apakah nilai saham berada pada jangka pendek maupun panjang mempunyai
posisi undervalue atau overvalue. Saham tujuan utama mendapatkan keuntungan yang
dikatakan undervalue bilamana harga saham di disebut return baik secara langsung maupun
pasar saham lebih kecil dari harga wajar atau tidak langsung. Secara umum dapat dihitung
nilai yang seharusnya, demikian juga sebaliknya. dengan perhitungan sebagai berikut : (Tandelilin,
2001).
Price to Book Value
( Pit Pit 1 )
Price to Book Value (PBV) digunakan Rit
untuk mengukur kinerja harga pasar saham Pit 1
terhadap nilai bukunya. PBV juga menunjukkan
seberapa jauh perusahaan mampu menciptakan Keterangan :
nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal Rit = Return saham I pada waktu t
yang diinvestasikan. Pit = Harga saham I pada waktu t
Pit-1 = Harga saham I pada waktu t-1
Perusahaan yang berjalan dengan baik
umumnya mempunyai rasio PBV di atas satu,
yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham
lebih besar dari nilai bukunya. Semakin besar
rasio PBV semakin tinggi perusahaan dinilai
oleh pemodal (investor) relatif dibandingkan
dengan dana yang telah ditanamkan di
perusahaan (Utama dan Santosa, 1998).
Husnan (2001) mengatakan nilai pasar
saham dan nilai buku atau disebut dengan Price
to Book Value dapat digunakan untuk mengukur
nilai perusahaan, semakin besar rasio Price to
87
Vol. 2 No. 1, Mei 2010 Dinamika Keuangan dan Perbankan
(retained earning) sehingga harga saham Salah satu bentuk pemprosesan informasi
perusahaan dan pada akhir nilai PBV juga akuntansi adalah dalam bentuk rasio keuangan.
mengalami penurunan. Berdasarkan kajian teori Menurut Houghton dan Woodlift (1987) dalam
dan hasil penelitian tersebut, maka hipotesis Anugrah (2001), didasarkan pada asumsi
dirumuskan sebagai berikut : informasi akuntansi dalam bentuk rasio
keuangan bermanfaat bagi investor. Informasi
H3 : Tingkat pertumbuhan (Growth) akuntansi keuangan dalam bentuk rasio
berpengaruh negatif terhadap Price to keuangan harus dapat membantu pengguna
Book Value. dalam proses pembuatan keputusan. Salah satu
rasio keuangan yang relevan dengan kebutuhan
Hubungan Degree of Financial Leverage investor dalam pengambilan keputusan investasi
(DFL) dengan Price to Book Value (PBV) di pasar modal adalah rasio PBV. Rasio ini
sangat berguna untuk menentukan sahamsaham
Degree of Financial Leverage (DFL) apa saja yang mengalami undervalued,
merupakan ukuran yang dipakai dalam overvalued, dan wajar.
menganalisis laporan keuangan perusahaan
untuk memperlihatkan besarnya jaminan yang Model penilaian saham berusaha
tersedia untuk para kreditor maupun investor menghubungkan antara rasio harga saham
yang akan menanamkan modalnya pada terhadap nilai buku perusahaan dengan nilai
perusahaan emiten yang bersangkutan. intrinsik saham yang diperkirakan. Dalam hal
Perusahaan yang memiliki rasio Degree of terjadi ketidak konsistenan antara rasio
Financial Leverage (DFL) tinggi, maka risiko tersebut dengan nilai intrinsik saham, maka
yang ditanggung oleh perusahaan juga besar terdapat kemungkinan ketidakwajaran harga
karena harus membayar kewajiban dan bunga saham yang terjadi dan peluang investor untuk
dari hutang yang dimilikinya. Para investor akan memperoleh return tinggi. Dengan demikian
melihat hal ini sebagai kelemahan perusahaan perusahaan yang memiliki rasio PBV tinggi
karena semakin besar utang perusahaan, risiko menunjukkan bahwa sahamnya mengalami
terjadinya kebangkrutan juga akan semakin overvalued sehingga mengakibatkan return
besar. Kelemahan perusahaan ini akan direspon saham perusahaan mengalami peningkatan,
negatif oleh pasar sehingga akan menurunkan karena dengan peningkatan PBV berarti
harga pasar saham yang pada akhirnya akan peningkatan pula harga saham di pasar modal.
