Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN

KONSEP DAN ASUHAN KEPERAWATAN


KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA PUTRA DAN PUTRI

DISUSUN OLEH
KEOMPOK II

Andre Tijahahu, S.Kep 14901-16008


Anita Tomatala, S.Kep 14901-16015
Amaliah, S.Kep 14901-16005
Lia Riska, S.Kep 14901-16150
Thoyieb Arrasyed, S.Kep 14901-16131
Widi A Kimun, S.Kep 14901-16138

POGRAM PROFESI NERS XVI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN IMMANUEL
BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan Rahmat, Taufiq dan Hidayah_Nya sehingga Penulisdapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul Kesehatan Reproduksi Remaja dan
Permasalahannya yang merupakan salah satu tugas mata kuliah Maternitas.
Kelompok menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu , hingga tersusunnya laporn ini. kelompok menyadari bahwa dalam
pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki, hal ini
disebabkan oleh karena keterbatasan pengetahuan, pengalaman serta sumber yang
kelompok miliki. Oleh karena itu, kelompok harapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun dari semua pihak.
Akhirnya keompok berharap mudah mudahan laporan ini dapat bermanfaat
bagi kelompok khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Bandung, April 2017

Kelompok
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Reproduksi berasal dari re yang berarti kembali dan produksion
yang berarti membuat atau menghasilkan, jadi reproduksi (reproduksion)
mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam menghasilkan
keturunan demi kelestarian hidup. Kesehatan reproduksi adalah keadaan
sejahtera fisik, mental, dan social yang utuh dalam segala hal yang berkaitan
dengan fungsi, peran, dan system reproduksinya. (Efendi & Makhfuldi, 2013)

Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19


tahun, menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014,
remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja
adalah 10-24 tahun dan belum menikah. Jumlah kelompok usia 10-19 tahun
di Indonesia menurut Sensus Penduduk 2010 sebanyak 43,5 juta atau sekitar
18% dari jumlah penduduk. Di dunia deperkirakan kelompok remaja
berjumlah 1,2 milyar atau 18% dari jumlah penduduk dunia. (WHO, 2014)

Remaja merupakan tahapan seseorang dimana dia berada di antara


fase anak dan fase dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, perilaku,
kognitif, biologis dan emosi. Untuk mendeskripsikan remaja dari waktu ke
waktu memang berubah sesuai perkembangan zamannya. Di tunjau dari segi
pubertas 100 tahun terakhir usia remaja putri mendapatkan haid pertama
semamkin berkurang dari 17,5 tahun menjadi 12 tahun, demikian pula remaja
putra kebanyakan orang menggolongkan remaja dari usia 12-24 tahun dan
beberapa literature yang menyebutkan 15-24 tahun. Hal yang terpenting
adalah seseorang mengalami perubahan besar dalam hidupnya diberbagai
aspek. (Efendi & Makhfuldi, 2013)
B. Masalah
Masalah yang ingin dibahas dalam penulisan makalah ini adalah
bagaimana tentang Asuhan Keperawatan Kesehatan Reproduksi pada
Remaja Putra dan Putri.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah
untuk melakukan Asuhan Keperawatan Kesehatan Reproduksi pada Remaja
Putra dan Putri.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui konsep Kesehatan Reproduksi pada Remaja Putra
dan Putri.
b. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan Kesehatan Reproduksi pada
Remaja Putra dan Putri.

D. Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini agar :
1. Kelompok mendapatkan pengetahuan dan pemahaman tentang konsep
Kesehatan Reproduksi pada Remaja Putra dan Putri di Masyarakat.
2. Kelompok memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang Asuhan
Keperawatan Kesehatan Reproduksi pada Remaja Putra dan Putri di
Masyarakat.
BAB II
Tujuan Teori

A. Pengertian
1. Kesehatan Reproduksi
Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik,
mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau
kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem
reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau Suatu keadaan dimana manusia
dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi
dan proses reproduksinya secara sehat dan aman. Pengertian lain
kesehatan reproduksi dalam Konferensi International Kependudukan dan
Pembangunan, yaitu kesehatan reproduksi adalah keadaan sejahtera fisik,
mental dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan
fungsi, peran & sistem reproduksi. Kesehatan reproduksi remaja adalah
suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi
yang dimiliki oleh remaja. Pengertian sehat disini tidak semata-mata
berarti bebas penyakit atau bebas dari kecacatan namun juga sehat secara
mental serta sosial kultural (Fauzi., 2008).
2. Remaja
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), remaja
(adolescence) adalah mereka yang berusia 10-19 tahun. Sementara dalam
terminologi lain PBB menyebutkan anak muda (youth) untuk mereka yang
berusia 15-24 tahun. Ini kemudian disatukan dalam sebuah terminologi
kaum muda (young people) yang mencakup 10-24 tahun.
Dalam program BKKBN disebutkan bahwa remaja adalah mereka
yang berusia antara 10-24 tahun. Menurut Hurlock (1993), masa remaja
adalah masa yang penuh dengan kegoncangan, taraf mencari identitas diri
dan merupakan periode yang paling berat.
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya
perubahan fisik, emosidan psikis. Masa remaja adalah suatu periode masa
pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa peralihan.
Masa remaja merupakan periode peralihan dari masa anak ke masa dewasa

B. Anatomi dan Fisiologi


1. Organ Reproduksi Laki-laki
Sama halnya dengan ciri sekunder dan primer. Organ reproduksi
laki-laki dibedakan menjadi alat alat reproduksi yang tampak dari luar dan
yang berada didalam tubuh. Berikut rinciannya :
a. Organ Reproduksi Luar
1) Penis terdiri dari jaringan-jaringan otot, jaringan spons yang lembut,
pembuluh darah dan jaringan saraf. Fungsinya yaitu untuk kopulasi
(hubungan antara alat kelamin jantan dan betina untuk memudahkan
semen ke dalam organ reproduksi betina). Penis diselimuti oleh
selaput tipis yang nantinya akan dioperasi padsa saat dikhitan/sunat.
2) Buah zakar yang terdiri dari kantung zakar yang didalamnya terdapat
sepasang testis dan bagian-bagian lainnya. Kulit luar nya disebut
skrotum. Skrotum berfungsi melindungi testis serta mengatur suhu
yang sesuai untuk spermatozoa (sel sperma).
3) Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi
testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum
kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat
yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos
berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan
mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang
berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot
kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis
agar kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis)
membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah
daripada suhu tubuh.
b. Organ Reproduksi Dalam
Organ reproduksi dalam yaitu organ yang tidak tampak dari luar,
penjelasannya :
1) Testis
Testis sebenarnya adalah kelenjar kelamin, berjumlah sepasang dan
akan menghasilkan sel-sel sperma serta hormon testosteron. Skrotum
dapat menjaga suhu testis. Jika suhu terlalu panas , skrotum
mengembang, jika suhu dingin skrotum mengerut sehingga testis lebih
hangat.
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung
pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis
terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan
dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot
polos. Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi
sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron.
2) Tubulus Seminiferus
Didalam testis terdapat terdapat saluran-saluran halus yang disebut
saluran penghasil sperma (tubulus seminiferus). Dinding dalam
saluran terdiri dari jaringan epitel dan jaringan ikat. Dijaringan
epithelium terdapat :
3) Saluran Reproduksi (Saluran Pengeluaran)
Saluran reproduksi maksudnya tempat sperma keluar atau jalan
berupa lubang kecil yang menghubungkan organ dalam.
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria
terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan
uretra.

