STRUKTUR MODAL
Oleh :
1
BAB I
PENDAHULUAN
Struktur modal merupakan perimbangan jumlah utang jangka pendek yang bersifat
permanen, utang jangka panjang, saham preferen, dan saham biasa. Keputusan struktur modal
berkaitan dengan pemilihan sumber dana, baik yang berasal dari dalam maupun yang dari luar,
sangat mempengaruhi nilai perusahaan. Sumber dana perusahaan dari internal berasal dari laba
ditahan dan depresiasi. Dana yang diperoleh dari sumber eksternal adalah berasal dari para
kreditur dan pemilik perusahaan. Pemenuhan kebutuhan dana yang berasal dari kreditur
merupakan utang bagi perusahaan. Dana yang diperoleh dari pemilik merupakan modal sendiri.
memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan. Risiko yang makin tinggi akibat
Debt to equity ratio digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan hutang terhadap total
shareholders equity yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi DER menunjukkan tingginya
ketergantungan permodalan perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga
semakin berat. Tingginya DER selanjutnya akan mempengaruhi minat investor terhadap saham
perusahaan tertentu, karena investor pasti lebih tertarik pada saham yang tidak menanggung
Salah satu sektor di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diamati dalam penelitian ini adalah
sektor Aneka Industri. Berdasarkan IDX Statistics tahun 2012, sektor ini memperoleh gain
tertinggi dalam satu hari dan satu minggu, namun juga memperoleh loss tertinggi dalam satu hari
bila dibandingkan dengan sektor-sektor lainnya, seperti terlihat pada Tabel 1. Gain dan loss
tertinggi yang diperoleh dalam satu hari tersebut dipengaruhi oleh nilai perusahaan-perusahaan
2
Tabel 1. Indeks Sektoral Periode Tahun 2012
Untuk itu, penelitian ini akan berfokus pada salah satu sub sektor yang ada di dalam
sektor Aneka Industri, yaitu sub sektor Otomotif & Komponen. Sub sektor ini merupakan sub
sektor dengan nilai kapitalisasi pasar yang tertinggi (95,67%) dibandingkan dengan sub sektor-
sub sektor lainnya yang berada di dalam sektor Aneka Industri seperti terlihat pada Tabel 2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti
dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan
3
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana pengaruh struktur modal
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun
secara praktis.
a. Manfaat Teoritis
pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan sub sektor Otomotif dan
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat praktis bagi pihak-
1. Bagi Investor
Investor dapat mengambil keputusan investasi yang lebih baik setelah mereka
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi peneliti lainnya
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengambilan keputusan finansial oleh manajer perusahaan pada prinsipnya terdiri dari
dua aspek utama, yaitu keputusan yang berkaitan dengan pengalokasian dana (fund allocation)
dan keputusan yang berkaitan dengan pencarian dana (fund raising) yang tercatat dalam laporan
keuangan perusahaan. Pengalokasian dana erat kaitannya dengan pemilihan asset yang akan
dikelola perusahaan, sedangkan pencarian dana terkait dengan kebijakan penentuan struktur
modal (capital structure). Secara umum, tujuan dari pengelolaan struktur modal tersebut adalah
untuk mendapatkan tingkat cost of capital yang rendah dan terciptanya value perusahaan yang
maksimal.
Teori struktur modal (capital structure) berusaha menjelaskan dampak dari perubahan
komposisi modal terhadap value perusahaan. Struktur modal dapat diartika sebagai proporsi
pendanaan jangka panjang dari hutang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa. Teori-teori
struktur modal modern terdiri dari: (Brigham dan Houston, 2006: 33-41)
Teori struktur modal modern yang pertama adalah teori Modigliani dan Miller (teori
MM). Mereka berpendapat bahwa struktur modal tidak relevan atau tidak mempengaruhi nilai
c. Investor dapat berhutang dengan tingkat suku bunga yang sama dengan perusahaan
hutang.
h. Jika terjadi kebangkrutan, maka aset dapat dijual pada harga pasar (market value).
Preposisi I: Nilai dari perusahaan yang berhutang sama dengan nilai dari perusahaan
yang tidak berhutang. Implikasi dari preposisi I ini adalah struktur modal dari suatu perusahaan
tidak relevan, perubahan struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan dan weighted
average cost of capital (WACC) perusahaan akan tetap sama tidak dipengaruhi oleh bagaimana
Preposisi II: Biaya modal saham akan meningkat apabila perusahaan melakukan atau
mencari pinjaman dari pihak luar. Risk of the equity bergantung pada risiko dari operasional
Teori MM tanpa pajak dianggap tidak realistis kemudian MM memasukkan faktor pajak
ke dalam teorinya. Pajak dibayarkan kepada pemerintah, yang berarti merupakan aliran kas
keluar. Hutang bisa digunakan untuk menghemat pajak, karena bunga bisa dipakai sebagai
pengurang pajak.