menurunkan nilai perusahaan (PBV). Dengan
demikian hipotesis yang diajukan ialah : Penelitian Anugrah (2001), Susilowati
(2003) dan Wirawati (2008) menghasilkan
H4 : Degree of Financial Leverage (DFL) bahwa PBV berpengaruh negatif terhadap return
berpengaruh negatif terhadap Price to saham. Penelitian Anugrah (2001), Susilowati
Book Value. (2003) dan Wirawati (2008) juga menunjukkaan
bahwa return saham yang mengalami
Hubungan Price to Book Value (PBV) dengan overvalued dan return saham yang mengalami
Return Saham undervalued berbeda (lebih rendah) secara
signifikan.
Laporan keuangan merupakan elemen-
elemen yang dapat digunakan untuk menilai Berdasarkan kajian teori dan hasil
kinerja perusahaan dalam satu periode tertentu. penelitian yang saling bertentangan tersebut,
Belum dapat dikatakan bermanfaat informasi maka hipotesis dirumuskan sebagai berikut :
dalam bentuk laporan keuangan, bila informasi H5 : Price to Book Value berpengaruh negatif
tersebut tidak dapat membantu dalam pembuatan terhadap Return saham.
keputusan bisnis. Untuk dapat membantu H6 : Return saham yang mengalami
pengguna dalam pembuatan keputusan bisnis, overvalued berbeda secara signi-
maka informasi akuntansi tersebut perlu diproses fikan dengan return saham yang
lebih lanjut. mengalami undervalued.
89
Vol. 2 No. 1, Mei 2010 Dinamika Keuangan dan Perbankan
Hipotesis 1-4 (Model 1) dalam 0,32 dan nilai tertinggi sebesar 21,26; dengan
penelitian ini diuji dengan menggunakan standar deviasi sebesar 3,76607. Rata-rata
persamaan kuadrat terkecil (OLS). OLS ini Dividend Payout Ratio (DPR) perusahaan
merupakan model regresi yang menghasilkan sebesar 41,2243; dengan nilai terendah sebesar
estimator linier tidak bias terbalik (Best, Linear, 6,24 dan nilai tertinggi sebesar 299,89; dengan
Unbias, Estimator) (Ghozali, 2005). Untuk itu standar deviasi sebesar 38,47575; Rata-rata
sebelum pengujian hipotesis, dilakukan Return On Equity (ROE) perusahaan sebesar
pengujian normalitas dan asumsi klasik yang 20,5227; dengan nilai terendah sebesar 3,30 dan
terdiri dari multikolinearitas, autokorelasi, dan nilai tertinggi sebesar 77,64; dengan standar
heteroskedastisitas. deviasi sebesar 15,99578; dan Rata-rata Growth
perusahaan sebesar 0,2890; dengan nilai
Pengujian hipotesis kelima (Model 2) terendah sebesar -0,84 dan nilai tertinggi sebesar
menggunakan persamaan regresi sederhana. 6,15; dengan standar deviasi sebesar 1,09581,
Untuk menguji hipotesis keenam langkah Rata-rata Degree of financial leverage (DFL)
pertama yang dilakukan adalah menentukan perusahaan sebesar 11,0760; dengan nilai
saham yang undervalued dan overvalued terendah sebesar -5,83 dan nilai tertinggi sebesar
diperoleh dengan memperbandingkan rasio PBV 820,63; dengan standar deviasi sebesar
aktual dengan rasio PBV prediksi yang diperoleh 91,08184, sedangkan rata-rata return saham
dari persamaan regresi berganda. Selanjutnya adalah sebesar 0,0849, return saham terbesar
dibentuk portofolio undervalued dan overvalued mencapai 1,42, sedangkan return saham
di mana portofolio undervalued terdiri atas 30 % terendah mencapai -1,30 dengan standar deviasi
saham yang selisih PBV aktual dan PBV sebesar 0,46960.
prediksi terendah, sedangkan portofolio
overvalued terdiri atas 30 % saham yang selisih
Pengujian Normalitas dan Asumsi Klasik
PBV aktual dan PBV prediksi terbesar.
