Anda di halaman 1dari 14

REFERAT

APENDISITIS AKUT

DAFTAR ISI

Pendahaluan.. 3

Anatomi.....3

Definisi. 6

Page | 1
Etio 6

Patofisiologi .7

Gambaran klinis ...8

Pemeriksaan 10

Diagnosa banding 11

Penatalaksanaan ..12

Prognosis. 13

Daftar pustaka 14

Apendisitis akut

Pendahaluan

Apendiks yang juga disebut sebagai umbai cacing, istilah usus buntu yang dikenal di
masyarakat awam adalah kurang tepat karena usus buntu sebenarnya adalah sekum dan bukan
apendiks. Organ yangtidak diketahui fungsinya ini sering menimbulkan masalah kesehatan.

Page | 2
Peradangan akut apendiks memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi
yang umumnya berbahaya.

Apendisitis dapat ditemukan pada semua umur, hanya pada anak kurang dari satu tahun
jarang dilaporkan. Insidensi tertinggi pada kelompok umur 20-30 tahun, setelah itu
menurun. Insidens pada laki-laki dan perempuan umumnya sebanding, kecuali pada umur
20-30 tahun, insidens pada lelaki lebih tinggi. 1

Anatomi

Gambar 1: Anatomi apendiks

Apendiks merupakan suatu organ yang berbentuk tabung dan panjangnya kira-kira 10 cm(
kisaran 3-15 cm), dan berpangkal di seku. Lumennya nsempit di bagian proximal dan
melebar di bagian distal. Pada bayi appendiks berbentuk kerucut, lebar pada pangkalnya dan
menyempit dihujungnya. Pangkalnya terletak pada posteromedial caecum. Apendiks terletak
dikuadran kanan bawah abdomen. Tepatnya di ileosecum dan merupakan pertemuanketiga
taenia coli (taenia libera, taenia colica, dan taenia omentum). Dari topografianatomi, letak
pangkal appendiks berada pada titik Mc Burney, yaitu titik pada garis antara umbilicus dan
SIAS kanan yang berjarak 1/3 dari SIAS kanan.

Page | 3
Apendiks vermiformis disangga oleh mesoapendiks (mesenteriolum) yang
bergabung dengan mesenterium usus halus pada daerah ileum terminale.
Mesenteriolum berisi a. Apendikularis (cabang a.ileocolica). Orificiumnya terletak
2,5cm dari katup ileocecal. Mesoapendiknya merupakan jaringan lemak yang
mempunyai pembuluh appendiceal dan terkadang juga memiliki limfonodi kecil.
Pada 65 % kasus, apendiks terletak intraperitoneal. Kedudukan itu memungkinkan
apendiks bergerak dan ruang geraknya bergantung pada panjang
mesoapendiks penggantungnya.

Jenis posisi:

Gambar 2: Jenis posisi dan letak apendiks

1. 12 o clock: Retrocolic or retrocecal (dibelakang cecum atau colon)


2. 2 o clock: Splenic (ke atas kiri Preileal and Postileal)
3. 3 o clock: Promonteric (secara horizontal menuju ke kiri ke arah sacral promontory)
4. 4 o clock: Pelvic (turun ke dalam pelvis)
5. 6 o clock: Subcecal (di bawah caecum dan menuju ke inguinal canal)
6. 11 o clcok: Paracolic (menuju keatas kanan) 1,2,4

Appendiks dipersarafi oleh parasimpatis dan simpatis. Persarafan parasimpatis berasaldari


cabang nervus vagus yang mengikuti arteri mesenterika superior dan arteriappendikularis,
sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus thorakalis X. Olehkarena itu, nyeri viseral
pada appendisitis bermula di sekitar umbilikus.