Penjelasan :
1. Epididimis berupa saluran panjang yang berkelok yang keluar dari
testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri.
Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma
sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.
2. Vasa deferens berupa saluran panjang dan lurus mengangkut
sperma ke vesika seminalis. Vas deferens atau saluran sperma
(duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas
dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak
menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam
kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat
jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau
kantung mani (vesikula seminalis).
3. Saluran ejakulasi merupakan saluran yang pendek dan
menghubungkan vesikula seminalis dengan urethra. Saluran
ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke
dalam uretra
4. Uretra merupakan saluran panjang terusan dari saluran ejakulasi
dan terdapat di penis.

2. Organ Reproduksi Wanita Organ Reproduksi luar terdiri dari :


a. Vagina merupakan saluran yang menghubungkan organ uterusdengan
tubuh bagian luar. Berfungsi sebagai organ kopulasi dan saluran
persalinan?keluarnya bayi. Sehingga sering disebut dengan liang
peranakan. Di dalam vagina ditemukan selaput dara.
b. Vulva merupakan suatu celah yang terdapat dibagian luar dan terbagi
menjadi 2 bagian yaitu :
c. Labium mayor merupakan sepasang bibir besar yang terletak
dibagian luas dan membatasi vulva.
d. Labium minor merupakan sepasang bibir kecil yang terletak d
bagian dalam dan membatasi vulva
e. Mons veneris, pertemuan antara kedua bibir vagina dengan bagian atas
yang tampak membukit
f. Payudara. disebut juga kelenjar mamae. Payudara akan menghasilak
ASI untuk nutrisi bayi.

Organ reproduksi dalam terdiri dari :


a. Vagina merupakan saluran yang menghubungkan organ uterusdengan
tubuh bagian luar. Berfungsi sebagai organ kopulasi dan saluran
persalinan, keluarnya bayi. Sehingga sering disebut dengan liang
peranakan. Di dalam vagina ditemukan selaput dara.
b. Ovarium merupakan organ utama pada wanita. Berjumlah sepasang
dan terletak di dalam tongga perut pada daerah pinggang sebelah kiri
dan kanan. Berfungsi untuk menghasilkan sel ovum dan hormon
wanita seperti :
1) Estrogen yang berfungsi untuk mempertahankan sifat sekunder pada
wanita, serta juga membantu dalam prosers pematangan sel ovum.
Progesterone yang berfungsi dalam memelihata masa kehamilan
Ovarium di selubungi oleh kapsul pelindung dan mengandung
beberapa folikel. Tiap folikel mengandung satu sel telur. Folikel
adalah strukur seperti bulatan-bulatan yang mengelilingi oosit dan
berfungsi menyediakan makanan dan melindungi perkembangan sel
telur.
2) Fimbriae merupakan serabut/silia lembut yang terdapat di bagian
pangkal ovarium berdekatan dengan ujung saluran oviduct.
Berfungsi untuk menangkap sel ovum yang telah matang yang
dikelurakan oleh ovarium.
3) Infundibulum merupakan bagian ujung oviduct yang berbentuk
corong/membesar dan berdekatan dengan fimbriae. Berfungsi
menampung sel ovum yang telah ditangkap oleh fimbriae.
4) Tuba fallopi merupakan saluran memanjang setelah infundibulum
yang bertugas sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum
menuju uterus dengan abantuan silia pada dindingnya.
5) Oviduct merupakan saluran panjang kelanjutan dari tuba fallopi.
Berfungsi sebagai tempat fertilisasi dan jalan bagi sel ovum menuju
6) uterus dengan bantuan silia pada dindingnya. Oviduct berjumlah sepasang
dan menghubungkan ovarium dengan rahim.
7) Rahim / Uterus merupakan organ yang berongga dan berotot.
Berbentuk sperti buah pir dengan bagian bawah yang mengecil.
Berfungsi sebagai tempat pertumbuhan embrio. Tipe uterus pada
manusia adalah simpleks yaitu dengan satu ruangan yang hanya
untuk satu janin. Uterus mempunyai 3 macam lapisan dinding yaitu :
Perimetrium yaitu lapisanyang terluar yang berfungsi sebagai
pelindung uterus. Miometrium yaitu lapisan yang kaya akan sel otot
dan berfungsi untuk kontraksi dan relaksasi uterus dengan melebar
dan kembali ke bentuk semula setiap bulannya.
8) Endometrium merupakan lapisan terdalam yang kaya akan sel darah
merah. Bila tidak terjadi pembuahanmaka dinding endometrium
inilah yang akan meluruh bersamaan dengan sel ovum matang.
9) Cervix merupakan bagian dasar dari uterus yang bentuknya
menyempit sehingga disebut juga sebagai leher rahim.
Menghubungkan uterus dengan saluran vagina dan sebagai jalan
keluarnya janin dari uterus menuju saluran vagina.
10) Saluran vagina merupakan saluran lanjutan dari cervic dan sampai
pada vagina.
Berbentuk tabung berlapis otot. Dinding vagina lebih tipis
daripada rahim dan banyak memiliki lipatan. Hal ini untuk mempermudah
jalan kelahiran bayi. Vagina juga memiliki lendir yang dihasilkan oleh
dinding vagina dan kelenjar Bartholin.
Klitoris merupakan tonjolan kecil yangt erletak di depan vulva.
Sering disebut dengan klentit. Organ utama nya ialah Indung telur
(ovarium), Oviduk (tuba fallopi), Uterus dan Vagina.