Penentuan secara arbitrer dilakukan karena tidak Model I
ada batasan tertentu yang digunakan untuk
Hasil pengujian normalitas dengan
menentukan saham mana yang masuk dalam
portofolio undervalued dan overvalued (Utama menggunakan One-Sample Kolmogorov-
dan Santosa,1998). Kemudian dari portofolio Smirnov Test dapat dilihat pada tabel 2. Dari
tersebut diuji apakah rata-rata return saham table tersebut dapat diketahui bahwa data
keduanya mempunyai perbedaan yang berdistribusi normal, karena nilai Asymp sig
signifikan. Untuk itu, perlu dilakukan uji t - test sebesar 0,243 lebih besar dari 5%.
pada kedua portofolio tersebut.
Hasil perhitungan nilai variance iflation
factor (VIF) pada table 3 menunjukkan bahwa
Hasil Penelitian tidak ada satupun variabel bebas yang memiliki
nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan
Statistik Deskriptif
bahwa tidak ada multkolonieritas antar variabel
Sampel perusahaan manufaktur yang bebas dalam model regresi.
diperoleh sebanyak 27 perusahaan dengan Nilai DW sebesar 1,740, nilai ini akan
periode 3 tahun yaitu tahun 2006 2008, maka
kita bandingkan dengan nilai tabel dengan
data yang digunakan sebanyak 27 x 3 = 81 data.
Statistik deskriptif dari variabel penelitian ini menggunakan derajat kepercayan 5%, jumlah
disajikan pada tabel 1. sampel 81 dengan jumlah variabel bebas 4, maka
di tabel DW akan didapatkan nilai n = 81 , k = 4,
Statistik deskriptif sebagaimana diringkas
dw = 1,740; dengan nilai dl = 1,411 dan du =
pada tabel 4.1 tersebut menunjukkan bahwa rata-
rata Price to Book Value (PBV) perusahaan 1,603. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa
sebesar 2,6660; dengan nilai terendah sebesar nilai dw lebih besar dari du (1,603) dan lebih
91
Vol. 2 No. 1, Mei 2010 Dinamika Keuangan dan Perbankan
kecil dari 4-du (2,397), hal ini berarti bahwa terhadap Price to Book Value (PBV), sehingga
dalam penelitian ini tidak terjadi gejala auto- H2 diterima. Pengujian hipotesis ketiga
korelasi. menunjukkan nilai t hitung variabel growth
sebesar 2,581 dengan nilai signifikansi sebesar
Dalam penelitian ini uji heteroskedas- 0,013 < 0,05 yang berarti bahwa growth
tisitas menggunakan uji Glejser. Berdasarkan berpengaruh negative dan tidak signifikan
tabel 5 dapat diketahui bahwa semua variabel terhadap Price to Book Value (PBV), sehingga
bebas : dividen payout ratio (DPR), Return on H3 diterima. Sementara itu nilai t hitung
variabel Degree of Finanacial Leverage (DFL)
Equity (ROE), Growth dan Degree of Financial
sebesar 0,936 < t tabel 1,664 dengan nilai
Leverage (DFL) memiliki nilai signifikansi lebih signifikansi sebesar 0,355 > 0,05 yang berarti
besar dari 0,05, sehingga dalam model regresi bahwa Degree of Finanacial Leverage (DFL)
tidak terjadi adanya heteroskedastisitas. berpengaruh negative dan tidak signifikan
terhadap Price to Book Value (PBV), sehingga
Pengujian Normalitas H4 ditolak.
ditolak. Adanya pengaruh poistif dan tidak ROE terhadap PBV ini membuktikan secara
signifikan antara DPR terhadap PBV ini di- empiris jika ROE meningkat (naik) maka PBV
sebabkan setiap peningkatan DPR, tidak diikuti juga akan mengalami peningkatan pula.
dengan peningkatan PBV.
