Anda di halaman 1dari 44

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat
seiring dengan perkembangan dan kemajuan dibidang industri terutama dalam
bidang permesinan. Hal ini mendesak setiap manusia untuk menciptakan berbagai
alat untuk mempermudah dan menambah kenyamanan hidup. Salah satunya
adalah bidang otomotif, dimana perkembangan dunia otomotif sekarang sangat
pesat dari hari ke hari sehingga dalam penggunannya diperlukan pengetahuan
tentang mesin tersebut dengan baik agar selama pengoperasian dan perawatan
mesin dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Untuk dapat mengoptimalkan suatu kinerja mesin dalam arti secara
efektif, maka diperlukan suatu pemeriksaan dan kalkulasi. Pemeriksaan dan
kalkulasi yang dimaksud disini meliputi pemeriksaan dan kalkulasi bagian-bagian
mesin secara menyeluruh terhadap kondisi, fungsi dan kualitas dari bagian-bagian
mesin itu sendiri. Dari hasil pemeriksaan dan kalkulasi yang dilakukan dapat
diketahui apakah kondisi, fungsi dan kualitas mesin masih baik.
Ditinjau dari cara memperoleh tenaga panas, mesin kalor dapat dibedakan
menjadi dua yaitu mesin dengan pembakaran dalam dan mesin dengan
pembakaran luar. Mesin pembakaran dalam adalah mesin yang melakukan proses
pembakaran bahan bakar didalam mesin tersebut dan gas pembakaran yang terjadi
sebagai fluida kerja. Mesin pembakaran dalam umumnya disebut motor bakar.
Jadi, motor bakar adalah mesin kalor yang menggunakan gas panas hasil
pembakaran bahan bakar didalam mesin untuk melakukan kerja mekanis.
Sedangkan mesin pembakaran luar adalah mesin dimana proses pembakaran
bahan bakar terjadi diluar mesin dan energi panas dari gas pembakaran
dipindahkan ke fluida mesin melalui beberapa dinding pemisah, misalnya ketel
uap.
Motor diesel merupakan mesin pembakaran dalam (internal combustion
engine) dimana dari hasil pembakaran bahan bakar didalam silinder diubah

1
menjadi kerja mekanik. Untuk mengetahui kinerja motor diesel maka dibutuhkan
pengetahuan secara praktis tentang konstruksi mesin sebagai dasar untuk
kemampuan mesin.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut
:
1. Apa pengertian umum motor bakar?
2. Bagaimana prinsip kerja motor bensin?
3. Bagaimana proses kerja motor bakar bensin?
4. Bagaimana prinsip kerja sistem EFI?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah :
1. Mengerti pengertian umum motor bakar
2. Mengerti prinsip kerja motor bensin
3. Mengerti proses kerja motor bakar bensin
4. Mengerti prinsip kerja sistem EFI

2
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Umum Motor Bakar
Motor bakar adalah motor penggerak mula yang pada prinsipnya adalah
sebuah alat yang mengubah energi kimia menjadi energi panas dan diubah ke
energi mekanis. Saat ini motor bakar masih menjadi pilihan utama untuk
dijadikan sebagai penggerak mula. Karena itu, usaha untuk menciptakan
motor bakar yang menghasilkan kemampuan tinggi terus diusahakan oleh
manusia.
Kemampuan tinggi untuk mesin ditandai dengan adanya daya dan torsi
yang dihasilkan tinggi tetapi kebutuhan bahan bakar rendah.

Motor Bakar ditinjau dari prinsip perolehan energi kalor


Motor Bakar ditinjau dari prinsip perolehan energi kalor dibagi menjadi 2
dua macam yaitu, :
a. Motor pembakaran dalam (Internal Combustion Engine)
Di dalam motor bakar terdapat tenaga panas bahan bakar yang
diubah menjadi tenaga mekanik, sehingga dalam hal ini merupakan
proses pembakaran dalam mesin, di mana zat arang dan zat cair
bergabung dengan zat asam dalam udara, jika pembakaran berlangsung
maka diperlukan :
Bahan bakar dan udara dimasukkan ke dalam motor
Bahan bakar dipanaskan hingga suhu nyala
Pembakaran ini menimbulkan panas yang mengahasilkan
tekanan yang kemudian menghasilkan tenaga mekanik. Contoh
aplikasi dari pembakaran dalam ini digunakan pada power rendah,
misalnya motor bensin dan motor diesel.

3
Gambar 1. Motor Pembakaran Dalam

b. Motor pembakaran luar (External Combustion Engine).


Merupakan pembakaran yang terjadi di luar sistem (silinder)
dan biasa digunakan pada power tinggi, yaitu misalnya pada ketel uap,
turbin uap, mesin uap, dll. Pada mesin uap dan turbin uap, bahan bakar
dibakar di ruang pembakaran tersendiri dengan ketel untuk
menghasilkan uap. Jadi mesinnya tidak digerakkan oleh gas yang
terbakar tetapi oleh uap air. Untuk membuat uap air maka bahan bakar
yang dipergunakan dapat berupa batubara atau kayu dan
pembakarannya dilakukan secara terus-menerus. Lagi pula uap tidak
dipanasi langsung oleh nyala api, tetapi dengan perantaraan dinding
ruang pembakaran, maka dari itu tidak mungkin memanasi uap sampai
suhu yang tinggi dan efisiensi thermisnya agak rendah. Secara singkat,
mesin uap dan turbin uap mempunyai karakter yang hanya dapat
dipergunakan sebagai penggerak mula ukuran besar, misalnya
lokomotip, kapal, dan power plant dan tidak baik dipergunakan
sebagai penggerak generator serbaguna, sepeda motor, kendaraan
(mobil),dll. Jadi pembakaran luar mesin (externalcombustion engine),

4
pembakaran terjadi di luar system yaitu mengubah energi potensial uap
menjadi energi kinetic dan selanjutnya energi kinetic diubah menjadi
energi mekanis dalam bentuk putaran (pada instalasi uap, tenaga
thermis dalam bahan bakar, pertama-tama dipergunakan untuk
membuat uap dalam kawah uap, untuk itu mesin uap disebut juga
pesawat kalor dengan pembakaran luar).