C. Perubahan Fisik, Biologis, Psikososial Remaja


1. Tumbuh Kembang Remaja.
Masa remaja dibedakan dalam :
a. Masa remaja awal, 10 13 tahun.
b. Masa remaja tengah, 14 16 tahun.
c. Masa remaja akhir, 17 19 tahun.
2. Pertumbuhan Fisik Pada Remaja Perempuan :
a. Mulai menstruasi.
b. Payudara dan panggul membesar.
c. Indung telur membesar.
d. Kulit dan rambut berminyak dan tumbuh jerawat.
e. Vagina mengeluarkan cairan.
f. Mulai tumbuh bulu di ketiak dan sekitar vagina.
g. Tubuh bertambah tinggi (Lengan dan Tungkai kaki bertambah
panjang)
h. Tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar, sehingga tidak
terlihat seperti anak kecil lagi.
i. Kaki dan tangan bertambah besar
j. Keringat bertambah banyak
k. Indung telur mulai membesar dan berfungsi sebagai organ reproduksi
l.
3. Perubahan fisik yang terjadi pada remaja laki-laki :
a. Terjadi perubahan suara mejadi besar dan berat.
b. Tumbuh bulu disekitar ketiak dan alat kelamin.
c. Tumbuh kumis.
d. Mengalami mimpi basah.
e. Tumbuh jakun.
f. Pundak dan dada bertambah besar dan bidang.
g. Penis dan buah zakar membesar.
h. Tubuh bertambah berat dan tinggi
i. Keringat bertambah banyak
j. Kulit dan rambut mulai berminyak
k. Lengan dan tungkai kaki bertambah besar
l. Tulang-tulang wajah mulai memanjang dan membesar, sehingga tidak
terlihat seperti anak kecil lagi

D. Tumbuh Kembang Remaja


Menurut Fauzi (2008), Tumbuh kembangnya seorang remaja menuju
dewasa, berdasarkan kematangan psikososial dan seksual. Semua remaja akan
melewati tahapan berikut :
1. Masa remaja awal/dini (early adolescence) : umur 11 13 tahun.
Dengan ciri khas : ingin bebas, lebih dekat dengan teman sebaya, mulai
berfikir abstrak dan lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya.
2. Masa remaja pertengahan (middle adolescence) : umur 14 16 tahun.
Dengan ciri khas : mencari identitas diri, timbul keinginan untuk
berkencan, berkhayal tentang seksual, mempunyai rasa cinta yang
mendalam.
3. Masa remaja lanjut (late adolescence) : umur 17 20 tahun.
Dengan ciri khas : mampu berfikir abstrak, lebih selektif dalam mencari
teman sebaya, mempunyai citra jasmani dirinya, dapat mewujudkan rasa
cinta, pengungkapan kebebasan diri.
Tahapan ini mengikuti pola yang konsisten untuk masing-masing individu.
Walaupun setiap tahap mempunyai ciri tersendiri tetapi tidak mempunyai
batas yang jelas, karena proses tumbuh kembang berjalan secara
berkesinambungan.

Terdapat ciri yang pasti dari pertumbuhan somatik pada remaja, yaitu
peningkatan massa tulang, otot, massa lemak, kenaikan berat badan, perubahan
biokimia, yang terjadi pada kedua jenis kelamin baik laki-laki maupun
perempuan walaupun polanya berbeda.
1. Pertumbuhan fisik pada remaja perempuan :
a. Mulai menstruasi.
b. Payudara dan pantat membesar.
c. Indung telur membesar.
d. Kulit dan rambut berminyak dan tumbuh jerawat.
e. Vagina mengeluarkan cairan.
f. Mulai tumbuh bulu di ketiak dan sekitar vagina.
g. Tubuh bertambah tinggi.
2. Perubahan fisik yang terjadi pada remaja laki-laki :
a. Terjadi perubahan suara mejadi besar dan mantap.
b. Tumbuh bulu disekitar ketiak dan alat kelamin.
c. Tumbuh kumis.
d. Mengalami mimpi basah.
e. Tumbuh jakun.
f. Pundak dan dada bertambah besar dan bidang.
g. Penis dan buah zakar membesar.
3. Perubahan psikis juga terjadi baik pada remaja perempuan maupun remaja
laki-laki, mengalami perubahan emosi, pikiran, perasaan, lingkungan
pergaulan dan tanggung jawab, yaitu :
a. Remaja lebih senang berkumpul diluar rumah dengan kelompoknya.
b. Remaja lebih sering membantah atau melanggar aturan orang tua.
c. Remaja ingin menonjolkan diri atau bahkan menutup diri.
d. Remaja kurang mempertimbangkan maupun menjadi sangat tergantung
pada kelompoknya.
e. Hal tersebut diatas menyebabkan remaja menjadi lebih mudah
terpengaruh oleh hal-hal yang negatif dari lingkungan barunya.

Selain yang terlihat di luar, perubahan juga terjadi di dalam tubuh


dan tidak tampak dari luar. Otak akan mengeluarkan zatzat kimia yang disebut
hormon.Hormon ini akan mempengaruhi perubahan fisik dan emosi seseorang
pada masa pubertas, terutama Estrogen dan Progesteron pada remaja
perempuan, diproduksi indung telur. Testosteron pada remaja laki-laki,
diproduksi oleh testis. Hormon-hormon yang mempengaruhi perubahan alat-
alat reproduksi dari anak menjadi remaja. Pada remaja perempuan: rahim,
saluran telur, indung telur, rongga panggul dan vagina tumbuh seakan bersiap
untuk melakukan fungsi dan proses reproduksi yang ditandai dengan adanya
siklus Menstruasi. Pada remaja laki-laki: prostat dan seminal, uretra (saluran
kencing), testis (buah zakar), dan penis juga tumbuh membesar dan mulai
mengeluarkan cairan yang gunanya sebagai tempat berkembangnya sperma
serta diproduksinya sperma yang ditandai dengan Mimpi Basah
1. Menstruasi
Siklus menstruasi meliputi :
Indung telur mengeluarkan telur (ovulasi) kurang lebih 14 hari sebelum
menstruasi yang akan datang. Telur berada dalam saluran telur, selaput
lendir rahim menebal. Telur berada dalam rahim, selaput lendir rahim
menebal dan siap menerima hasil pembuahan. Bila tidak ada pembuahan,
selaput rahim akan lepas dari dinding rahim dan terjadi perdarahan. Telur
akan keluar dari rahim bersama darah.
Masa subur adalah 14 hari sebelum menstruasi berikutnya.
a. Bila sel telur dalam perjalanannya menuju dinding rahim (masa subur)
tidak bertemu dengan sel sperma (artinya, tidak terjadi hubungan seksual
pada masa subur), maka sel telur beserta lapisan dalam dinding rahim
tempatnya bersarang luruh dan keluar melalui lubang vagina sebagai
darah haid/menstruasi.
b. Setelah haid selesai (5 7 hari), indung telur mulai bersiap untuk
melepas sel telur berikutnya, di bawah pengaruh hormon estrogen
c. Demikian seterusnya setiap bulan, sehingga siklus haid dianggap siklus
bulanan, dan haid dikatakan datang bulan
d. Rasa nyeri (kram) perut yang menyertai bisa ringan, tetapi bila sangat
nyeri, dianjurkan untuk diperiksakan ke dokter.
Panjang siklus menstruasi berbeda-beda setiap perempuan. Ada yang 26
hari, 28 hari, 30 hari, atau bahkan ada yang 40 hari. Lama menstruasi
pada umumnya 5 hari, namun kadang-kadang ada yang lebih cepat 2 hari
atau bahkan sampai 5 hari. Jumlah seluruh darah yang dikeluarkan
biasanya antara 30 80 ml.