ROE yang diukur dengan menggunakan
Hasil penelitian ini juga menunjukkan
perbandingan antara laba bersih dengan modal
bahwa dividen sebagai sinyal tidak direspon
sendiri menunjukkan pengaruh positif dan
positif oleh pasar. Hal ini bias disebabkan karena
signifikan terhadap PBV, hal ini disebabkan
kepemilikan saham pada perusahaan-perusahaan
perusahaan mampu memaksimalkan modal
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagian
sendiri dalam meningkatkan laba perusahaan.
dimiliki oleh kelompok tertentu sehingga
Perusahaan dengan laba tinggi memberikan
investor tidak sensitive terhadap keputusan
sinyal positif bagi investor yang akan
dividen
berinvestasi, mereka beranggapan bahwa
DPR yang diukur dengan perbandingan perusahaan yang mampu menghasilkan laba
antara dividen per share dengan earning per tinggi, maka pengembalian invetasinya juga
share ini mencerminkan laba perlembar saham tinggi, hal ini tercermin dari peningkatan nilai
perusahaan terhadap dividen per lembar saham PBV perusahaan.
yang akan dibagikan pada pemegang saham.
Hasil penelitian ini konsisten dengan
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan dividend
penelitian yang dilakukan oleh Anugrah, Hamid
interest theory yang menyatakan bahwa
dan Natsir (2001), Susilowati (2003), Supriyanto
kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh
dan Suwarti (2004), dan Wirawati (2008)
baik terhadap nilai perusahaan (PBV) maupun
menyatakan bahwa ROE berpengaruh positif dan
biaya modalnya. Teori ini mengikuti pendapat
signifikan terhadap PBV.
Modigliani dan Miller (M-M) dalam Brigham
(1983) yang menyatakan bahwa nilai suatu Hasil pengujian memberikan hasil bahwa
perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya growth berpengaruh negatif dan signifikan
pembayaran dividen tetapi ditentukan oleh laba terhadap Price to Book Value (PBV), sehingga
bersih sebelum pajak (EBIT) dan risiko bisnis. Hipotesis ketiga diterima. Adanya pengaruh
Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan yang negatif dan signifikan antara growth terhadap
membayarkan dividen secara kontinyu tidak ber- PBV ini disebabkan setiap peningkatan growth,
dampak pada naik turunnya PBV perusahaan. maka diikuti dengan penurunan PBV. Hal ini
disebabkan perusahaan dengan pertumbuhan
Hasil penelitian ini tidak konsisten
cepat menunjukkan perusahaan tersebut banyak
dengan penelitian yang dilakukan oleh Anugrah
membutuhkan pendanaan untuk kegiatan
(2001), Hamid dan Natsir (2001), Susilowati
investasinya tersebut, baik pendanaan internal
(2003), dan Wirawati (2008) menyatakan bahwa
maupun eksternal, sehingga perusahaan akan
DPR berpengaruh positif dan signifikan terhadap
direspon negatif oleh investor yang pada
Price to Book Value (PBV).
akhirnya mempengaruhi jumlah penawaran
Hasil pengujian memberikan hasil bahwa saham di pasar modal dan pada akhirnya nilai
Return On Equity (ROE) berpengaruh positif PBV juga menurun. Hasil penelitian ini
dan signifikan terhadap Price to Book Value konsisten dengan penelitian yang dilakukan
(PBV), sehingga hipotesis kedua diterima. oleh Susilowati (2003) dan Wirawati (2008)
Adanya pengaruh positif dan signifikan antara yang menyatakan bahwa perusahaan yang
sedang mengalami pertumbuhan, maka PBV
93
Vol. 2 No. 1, Mei 2010 Dinamika Keuangan dan Perbankan
perusahaan juga akan mengalami penurunan di sehingga harga sekarang cenderung tinggi dari
pasar modal. pada harga saham pada saat membeli, ketika
selisih harga penjualan dengan pembelian tinggi
Hasil pengujian memberikan hasil bahwa
maka akan menyebabkan return yang tinggi.