Gambar 2. Motor Pembakaran Luar

2.2 Prinsip Kerja Motor Bensin


Secara garis besar, dapat dijelaskan bahwa prinsip kerja dari motor
bensin yaitu bahan bakar yang berupa campuran bensin dan udara dibakar
untuk memperoleh tenaga panas yang selanjutnya digunakan untuk
melakukan kerja mekanis.
Campuran antara bensin dan udara dihisap ke dalam silinder
selanjutnya dikompresi oleh torak yang berakibat timbulnya panas dan
tekanan yang besar pada gas tersebut. Campuran bensin dan udara yang telah
dikompresi selanjutnya dibakar oleh percikan bunga api dari busi.
Hasil dari pembakaran tersebut akan menghasilkan tekanan yang
sangat tinggi sehingga mendorong torak ke bawah. Daya yang berasal dari
torak tersebut diteruskan ke batang torak (conecting rod) dan diubah oleh

5
poros engkol menjadi kerja mekanik. Sedangkan gas hasil pembakaran akan
dibuang keluar silinder.

Gambar 3. Mekanisme Torak

2.3 Klasifikasi Motor Bensin dirinjau dari prinsip kerjanya


Menurut prinsip kerjanya motor bensin dapat dibedakan menjadi dua
jenis yaitu motor bensin 2 langkah dan motor bensin 4 langkah.
2.3.1. Prinsip kerja motor bensin 4 langkah
Four stroke engine adalah sebuah mesin dimana untuk menghasilkan
sebuah tenaga memerlukan empat proses langkah naik-turun piston, dua
kali rotasi kruk as, dan satu putaran noken as (camshaft).
Prinsip Kerja Motor Bensin 4 Langkah.

Gambar 4.Prinsip kerja motor bensin 4 langkah.

6
a. Langkah hisap ( intake stroke ).
Piston bergerak dari Titik Mati Atas ( TMA ) ke Titik Mati
Bawah ( TMB ). Intake valve terbuka dan exhaust valve tertutup,
udara bersih yang tercampur di karburator, terhisap masuk ke dalam
ruang silinder.
b. Langkah kompresi ( Compression stroke ).
Campuran udaradan bahan bakar dimampatkan oleh piston
yang bergerak dari titik mati bawah ke titik mati atas sehingga tekanan
dan temperatur campuran tersebut naik.
c. Langkah Kerja ( power stroke ).
Beberapa derajat sebelum mencapai titik mati atas, campuran
udara dan bahan bakar tersebut diberi percikan api oleh busi, sehingga
terjadi pembakaran.
Akibatnya, tekanan naik menjadi 30 - 40 kg/cm2 dan
temperatur pembakaran menjadi 1500 derajat celcius. Tekanan
tersebut bekerja pada luasan piston dan menekan piston menuju ke
titik mati bawah.
d. Langkah buang ( exhaust stroke ).
Exhaust valve terbuka sesaat sebelum piston mencapai titik
mati bawah sehingga gas pembakaran mulai keluar. Piston bergerak
dari titik mati bawah ke titik mati atas mendorong gas buang keluar
seluruhnya.

7
Gambar 5. Siklus motor bakar pada mesin 4 langkah
Prinsip Kerja Motor Bensin 2 Langkah
Langkah Kerja Motor 2 Langkah.
Pada dasarnya prinsip kerja motor bensin dan diesel adalah sama, proses
intake, compresi, power, exhaust dilakukan secara lengkap dalam 2
langkah ( upward dan downward ) piston.

Gambar 6.Prinsip kerja motor 2 langkah.

a. Langkah psiton ke atas ( Upward stroke ).


Piston bergerak ke atas dari TMB menuju TMA, campuran
udara dan bahan bakar masih mengalir ke dalam silinder melalui
saluran
( scavenging passage ). Sebaliknya gas hasil pembakaran
secara terus menerus dikeluarkan sampi lubang exhaust tertutup. Saat
lubang exhaust ditutup oelh gerakan piston yang menuju TMA,

8
campuran udara dan bahan bakar ditekan, sehingga tekanan dan
temperaturnya naik. Pada saat itu, lubang intake terbuka pada akhir
langkah kompresi sehingga udara segar terhisap masuk ke dalam crank
case.
b. Langkah Piston ke bawah ( Downward stroke ).
Campuran udara dan bahan bakar yang termampatkan diberi
percikan bunga api dari busi yang menyebakan terjadinya pembakaran
sehingga tekanan dan temperatur diruang bakar naik. Dan piston
terdorong kearah titik mati bawah. Pada akhir langkah piston, lubang
exhaust terbuka dan gas hasil pembakaran mulai keluar, yang diikuti
oleh pembakaran scavenging passage, sehingga campuran bahan bakar
dan udara yang berada di crank case masuk ke dalam silinder.

Kesimpulan : dua kali langkah piston atau satu kali putaran


crank shaft menghasilkan satu kali tenaga.

Keuntungan dan Kerugian Engine 2 Langkah dan 4


Langkah.
Dibandingkan dengan engine 4 langkah, engine 2 langkah
mempunyai keuntungan sebagai berikut:
a. Ukuran dan berat lebih kecil, dapat menghasilkan tenaga yang
lebih besar.
b. Harga lebih rendah karena tidak menggunakan valve dan struktur
yang lebih sederhana.
c. Putaran lebih halus karena ukuran flywheel lebih kecil.
Kerugian engine 2 langkah adalah :

9
a. Karena tidak menggunakan valve, maka gas pembakaran tidak
terbuang seluruhnya dan menyebabkan pembakarna tidak
sempurna.
b. Karena sebagian campuran bahan bakar dan udara, ikut keluar (
saat proses exhaust ) bersama dengan gas buang, maka
penggunaan fuel tidak ekonomis.
c. Karena waktu yang siperlukan untuk langkah intake singkat, maka
jumlah campuran yang masuk sedikit. Sehingga tidak mungkin
dapat menaikkan tekanan kompresi dan efisiensi engine ( ratio
fuel comsumption per-output ) lebih rendah dibandingkan dengen
engine 4 langkah.
d. Crank case harus rapat tidak boleh ada kebocoran udara.

