MPW Kelompok 1 AP 6F
MPW Kelompok 1 AP 6F
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Terstruktur pada Mata Kuliah
Manajemem Pertumbuhan Wilayah
Dosen: Yayan Sopyan M.AP.
Oleh: Kelompok 1 / AP VI F
1
KATA PENGANTAR
Segala puji hanyalah milik Allah swt Yang Maha Suci, puja hanyalah
milik Allah Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan Qudrat & Iradat-Nya
kepada kita, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang sederhana ini.
2
Penyusun
3
DAFTAR ISI
Daftar Isi.......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui arti dan ruang lingkup perencanaan ruang wilayah.
2. Untuk mengetahui landasan hukum perencanaan ruang wilayah.
3. Untuk mengetahui gambaran umum perencanaan ruang wilayah.
4. Untuk mengetahui peran pemerintah dalam perencanaan penggunaan ruang
wilayah.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
hubungan yang serasi antara kota dengan wilayah belakangnya. Pada perencanaan
wilayah kota, kegiatan utama adalah kegiatan perkotaan dan pemukiman sehingga
yang menjadi fokus perhatian adalah keserasian hubungan antara berbagai kegiatan
didalam kota untuk melayani kebutuhan masyarakat perkotaan itu sendiri plus
kebutuhan masyarakat yang datang dari luar kota.
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri
Nusantara dengan wilayah dan batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan
undang-undang.
Selanjutnya pada pasal 33 ayat (3) yang berbunyi :
Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Kemudian diatur lebih lanjut dalam undang-undang Republik Indonesia
Nomor 26 Tahun 2007. Berdasarkan undang-undang tersebut bahawa perencanaan
tata ruang dilakukan untuk menghasilkan rencana umum tata ruang dan rencana rinci
tata ruang. Rencana rinci tata ruang disusun sebagai perangkat operasional rencana
umum tata ruang. Muatan rencana tata ruang mencakup rencana struktur ruang dan
rencana pola ruang. Rencana struktur ruang meliputi rencana sistem pusat
pemukiman dan rencana sistem jaringan prasarana. Kemudian rencana pola ruang
meliputi pembentukan kawasan lindung dan kawasan budi daya.
Perencanaan tata ruang wilayah adalah suatu proses yang melibatkan banyak
pihak dengan tujuan agar penggunaan ruang itu memberikan kemakmuran yang
sebesar-besarnya kepada masyarakat dan terjaminya kehidupan yang
8
berkesinambungan. Landasan penataan ruang wilayah di Indonesia adalah Undang-
Undang Penataan Ruang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang. Penataan
ruang wilayah dilakukan pada tingkat Nasional, Provinsi Kabupaten/Kota. Setiap
rencana tata ruang harus mengemukakan kebijakan makro pemanfaatan ruang berupa
tujuan pemanfaatan ruang;
9
Arahan pengelolaan kawasan pedesaan, perkotaan dan kawasan tertentu;
Arahan pengembangan kawasan permukiman, kehutanan, pertanian,
pertambangan, perindustrian, pariwisata, dll;
Arahan pengembangan system pusat permukiman pedesaan dan perkotaan;
Arahan pengembangan system prasarana wilayah;
Arahan pengembangan kawasan yang diprioritaskan;
Arahan kebijakan tata guna tanah, tata guna air, tata guna udara, dan tata guna
sumber daya alam lainnya.
10
Kawasan resapan air
Sempadan panati
Sempadan sungai
Kawasan sekitar danau/waduk
Kawasan sekitar mataair
Kawasan suaka alam
Kawasan suaka alam laut dan perairan lainnya (termasuk perairan laut, perairan
darat, wilayah pesisir, muara sungai, gugusan karang atau terumbu kkarang, dan
atol yang mempunyai ciri khas berupa keragaman dan / atau keunikan ekosistem)
Kawasan pantai berhutan bakau
Taman nasional
Taman hutan raya
Taman wisata alam
Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan
Kawasan rawan bencana alam
11
pemohon baru dan meminta usaha yang telah ada agar menyesuaikan atau merelokasi
tempat kegiatannya.
Kawasan budi daya yang di bebaskan adalah kawasan yang tidak di atur atau
di arahkan secara khusus. Kawasan ini bisaanya berada di luar kota dan tidak ada
permasalahan dalam penggunaan lahan. Daerah itu juga bukan pesawahan beririgasi
teknis. Kegunaanya bisaanya untuk pertanian tanaman campuran dan rumah tinggal.