Preposisi I: Nilai dari perusahaan yang berhutang sama dengan nilai dari perusahaan
yang tidak berhutang ditambah dengan penghematan pajak karena bunga hutang. Implikasi dari
preposisi I ini adalah pembiayaan dengan hutang sangat menguntungkan dan MM menyatakan
Preposisi II: Biaya modal saham akan meningkat dengan semakin meningkatnya hutang,
tetapi penghematan pajak akan lebih besar dibandingkan dengan penurunan nilai karena
kenaikan biaya modal saham. Implikasi dari preposisi II ini adalah penggunaan hutang yang
6
semakin banyak akan meningkatkan biaya modal saham. Menggunakan hutang yang lebih
banyak, berarti menggunakan modal yang lebih murah (biaya modal hutang lebih kecil
dibandingkan dengan biaya modal saham), sehingga akan menurunkan biaya modal rata-rata
yang mempunyai hutang sebesar itu, karena semakin tinggi tingkat hutang suatu perusahaan,
akan semakin tinggi juga kemungkinan kebangkrutannya. Inilah yang melatarbelakangi teori
b. Trade-off Theory
Menurut trade-off theory, perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat hutang
tertentu, di mana penghematan pajak (tax shields) dari tambahan hutang sama dengan biaya
kesulitan keuangan (financial distress). Biaya kesulitan keuangan (financial distress) adalah
biaya kebangkrutan (bankruptcy costs) atau reorganization, dan biaya keagenan (agency costs)
yang meningkat akibat dari turunnya kredibilitas suatu perusahaan. Trade-off theory dalam
menentukan struktur modal yang optimal memasukkan beberapa faktor antara lain pajak, biaya
keagenan (agency costs) dan biaya kesulitan keuangan (financial distress), tetapi tetap
mempertahankan asumsi efisiensi pasar dan symmetric information sebagai imbangan dan
manfaat penggunaan hutang. Tingkat hutang yang optimal tercapai ketika penghematan pajak
(tax shields) mencapai jumlah yang maksimal terhadap biaya kesulitan keuangan (costs of
financial distress). Trade-off theory mempunyai implikasi bahwa manajer akan berpikir dalam
kerangka trade-off antara penghematan pajak dan biaya kesulitan keuangan dalam penentuan
struktur modal. Perusahaan-perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi tentu akan
berusaha mengurangi pajaknya dengan cara meningkatkan rasio hutangnya, sehingga tambahan
7
c. Pecking Order Theory
Pecking order theory menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang
tinggi justru tingkat hutangnya rendah, dikarenakan perusahaan yang profitabilitasnya tinggi
memiliki sumber dana internal yang berlimpah. Menurut pecking order theory terdapat skenario
a. Perusahaan lebih memilih untuk menggunakan sumber dana dari dalam atau
b. Jika pendanaan eksternal diperlukan, maka perusahaan akan memilih pertama kali
mulai dari sekuritas yang paling aman, yaitu hutang yang paling rendah risikonya,
turun ke hutang yang lebih berisiko, sekuritas hybrid seperti obligasi konversi, saham
c. Terdapat kebijakan deviden yang konstan, yaitu perusahaan akan menetapkan jumlah
yang konstan dan fluktuasi dari tingkat keuntungan, serta kesempatan investasi, maka
Pecking order theory tidak mengindikasikan target struktur modal. Manajer keuangan
tidak memperhitungkan tingkat hutang yang optimal. Kebutuhan dana ditentukan oleh kebutuhan
investasi. Pecking order theory ini dapat menjelaskan mengapa perusahaan yang mempunyai
tingkat keuntungan yang tinggi justru mempunyai tingkat hutang yang kecil.
Kerangka Pikir
Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan tinjauan
8
Gambar 1. Model Penelitian
Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, dan landasan teori, maka dapat
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara struktur modal terhadap nilai
9
BAB III
METODE PENELITIAN
Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang menunjukkan ciri-ciri tertentu yan dapat
digunakan untuk membuat kesimpulan. (Sanusi, 2013:87) Populasi penelitian ini adalah semua
emiten yang termasuk ke dalam sektor Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan
sampel yang diambil adalah semua emiten yang termasuk ke dalam sub sektor Otomotif dan
Daftar emiten-emiten yang termasuk ke dalam sub sektor Otomotif & Komponen dapat
Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data kuantitatif dan data sekunder. Data
kuantitatif adalah data yang diukur dalam suatu skala numerik (angka). (Kuncoro, 2009:145)
Sedangkan data sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan oleh seseorang dan bukan
peneliti yang melakukan studi mutakhir. Data tersebut bisa merupakan internal atau eksternal
10
organisasi dan diakses melalui internet, penelusuran dokumen, atau publikasi informasi.