Gambar 7.Siklus motor bakar pada mesin 2 langkah

2.4 Bagian Bagian Utama Motor Bakar (Bagian Yang Bergerak ( Dinamis)
1) Torak
Torak bergerak naik turun didalam silinder untuk langkah hisap,
kompressi, pembakaran, dan pembuangan. Fungsi utama torak untuk
menerima tekanan pembakaran dan meneruskan tekanan untuk
memutarkan poros engkol melalui batang torak ( connetcting rod ). Torak

10
terus menerus menerima temperature dan tekanan yang tinggi sehingga
hartus dapat tahan saat engine beroperasi pada kecepatan tinggi untuk
periode yang lama. Pada umumnya torak terbuat dari paduan alumunium,
selain lebih ringan radiasi panasnya juga lebih efisien dibandingkan
material lainya.
Pada saat torak menjadi panas akan terjadi sedikit pemuaian dan
mengakibatkan diameternya akan bertambah. Hal ini menyabakan adanya
gaya gesek besar yang dapat merusak dinding silinder sehingga kinerja
engine menjadi berkurang dan menyebabkan over heating. Untuk
mencegah hal ini pada engine harus ada semacam celah yaitu jarak yang
tersedia untuk temperatur ruang yaitu kurang lebih 25 antara torak dan
silinder. Jarak ini disebut piston clearance.celah ini bervariasi dan ini
tergantung dari model enginenya, dan pda umumnya antara 0,02-0,12 mm.
Pada torak terdapat pegas torak ( ring piston ) yang dipasang dalam
alur ring (ring groove) pada torak. Diameter luar ring torak sedikit lebih
besar dibanding dengan torak itu sendiri. Ketika terpasang pada torak,
karena pegas torak sifatnya elastis menyebabkan mengembang, sehingga
menutup dengan rapat pada dinding silinder silinder. Pegas torak terbuat
dari bahan yang dapat bertahan lama. Umumnya terbuat dari baja tuang
spesial, yang tidak merusak dinding silinder. Jumlah pegas torak
bermacam-macam tergantung jenis engine dan pada umunya 3 sampai 4
pegas torak untuk setiap toraknya. Pegas torak mempunyai tiga peranan
yaitu :
1. Mencegah kebocoran campuran udara dan bahan bakar dan gas
pembakaran yang melalui celah antara torak dan dinding silinder.
2. Mencegah oli yang melumasi torak dan silinder masuk keruang bakar.
3. Memindahkan panas dari torak ke dinding silinder untuk membantu
medinginkan torak.
Pegas torak terdiri dari dua jenis yaitu :
1. Pegas kompresi

11
2. Pegas pengontrol oli

2) Batang Torak ( Connecting Rod )


Batang torak ( connecting rood ) menghubungkan torak ke poros
engkol dan selanjutya meneruskan tenaga yang dihasilkan oleh torak ke
pores engkol. Bagian ujung batang torak yang berhubungan dengan pena
torak sidebut small rod. Sedang yang lainnya yang berhubungan dengan
poros engkol disebut big end. Crank pin berputar pada kecepatan tinggi
didalam big end, dan mengakibatkan temperature mejadi tinggi. Untuk
menghindari hal tersebut yang diakibatkan panas, metal dipasangkan
didalam big end. Metal harus dilumasi dengan oli dan sebagian dari oli
dipercikan dari lubang oli kebagian dlam torak untuk mendinginkan torak.
3) Pena Torak ( Piston Pin )
Pena torak menghubungkan torak dengan bagian ujung yang kecil (
small end ) pada batang torak. Dan meneruskan tekanan pembakaran yang
berlaku pada batang torak. Pena torak berlubang didalamnya untuk
mengurangi berat yang berlebihan dan kedua ujung ditahan oleh bussing
pena torak ( piston pin boss ). Pada kedua ujung pena ditahan oleh dua buah
pegas pengunci 9 snap ring ). Pada engine dua langkah pena torak dilapisi
bantalan yang berupa bearing.
4) Poros Engkol ( Crank Shaft )
Tenaga yang digunakan untuk menggerkan roda kendaraan
dihasilkan oleh gerakan batang torak dan dirubah menjadi gerak putar pada
poros engkol. Poros engkol menerima beban yang besar dari torak dan
batang torak serta berputar pda kecepatan tinggi. Dengan alasa tersebut
poros engkol umumnya dibuat dari baja carbon dengan tingkatan serta
mempunyai daya tahan yag tinggi.
5) Mekanisme Katup
Pada motor 4 langkah mempunyai satu atau dua atau tiga katup
masuk dan katup buang pada setiap ruang bakar. Campuran udara dan bahan

12
bakar masuk ke silinder melalui katup masuk, dan gas bekas keluar melalui
katup buang mekanisme yang membuka dan menutup katup ini disebut
mekanisme katup. Mekanisme katup digerakan oleh poros bubungan atau
disebut sebagai cam shaft. Cam shaft berfungsi sebagai durasi pada timing
pembakaran. Berikut beberapa ini type mekainsme katup yang dibuat :
Tipe Over Head valve ( OHV ). Mekanisme katup ini sederhana dan high
reliability. Penempatan camshaftnya pada blok silinder, dibantu dengan
valve lifter dan push rod antara rocker arm.
Tipe Over Head Cam ( OHC ). Pada type ini camshaft ditempatkan diatas
kepala silinder, dan cam langsung menggerakan rocker arm tanpa melaui
lifter dan push rod. Camshaft digerakan oleh poros engkol melalui rantai
atau tali penggerak. Tipe ini lebih rumit dibandingkan dengan OHV, tetapi
tidak menggunakan lifter dan push rod sehingga berat bagian yang
bergerak mnejadi berkurang. Kemampuan pada kecepatan tinggi cukup
baik, karena katup-katup membuka dan menutup lebih tetap pada
kecepatan tinggi.
Tipe Double Over Head Cam ( DOHC ). Dua camshaft ditempatkan pada
kepala silinder untuk menggerakan masing-masing katup masuk dan katup
buang. Pada sistim ini ada yang menggunakan rocker arm dan ada juga
yang tidak. Namun kebanyakan tidak menggunakan rocker arm. Berat
gerakannya jadi berkurang, membuka dan menutupnya katup-katup mejadi
lebih presisi pada saat putaran tinggi. Kontruksi tipe ini sangat rumit,
tetapi kemampuan gerakannya sangat tinggi dibandingkan dengan SOHC.
6) Roda Penerus ( Fly Weel )
Roda penerus dibuat dari baja tuang denan mutu yang tinggi yan
diikat oleh baut pada bagian belakang poros engkol pada kendaraan yang
menggunakan transmisi manual. Poros engkol menerima tenaga putar (
rotational force ) dari torak selama langkah usaha. Tapi tenaga itu hilang
pada langkah-langkah lainnya seperti, inertia loss, dan kehilangan akibat
gesekan.