Apabila ingin di gunakan menjadi kawsan dengan penggunaan khusus (industri,
pemukiman, peternakan skala sedang atau besar, dll) harus terlebih dahulu tmendapat
ijin. Setelah hal itu di setujui peruntukannya menjadi berubah dan lokasi itu menjadi
kawasan yang diatur atau di arahkan.
e. Hierarki Perkotaan
12
jenis fasilitas juga berbeeda. Hierarki perkotaan seringkali sudah tercipta secara
alamiah (mekanisme pasar) tetapi bisa juga dimodifikasi/diubah sebagai akibat
keputusan pemrintah. Misalnya sebuah kota kecil yang diputuskan pemerintah mnjadi
ibukota kabupaten, secara perlahan akan menaikkan hierarki dari kota trsebut, apanila
keputusan itu direspons oleh masyarakat/pasar. Hierarki perkotaan sangfat perlu
diperhatikan dalam perencanaan wilayah karena menyangkut fungsi yang ingin
diarahkan untuk masing-masing kota. Dalam suatu wilayah, kota orde tertinggi diberi
peringkat ke-1. Penentuan orde (tingkat) sangat terkait dngan luas wilayah analisis.
Bagi Indonesia Jakarta adalah kota orde ke-1, bagi provinsi Sumatera Utara, Medan
adalah kota ode ke-1. Bagi sebuah kabupaten kemungkinan besar ibu kota kabupaten
itu yang menjadi orde ke-1, seandainya ibu kota itu adalalah kota terbesar di
kabupaten trsebut. Orde suatu kota bisa di ubah secara bertahap dengan
merencanakan penambahan fasilitas di kota tersebut, dimana masyarakat diperkirakan
akan mau memanfaatkan fasilitas tersbut sebagaimana mestinya (direspons oleh
pasar). Penentuan jenis dan besarnya fasilitas dimasing masing kota harus tepat.
Apabila kekurangan akan merugikan masyarakat sedangkan apabila berlebih, akan
membuat investasi menjadi mubazir.
Pada setiap desa perlu dittapkan deliniasi desa, yaitu wilayah yang dijadikan
permukiman dengan wilayah budidaya. Desa di Indonesia dikategorikan atas
swadaya, swakarya dan swasembada. Kebijakan yang di terapkan adalah bagaimana
meningkatkan status desa tersebut dengan bantuan yang sminimum mungkin dari
pemerintah. Untuk meningkatkan status desa maka tidak cukup hanya dari usaha
pemerintah saja tetapi juga terkait dengan partisipasi atau kegiatan ekonomi
masyarakat. Oleh karena itu pertumbuhan ekonomi perlu di rangsang baik melalui
pendkatan sektoral maupun pendekatan regional, yang kebijakannya tentu berbeda
dari satu desa ke desa berikutnya. Desa yang berkembang kemungkinan akan
mendorong desa tetangganya untuk turut berkembang, karena adanya keterkaitan
kgiatan antar desa.
13
g. Sistem Prasarana Wilayah
Menurut daya dukungf/lebar jalan, jalan dibagi atas : jalan utama yaitu kelas I ;
jalan sekunder yaitu kelas IIA,IIB, dan IIC, dan jalan penghubung yaitu kelas III.
Menurut fungsinya, Jalan terbagi atas jalan arteri, jalan kolektor, dan jalan local.
Menurut tanggung jawab pengelolaannya dan sekaligus juga menurut fungsinya,
jalan di bagi atas jalanNegara, jalanprovinsi, jalankabupaten/kota.
14
untuk budi dayadan prasarana meenjadi optimal. Penatagunaan air adalah
pemanfaatan sumber air yang tersedia (air tanah dan air permukaan) secara optimal
dengan tetap Penatagunaan udara adalah penataan penggunaan lahan yang terkait
dengan ruang udara dan pemanfaatan udara sebagai sumberdaya.
15
Pemerintah pelu menyediakan lahan untuk kepentinagn umum (public goods)
yang apabila diserahkan kepada mekanisme pasar, hal itu tidan akan tersedia atau
ketersediaan tidak sebanyak yang dibutuhkan. Lahan untuk kepentingan umum
misalnya untuk jaringan jalan, saluran drainase, jalur pipa air minum, jaringan listrik
dan telephone lapangan olahraga, fasilitas pendidikan atau fasilitas kesehatan.