2. Mimpi Basah
Ketika seseorang laki-laki memasuki masa pubertas, terjadi
pematangan sperma didalam testis. Sperma yang telah diproduksi ini akan
dikeluarkan melalui Vas Deferens kemudian berada dalam cairang mani
yang diproduksi oleh kelenjar prostat. Air mani yang telah mengandung
sperma ini akan keluar yang disebut ejakulasi. Ejakulasi yang tanpa
rangsangan yang nyata disebut mimpi basah.

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Reproduksi Remaja


Kesehatan reproduksi remaja dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu:
Secara garis besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang
dapat berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi yaitu :
1. Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan, tingkat
pendidikan yang rendah, dan ketidaktahuan tentang perkembangan seksual
dan proses reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang terpencil).
2. Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional yang
berdampak buruk pada kesehatan reproduksi, kepercayaan banyak anak
banyak rejeki, informasi tentang fungsi reproduksi yang membingungkan
anak dan remaja karena saling berlawanan satu dengan yang lain, dsb).
3. Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua pada remaja, depresi
karena ketidakseimbangan hormonal, rasa tidak berharga wanita pada pria
yang membeli kebebasannya secara materi, dsb),
4. Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca
penyakit menular seksual, dsb).

Cakupan pelayanan kesehatan reproduksi:


1. Konseling dan informasi Keluarga Berencana (KB)
2. Pelayanan kehamilan dan persalinan (termasuk: pelayanan aborsi yang
aman, pelayanan bayi baru lahir/neonatal)
3. Pengobatan infeksi saluran reproduksi (ISR) dan penyakit menular seksual
(PMS), termasuk pencegahan kemandulan
4. Konseling dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja (KRR)
5. Konseling, informasi dan edukasi (KIE) mengenai kespro.

F. Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja


Kuatnya norma sosial yang menganggap seksualitas adalah tabu
akan berdampak pada kuatnya penolakan terhadap usulan agar pendidikan
seksualitas terintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan. Sekalipun sejak
reformasi bergulir hal ini telah diupayakan oleh sejumlah pihak seperti
organisasi-organisasi non pemerintah (NGO), dan juga pemerintah sendiri
(khususnya Departemen Pendidikan Nasional), untuk memasukkan seksualitas
dalam mata pelajaran Pendidikan Reproduksi Remaja, namun hal ini belum
sepenuhnya mampu mengatasi problem riil yang dihadapi remaja. Faktanya,
masalah terkait seksualitas dan kesehatan reproduksi masih banyak dihadapi
oleh remaja. Masalah-masalah tersebut antara lain :
1. Perkosaan
Kejahatan perkosaan ini biasanya banyak sekali modusnya. Korbannya tidak
hanya remaja perempuan, tetapi juga laki-laki (sodomi). Remaja perempuan
rentan mengalami perkosaan oleh sang pacar, karena dibujuk dengan alasan
untuk menunjukkan bukti cinta.
2. Free sex
Seks bebas ini dilakukan dengan pasangan atau pacar yang berganti-ganti.
Seks bebas pada remaja ini (di bawah usia 17 tahun) secara medis selain
dapat memperbesar kemungkinan terkena infeksi menular seksual dan virus
HIV (Human Immuno Deficiency Virus), juga dapat merangsang
tumbuhnya sel kanker pada rahim remaja perempuan. Sebab, pada remaja
perempuan usia 12-17 tahun mengalami perubahan aktif pada sel dalam
mulut rahimnya. Selain itu, seks bebas biasanya juga dibarengi dengan
penggunaan obat-obatan terlarang di kalangan remaja. Sehingga hal ini akan
semakin memperparah persoalan yang dihadapi remaja terkait kesehatan
reproduksi ini.
3. Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD).
Hubungan seks pranikah di kalangan remaja didasari pula oleh mitos-mitos
seputar masalah seksualitas. Misalnya saja, mitos berhubungan seksual
dengan pacar merupakan bukti cinta. Atau, mitos bahwa berhubungan
seksual hanya sekali tidak akan menyebabkan kehamilan. Padahal hubungan
seks sekalipun hanya sekali juga dapat menyebabkan kehamilan selama si
remaja perempuan dalam masa subur.

