Anda di halaman 1dari 6

Oleh: Asan Damanik

Fisika (physics) dengan konsep-konsep, hukum-hukum, dan implikasi logisnya telah


berpengaruh besar dan sangat dominan dalam melahirkan peradaban modern dan
kemandirian sebuah bangsa. Oleh karena itu, pengertian dan konsep Fisika harus
dipahami secara benar terlebih dahulu untuk dapat menumbuhkan motivasi untuk
mempelajarinya serta menggunakannya dalam pembangunan bangsa dan umat manusia
dengan jiwa dan bathin yang merdeka dan selaras dengan alam dan lingkungan
hidupnya.
Fisika adalah alah ilmu yang mempelajari materi dan interaksinya. Materi yang
menjadi objek kajian/penelitian fisika mulai dari materi yang sangat fundamental (sering
disebut partikel fundamental) sampai ke materi yang membentuk objek/benda yang
sangat besar. Dengan demikian, cakupan ilmu fisika sangat luas mulai dari alam
mikrokosmis (partikel fundamental) sampai makrokosmos (alam semesta, jagad raya
yang maha luas).
Melihat ke sejarah perkembangannya, Fisika pada mulanya terpisah satu dengan yang
lainnya seperti Optika, Akustik, Ilmu Panas, Kelistrikan, Kemagnetan, dan Mekanika
[1]. Keterkaitan antara cabang ilmu fisika itu pada awalnya tidak diketahui secara jelas
dan dipahami sebagai suatu cabang ilmu yang saling terpisah dan hal itu dapat dipahami
akibat perkembangan dan perumusan hukum dan konsep Fisika pada tahap awal lebih
banyak didasarkan pada observasi dan untuk kepentingan aplikasi praktis sampai abad
ke 19. Semua cabang Fisika tersebut kemudian dikenal sebagai Fisika Klasik. Pada awal
abad ke 20, fisikawan kemudian menyadari adanya kelemahan konsep fisika klasik
sehingga harus dirumuskan konsep-konsep yang baru. Kepentingan akan konsep-
konsep baru fisika yang dapat menjelaskan fenomena fisis yang tidak dapat dijelaskan
konsep fisika klasik melahirkan Teori Relativitas (Khusus dan Umum) dan Fisika
Kuantum [2,3].
Sampai kini, di alam diketahui ada empat interaksi pokok di alam yaitu:
1. interaksi gravitasional (gravitational interaction),
2. interaksi lemah (weak interaction),
3. interaksi elektromagnetik (electromagnetic interaction),
4. interaksi kuat (strong interaction).
Berdasarkan alat bantu yang digunakan dalam mempelajari fisika, bidang kajian fisika
dibedakan menjadi Fisika Teoretis (theoretical physics) dan Fisika Eksperimen
(experimental physics atau applied physics). Fisika teoretis menggunakan dan
mengandalkan matematika dan logika matematis dalam mengkaji dan mengembangkan
fisika, sedangkan fisika eksperimen lebih mengandalkan alat dan peralatan (instrumen)
fisik yang dirancang untuk mengkaji fenomena dan aplikasi fisika. Pada taraf permulaan
mempelajari fisika, pembedaan antara fisika teoretis dan fisika eksperimen tidaklah
begitu menjadi sebuah keharusan, tetapi pada taraf lebih lanjut pembedaan tersebut
menjadi tidak terelakkan akibat luas dan kompleksnya masalah dan fenomena yang harus
dikaji.
Fisika eksperimen lebih berfokus kepada upaya penerapan konsep-konsep fisika dan
instrumen yang digunakan untuk mengkaji fenomena fisis. Sementara, Fisika teoretis
lebih berfokus kepada pengkajian konsep-konsep fisis dan pengembangannya untuk
menemukan konsep-konsep baru untuk bahan kajian fisika eksperimen dan juga
menganalisis persoalan dan data yang dihasilkan dari fisika eksperimen. Salah satu
sasaran fisika teori adalah memadukan interaksi-interaksi yang ada sehingga diharapkan
memperoleh pemahaman baru dan konsep baru fisika yang diharapkan dapat membantu
umat manusia memahami alam semesta dan interaksi-interaksi yang mengendalikannya.
Paduan interaksi lemah dan interaksi elektromagnetik berhasil dirumuskan secara
teoretis oleh Glashow, Weinberg, dan Salam (teori GWS) dengan menggunakan teori
grup (Group Theory). Teori atau model GWS ini sering juga disebut teori (model)
interaksi elektro-lemah (electro-weak interaction). Kemudian interaksi kuat berhasil
digabungkan dengan interaksi elektro-lemah yang dikenal sebagai Teori Paduan Agung
(the Grand Unified Theory, GUT) yang juga diformulasikan menggunakan teori grup.
Sekarang tinggal interaksi gravitasional yang belum berhasil disatukan ke dalam tiga
interaksi yang lainnya itu.
Upaya menggabungkan keempat buah interaksi pokok itu terus dilakukan dan menjadi
perhatian serius dalam fisika teoretis. Gabungan keempat interaksi itu nantinya disebut
Teori Segala Sesuatu (the Theory of Everything) yang diharapkan menghasilkan
pemahaman baru dan konsep-konsep baru tentang materi dan interaksinya sehingga
dapat diformulasikan lagi Fisika baru (the New Physics) dengan berbagai implikasinya.
Perkembangan penelitian dan penerapan fisika yang sangat pesat ditopang oleh fondasi