Pendarahan appendiks berasal dari arteri Appendikularis , cabang dari a.Ileocecalis,cabang


dari a. Mesenterica superior. A. Appendikularis merupakan arteri tanpa kolateral. Jika arteri

Page | 4
ini tersumbat, misalnya karena trombosis pada infeksi, appendiksakan mengalami
gangren.Secara histologis, appendiks mempunyai basis stuktur yang sama seperti usus
besar.Glandula mukosanya terpisahkan dari vascular submucosa oleh mucosa
maskularis.Bagian luar dari submukosa adalah dinding otot yang utama. Appendiks
terbungkus oleh tunika serosa yang terdiri atas vaskularisasi pembuluh darah besar dan
bergabungmenjadi satu di mesoappendiks. Jika apendik terletak retroperitoneal, maka
appendik stidak terbungkus oleh tunika serosa. 1,2,4

Histologis:-

Tunika mucosa : memiliki kriptus tapi tidak memiliki villus.

Tunika submucosa : banyak folikel lymphoid.

Tunika muscularis : stratum sirculare sebelah dalam dan stratum longitudinale( gabungan tiga
tinea coli) sebelah luar.

Tunika serosa : bila letaknya intraperitoneal asalnya dari peritoneumviscerale.4

Definisi

Page | 5
Gambar 3 : Apendisitis

Apendisitis merupakan peradangan pada appendix vermiformis. Peradangan akut apendiks


memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi yang umumnya berbahaya.

Etiologi

Apendisitis akut merupakan infeksi bakteri. Berbagai hal berperan mencetuskanterjadi nya
apendisitis akut. Antaranya adalah sumbatan lumen apendiks yang diajukan sebagai pencetus.
Di samping hyperplasia jaringan limfe, fekalit, tumor apendiksdan cacing askariasis dapat
menyebabkan sumbatan. Penyebab lain diduga dapat menimbul appendicitis akut adalah erosi
mukosa apendiks akibat parasit seperti E.histolitica.

Pada penelitian apidemiologi menunjukkan peran kebiasaan makan makanan rendah serat dan
pengaruh konstipasi terhadap timbulnya apendisitis. Konstipasi akan menaikan tekanan
intrasekal yang mengakibatkan sumbatan fungsional apendiks dan meningkatkan
pertumbuhan kuman flora normalkolon biasa, keadaan ini mempermudahkan timbulnya
apendisitis akut.2

Patofisiologi

Page | 6
Appendiks menghasilkan lendir 1-2 ml perhari. Lendir itu normalnya dicurahkan kedalam
lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum. Hambatan aliran lendir di muara apendiks
tampaknya berperan pada patogenesis appendisitis.

Apendisitis akut terjadi karena berlaku obstruksi atau sumbatan lumen apendiks oleh
hyperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis akibat peradangan
sebelumnya, atau neoplasma. Obstruksi lumen yang tertutup disebab kan oleh hambatan pada
bagian proksimalnya dan berlanjut pada peningkatan sekresi normal dari mukosa apendiks
yang dapat menyebabkan terjadinya distensi pada kantung apendiks
.Obstruksi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa mengalami
bendungan. Makin lama mukus tersebut makin banyak, namun elastisitas dinding apendiks
mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intralumen.Kapasitas
lumen apendiks normal hanya sekitar 0,1 ml. Jika sekresi sekitar 0,5 dapat meningkatkan
tekanan intalumen sekitar 60 cmH20.

Tekanan yang meningkat tersebut akan menyebabkan apendiks mengalami hipoksia dan
menghambat aliran limfe, terjadi ulserasi mukosa dan invasi bakteri. Infeksi
menyebabkan pembengkakan apendiks bertambah (edema) dan semakin iskemik karena
terjadi trombosis pembuluh darah intramural (dinding apendiks). Kemudian terjadi
apendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium. Bila sekresi mukus terus
berlanjut, tekanan akan terus meningkat akan menyebabkan obstruksi vena, edema
bertambah, dan bakteri akan menembus dinding. Peradangan timbul meluas dan mengenai
peritoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri didaerah kanan bawah. Keadaan ini
disebut dengan apendisitis supuratif akut Bila kemudian arteri terganggu akan terjadi
infark dinding apendiks yang diikuti dengan gangrene. Stadium ini disebut dengan
apendisitis gangrenosa. Gangren dan perforasi khas dapat terjadi dalam 24-36 jam, tapi
waktu tersebut dapat berbeda-beda setiap pasien karena ditentukan banyak faktor Bila
dinding yang telah rapuh itu pecah, akan terjadi apendisitis perforasi Bila semua proses
diatas berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan bergerak kearah apendiks
hingga timbul suatu massa lokal yang disebut infiltrate apendikularis. Peradangan apendiks
tersebut dapat menjadi abses atau menghilang.1,2,3