4. Aborsi
Aborsi merupakan keluarnya embrio atau janin dalam kandungan sebelum
waktunya. Aborsi pada remaja terkait KTD biasanya tergolong dalam
kategori aborsi provokatus, atau pengguguran kandungan yang sengaja
dilakukan. Namun begitu, ada juga yang keguguran terjadi secara alamiah
atau aborsi spontan. Hal ini terjadi karena berbagai hal antara lain karena
kondisi si remaja perempuan yang mengalami KTD umumnya tertekan
secara psikologis, karena secara psikososial ia belum siap menjalani
kehamilan. Kondisi psikologis yang tidak sehat ini akan berdampak pula
pada kesehatan fisik yang tidak menunjang untuk melangsungkan
kehamilan.
5. Perkawinan Dan Kehamilan Dini
Nikah dini ini, khususnya terjadi di pedesaan. Di beberapa daerah, dominasi
orang tua biasanya masih kuat dalam menentukan perkawinan anak dalam
hal ini remaja perempuan. Alasan terjadinya pernikahan dini adalah
pergaulan bebas seperti hamil di luar pernikahan dan alasan ekonomi.
Remajayang menikah dini, baik secara fisik maupun biologis belum cukup
matang untukmemiliki anak sehingga rentan menyebabkan kematian anak
dan ibu pada saat melahirkan. Perempuan dengan usia kurang dari 20 tahun
yang menjalani kehamilansering mengalami kekurangan gizi dan anemia.
Gejala ini berkaitan dengan distribusimakanan yang tidak merata, antara
janin dan ibu yang masih dalam tahap proses pertumbuhan.
6. IMS (Infeksi Menular Seksual) atau PMS (Penyakit Menular Seksual), dan
HIV/AIDS.
IMS ini sering disebut juga penyakit kelamin atau penyakit yang ditularkan
melalui hubungan seksual. Sebab IMS dan HIV sebagian besar menular
melalui hubungan seksual baik melalui vagina, mulut, maupun dubur. Untuk
HIV sendiri bisa menular dengan transfusi darah dan dari ibu kepada janin
yang dikandungnya. Dampak yang ditimbulkannya juga sangat besar sekali,
mulai dari gangguan organ reproduksi, keguguran, kemandulan, kanker
leher rahim, hingga cacat pada bayi dan kematian.

G. Penanganan Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja


Ruang lingkup masalah kesehatan reproduksi perempuan dan laki-
laki menggunakan pendekatan siklus kehidupan. Berdasarkan masalah yang
terjadi pada setiap fase kehidupan, maka upaya- upaya penanganan masalah
kesehatan reproduksi remaja sebagai berikut :
1. Gizi seimbang
2. Informasi tentang kesehatan reproduksi.
3. Pencegahan kekerasan, termasuk seksual.
4. Pencegahan terhadap ketergantungan NAPZA.
5. Pernikahan pada usia wajar.
6. Pendidikan dan peningkatan ketrampilan.
7. Peningkatan penghargaan diri.
Peningkatan pertahanan terhadap godaan dan ancaman.

H. Kasus Simulasi

Tn Riski umur 43 tahun , pekerjaan buruh pabrik pengahasilan 700 rb


/bulan. Pendidikan SD, agama Islam, Istri Ny Santi umur 40 tahun pekerjaan
buruh pabrik, pendidikan Sd, penghasilan 700 rb/ bulan, agama Islam ,
mempunyai anak 2 orang yaitu Gita 16 tahun , dan Rio 20 tahun , tinggal di Desa
Sukamaju Kabupaten Bandung Barat . Keluarga sering berkumpul untuk
menonton Tv dan makan malam. Keluarga tidak pernah ada penyakit yang
mengharuskan untuk rawat inap di rumah sakit sebelumnya . Sesuai hasil
pengakjian yang dilakukan yaitu didapatkan seorang anggota keluarga Tn.Rizki
mengalami keputihan yaitu An. Gita, keluhan yang didapatkan yaitu An. Gita
merasa gatal pada daerah kelaminnya , serta terkadang mengeluarkan bau yang
tidak sedap. Keluarga tidak melakukan apa-apa untuk mengobati keputihan pada
anaknya, mereka menganggap hal itu biasa terjadi pada anak gadis yang belum
menikah . Selain itu keluarga juga tidak pernah memberikan pemahaman tentang
pentingnya kesehatan reproduksi , serta ditemukan kondisi WC yang kurang
terjaga kebersihannya.

An.Gita juga tidak tahu penyebab terjadinya keputihan . jarak puskesmas


dari rumah sekitar 3 km dan tidak pernah datang berobat. Keluarga mengganggap
masalah sepeleh, serta keluarga tidak pernah mendapat informasi tentang
keputihan . bila sakit setelah berat baru dibawa ke puskesmas, keluarga juga
mengkonsumsi makanan yang tidak bervariasi. Keadaan lingkungan di Desa
Sukamaju juga kurang sehat, masih banyak sampah yang tertumpuk, serta
penataan ruang di desa juga yang kurang memadai.

1. Host :
Host adalah semua faktor yang terdapat pada diri manusia yang dapat
mempengaruhi timbul dan menyebarnya penyakit
- Faktor gaya hidup An Gita yang kurang menjaga kebersihan alat
kelamin oleh kurangnya informasi mengenai kesehatan reproduksi
pada remaja

2. Agent :
Agent adalah suatu substansi atau elemen-elemen tertentu yang
keberadaannya bisa menimbulkan atau mempengaruhi perjalanan suatu
penyakit
- Faktor nutrisi yang tidak memadai dimana keluarga Tn Rizki selalu
mengkonsumsi makanan yang tidak bervariasi

3. Environment :
Faktor lingkungan adalah faktor luar dari individu yang dapat berupa
lingkungan fisik , biologis, social .
- Lingkungan social di Desa Sukamaju yang kurang bersih yaitu masih
adanya banyak sampah yang tertumpuk serta kurangnya kebersihan
WC di keluarga Tn. Rizki
DIAGNOSA KEPERWATAN
NO NOC NIC
KODE DIAGNOSIS

1 Resiko Kerusakan pasien akan : NIC : Pressure Management


integritas kulit
1. Mendemonstrasikan aktivitas 1. Anjurkan pasien untuk menggunakan
perawatan kulit rutin yang efektif pakaian yang longgar
2. Memiliki warna kulit yang normal 2. Hindari kerutan padaa tempat tidur
3. Memiliki kulit tubuh yang normal 3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih
4. Tidak megalami nyeri di ektremitas
dan kering
5. Mengonsumsi makanan secara
4. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien)
adekuat untuk meningkatkan integritas
setiap dua jam sekali
kulit 5. Monitor kulit akan adanya kemerahan
6. Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada
derah yang tertekan
7. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
8. Monitor status nutrisi pasien
9. Memandikan pasien dengan sabun dan air
hangat
10. Gunakan pengkajian risiko untuk
memonitor faktor risiko pasien (Braden
Scale, Skala Norton)
11. Inspeksi kulit terutama pada tulang-
tulang yang menonjol dan titik-titik
tekanan ketika merubah posisi pasien.
12. Jaga kebersihan alat tenun
13. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
pemberian tinggi protein, mineral dan
vitamin
14. Monitor serum albumin dan transferin
Perawatan di rumah :