(Sekaran, 2006:65) Sumber-sumber data pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.
Nilai kapitalisasi pasar dari perusahaan-perusahaan yang termasuk ke dalam sub sektor
Otomotif & Komponen berdasarkan harga penutupan akhir tahun tanggal 28 Desember 2012
Struktur modal pada periode tahun 2012 dari perusahaan-perusahaan yang termasuk ke
dalam sub sektor Otomotif & Komponen dapat dilihat pada Tabel 6.
Metode pengumpulan yang tepat untuk penelitian ini di mana sumber data yang
digunakan sepenuhnya merupakan data sekunder adalah teknik dokumentasi. Menurut Sanusi
(2013:114) cara dokumentasi biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder dari
berbagai sumber, baik secara pribadi maupun kelembagaan. Data yang diperoleh masih sangat
mentah karena informasinya tercerai-berai sehingga harus diatur sistematika data tersebut dan
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data regresi linier sederhana untuk
menyatakan hubungan kausalitas antara dua variabel, yaitu variabel dependen harga saham dan
variabel independen DER, dan memperkirakan nilai variabel terikat berdasarkan nilai variabel
bebas.
Bentuk umum dari persamaan regresi dinyatakan dalam persamaan matematika, yaitu:
(Sanusi, 2013:132)
Y a bX
di mana
12
BAB IV
Hasil Penelitian
Nilai perusahaan dinyatakan dalam harga sahamnya di bursa efek sehingga harga saham
perusahaan-perusahaan yang termasuk ke dalam sub sektor Otomotif & Komponen menjadi
variabel dependen (Y) sedangkan DER menjadi variabel independen (X). Hasil perhitungan
regresi linier sederhana dengan menggunakan program Eviews 7 dapat dilihat pada Tabel 7.
Y = a + bX
Y = 3,431091 + 0,041082X
13
Di mana Y (variabel dependen) adalah Nilai Perusahaan yang diukur dari nilai logaritma
harga saham di bursa efek sedangkan X (variabel independen) adalah Rasio Utang Terhadap
Ekuitas (DER).
Berdasarkan Tabel 7 di atas terlihat bahwa probabilitas signifikansi (p-value) untuk DER
0,8883 > 0,05 sehingga dapat menerima hipotesis null yang menyatakan bahwa tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara struktur modal terhadap nilai perusahaan sub sektor Otomotif
dan Komponen.
Hasil perhitungan korelasi Product Moment dapat dilihat seperti pada Tabel 8.
Berdasarkan Tabel 8 di atas terlihat bahwa struktur modal atau DER perusahaan-
perusahaan yang termasuk ke dalam sub sektor Otomotif & Komponen memiliki korelasi positif
Pembahasan
Dengan tidak ditemukannya pengaruh atau korelasi antara struktur modal terhadap nilai
perusahaan terwujud dari harga sahamnya di bursa efek, maka sesuai dengan teori MM tanpa
pajak yang menyatakan bahwa struktur modal tidak relevan atau tidak mempengaruhi nilai
perusahaan. Dengan kata lain, manajer keuangan tidak dapat meningkatkan nilai perusahaan
dengan merubah proporsi debt dan equity yang digunakan untuk membiayai perusahaan.
Seberapa pun besar proporsi utang dan ekuitas dalam struktur modal perusahaan emiten, maka
hal itu tidak akan mempengaruhi permintaan dan penawaran sahamnya di bursa efek. Para
investor mempertimbangkan banyak aspek selain struktur modal perusahaan emiten ketika
14
BAB V
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
struktur modal perusahaan sub sektor Otomotif & Komponen tidak mempengaruhi nilai
Saran
Beberapa saran yang peneliti dapat sampaikan untuk berbagai pihak yang menggunakan
1. Dengan hasil penelitian yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh antara
struktur modal dan nilai perusahaan kiranya perlu dilakukan penelitian lanjutan
mengenai faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan selain
faktor struktur modal perusahaan emiten dengan jumlah sampel yang lebih banyak
investasi.
15
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, Eugene F. dan Houston, Joel F.. 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (Edisi
ke-10). Salemba Empat, Jakarta, Indonesia.
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi: Bagaimana Meneliti &
Menulis Tesis? (Edisi ke-3). Erlangga, Jakarta, Indonesia.
Sanusi, Anwar. 2013. Metodologi Penelitian Bisnis. Salemba Empat, Jakarta, Indonesia.
Sekaran, Uma. 2007. Metodologi Penelitian untuk Bisnis (Edisi ke-4). Salemba Empat,
Jakarta, Indonesia.
16