13
Roda penerus menyimpan tenaga putar ( inertia ) selama proses
langkah lainya kecuali langkah usaha oleh sebab itu poros engkol berputar
secara terus-menerus. Hal ini menyebabkan engine berputar dengan lembut
diakibatkan getaran tenaga yang dihasilkan.

Gambar 8.Bagian-bagian Motor Bakar

2.5 SISTEM EFI


EFI adalah sebuah sistem penyemprotan bahan bakar yang dalam
kerjanya dikontrol secara elektronik agar didapatkan nilai campuran udara
dan bahan bakar selalu sesuai dengan kebutuhan motor bakar, maka proses
pembakaran yang terjadi diruang bakar akan terjadi secara sempurna
sehingga didapatkan daya motor yang optimal serta didapatkan gas buang
yang ramah lingkungan. Proses pemberian bahan bakar dari ECU (Electronic
Control Unit) ke injector yang didasarkan pada signal-signal dari sensor-
sensor antara lain sensor air flow meter, manifold absolute pressure, sensor
putaran mesin, water temperature sensor, throttle position sensor dll.

14
Gambar 9. Sistem EFI

Macam-macam EFI
System EFI terbagi dalam dua jenis yakni :
1. EFI Type D
EFI jenis ini pengukuran udara masuk yang menuju ke intake manifold
menggunakan vaccum sensor, dimana besar kecilnya tekanan didalam intake
manifold dijadikan informasi ke ECU sebagai salah satu penentu banyak
sedikitnya bahan bakar yang akan diinjeksikan.

15
2. EFI Type L
Pada EFI jenis L jumlah udara yang masuk ke dalam intake
manifold diukur banyak sedikitnya dengan menggunakan aiflow meter
dan besarnya volume udara dijadikan informasi ke ECU sebagai salah
satu penentu banyak sedikitnya bahan bakar yang akan diinjeksikan.

Komponen komponen System EFI


Komponen-komponen EFI terdiri dari :
Nama Komponen Fungsi Komponen
Untuk menghisap bahan bakar dari
Pompa Bensin tangki dan menekannya ke delivery
line untuk siap diinjeksikan
Mengolah data yang diterima dari
ECU sensor dan memberikan perintah kerja
pada komponen.
Untuk mendiagnostic kerja dari
Data Link Conector
system
Untuk mengatur tingkat campuran
Variable Resistor
bahan bakar dan udara
Speed Sensor Untuk mendeteksi kecepatan

16
kendaraan
Untuk mendeteksi/mengukur besarnya
Pressure Sensor
tekanan pada intake manifold
Untuk mendeteksi besar/kecilnya
Throttle Sensor
pembukaan katup gas
Idle Speed Control Untuk mengatur putaran idle engine
Menerima perintah untuk
Injector menginjeksikan banyak sedikitnya
bahan bakar
Untuk mengetahui besar/kecilnya
Cam Angle Sensor
sudut cam
Untuk mengetahui tinggi dan
Temperatur Sensor
rendahnya temperatur air
Untuk mengetahui tinggi rendahnya
Crank Angle Sensor
putaran mesin
Untuk mendeteksi terjadinya engine
Knocking Sensor
knock

Gambar 10. Komponen EFI


2.6 Langkah-langkah Tune Up Motor Bensin

17
Tune Up merupakan kegiatan mengembalikan kondisi mesin ke
keadaan normal yang meliputi beberapa sistem diantaranya :
a. sisterm pendingin
b. sistem pelumasan
c. sistem bahan bakar
d. sistem pengapian
e. pemeriksaan baterai
f. pengencangan baut kepala silinder
g. pemeriksaan sirkulasi air atau radiator
h. sudut dwel
i. penyetelan ignition timming
A. SISTEM PENDINGIN

Gambar 11. System pendingin


pemeriksaan ini di bagi atas:
1. Kekencangan tali kipas
Periksa kipas kemungkinan terjadi keretakan lalu periksa
kekencangan tali kipas menggunakan tension belt gauge (tekanan =
125 +- 25)
2. Tekanan radiator
Buka tutup radiator lalu pasang RADIATOR CUP TESTER
dengan RADIATOR lalu tekan batang penekan hingga tekanan

18
maximum, pastikan tekanannya tidak turun. jika turun? maka periksa
kebocoran pada radiator
3. Tekanan tutup radiator
Pasang RADIATOR CUP TESTER dengan TUTUP
RADIATOR lalu tekan batang penekan hingga tekanan maximum,
pastikan tekanannya tidak turun. jika turun? maka periksa kebocoran
pada tutup radiator.
B. SISTEM PELUMASAN

Gambar 12. System pelumasan


pemeriksaan ini di bagi atas:
1. Pemeriksaan kuantitas oli
Angkat dipstik dari tempatnya kemudian lap permukaan diptsik
dengan kain, kemudian masukkan lagi dipstik ke lubang oli, lalu
angkat kembali dan periksa secara visual VOLUME OLI ( diantara H
dan L)
2. Pemeriksaan kualitas oli
Pada waktu yang bersamaan periksa kualitas oli dengan cara teteskan
setetes oli ke tangan kemudian gesek-gesek oli dengan tangan yang
lain dan amati perubahan warna oli (warna harus hitam pekat).