degree of financial leverage (DFL) berpengaruh
Dengan demikian, semakin besar rasio PBV
negatif dan tidak signifikan terhadap Price to
semakin tinggi perusahaan dinilai oleh pemodal
Book Value (PBV), sehingga Hipotesis keempat
(investor) relatif dibandingkan dengan dana yang
ditolak. Adanya pengaruh negatif dan tidak
telah ditanamkan di perusahaan. Hasil penelitian
signifikan antara growth terhadap PBV ini
ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan
disebabkan setiap peningkatan growth, maka
oleh Anugrah (2001), Susilowati (2003) dan
tidak berpengaruh terhadap naik turunnya PBV,
Wirawati yang menyatakan bahwa rasio pasar
namun secara statistic menunjukkan koefisien
(PBV) mempunyai pengaruh negatif return
negatif, hal ini berarti bahwa perusahaan yang
saham perusahaan.
memiliki rasio DFL tinggi menunjukkan bahwa
perusahaan tersebut memiliki risiko yang cukup Hasil pengujian menunjukkan bahwa
tinggi terhadap hutang-hutangnya. Perusahaan return saham yang overvalued berbeda secara
yang memiliki risiko tinggi akan berdampak signifikan dengan return saham yang under-
pada financial distress (risiko kebangkrutan), valued. Akan tetapi hasil ini tidak sesuai dengan
sehingga memberikan respon negatif pada yang dihipotesiskan yaitu return saham yang
investor yang hendak berinvestasi dan pada undervalued lebih besar daripada return saham
akhirnya nilai PBV perusahaan mengalami yang overvalued sehingga hipotesis enam
penurunan. ditolak.
Hasil penelitian ini konsisten dengan Hal ini mengindikasikan bahwa saham-
penelitian yang dilakukan oleh Wirawati (2008) saham perusahaan yang mengalami overvalued
yang menyatakan bahwa perusahaan yang mengalami kenaikan harga saham pada periode
memiliki rasio DFL tinggi, maka PBV berikutnya, sedangkan saham-saham yang
perusahaan juga akan mengalami penurunan di mengalami undervalued mengalami penurunan
pasar modal, namun penelitian ini tidak harga saham pada periode berikutnya sehingga
konsisten dengan penelitian Anugrah (2001) dan rata-rata return sahamnya negatif. Hasil
Susilowati (2003) yang menemukan hubungan penelitian ini mendukung hasil penelitian
positif antara risiko dengan PBV. Wirawati yang tidak menemukan perbedaan
antara return saham overvalued dengan return
Hasil pengujian memberikan hasil bahwa
saham undervalued.