1. Tindakan di atas dapat tetap di


disusuaikan untuk di gunaka dalam
perawatan di rumah
2 00188 Perilaku kesehatan Pasien akan : Perawatan di rumah :
cenderung beresiko
1. Mengungkapkan secara verbal 1. Intervensi di atas dapat di gunakan untuk
penerimaan terhadap perubahan status perawatan di rumah
2. Kaji sistem pendukung yang tersedia
kesehatan
3. Kaji pola komuniakasi dan interaksi
2. Mengungkapkan secara verbal
keluarga
perasaan mengenai perlunya
Aktifitas mandiri :
perubahan gaya hidup dan perilaku
3. Mulai melakukan perubahan gaya
hidup dan perilaku 1. Menciptakan lingkungan yang tidak
4. Mengindentifikasi prioritas untuk hasil
menghakimi sehingga pasien dan
kesehatan diri sendiri
keluarga dapat berbagi kekahwatiran,
5. Mendemonstrasikan penurunan
kecemasan dan rasa takut
kecemasan dan rasa takut dalam
2. Peningkatan kopping :
aktifitas independen a. Membantu pasien mengidentifikasi
6. Mematuhi terapi yang di programkan
sistem pendukung yang tersedia
( untuk mempelajari strategi koping
yang baru dan untuk menurunkan
isolasi dan ketakuta)
b. Menghargai dan mendiskusikan
respons alternatif terhadap situasi
3 00099 Ketidakefektifan Pasien akan : Penyuluhan untuk pasien dan keluarga :
pemeliharaan kesehatan
1. Menyusun dan mengikuti strategi 1. Pedoman sistem kesehatan
a. Jelaskan tentang sistem perawatan
untuk memaksimalkan kesehatan
2. Mengidentifikasi efek samping kesehatan, bagaimana cara kerjanya dan
kepercayaan kesehatan apa yang dapat di harapkan pasien dan
3. Memperlihatkan kesadaran bahwa
keluarga
perilaku sehat membutuhkan upaya b. Berikan anjuran tertulis tengtang tujuan
dan kepercayaan diri unutk mampu dan lokasi aktifitas perawatan keluarga
mengelolanya bila perlu
4. Mengikuti rekomendasi program c. Informasikan pasien tentang makna
terapi penandatangan formulir persetujuan
5. Mengidentifikasi potensial resiko
tindakan
terhadap kesehatan akibat gaya hidup d. Informasikan pasien tentang biaya,
6. Menyatakan dan menunjukan
waktu, alternatif, dan resiko yang timbul
pengetahuan tentang data
dari pemerikasaan atau prosedur tersebut
perlindungan kesehatan (misalnya 2. Bantuan modifikasi diri :
Jelaskan kepada pasien fungsi penanda dan
melakukan pemeriksaan sendiri
pemicu yang menghasilkan perilaku
berpartisipasi dalam skrining
kesehatan Perawatan di rumah :

1. Dorong diskusi mengenai tindakan


kesehatan preventif yang spesifik terhadap
kebutuhan pasien, seperti perubahan diet,
menghentikan kebiasaan merokok
penurunan stres dan implementasi program
latihan
2. Berikan bantuan untuk menolong pasien
mengikuti program teraupetik (misalnya
memperoleh wadah obat dan
mendemonstrasikan cara meletakkan obat
untuk satu minggu kedalam wadah tersebut)
3. Bantu klien menemukan cara untuk
menerapkan perubahan yang berhubungan
denga kesehatan ke dalam gaya hidup pasien
(misalnya : diet rendah lemak)
I. Kode Etik Keperawatan dalam Penanganan Masalah
1. Prinsip dasar dalam keperawatan kesehatan komunitas
a. Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan masyarakat
b. Empat tingkat sasaran dalam pelayanan perawatan kesehatan masyarakat yaitu individu,
keluarga, kelompok dalam hal ini kelompok khusus dan masyarakat
c. Perawat kesehatan masyarakat dalam bekerja selalu mengikut sertakan partisipasi
masyarakat dalam menanggulanggi masalah kesehatan mereka sendiri
d. Pelayanan kesehatan dan keperawatan yang diberikan lebih menekankan pada upaya
promotif dan preventif dengan tidak melupakan upaya kuratif dan rehabilitatif
e. Dasar utama pelayanan kesehatan masyarakat adalah menggunakan pendekatan pemecahan
masalah yang dituangkan dalam proses keperawatan
f. Kegiatan utama perawatan kesehatan masyarakat di masyarakat dan pasiennya adalah
masyarakat secara keseluruhan baik yang sehat ataupun yang sakit
g. Tujuan perawatan adalah meningkatkan fungsi kehidupan sehingga dapat meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal
h. Penekanan pada upaya pembinaan perilaku sehat masyarakat
i. Bekerja secara tim bukan individu
j. Selalu melakukan kegiatan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, melayani
masyarakat yang sehat dan sakit, penduduk yang sakit, dan tidak berobat ke puskesmas dan
pasien yang baru kembali dari rumah sakit
k. Home visit sangat diperlukan dalam membantu mengatasi masalah kesehatan atau
perawatan pada klien
l. Pendidikan kesehatan merupakan kegiatan utama
m. Pelaksanaan kesehatan masyarakat mengacu pada sistem pelayanan kesehatan yang ada
n. Pelaksanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat dilakukan di puskesmas, panti,
sekolah, keluarga sebagai unit pelayanan.
2. Prinsip etika dalam keperawatan kesehatan komunitas
a. Prinsip kebaikan
Yaitu mempertimbangkan bahaya dengan keuntungan dan analisa kebutuhan biaya dalam
penentuan dampak terhadap populasi
b. Prinsip autonomi
Yaitu menghormat pada orang karena tiap individu mempunyai hak untuk menentukan
rencana hidupnya, menyiapkan persetujuan informasi, bebas memilih dan menolak tindakan
serta perlindungan terhadap autonomi yang hilang. Individu mempunyai kebebasan untuk
menetukan tindakan atau keputusan berdasarkan rencana yang mereka pilih. Masalah yang
muncul dari penerapan prinsip otonomi adalah adanya variasi kemampuan klien yang
dipengaruhi banyak hal:
1) Tingkat kesadaran
2) Usia
3) Penyakit
4) Lingkungan rumah sakit
5) Ekonomi
6) Tersedianya informasi dan lain-lain
c. Kejujuran atau veracity
Prinsip dalam pengertian memberikan asuhan keperawatan tindakan yang dilakukan harus
sesuai dengan kemampuan dan kapasitas komunitas. Atau menyatakan hal yang sebenarnya
dan tidak melakukan kebohongan. Kejujuran harus dimiliki oleh perawat saat berhubungan
dengan klien. Kejujuran merupakan dasar terbinanya hubungan saling percaya antara
perawat klien.