C. SISTEM BAHAN BAKAR

19
Gambar 13. System bahan bakar
Pemeriksaan ini dibagi atas :
1. Pemeriksaan saringan bahan bakar
Lepas saringan bahan bakar dengan cara melepas baut kleman lalu ambil
saringan dan bersihkan dengan KOMPRESOR dari lubang
EX=>IN=>EX

Gambar 14. Saringan bahan bakar


2. Pemeriksaan saringan udara

Gambar 15. Pemeriksaan/pembersihan saringan udara

20
Lepas saringan udara dengan cara melepas baut kupu lalu ambil elemen
saringan udara dan bersihka dari bagian dalam => bagian luar =>dan
bagian dalam.

D. SISTEM PENGAPIAN ( DENGAN INTERNAL RESISTOR )

Gambar 16. coil


pemeriksaan COIL dibagi atas :
1. Pemeriksaan tahanan primer
Dengan cara KALIBRASI MULTITESTER pada OHM
lalu pasang positif multi pada positif coil, begitu pula negatifnya
2. Pemeriksaan tahanan sekunder
Dengan cara KALIBRASI MULTITESTER pada KILO-
OHM lalu pasang positif multi pada positif coil dan negatif multi
pada sekunder coil

E. PERIKSAAN BATERAI ATAU ACCU

21
Gambar 17. baterai
Pemeriksaan baterai dibagi atas :
1. Berat jenis baterai
Ambil baterai lalu buka tutup baterai kemudian periksa berat
jenis pada tiap-tiap sel dengan HIDROMETER (1,25-1,27 kg/l)
2. Tutup baterai
periksa secara visual ventilasi tutup baterai dari kemungkinan
tersumbat, bila perlu bersihkan dengan kompresor
3. Tegangan baterai
kalibrasi multitester pada 50 DCV kemudian periksa tegangan
dengan multi
4. Kondisi terminal
periksa secara visual keadaan terminal baterai dari kemungkinan
korosi atau terbakar
5. Kotak baterai
periksa secara visual keadaan kotak baterai dari kemungkianan
retak
6. Volume baterai
periksa secara visual VOLUME ELEKTROLIT baterai (antara
upper dan lowert level)

22
F. PEMERIKSAAN SIRKULASI AIR RADIATOR

Gambar 18. Sirkulasi radiator

langkah berikut dengan cara bika tutup radiator kemudian lihat secara
visual air dengan menekan LENGAN GAS pada KARBURATOR. jika
sirkulasi baik tutup kembali tutup radiator pada radiator.

G. SUDUT DWELL

Gamabar 19. Pemeriksaan sudut dwell

Nyelakan mesin pada temperatur kerjanya pasang kabel merah tune up


tester pada positif baterai , dan hitam pada negatif baterai, kemudian
kabel hijau pada kondensor, serta kabel pick up pada kabel busi nomer 1
kemudian stel saklar pada dwell lalu baca hasilnya (sudut dwell = 52 +-
2)

23
H. PENYETELAN IGNITION TIMMING
Ambil lampu timming kemudian arahkan pada puli jika timming tidak
tepat atau tidak pas maka stel dengan cara menggeser DISTRIBUTOR

Gambar 20. Pemeriksaan ignition timming

2.6 MESIN DIESEL


A. Definisi Mesin Diesel
Salah satu penggerak mula yang banyak dipakai adalah mesin kalor,
yaitu mesin yang menggunakan energi termal untuk melakukan kerja
mekanik atau yang mengubah energi termal menjadi energi mekanik. Energi
itu sendiri dapat diperoleh dengan proses pembakaran, proses fisi bahan
bakar nuklir atau proses proses yang lain. Ditinjau dari cara memperoleh

24
energi termal ini, mesin kalor dibagi menjadi dua golongan yaitu mesin
pembakaran luar dan mesin pembakaran dalam.
Pada mesin pembakaran luar proses pembakaran terjadi di luar mesin
dimana energi termal dari gas hasil pembakaran dipindah ke fluida kerja
mesin melalui beberapa dinding pemisah. Sedangkan pada mesin
pembakaran dalam atau dikenal dengan motor bakar, proses pembakaran
terjadi di dalam motor bakar itu sendiri sehingga gas pembakaran yang
terjadi sekaligus berfungsi sebagai fluida kerja. Motor diesel disebut juga
motor bakar atau mesin pembakaran dalam karena pengubahan tenaga
kimia bahan bakar menjadi tenaga mekanik dilaksanakan di dalam mesin itu
sendiri. Di dalam motor diesel terdapat torak yang mempergunakan
beberapa silinder yang di dalamnya terdapat torak yang bergerak bolak
balik (translasi). Di dalam silinder itu terjadi pembakaran antara bahan
bakar solar dengan oksigen yang berasal dari udara. Gas yang dihasilkan
oleh proses pembakaran mampu menggerakkan torak yang dihubungkan
dengan poros engkol oleh batang penggerak. Gerak tranlasi yang terjadi
pada torak menyebabkan gerak rotasi pada poros engkol dan sebaliknya
gerak rotasi tersebut mengakibatkan gerak naik dan turun torak.
Konsep pembakaran pada motor diesel adalah melalui proses
penyalaan kompresi udara pada tekanan tinggi. Pembakaran ini dapat terjadi
karena udara dikompresi pada ruangan dengan perbandingan kompresi jauh
lebih besar dari pada motor bensin (712), yaitu antara (1422). Akibatnya
udara akan mempunyai tekanan dan temperatur melebihi suhu dan tekanan
penyalaan bahan bakar.
Hal ini berbeda dengan mesin bensin yang menggunakan percikan
pengapian busi untuk menyalakan campuran bahan bakar udara. Mesin dan
siklus termodinamika keduanya dikembangkan oleh Rudolph Diesel pada
tahun 1892.