Price to Book Value (PBV berpengaruh positif
dan signifikan terhadap return saham, sehingga Simpulan, Keterbatasan, dan Implikasinya
Hipotesis kelima diterima. Adanya pengaruh
positif dan signifikan antara PBV terhadap return Penelitian ini bertujuan untuk menguji
saham ini disebabkan setiap peningkatan PBV, pengaruh empat factor fundamental, yaitu Retun
maka diikuti dengan peningkatan return saham. On Equity (ROE), Deviden Pay Out Ratio
(DPR), Tingkat Pertumbuhan (Growth), dan
Dengan meningkatnya rasio PBV ini meng-
Degree of Financial Leveage (DFL) terhadap
indikasikan bahwa nilai pasar saham lebih tinggi Nilai Perusahaan (PBV) serta menguji pengaruh
daripada nilai buku perusahaan, sehingga PBV terhadap Return Saham. Di samping itu
semakin tinggi PBV perusahaan, berarti saham penelitian ini juga menguji apakah saham-saham
tersebut semakin banyak diminati oleh investor, perusahaan yang mengalami undervalued
94
Wardjono Dinamika Keuangan dan Perbankan
memilki return yang lebih tinggi daripada membeli, ketika selisih harga penjualan dengan
saham-saham perusahaan yang mengalami pembelian tinggi maka akan menyebabkan
overvalued. return yang tinggi. semakin banyak diminati
oleh investor, sehingga harga sekarang
Hasil pengujian hipotesis pertama cenderung tinggi daripada harga saham pada saat
menyimpulkan bahwa Dividend Payout Ratio membeli, ketika selisih harga penjualan dengan
(DPR) tidak berpengaruh terhadap Price to Book pembelian tinggi maka akan menyebabkan
Value (PBV). Hasil penelitian ini juga return yang tinggi. semakin banyak diminati
menunjukkan bahwa dividen sebagai sinyal tidak oleh investor, sehingga harga sekarang
direspon positif oleh pasar. Hal ini bias cenderung tinggi daripada harga saham pada saat
disebabkan karena kepemilikan saham pada membeli, ketika selisih harga penjualan dengan
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa pembelian tinggi maka akan menyebabkan
Efek Indonesia sebagian dimiliki oleh kelompok return yang tinggi.
tertentu sehingga investor tidak sensitive ter-
hadap keputusandividen Sementara hasil pengujian hipotesis
keenam menunjukkan hasil yang berlawanan
Return On Equity (ROE) berpengaruh dengan yang dihipotesiskan. Hal ini
positif dan signifikan terhadap Price to Book menunjukkan bahwa saham-saham perusahaan
Value (PBV). Perusahaan dengan laba tinggi yang mengalami overvalued mengalami
memberikan sinyal positif bagi investor yang kenaikan harga saham pada periode berikutnya,
akan berinvestasi, mereka beranggapan bahwa sedangkan saham-saham yang mengalami
perusahaan yang mampu menghasilkan laba undervalued mengalami penurunan harga saham
tinggi, maka pengembalian invetasinya juga pada periode berikutnya sehingga rata-rata
tinggi, hal dari peningkatan nilai PBV perusaha- return sahamnya negatif.
an.
Growth ini tercermin berpengaruh negatif Penelitian ini mengambil sampel kecil
dan signifikan terhadap Price to Book Value yaitu difokuskan pada perusahaan manufaktur
(PBV). Hal ini disebabkan perusahaan dengan sehingga tidak bisa digeneralisasi untuk seluruh
pertumbuhan cepat menunjukkan perusahaan perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia.
tersebut banyak membutuhkan pendanaan untuk Dalam penelitian ini periode pengamatan relatif
kegiatan investasinya tersebut, baik pendanaan pendek yaitu tiga tahun darin tahun 2006 sampai
internal maupun eksternal, sehingga perusahaan dengan 2008, sehingga sampel yang diteliti
akan direspon negatif oleh investor yang pada sangat kecil. Peneliti selanjutnya dapat mem-
akhirnya mempengaruhi jumlah penawaran perpanjang periode pengamatan, agar diperoleh
saham di pasar modal dan pada akhirnya nilai hasil penelitian yang lebih konsisten.
PBV juga menurun.
Variabel yang digunakan hanya meliputi
Pengaruh negatif Degree Of Financial faktor dividen payout ratio (DPR), Return on
Leverage (DFL) terhadap Price to Book Value Equity (ROE), Growth dan Degree Of Financial
(PBV) menunjukkan bahwa meskipun Leverage (DFL) diduga ada faktor lain yang
perusahaan yang memiliki rasio DFL tinggi lebih berpengaruh terhadap Price to Book Value
memiliki risiko yang cukup tinggi terhadap (PBV), seperti struktur kepemilikan, ukuran
hutang-hutangnya, namun hal ini belum menjadi perusahaan, likuiditas, dan sebagainya. Bagi
factor penting yang dipertimbangkan oleh Peneliti lain, perlu dilakukan penelitian lebih
investor. lanjut dengan menggunakan variabel laporan
keuangan yang lengkap serta memasukkan
Price to Book Value (PBV) berpengaruh faktor-faktor eksternal sebagai variabel peneliti-
positif dan signifikan terhadap return saham. Hal an, misalnya tingkat inflasi, keadaan politik dan
ini mengindikasikan semakin banyak diminati lain-lain.
