Jbptppolban-Gdl-Totokherma-4992-2-Bab1 - 0 (Full Permission) PDF
Jbptppolban-Gdl-Totokherma-4992-2-Bab1 - 0 (Full Permission) PDF
PENDAHULUAN
Keterangan :
BAB I Pendahuluan 2
Lintas jalur utama Bandung-Cirebon ini terdapat ruas jalan Sumedang-
terus berlangsung dan tidak ditangani di khawatirkan keruntuhan lereng pada tepi
jalan KM 62+300 akan mengakibatkan longsornya jalan pada lokasi di KM
tersebut yang akan berdampak terhadap lumpuhnya transportasi di jalan tersebut,
oleh karena itu berdasarkan fungsi dan peranan jalan ini diharapkan pada ruas
jalan Sumedang-Cijelag khususnya pada KM 62+300 dapat selalu memberikan
pelayanan optimal pada arus lalu lintas yang lewat di atasnya, sehingga pada tugas
akhir ini penulis sangat tertarik untuk melakukan perencanaan penanganan
longsor pada lereng ruas jalan KM 62+300 tersebut.
Lokasi longsoran
BAB I Pendahuluan 3
Keterangan :
Arah ke Sumedang
Arah ke Cijelag
a. Daerah ini terletak pada kawasan dengan curah hujan tinggi, saat lereng pada
tepi jalan tersebut terkena hujan berjam-jam dengan curah hujan yang tinggi,
masa tanah akan meningkat dan menyebabkan turunnya kuat geser tanah.
b. Jalan Sumedang-Cijelag KM 62+300 merupakan kawasan daerah yang labil
bila ditinjau dari segi geologi. Sepanjang ruas jalan tersebut termasuk ke
dalam zona yang mempunyai tingkat kerawanan gerakan tanah tinggi
(Sugalang & Sugianto, 1994). Lihat peta zonasi gerakan tanah pada Gambar
1.3 berikut ini.
BAB I Pendahuluan 4
Keterangan :
Warna Keterangan
Zona Kerentanan Gerakan Tanah Sangat Rendah :
daerah yang mempunyai tingkat kerentanan sangat
rendah untuk terjadi gerakan tanah. Pada umumnya
daerah datar sampai landai bergelombang dengan
sudut lereng alam kurang 15%.
BAB I Pendahuluan 5
Km 62 +300
Gambar 1.4 Peta geologi regional sekitar ruas jalan Sumedang-Cijelag KM
6+300 (Lembar Arjawinangun, Djuri, 1995)
Keterangan :
Hasil Gunung Api Muda Tak Teruraikan : Breksi, Lava bersifat
andesit dan basal, pasir tufa, lapili berasal dari G. Tampomas.
Biasanya batuan ini membentuk dataran atau perbukitan rendah
berwarna abu-abu, kuning kemerah-merahan, termasuk kala quarter
1.4 Tujuan
Tujuan Tugas Akhir ini adalah untuk merancang penanganan longsor yang
harus dilakukan pada lereng ruas jalan Sumedang-Cijelag KM 62 + 300 yang
dikaji dengan beberapa alternatif penanganan yaitu dengan dinding penahan
tanah, bronjong, dan dengan pondasi bored pile. Dari beberapa alternatif
penanganan longsor tersebut terpilihlah alternatif penanganan longsor dengan
pondasi bored pile dan alternatif penanganan dengan pondasi bored pile akan
dibahas lebih detail dari mulai perancangan hingga DED (Detail Enggineering
Design).
BAB I Pendahuluan 6
b. Dilakukannnya alternatif penanganan longsor dengan bronjong
Hal-hal inilah yang akan dibahas dan dijabarkan lebih rinci di dalam laporan
tugas akhir ini. Dengan pembatasan masalah ini, diharapkan pada proses
penyusunan laporan difokuskan pada suatu topik peninjauan, sehingga tidak
menyimpang dari tujuan semula dan isi dari laporan tugas akhir ini dapat dengan
mudah dipahami oleh pembaca.
1.6 Hipotesa
Dari bebererapa rumusan masalah sebelumnya, apakah dengan dilakukan
beberapa kemungkinan penanganan yang akan dijelaskan berikut ini, kondisi
lereng pada ruas jalan Sumedang-Cijelag KM 62+300 aman terhadap longsor.
a. Dilakukannnya alternatif penanganan longsor dengan dinding penahan tanah
apakah pada lereng ruas jalan tersebut masih aman terhadap longsor.
b. Dilakukannnya alternatif penanganan longsor dengan bronjong apakah pada
lereng ruas jalan tersebut masih aman terhadap longsor.
c. Dilakukannnya alternatif penanganan longsor dengan pondasi bored pile
apakah pada lereng ruas jalan tersebut masih aman terhadap longsor..
BAB I Pendahuluan 7
BAB I. PENDAHULUAN
BAB I Pendahuluan 8
Anggaran Biaya (RAB) pekerjaan penanganan longsor pada