25
B. Prinsip Kerja Mesin Diesel
Motor diesel empat langkah bekerja bila melakukan empat kali
gerakan (dua kali putaran engkol) menghasilkan satu kali kerja. Secara
skematis prinsip kerja motor diesel empat langkah dapat ditunjukan Gambar
21 :

Gambar 21.Siklus Motor Diesel 4 langkah


1. Langkah hisap
Pada langkah ini katup masuk membuka dan katup buang
tertutup. Udara mengalir ke dalam silinder.
2. Langkah kompresi
Pada langkah ini kedua katup menutup, piston bergerak dari
titik TBM ke TMA menekan udara yang ada dalam silinder. 5 setelah
mencapai TMA, bahan bakar diinjeksikan.
3. Langkah ekspansi
Karena injeksi bahan bakar kedalam silinder yang
bertemperatur tinggi, bahan bakar terbakar dan berekspansi menekan
piston untuk melakukan kerja sampai piston mencapai TMB. Kedua
katup tertutup pada langkah ini.
4. Langkah buang
Ketika piston hampir mencapai TMB, katub buang terbuka,
katub masuk tetap tertutup. Ketika piston bergerak menuju TMA sisa

26
pembakaran terbuang keluar ruang bakar. Akhir langkah ini adalah
ketika piston mencapai TMA. Siklus kemudian berulang lagi.

C. Bagian-bagian mesin diesel

Gambar 22. Bagian-bagian Mesin Diesel


Keterangan gambar bagian - bagian mesin diesel.

1. Rocker arm, adalah salah satu bagian penting dari komponen mesin
diesel yang posisinya berada di atas cilinder head, fungsi dari rocker
arm ini adalah mengatur gerakan valve, kapan waktunya menutup dan
kapan waktunya terbuka. Semuanya diatur oleh rocker arm ini.
2. Valve spring, ini juga salah salah satu komponen penting dari sebuah
mesin diesel, ia bertugas sebagai penghubung antara rocker arm
dengan valve.

27
3. Cilinder head, ini merupakan bagian kepala dari sebuah cilinder,
makanya itulah ia disebuat sebagai cilinder head. pada cilinder head
inilah tempat valve berada, baik itu valve hisap maupun juga valve
buang.
4. Valve, mesin diesel tidak akan menyala jika tidak ada valve, fungsi
dari valve ini adalah mengatur udara masuk dan keluar serta sebagai
penutup lubang saat terjadi kompresi.
5. Cylinder, didalam ruang cylinder inilah sebuah udara yang
dimampatkan hingga tercapai sebuah suhu udara sampai 500 derajat
celsius. dan di dalam cylinder itu pula sebuah ledakan terjadi. dan
ledakan tersebut berasal dari udara yang dimampatkan dan diberi
bahan bakar yang berbentuk kabut, kedua bahan tersebut akan terbakar
di dalam ruang cylinder tersebut.
6. Engine block, terbuat dari logam campuran yang tahan panas, ia
sebagai dinding dari sebuah cylinder.
7. Piston, gerakannya naik turun dari TMA ke TMB atau sebaliknya.
gerakan naik turun dari piston tersebut dihubungkan dengan
connecting rod yang segera dirubah menjadi gerakan berputar oleh
crankshaft.
8. Crankshaft ini fungsinya sebagai penghubung antara connecting rod
yang satu dengan lainnya. selain itu cranksaft juga yang mengubah
gerakan naik turun piston diubah menjadi gerakan berputar dan
gerakan putar ini dihubungkan ke gearbox.
9. Charkshaft timing gear, camshaft timing gear, camshaft, cam, cam
follower serta pushroad, semuannya adalah satu kesatuan dari
komponen mesin diesel yang berfungsi untuk mengontrol gerakan
rocker arm dalam bertugas mengatur gerakan valve.

28
BAB III
HASIL DAN ANALISA

3.1 PRAKTEK 1
(PENYETELAN PLATINA PADA MOTOR BENSIN
KONVENSIONAL)
Langkah-langkah :
A. Lepas distributor, dengan cara :
1) Lepas distributor cap/tutup distributor.
2) Lepas kabel negatif coil yang ke distributor
3) Lepaskan baut pengikat distributor
4) Angkat distributor secara perlahan.
5) Usaplah oli yang ada pada poros distributor dengan kain.

B. Penyetelan platina, dengan cara :


1) Top kan mesin silinder 1.
Buka cop delco dan Cara memposisikan top mesin bisa di baca
di Cara Mengetahui Top mesin (TDC=Top Dead Center).
2) Posisikan platina pada nok puncak (Nok Delko).
Biasanya saat top posisi ebonit/kaki platina belum mencapai
puncak nok delko, jadi tambah putaran mesin untuk mencapai
posisi puncak nok delko.
3) Kendorkan Baut pengikat platina.

29
Pengendoran baut platina jangan terlalu kendor, cukup
setengah putaran atau sperempat putaran saja.
4) Stel platina sesuai spesifikasi mobil.
Pergunakan obeng minus untuk menyetel platina, tiap2 delko
sudah dilengkapi tempat untuk menyetel celah platina (berupa
nok/coakan), (stel dengan celah 0.45mm).
5) Finishing.
Kencangkan baut platina dan pasang kembali cop delco

C. Pemasangan Distributor
1) Jangan lupa menyetel celah platina sebelum memasang distributor.
2) Setelah platina telah distel, putarlah pully poros engkol menunjukan saat
pengapian silinder 1 atau 4, untuk saat pengapian silinder 1 cek pada
push rod, jika semua push rod silinder 1 semuanya dapat berputar maka
itu menunjukan kalau saat pengapian silinder 1, kalau tidak dapat
berputar maka itu saat pengapian silinder 4, misal kita pilih saat
pengapian silinder 1(5 derajat engkol, lihat coakan pada pully tepat di
angka 5)