yang kuat yakni matematika, logika, dan filsafat. Sejak mula perkembangannya, mulai
dari Fisika Klasik (Classical Physics) sampai kepada Fisika Modern (Modern Physics),
Fisika selalu menggunakan konsep-konsep matematika, logika, dan analisis filsafat
dalam mengkaji sebuah fenomena fisis. Karena Fisika begitu akrab dengan matematika,
logika, dan filsafat, maka tidaklah mengherankan kalau Fisika pada akhirnya juga
membantu matematika untuk melahirkan matematika baru (misal Kalkulus, Teori Grup,
Himpunan Kabur, Analisis Tensor, Statistik), membantu logika untuk melahirkan logika
baru (misal Logika Kuantum, Logika Kabur), membantu filsafat dalam mempertajam
analisis dan cakupannya.
Fisika telah menjadi dasar (fondasi) bagi berkembangnya berbagai ilmu terapan
(applied science) seperti ilmu keteknikan, kedokteran, farmasi, ekonomi, pertanian,
dll. Selain sebagai fondasi berkembangnya cabang ilmu terapan, fisika juga menjadi ilmu
garis depan (frontier science) yang melahirkan konsep-konsep baru, penemuan-
penemuan baru, dan teori-teori baru yang berguna untuk pengembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan kemanusiaan. Konsep-konsep atau teori-teori fisika yang
banyak diterapkan menjadi teknologi sampai abad 21 ini adalah teori-teori fisika yang
dikembangkan sebelum tahun 1930. Teori-teori atau konsep-konsep Fisika yang
dikembangkan setelah 1930 belum diaplikasikan dalam bentuk teknologi, kecuali teori
semikonduktor. Kita dapat melihat betapa luarbiasanya lompatan teknologi dan
lompatan kemajuan peradaban manusia akibat teknologi semikonduktor yang
melahirkan teknologi informasi dan komunikasi. Terkait dengan fisika dan peranannya
dalam teknologi (tentunya juga dalam peradaban manusia), Abdus Salam (peraih Nobel
Fisika bersama Steven Weinberg dan Sheldon Glashow menggagas teori interaksi elektro-
lemah yang juga sering disebut Teori Glashow-Weinberg-Salam)
mengungkapkan: Physics today, technology tomorrow.
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, bahwa Fisika bertujuan untuk
memahami komponen dasar materi dan interaksi-interaksi fundamental yang
menyertainya sehingga dapat dirumuskan sebuah konsep atau teori yang tidak hanya
mampu menjelaskan fenomena fisis yang ada tetapi juga mampu memberikan prediksi-
prediksi fenomena alam yang belum teramati secara eksperimen. Dalam
perkembangannya, Fisika telah melahirkan banyak cabang ilmu baik yang interdispliner
maupun yang mono-disiplin. Fisika menyediakan konsep dan landasan berpikir yang
kokoh yang dapat digunakan untuk merancang dan membuat berbagai alat (instrumen)
yang digunakan untuk riset dan pengembangan maupun untuk aplikasi praktis dalam
kehidupan sehari-hari.
Sebagai contoh, ahli biologi, dokter, ahli farmasi, dan ahli kimia memerlukan alat yang
disebut mikroskop (sederhana sampai modern) yang dibuat berdasakan prinsip atau
konsep-konsep fisika untuk melakukan pengamatan terhadap mikro-organisme dan
sel. Ahli atau profesi keilmuan itu memerlukan spectrometer, timbangan, alat ukur
waktu, alat ukur tekanan, sinar-sinar radiasi, dan sebagaianya yang kesemuanya
didasarkan pada konsep-konsep atau prinsip-prinsip fisika. Kalau kita perhatikan
dengan cermat sebuah Rumah sakit yang modern pasti penuh dengan instrumen (alat)
yang dibuat berdasarkan konsep atau prinsip fisika.
Ilmu keteknikan (engineering) berkembang akibat penggunaan konsep-konsep fisika
dan matematika. Dalam bidang astronomi berkembang cabang ilmu Astrofisika, dalam
bidang ilmu ekonomi berkembang Ekonofisika, dalam ilmu biologi berkembang
Biofisika. Dalam bidang pendidikan juga terimbas metode pembelajaran yang disebut
sebagai Quantum Learning. Demikian juga bidang politik, demokrasi, antropologi,
sejarah, filsafat, dan agama banyak memetik manfaat dari hasil pengembangan fisika
dan konsep-konsep fisika.
Salah satu tolok ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kemandirian sebuah
bangsa adalah penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Sebagai contoh, terkait dengan penguasaan dan pengembangan ilmu
pengetahuan (tentunya diikuti dengan pengembangan teknologi) dapat dilihat dari
Global Innovation Index (GII). Kerjasama antar Universitas Cornell (USA), INSEAD, dan
WIPO mempublikasikan Global Index Innovation tahun 2013 seperti terlihat pada Tabel
1 untuk negara yang menempati ranking 1-25. Indonesia berada pada ranking 85 [4].
Tabel 1 Indeks GII Ranking 1-25.
Ranking Negara
1 Switzerland
2 Swedia
3 Inggris
4 Belanda
5 Amerika Serikat
6 Finlandia
7 Hongkong
8 Singapore
9 Denmark
10 Irlandia
11 Canada
12 Lexemburg
13 Iceland
14 Israel
15 Jerman
16 Norwegia
17 New Zealand
18 Republik Korea
19 Australia
20 France
21 Belgia
22 Jepang
23 Austria
24 Malta
25 Malta