Infiltrat apendikularis

Page | 7
Merupakan tahap patologi apendisitis yang dimulai dimukosa dan melibatkan seluruh lapisan
dinding apendiks dalam waktu 24-48 jam pertama, ini merupakan usaha pertahanan tubuh
dengan membatasi proses radang dengan menutup apendiks dengan omentum, usus halus,
atau adneksa sehingga terbentuk massaperiapendikular. Didalamnya dapat terjadi nekrosis
jaringan berupa abses yang dapatmengalami perforasi. Jika tidak terbentuk abses, apendisitis
akan sembuh dan massaperiapendikular akan menjadi tenang untuk selanjutnya akan
mengurai diri secaralambat.Pada anak-anak, karena omentum lebih pendek dan apendiks
lebih panjang, dindingapendiks lebih tipis. Keadaan tersebut ditambah dengan daya tahan
tubuh yang masihkurang memudahkan terjadinya perforasi. Sedangkan pada orang tua
perforasi mudahterjadi karena telah ada gangguan pembuluh darah.Kecepatan rentetan
peristiwa tersebut tergantung pada virulensi mikroorganisme, dayatahan tubuh, fibrosis pada
dinding apendiks, omentum, usus yang lain, peritoneumparietale dan juga organ lain seperti
vesika urinaria, uterus tuba, mencoba membatasidan melokalisir proses peradangan ini. Bila
proses melokalisir ini belum selesai dansudah terjadi perforasi maka akan timbul peritonitis.
Walaupun proses melokalisir sudah selesai tetapi masih belum cukup kuat menahan tahanan
atau tegangan dalamcavum abdominalis, oleh karena itu pendeita harus benar-benar istirahat
(bedrest).Apendiks yang pernah meradang tidak akan sembuh sempurna, tetapi akan
membentuk jaringan parut yang menyebabkan perlengketan dengan jaringansekitarnya.
Perlengketan ini dapat menimbulkan keluhan berulang diperut kananbawah. Pada suatu
ketika organ ini dapat meradang akut lagi dan dinyatakanmengalami eksaserbasi akut. 1,2,3

Gambaran klinis

Gambaran klinis yang sering dikeluhkan oleh penderita, antara lain

1. Nyeri abdominal
Nyeri ini merupakan gejala klasik appendisitis. Mula-mula nyeri dirasakan
samar-samar dan tumpul yang merupakan nyeri viseral didaerah epigastrium atau
sekitar umbilikus. Setelah beberapa jam nyeri berpindah dan menetap di abdomen
kanan bawah (titik Mc Burney).Nyeri akan bersifat tajam dan lebih jelas letaknya
sehingga berupanyeri somatik setempat. Bila terjadi perangsangan peritonium
biasanya penderita akan mengeluh nyeri di perut pada saat berjalan atau batuk.
2. Mual-muntah biasanya pada fase awal.
3. Nafsu makan menurun

Page | 8
4. Obstipasi dan diare pada anak-anak.
5. Demam, terjadi bila sudah ada komplikasi, bila belum ada komplikasi biasanya
tubuh belum panas. Suhu biasanya berkisar 37,5-38,5 C. Gejala appendisitis akut
pada anak-anak tidak spesifik. Gejala awalnya sering hanya rewel dan tidak mau
makan. Anak sering tidak bisa menunjukkan rasa nyerinya. Karena gejala yang tidak
spesifik ini sering diagnosis apendisitis diketahui setelah terjadi perforasi. Pada orang
berusia lanjut gejalanya juga sering samar-samar saja, tidak jarangterlambat
diagnosis. Akibatnya lebih dari separuh penderita baru dapat didiagnosissetelah
perforasi.
6. Pada kehamilan, keluhan utama apendisitis adalah nyeri perut, mual, danmuntah.
Yang perlu diperhatikan ialah, pada kehamilan trimester pertama sering jugaterjadi
mual dan muntah. Pada kehamilan lanjut sekum dengan apendiks terdorong
kekraniolateral sehingga keluhan tidak dirasakan di perut kanan bawah tetapi lebih
keregio lumbal kanan.2,3