30
3) Tepatkan coakan pada pompa oli kearah vertikal
4) Sebelum memasang arahkan rotor ke silinder 2 atau angka 1 pada tutup
distributor, lalu putar berlawanan arah jarum jam satu gigi, agar
pemasangan dapat sempurna menunjukan ke silinder 2.
5) Pasang distributor perlahan sampai pemasangannya benar benar
sempurna dan rotor menunjukan ke silinder 2/ke angka 1 pada tutup
distributor.Bila pemasangan belum tepat ulang sampai tepat.
6) Setelah terpasang sempurna, putarlah oktan selektor ke netral (segaris
dengan tanda pada distributor ), lalu pasang baut distributor tapi tidak
sampai kencang.
7) Pasang kembali kabel negatif coil kedistributor, Ingat, pasang selalu
isolator yang berwarna putih.
8) On kan kunci kontak
9) Ambil kabel tegangan tinggi dari ignition coil lalu DEKATKAN (tidak
ditempelkan) dengan massa.
10) Geser geser bodi distributor sampai pada kabel tegangan tinggi tadi
keluar percikan bunga api.
11) kencangkan baut pengikat distributor tetapi jangan sampai bodi
distributor bergeser sedikitpun.
12) OFF kan kunci kontak
13) Pasang kembali distributor cap dan jangan lupa rotor telah terpasang.

D. Pengecekan celah platina menggunakan Dwell Tester


Langkah-langkah :

31
1) Sebelumnya pastikan celah platina sudah tepat menurut anda, jika belum
silahkan setel terlebih dahulu. Kira-kira celahnya 0,40 mm.
2) Hidupkan mesin, kemudian pasang dwell tester. Biasanya ada 3 macam
warna kabel :

Kabel merah : dihubungkan ke terminal positif baterai


Kabel hitam : massa
Kabel kuning/hijau : dihubungkan ke minus koil
3) Setelah itu putar selector pemilih jumlah silinder, sesuaikan dengan
jumlah silinder mesin mobil yang anda periksa.
4) Baca besar sudut dwell pada dwell tester. Dan cocokkan dengan
spesifikasi yang ada. Pada kendaraan 4 silinder khusunya toyota seri k
spesifikasinya adalah 46 - 58 derajat. Untuk motor 6 silinder adalah 36 -
38 derajat.
5) Jika sudah sesuai, lepaskan kembali kabel yang dihubungkan tadi. Dan
lakukan pemeriksaan yang selanjutnya.
6) Jika belum sesuai dengan spesifikasi, lepaskan kabel dwell tester dari
baterai, massa, dan minus koil, kemudian matikan mesin dan stel sudut
dwell dengan cara merubah celah platina. Untuk memperbesar sudut
dwell caranya adalah dengan memperkecil celah platina, dan untuk
memperkecil sudut dwell caranya adalah memperbesar celah platina.
HASIL SUDUT DWELL : 50, Berarti sudah memenuhi spesifikasi.

32
E. Penyetelan Timing Pengapian
1) Pastikan octane selector pada distributor tepat pada posisi tengah
2) Kendorkan baut distributor dengan kunci T 12
3) Hidupkan mesin dan pastikan putaran idle sudah tepat.
4) Arahkan cahaya timing light kea rah coakan pada pulley
5) Putar distributor hingga tanda timing di pulley tepat pada tanda timing
di mesin.
6) Apabila tanda timing sudah tepat, kencangkan baut distributor. Hal yang
harus diperhatikan dengan saat pengencangan baut distributor tidak
boleh menyentuh bodi.

Hasil Timing Pengapian : 5 sebelum TMA

3.2 PRAKTEK 2
(CARA MENDETEKSI KERUSAKAN EFI SECARA
MANUAL/JEMPER)

Langkah-langkah :

1) Diagnostic Normal Mode (DNM)

33
Pada Diagnostic Normal Mode, yang dibutuhkan hanyalah
menjumper diagnostic box dengan melihat sticker yang ditempel terbalik di
DLC. Pasanglah kabel tersebut pada kode TE1 dan E1

Kondisi mesin saat mendeteksi bisa dalam kodisi kunci kontak


"ON", bisa pada kondisi mesin mobil hidup.

Diagnostic akan mendeteksi kerusakan melalui kedipan lampu pada


indikator "check engine" pada spedometer. Diagnostic Normal Mode ini
akan memonitor 15 items dimobil.

2) Diagnosis Test Code :


Biasanya dalam Diagnosis Normal Mode banyak item penyebab
mobil mogok total tidak terdeteksi, sehingga kita beralih untuk mengecek
mobil dengan cara Diagnosis Test Code, karena dalam keadaan kondisi
mesin Mati. Diagnosis Test Code ini mencangkup 3 kode penting yang akan
dicek secara langsung :

Kode 22 : Temperatur Engine Coolant tetap pada suhu 80 derajat celcius


(apakah mobil overheating atau tidak?)
Kode 31 : Waktu pengapian tetap pada 5 derajat sebelum TMA dan
tekanan absolut manifold tetap pada 46,7 Kpa. (Apakah pengapian mobil
normal?)

34
Kode 41 : Throttle position tetap pada 0 derajat (apakah sensor-sensor
yang ada dithrottle Body dalam keadaan normal yang biasanya berguna
untuk mengatur udara masuk)

Jika salah satu dari kode ini terdeteksi ketika kita melakukan
Diagnosis On Board maka secara otomatis ECU akan mengubah mobil ke
mode Fail Safe. Dan sama seperti komputer yang dapat dijalankan melalui
Safe Mode. Mobil tetap dapat dijalankan melaui Safe Mode untuk melihat
lebih dalam lagi kerusakan apa yang terjadi dalam mobil.
Pastikan sebelum Diagnostic Test Code dimualai, Throttle Valve
tertutup, seluruh switch aksesories mobil dalam kondisi OFF, dan
transmisi pada posisi Park/Netral. Kode yang harus dijumper untuk
Diagnostic Test Code ini adalah TE1, TE2, dan E1 kemudian kunci
kontak diputar ke posisi ON (Mesin mobil jangan dinyalakan dulu).
Setelah menjumpai Troubel Code pada saat Diagnosis, kemudian
nyalakan mesin dan coba test jalan sebentar. Pada saati ini, ECU telah
mengoperasikan Fail Safe Mode, jika kecepatan mobil sekitar 5 Km/Jam
(3 mph) atau kurang. kode troubel diagnosisi 42 (Sinyal Kecepatan
Kendaraan) akan dimunculkan dan ini normal.
CARA MENDELETE DTC :
Untuk kembali ke Normal Mode setelah pengetesan, silahkan matikan
mesin dan cabut kabel jumper. Setelah memperbaiki bagian yang bermasalah
dari trouble code tersebut, ECU akan tetap menyimpan DTC tersebut pada
memorinya, dan untuk menghapus DTC pada memori dengan cara mencabut
sekering EFI pada Fuse Box atau mencabut kabel negative baterai selama
kurang lebih 10 detik. ECU akan kembali ke Normal Mode.