Sedangkan ranking negara berdasarkan kegiatan dalam bidang Riset dan


Pengembangan (Research and Development, R & D) untuk ranking 1 sampai 25 untuk
tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 2. Indonesia berada pada ranking ke 58.
Tabel 2 Ranking Negara berdasarkan R&D tahun 2013
Ranking Negara
1 Amerika Serikat
2 Republik Korea
3 Israel
4 Finlandia
5 Denmark
6 Jepang
7 Australia
8 Swedia
9 Switzerland
10 Canada
11 Inggris
12 Jerman
13 France
14 Austria
15 Norwegia
16 Iceland
17 Singapore
18 Belgia
19 Belanda
20 New Zealand
21 Irlandia
22 Portugal
23 Hongkong
24 China
25 Spanyol

Indeks GII ini sangat terkait erat dengan bidang R&D sebagaimana dapat dilihat dari
Tabel 1 dan Tabel 2. Semakin tinggi indeks GII semakin, secara umum, memerlukan
dukungan R&D yang semakin besar pula.
Sebagaimana disinggung sebelumnya bahwa salah satu ilmu yang paling banyak
menyumbangkan kontribusi untuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
peradaban manusia adalah Fisika, oleh karena itu akan ditunjukkan bagaimana
hubungan jumlah publikasi dalam bidang Fisika dan Astronomi yang dihasilkan sebuah
negara terkait dengan Indeks Inovasi dan Teknologi di negara-negara Asia.
Untuk mengukur produktivitas dan dampak publikasi yang dihasilkan seseorang
ilmuwan digunakan Indeks-H. Indeks-H diusulkan oleh fisikawan Jorge E. Hirsch tahun
2005 [5]. Secara singkat Indeks-H menyatakan jumlah sitasi per publikasi yang
dihasilkan seseorang dan dampaknya. Indeks sitasi tersebut juga dapat digunakan untuk
sebuah kelompok, fakultas, jurusan, universitas, atau negara. Jadi besar Indeks-H dapat
sama atau lebih besar dari jumlah sitasi tiap publikasi.
Dalam bidang Fisika dan Astronomi, berdasarkan Scopus jumlah publikasi dan indeks
ilmu pengetahuan (diukur menggunakan Indeks-H) di negara Asia, Indonesia
menempati ranking ke-15 dengan jumlah publikasi dalam bidang Fisika dan Astronomi
sejak 1996 sampai 2012 sejumlah 1.148 publikasi ilmiah. Ranking pertama ditempati
oleh China dengan jumlah publikasi dalam bidang fisika dan astronomi sejak 1996
sampai 2012 sebanyak 259.686 publikasi dengan Indeks-H sebesar 221, ranking kedua
Jepang dengan publikasi 232.503 dan Indeks-H sebesar 307. Selengkapnya dapat dilihat
pada Tabel 3. Dari Tabel 3 terlihat bahwa Indonesia menempati ranking ke 15 dalam hal
jumlah publikasi 1.148 dan Indeks-H sebesar 33 [6].
Tabel 3 Jumlah Publikasi Ilmiah bidang Fisika dan Astronomi Negara Asia
dari tahun 1996 sampai tahun 2012 [6]
Publikasi Jumlah Jumlah
Jumlah yang dapat Jumlah Sitasi Sitasi per Indeks-