J. Konsep Kegiatan Layanan Keperawatan


1. Promotion health
Yaitu peningkatan status kesehatan masyarakat dengan melalui beberapa kegiatan:
a. Pendidikan kesehatan atau health education
b. Penyuluhan kesehatan masyarakat seperti penyuluhan tentang Kesehatan reproduksi remja
c. Pengamatan tumbuh kembang anak atau growth and development monitoring
d. Pengadaan rumah sehat
e. Konsultasi perkawinan
f. Pendidikan seks
g. Pengendalian lingkungan
h. Program pemberantasan penyakit menular melalui kegiatan imunisasi dan pemberantasan
vektor
i. Stimulasi dan bimbingan dini atau awal dalam kesehatan keluarga dan asuhan keperawatan
pada anak atau balita penyuluhan tentang pencegahan terhadap kecelakaan
j. Program kesehatan lingkungan dengan tujuan menjaga lingkungan hidup manusia agar aman
dari bibit penyakit seperti bakteri, virus dan jamur serta mencegah kemungkinan
berkembangnya vektor
k. Asuhan keperawatan prenatal
l. Pelayanan keluarga berencana
m. Penyuluhan untuk pencegahan kesehatan reproduksi remaja
2. Prevention Health
Merupakan usaha kesehatan untuk memberikan perlindungan secara khusus atau umum kepada
seseorang atau masyarakat antara lain:
a. Imunisasi
b. Hygiene perseorangan
c. Perlindungan diri dari kecelakaan
d. Perlindungan diri dari lingkungan
e. Kesehatan kerja
f. Perlindungan diri dari toksin dan allergen
g. Pengendalian sumber-sumber pencemaran
3. Curatif
Yaitu pencegahan terhadap masyarakat yang masih sedang sakit dengan kegiatan
a. Penemuan kasus secara dini
b. Pemeriksaan umum lengkap
c. Pemeriksaan missal
d. Survey terhadap kontak, sekolah dan rumah
e. Penanganan kasus
f. Pengobatan adekuat
4. Rehabilitatif
Yaitu usaha pencegahan terhadap masyarakat yang setelah sembuh dari sakit serta mengalami
kecacatan antara lain:
a. Pendidikan kesehatan lanjutan
b. Terapi kerja
c. Perkampungan rehabilitasi social
d. Penyadaran masyarakat
e. Lembaga rehabilitasi dan partisipasi masyarakat dal lain-lain
K. Konsep Sasaran
1. Primer
Pencegahan primer ini dapat dilaksanakan sebelum suatu kejadian penyakit atau masalah
kesehatan muncul. Pencegahan dalam arti sebenarnya terjadi sebelum sakit atau ketidakfungsian
dan diaplikasikan ke populasi sehat pada umumnya. Pencegahan primer merupakan usaha agar
masyarakat yang berada dalam stage of optimum health tidak jatuh ke dalam stage lain yang lebih
buruk.
2. Sekunder
Pada pencegahan level ini menekankan pada upaya penemuan kasus secara dini dan
pengobatan tepat atau early diagnosis. Pencegahan sekunder dilakukan mulai saat fase pathogenesis
yang dimulai saat bibit penyakit masuk ke dalam tubuh manusia sampai saat timbulnya gejala
penyakit atau gangguan kesehatan. Diagnosis dini dan intervensi yang tepat untuk menghambat
proses patologi sehingga dapat memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan atau keseriusan
penyakit.
3. Tertier
Upaya pencegahan tersier dimulai pada saat cacat atau ketidakmampuan terjadi sampai
stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki. Dalam pencegahan ini dapat dilaksanakan melalui
program rehabilitasi meliputi aspek medis dan social. Prinsip upaya pencegahan adalah mencegah
agar individu atau kelompok masyarakat tidak jatuh sakit, diringankan gejala penyakitnya atau
akibat komplikasi sakitnya dan diringkatkan fungsi tubuh penderita setelah perawatan.