3.3 PRAKTEK 3
(MENDETEKSI KERUSAKAN EFI DENGAN SCANNER)

Langkah-langkah :

35
1. Lakukan pemeriksaan pada oli mesin
2. Lakukan pemeriksaan pada air dingin
3. Hidupkan mesin hingga mencapai suhu kerja (hingga kipas pendingin
menyala)
4. Matikan mesin
5. Pasang engine scanner
6. Check apakah sudah conect atau tidak (lampu chek harus berkedip)
7. Hidupkan mesin
8. Tekan tombol power
9. Pilih menu start, Pilih carbrium
10. Tunggu sampai muncul logo semua mobil (pilih Toyota)
11. Pilih Toyota 17 Rectangle, lalu klik engine, akan muncul
Read Trouble Code
Clear Trouble Code
Read Data Stream
1) Read Data Stream
Untuk mengetahui data kondisi mesin EFI

36
37
2) Read Trouble Code
Untuk mengetahui trobel pada system EFI.

38
39
3.4 PRAKTEK 4
(TUNE UP MESIN DIESEL)
1) Pemeriksaan Rpm menggunakan Tachometer Digital.
Langkah-langkah :
1. Hidupkan mesin.
2. Hidupkan tachometer, lalu arahkan ke flywell dari mesin diesel.
3. Amati dan baca hasilnya.
HASIL :
Rpm terendah : 700 Rpm
Rpm tertinggi : 950 Rpm

2) Pemeriksaan dan Penyetelan Nozel.


Langkah-langkah :
1. Pasang injector/nozel pada tester.
2. Tutup kran saluran tekan ke manometer.
3. Lakukan pengetesan bentuk penyemprotan dengan menggerakkan
tuas dalam langkah penuh dengan cepat dan kuat.

40
4. Pemeriksaan bentuk penyemprotan

ABC : bentuk jelek


D : bentuk baik
Sudut penyemprotan yang baik adalah 4
5. Tes kebocoran
Buka kran saluran tekan ke manometer. Gerakkan tuas tester
sampai manometer menunjukkan tekanan >80 bar,
pertahankan tekanan ini selama 20 detik, lihat dan amati
kebocoran pada ujung nozel.

41
A : ada kebocoran
B : tidak ada
6. Tes tekanan penyemprotan
Gerakkan tuas tester dalam langkah penuh dengan kuat dan
cepat, baca tekanan pada manometer.
Hasilnya : 10,3 Mpa
3) Pemeriksaan Glowplug/busi pijar.
Langkah-langkah :
1. Lepaskan glowplug dari mesin
2. Gunakan pengisi daya baterai 10-12 Ampere
3. Pasang kabel negatif dari pengisi daya ke badan busi pijar
4. Pasang kabel positif dari pengisi daya, kemudian tempelkan ke ujung
busi pijar.
5. Amati apakah busi berpijar/tidak berpijar dalam jangka beberapa
detik, antara 6-8 detik.

42
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari praktikum ini maka, dapat
disimpulkan bahwa :
1. Motor dibedakan dari proses kerjanya yaitu motor 4 tak dan motor 2 tak.
Sedangkan berdasarkan penyalaan bahan bakarnya motor juga dibedakan
menjadi 2 yaitu motor bensin dan motor diesel.
2. Untuk motor bensin menggunakan bahan bakar bensin (premium),
sedangkan untuk motor diesel menggunakan bahan bakar solar atau
minyak diesel.
3. Bagian-bagian motor bakar terdiri dari silinder, piston, karbulator,
governer dan magnet roda gila.
4. Untuk praktek yang diujikan yaitu, Scanner, mendeteksi kerusakan EFI
secara manual/jemper, Penyetelan platina, dan Tune up mesin diesel.

4.2 Saran
1. Untuk Laboratorium
Sebaiknya alat-alat dan mesin yang ada di dalam laboratorium
lebih di lengkapi dan disusun dengan rapi, agar praktikum lebih mudah
untuk mengamati dan mengambil gambar.

43
DAFTAR PUSTAKA

http://tugassekolahkuliah.blogspot.co.id/2015/10/makalah-mesin-2-tak-dan-4-
tak.html
http://sabiqptm.blogspot.co.id/2014/05/makalah-motor-bensin.html
http://zallesmana.blogspot.co.id/p/bagian-bagian-utama-motor-bakar-
bagian_27.html
https://www.bersosial.com/threads/mengenal-bagian-bagian-mesin-diesel.23143/
Arismunandar, 2005.Penggerak Mula Motor Bakar torak. Tiga Serangkai. Jakarta
Smith dan Wilkes, 2003.Mesin dan Peralatan Usaha Tani.Tiga Serangkai.
jakarta
Okasatria, N dan Agus Budi Jatmiko. 2002. Motor Bakar. Perpustakaan UI :
Jakarta.
http://ekorudianta.blogspot.com/2015/06/makalah-motor-bakar-satu.html
file:///D:/TUGAS/semester VI/praktek motor bakar/komponen utama motor bakar
motor bakar.htm
file:///D:/TUGAS/semester VI/praktek motor bakar/AUTOMOTIVE CARA
KERJA MOTOR BENSIN DAN DIESEL.htm

44

Anda mungkin juga menyukai