oleh investor, sehingga harga sekarang
cenderung tinggi daripada harga saham pada saat
95
Vol. 2 No. 1, Mei 2010 Dinamika Keuangan dan Perbankan
Anugrah, Nurul, Habbe, Abdul Hamid, dan PT. BEJ, Indonesian Capital Market Directory
Kadir, Natsir, 2001, Korelasi antara Price 2008.
earning Ratio (PER) dengan Return
saham pada Perusahaan Go Public di Purnomo, Y, 1998, Keterkaitan Kinerja dan
BEJ, SNA, Bandung. Harga Saham, Usahwan No. 12 Th XVII
(Desember) hal. 33 38.
Brigham, Eugene F and Houstonn, Joel F, 1999,
Manajemen Keuangan, Edisi Bahasa Riyanto, Bambang, 1995, Dasar-dasar
Indonesia, Jakarta : Erlangga. Pembelanjaan Perusahaan, Edisi
Keempat, BPFE, Yogyakarta.
Brigham, Eugene F and Houstonn, Joel F, 2001,
Manajemen Keuangan, Edisi Tujuh, Smith Jr, C, W dan R. L. Watts, 1992, The
Erlangga. Invesment Opportunity Set and Corpoate
Financing, Dividend, and Compensatio
Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Policies, Journal of Financial Economics.
Multivariate dengan Program SPSS, Vol. 13, p. 187-221.
Edisi II Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Sudarsi, Sri, 2002, Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Dividend Payout Rasio
Hanafi. M, Mamduh dan Halim, Abdul, 2000, pada Industri Manufaktur yang Listed di
Analisis Laporan Keuangan, UPP AMP BEJ, Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol. 9, No
YKPN,Yogyakarta. 1 maret STIE Stikubank Semarang.
Husnan, Suad, 2001, Dasar-dasar Teori Suharli, Michell. 2006. Faktor yang
Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Mempengaruhi Nilai Perusahaan pada
ketiga, Unit Penerbit dan Percetakan AMP Perusahaan Go Public di Indonesia.
YKPN. Kumpulan Makalah Simposium Nasional
Ikatan Akuntan Indonesia, 2007, Standar Akuntansi 8. Solo.
Akuntansi keuangan. Jakarta, Salemba
Empat. Supranto, J., 1992, Statistik : Teori dan plikasi,
Jakarta : Erlangga.
Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang, 1999,
Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Susilowati, Yeye, 2003, Pengaruh Price
Akuntansi dan Manajemen, Edisi I, Earning Ratio (PER) terhadap Faktor
Yogyakarta : BPFE Fundamental Perusahaan (Dividend
Payout Ratio, Earning per Share dan
Jogiyanto, Hartono, M, 2003, Teori Portofolio Risiko) Pada Perusahaan Publik di
dan Analisis Investasi, Yogyakarta : BPFE. Bursa Efek Jakarta, Jurnal Bisnis dan
Ekonomi. Vol 10, No. 1 Maret, hal 51
Munawir, 1999, Analisa Laporan Keuangan, 56.
Edisi Empat, Liberty, Yogyakarta.
Suwarti, Titiek dan Soepriyanto, 2004,
Nurainun Bangun & Sintawati, 2007, Analisis Pengaruh Struktur Kepemilikkan,
Pengaruh Profitabilitas Dan Kebijakan Ebit/Total Assets, Total Hutang/Total
96
Wardjono Dinamika Keuangan dan Perbankan