L. Konsep Peran dan Fungsi Perawat


1. Peran sebagai pelaksana kesehatan
Adapun peran perawat komunitas pada individu atau keluarga adalah sebagai berikut:
a. Peran sebagai pelaksana kesehatan
Yaitu seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan puskesmas dalam
mencapai tujuan kesehatan melalui kerja sama dengan team kesehatan lainnya sehingga
tercipta keterpaduan dalam sistem pelayanan kesehatan. Peran sebagai pelaksana dapat
berupa clinical nurse specialist (CNS) dan family nurse practitioner (FNP).
Clinical nurse specialist atau perawat spesialis klinis yaitu memberikan pelayanan
pada tingkat individu, keluarga dan kelompok dan bentuk tanggung jawab pada peran ini
adalah melalui upaya promotif dan preventif dalam kaitannya untuk meningkatkan status
kesehatan masyarakat. Perawat spesialis klinis memberikan perawatan kesehatan pada klien,
biasanya di unit rawat jalan atau tempat praktik komunitas pada klien dengan masalah
kompleks, dan memberikan perhatian yang lebih pada gejala kondisi non patologis,
kenyamanan dan perawatan komprehensif. Adapun tujuan dari clinical nurse specialist
adalah menurunkan jumlah morbiditas, menurunkan infant mortality rate atau amgka
kematian bayi dan mencegah terjadinya gangguan dan kecacatan pada anggota masyarakat
yang beresiko. Family nurse practitioner adalah memberikan perawatan ambulasi untuk
keluarga, biasanya berkolaborasi dengan dokter keluarga. Perawat pada kelompok ini
memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan umum, mengatasi masalah kesehatan dengan
memberikan perawatan langsung dan memberikan bimbingan atau konseling pada keluarga
jika dibutuhkan, tujuan Family nurse practitioner adalah peningkatan kesehatan (promotif),
mencegah terjadinya penyakit (preventif), melaksanakan pengelolaan pada penyakit yang
bersifat kronis dan menghindari adanya pembatasan kecacatan. Bentuk tanggung jawabnya
adalah mengelola masalah kesehatan dan penyakit yang umum terjadi pada segala umur baik
pria mauoun wanita. Sedangkan pelaksanaannya dapat berupa pengkajian fisik, psikologis
dan lingkungan, mengkaji status kesehatan dan resiko terhadap penyakit baik individu atau
keluarga, mendiagnosa masalah actual dan potensial serta mengambil keputusan untuk
memecahkan tindakan bersama klien dan keluarga. Dalam melaksanakan peran tersebut,
perawat menggunakan pendekatan pemecahan masalah klien melalui proses keperawatan.
Dan dalam hal ini perawat bertindak selaku:
1) Comforter atau pemberi rasa nyaman
2) Protector dan advokat yaitu pelindung dan pembela
3) Communicator
4) Mediator
5) Rehabilitator
b. Peran sebagai pendidik
Dalam memberikan pendidikan dan pemahaman pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat baik di rumah, puskesmas dan di masyarakat dilakukan secara terorganisir dalam
rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan-perubahan perilaku seperti
yang diharapkan dalam mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Peran ini dapat dilakukan
oleh petugas kesehatan (perawat komunitas) dan anggot profesi lain dalam bentuk formal
ataupun non formal. Pengajaran yang dilakukan bertujuan untuk mempertahankan dan
meningkatkan esehatan masyarakat. Focus pengajaran dapat berbentuk:
1) Penanaman perilaku sehat
2) Peningkatan nutrisi dan pengaturan diet
3) Olahraga
4) Pengelolaan stress
5) Pendidikan tentanh proses penyakit dan pentingnya pengobatan yang berkelnjutan
6) Pendidikan tentang penggunaan obat
c. Peran sebagai administrasi
Peran kesehatan masyarakat di harapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan
kesehtan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang di
emban kepadanya. Tanggung jawabnya adalah melakukan pengelolaan terhadap suatu
permasalahan, mengambil keputusan dalam pemecahan masalah, pengelolaan tenaga,
membuat kualitas mekanisme control, kerja sama lintas sektoral dan lintas program
bersosialisasi dengan masyarakat dan marketing
d. Peran sebagai konseling
Perawat kesehatan masyarakat di jadikan sebagai tempat bertanya oleh individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat untuk memecahkan berbagai permasalahan dalam bidang
kesehatan dan keperawatan yang d hadapi yang pada akhirnya dapat membantu memberikan
jalan keluar dalam mengatasi masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka hadapi.
Peran ini dapat di laksanakan dengan cara berkonsultasi pada anggota masyarakat,
memberiakn konsultasi pada anggota profesi, berkonsultasi dengan petugas kesehatan,
berkonsultasi dengan organisasi social dan rapat pendidikan. Sebagai konseling perawat
menjelaskan kepada klien konsep dan data-data tentang kesehatan, mendemonstrasika
prosedur seperti aktifitas perawatan diri, menilai apakah klien memahami hal-hal yang di
jelaskan dan mengevaluasi kemajuan dalam pembelajaran. Perawat menggunakan metode
pengajarn yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan klien serta melibatkan sumber-
sumber yang lain, misalnya keluarga dalam pengajaran yang di rencanakannya
e. Peran sebagai peneliti
Yaitu meakukan identifikasi terhadap fenomena yang terjadi di masyarakat yang dapat
berpengaruh pada penurunan kesehatan bahkan mengancam kesehatan, selanjutnya
penelitian di laksanakan dalam kaitannnya untuk menemukan factor yang menjadi pencetus
atau penyebab terjadinya permasalahan tersebut melalui kegiatan penelitian dan hasil dari
penelitian di aplikasikan dalam praktek keperawatan.
2. Fungsi perawat
Fungsi perawat dakam melaksanakan tugasnya antara lain : fungsi independent, fungsi
dependent, fungsi interdependent
a. Fungsi Independent
Yaitu fungsi dimana perawat melaksanakn perannya secara mandiri, tidak tergantung pada
orang lain atau tim kesehatan lainnya. Perawat harus dapat memberikan bantuan terhadap
adanya penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia baik bio
psikososio/kultural maupun spiritual mulai dari tigkat individu utuh, mencakup seluruh
siklus kehidupan, sampai pada tingkat masyarakat, yang juga menceminkan pada tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar pada tingkat sistem organ fungsional sampai molecular
kegiatan ini di lakukan dengan prakarsai oleh perawat dan perawat bertanggung jawab serta
bertanggung gugat atas rencana dan keputusan tindaknya.
b. Fungsi Dependen
Kegiatan ini di lakukan dan di laksanakan oleh seorang perawat atas instruksi dari tim
kesehatan lainnya
c. Fungsi interdependent
Fungsi fungsi ini berupa kerja tim yang sifatnya saling ketergantungan baik dalam
keperawatan maupun kesehatan
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Masalah kesehatan remaja mencakup aspek fisik biologis dan mental,
sosial. Perubahan fisik yang pesat dan perubahan endokrin/ hormonal yang
sangat dramatik merupakan pemicu masalah kesehatan remaja serius karena
timbuhnya dorongan motivasi seksual yang menjadikan remaja rawan
terhadap penyakit dan masalah kesehatan reproduksi, kehamilan remaja
dengan segala konsekuensinya yaitu: hubungan seks pranikah, aborsi, PMS &
RIV-AIDS serta narkotika. Permasalahan remaja seringkali berakar dari
kurangnya informasi dan pemahaman serta kesadaran untuk mencapai sehat
secara reproduksi. Di sisi lain, remaja sendiri mengalami perubahan fisik
yang cepat. Harus ada keyakinan bersama bahwa membangun generasi
penerus yang berkualitas perlu dimulai sejak anak, bahkan sejak dalam
kandungan.
Pemberian informasi ini dengan tujuan meningkatkan pengetahuan
yang pada gilirannya mampu memberikan pilihan kepada remaja untuk
bertindak secara bertanggung jawab, baik kepada dirinya maupun keluarga
dan masyarakat.

B. Saran
1. Perlu dibangun komitmen bersama antar elemen, baik pemerintah
maupun masyarakat yang menetapkan kesehatan reproduksi remaja
sebagai agenda/isu bersama dan penting.
2. Perlu pendekatan kepada pihak yang berkompeten dalam pembinaan
remaja melalui pembekalan.
DAFTAR PUSTAKA

Efendi & Makhfuldi. 2013. Keperawatan Kesehatan Komunitas, Teori dan


Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Fauzi. 2008. Kesehatan Reproduksi Remaja. Diperoleh dari :
(http://www.kesrepro.info/?/q=remaja). Diakses pada tanggal 18
April 2017
Fauzi. 2008. Tumbuh Kembang Remaja. Diperoleh dari :
(http://www.kesrepro.info/?/q=node/381). Diakses pada tanggal 18
April 2017
Judith M. Wilkinson. Nancy R. Ahern. 2011. Buku Saku Diagnosis
Keperawatan. Edisi 9. Jakarta : EGC
Word Health Organization. Global Maternal Mortality : WHO. 2014

Anda mungkin juga menyukai