Gejala klinis berdasarkan letak anatomis apendiks

Timbulnya gejala ini bergantung pada letak apendiks ketika meradang. Berikut gejala yang
timbul tersebut:

1. Bila letak apendiks retrosekal retroperitoneal, yaitu di belakang sekum (terlindung oleh
sekum), tanda nyeri perut kanan bawah tidak begitu jelas dan tidak ada tanda rangsangan
peritoneal. Rasa nyeri lebih kearah perut kanan atau nyeri timbul pada saat melakukan
gerakan seperti berjalan, bernapas dalam, batuk, dan mengedan. Nyeri ini timbul karena
adanya kontraksi m.psoas mayor yang menegang dari dorsal.

2. Bila apendiks terletak di rongga pelvis


- Bila apendiks terletak di dekat atau menempel pada rektum, akan timbul gejala dan
rangsangan sigmoid atau rektum, sehingga peristalsis meningkat, pengosongan rektum akan
menjadi lebih cepat dan berulang-ulang (diare).
- Bila apendiks terletak di dekat atau menempel pada kandung kemih, dapat terjadi
peningkatan frekuensi kemih, karena rangsangannya dindingnya. .2,3

Pemeriksaan

Page | 9
1. Demam ringan :37,5 38 oC, bila berlaku perforasi akan menjadi demam lebih tinggi
2. Pada inspeksi perut tidak ada gambaran spesifik, kembung selalu terliat pada perforasi
apendisitis, penonjolan perut kanan bawah bias dilihat pada massa atau abses
periapendikular
3. Palpasi dan tanda tanda appendicitis yang dapat dilakukan adalah :
- Nyeri tekan Mc Burney - nyeri tekan di titik Mc Burney.
- Rovsing sign - nyeri tekan pada kiri perut bawah
- Blumberg sign nyeri tekan lepas
- Psoas sign nyeri pada saat paha pasien diekstensikan
- Obturator sign - . Nyeri pada rotasi kedalam secara pasif saat
paha pasien difleksikan
4. Pada auskultasi sering normal peristaltiknya kecuali sudah berlaku perforasi dan
berlaku peritonitis dan menyebabkan berlakunya ileus paralitik.2,3

Uji laboratorium

1. Hitung darah lengkap (complete bloodcount,CBC)leukositosis, neutrofilia, tanpa


eosinofil
2. Radiologi : terdiri dari pemeriksaan ultrasonografi dan CT-scan. Pada pemeriksaan
ultrasonografi ditemukan bagian memanjang pada tempat yang terjadi inflamasi pada
apendiks. Sedangkan pada pemeriksaan CT-scan ditemukan bagian yang menyilang
dengan apendiks al serta perluasan dari apendiks yang mengalami inflamasi serta
adanya pelebaran sekum.
3. Urinalisisuntuk menyingkirkan infeksi saluran kemih dan di saluran kemih,ginjal
dan ureter.2,3

Skor Alvarado

Skor Alvarado adalah suatu sistem pen-skor-an yang digunakan untuk menetapkan ada atau
tidaknya diagnosis appendisitis akut (penyakit usus buntu). Skor Alvarado merupakan
delapan komponen skor yang terdiri dari enam komponen klinik dan dua komponen
laboratorium dengan total skor maksimal 10.
Dibawah adalah tabel skor Alvarado:

Tabel 1: Skor Alvarado

Page | 10
Tabel Skor Alvarado Skor
Gejala Klinis
Nyeri abdominal pindah ke fossa iliaka kanan 1
Nafsu makan menurun 1
Mual dan atau muntah 1
Tanda Klinis
Nyeri lepas 1
Nyeri tekan fossa iliaka kanan 2
Demam (suhu > 37,2 C) 1
Pemeriksaan Laboratoris
Leukositosis (leukosit > 10.000/ml) 2
Shift to the left (neutrofil > 75%) 1

TOTAL 10

Interpretasi:
Skor 7-10 = Apendisitis akut
Skor 5-6 = Curiga apendisitis akut
Skor 1-4 = Bukan apendisitis akut 5