No Negara Publikasi disitasi Sitasi sendiri Publikasi H
1 China 259.686 258.017 1.721.658 984.430 8,62 221
2 Japan 232.503 230.137 2.701.137 1.028.861 12,07 307
3 India 75.974 74.954 619.084 210.364 10,31 175
4 South Korea 72.527 71.931 682.117 187.954 11,01 185
5 Taiwan 38.963 38.633 371.666 100.242 10,96 141
6 Singapore 15.786 15.653 172.328 34.822 12,40 113
7 Hong Kong 14.234 14.105 188.896 31.852 14,41 131
8 Malaysia 9.847 9.764 29.051 12.185 5,42 41
9 Pakistan 5.293 5.222 30.842 11.770 8,70 58
10 Thailand 3.252 3.212 18.388 4.875 8,40 46
11 Uzbekistan 1.941 1.930 12.133 3.126 6,53 42
12 Viet Nam 1.695 1.679 12.599 2.425 9,60 44
13 Kazakhstan 1.224 1.211 7.380 1.469 7,65 35
14 Bangladesh 1.168 1.159 6.237 1.526 6,40 28
15 Indonesia 1.148 1.138 5.534 837 10,11 33
16 Philippines 509 505 2.670 654 5,80 23
17 Sri Lanka 287 286 2.876 353 14,08 28
18 Mongolia 193 192 1.158 139 7,89 16
19 Kyrgyzstan 185 185 442 110 2,61 10
20 Tajikistan 143 140 290 114 2,17 8
21 North Korea 110 110 1.009 12 9,76 15
22 Macao 83 81 341 23 6,73 11
23 Nepal 79 77 549 60 11,73 12
Brunei
24 Darussalam 48 47 414 39 9,86 8
25 Myanmar 38 38 206 17 10,60 6
26 Turkmenistan 37 36 144 17 11,90 3
27 Cambodia 7 7 35 2 5,42 3
28 Bhutan 5 5 89 8 20,13 4
29 Laos 5 5 8 3 1,50 1
30 Maldives 4 4 7 0 1,75 1
31 Afghanistan 2 2 11 0 5,50 2
32 Timor-Leste 1 1 0 0 0,00 0
Secara umum, berdasarkan data Tabel 1, 2, dan 3 dapat dilihat bahwa semakin tinggi
kepedulian dan komitmen suatu bangsa untuk mengembangkan Riset dan
Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang didukung oleh Ilmu Dasar seperti
Fisika, semakin tinggi indeks GII. Oleh karena itu, jika bangsa Indonesia ingin maju dan
mempunyai kemandirian sebagai bangsa haruslah serius mempelajari dan
mengembangkan Fisika sebab hampir semua bidang ilmu dan kehidupan modern tidak
terlepas dari Fisika sebagai ilmu dasar (basic science) sekaligus sebagai frontier science.
Referensi
[1] Asan Damanik, 2000, Peranan Fisika dalam Peradaban Manusia, Sains dari
Manusia
untuk Manusia (Editor: J. Eka Priyatma dkk), Penerbit Universitas Sanata
Dharma,
Yogyakarta.
[2] A. Yariv, 1982, An Introduction to Theory and Applications of Quantum Mechanics,
John
Wiley & Sons, New York.
[3] J. S. Townsend, 1992, A Modern Approach to Quantum Mechanics, Mc Graw-Hill,
Inc.,
New York.
[4] http://www.globalinnovationindex.org/content.aspx?page=GII-Home
[5] http://www.scimagojr.com/
[6] Jorge E. Hirsch, 2005, An Index to quantify an individuals scientific research output,
PNAS 102 (46) 1656916572.

Anda mungkin juga menyukai