Diagnoda banding

1. Kehamilan ektopik terganggu


- Gejala klinis mirip dengan apendisitis akut. Hamper selalu ada riwayat
terlambat haid dengan keluhanyang tidak menentu. Jika ada ruptur tuba
atau abortus kehamilan di luar rahim dengan pendarahan, akan timbul
nyeri yang mendadak dius di daerah pelvis dan mungkin terjadi syok
hipovolemik. Pada pemeriksaan vagina, di dapatkan neri penonjolan dan
penonjolan rongga Douglas dan pada kuldosentesis di dapatkan darah

2. Gastroenteritis

Page | 11
- Pada gastroenteritis, mual, muntah, dan diare mendahalui rasa nyeri. Nyeri
perut bersifat lebih ringan dan tidak berbatas tegas. Sering dijumpai
adanya hiperperistalsis. Panas dan leukositosis kurang menonjol
dibandingkan dengan apendisitis akut
3. Infeksi panggul
- Salpingitis akut kanan sering di kacaukan dengan apendisitis akut. Suhu
biasanya lebih tinggi dan nyeri perut bagian bawah lebih difus. Infeksi
panggul pada wanita biasanya disertai keputihan dan infeksi urin. Pada
colok vagina, akan timbul nyeri hebat di panggul jika uterus diayunkan.
Pada gadis dapat dilakukan colok dubur jika perlu untuk diagnose banding.
4. Ureterolithiasis kanan
-
Ada riwayat kolik dari pinggang kanan ke perut yang menjalar dari
inguinal kanan merupakan gambaran khas. Eritrosituria sering ditemukan.
Foto polos perut atau BNO IVPdapat memastikan penyakit ini. 2

Penatalaksanaan

Bila sudah terdiagnosis dengan tepat, tindakan paling tepat adalah apendektomi. Pada
apendisitis tanpa komplikasi biasanya tidak diperlukan antibiotik kecuali pada apendisitis
gangrenosa dan perforate.penundaan tindakan bedah sambil memberikan antibiotic dapat
mengakibatkan abses atau perforasi. 2,3,4

.Tindakan Operasi
Apendiktomi, merupakan tindakan pemotongan apendiks. Dapat dilakukan secara terbuka
atau laparoskopi

Gambar 4: Apendektomi secara terbuka

Page | 12
Pada apendektomi terbuka, insisi McBurney paling banyak dipilih . operasi ini dilakukan di
bawah pengaruh anestesi umum. Jika apendiks mengalami perforasi maka abses disedot dan
diguyur dengan NaCl dan disedot hingga bersih.

Gambar 5: Apendektomi menggunakan teknik lapaskopi

Laparoskopi merupakan tindakan mengguankan kamera fiberoptik yang dimasukkan kedalam


abdomen, apendiks dapat divisualisasi secara langsung. Teknik ini dilakukan dibawah
pengaruh anestesi umum. Bila saat melakukan tindakan ini di dapatkan peradangan pada
apendiks maka dapat langsung dilakukan pengangkatan apendiks2,3,4

Prognosis

Baik, jika diagnosis yang akurat dan awal serta pembedahan akan menurunkan tingkat
mortalitas dan morbiditas

Daftar pustaka

Page | 13
1. Riwanto. Apendiks. Dalam : De Jong W., Sjamsuhidajat R. Buku Ajar Ilmu Bedah,
Edisi 3, di terbitkan EGC, Jakarta, 2007 ; hal 755-62

2. Townsend C M, Beauchamp R D,Evers B M, Mattox K L. Sabiston Textbook Of


Surgery, 18th Edition, Elsevier, India, 2008; pg 1333-47

3. Anand N, Kent T S, First Aid For the Surgery. McGraw-Hill, 2003; pg 251-57

4. Medchrome : Medical And Health Articles, Anatomy Of Appendix And


Appendicitis, July 9, 2011: http://medchrome.com/basic-science/anatomy/anatomy-
appendix-appendicitis/

5. Emergency Diagnostic Radiology, Alvarado Score for Acute Appendicitis, 2009 :


http://emergencyradiology.wordpress.com/2009/02/05/alvarado-score-for-acute-
appendicitis/

Page | 14

Anda mungkin juga menyukai