Adanya faktor eksternalitas dalam kegiatan manusia yaitu adanya dampak dari
kegiatan tersebut terhadap lingkungan disekitarnya yang bisa merugikan atau
menguntungkan masyarakat ( tetapi dalambanyak hal merugikan), tetapi tidak
mempengaruhi penerimaa/ pengeluaraan institusi yang melakukan kegiatan tersebut.
Misalnya kegiatan industry yang menimbulkan populasi apabila tidak diatur
lokasinya dapat menciptaan kerugian (misalnya dibidang kesehatan) pada masyarakat
disekitarnya., padahal mekanisme pasar tidak mengatur pembayaran konpensaasi
kepada masyarakat yang dirugikan.
Informasi yang tidak sempurna, menyangkut kondisi saat ini maupun tentang
apayang direncanakan orang saat ini untuk dilaksanaakan dimasa yang akan datang.
Seseorang tidak mengetahui apa yang aan dilakukan orang lain atas lahannya padahal
penggunaan lahan dapat mempengaruhi nilai kegunaan lahan masyarakat
disekitarnya. Apabila informasi tidak sempurna pasar tidak merespons secara wajar
sehingga apa yang dilakukan masyarakat menjadi tidak optimal. Misalnya masyarakat
tidak mengetahui dimanaakan dibangun lokasi industry berskala besar sehingga
masyarakat tidak cukup cepat merespons kemungkinan tersebut. Seandainya
masyrakat sejak awal sudah mengetahui rencana tersebut, masyarakat bisa
memanfaatkan peluang peluang adanya industry tersebut, seperti membangun
pondokan untuk karyawan menyiapkan pasar dan menyiapkan angkutan.
Daya beli masyarakat yang tidak merata sehingga ada pihak pihak yang
dapat menguasai lahan secara berlebihan tetapi ada pihak lain yang tidak
mendapatkan lahan. Padahal lahan dibutuhkan setiap manusia setidak tidaknya
sebagai tempat tinggal. Selain mengakibatkan ada pihak pihak yang dirugikan
pemanfaatan lahan juga menjadi tidak optimal, misalnya karena kehidupan menjadi
16
tidak efisien. Misalnya ada lahan strategi cukup luas diperkotaan yang hanya dikuasai
oleh segelintir manusia secara monopolistic atau oligopolistic.
17
Beberapa bentuk campur tangan pemerintah dapat dikategorikan atas
kebijakan yang bersifat:
18
Kebijakan yang bersifat membebaskan artinya penggunaan lahan pada lokasi
tersebut tidak diatur atau diarahkan. Pada dasarnya tidak ada penggunaan lahan yang
betul-betul bebas di Indonesia, semuanya harus tunduk pada undang-undang atau
peraturan yang berlaku. Pengertian kebijakan yang membebaskan ini relative, artinya
tidak diatur secara khusus selain oleh undang-undang dan peraturan yang berlaku
umum. Misalnya; lahan-lahan di luar kota yang umumnya digunakan sebagai lahan
pertanian karena kpadatan penduduk masih rendah, dikarenakan lahan datar sehingga
kecil kemungkinan terjadi erosi. Maka pemerintah tidak perlu menetapkan
penggunaan khusus bagi lahan tersebut. Seperti lahan persawahan, irigasi teknis atau
kawasan peternakan.
19
BAB III
Kesimpulan
3.1 Kesimpulan
Dasar hukum perencanaan ruang wilayah yaitu Undang-Undang Dasar 1945 pasal
25A dan pasal 33 ayat (3). Kemudian diatur lebih lanjut dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang.
Perencanaan ruang wilayah merupakan suatu proses yang melibatkan banyak pihak.
Tujuan utamanya agar penggunaan ruang itu memberikan kemakmuran yang sebesar-
besarnya kepada masyarakat dan terjaminya kehidupan yang berkesinambungan.
3.2. Saran
Dalam perencanaan tata ruang wilayah perlu dibuat skema pedoman secara
rinci dengan menggunakan analisis mendalam. Kita perlu mengetahui karakter
masyarakat yang terlibat di dalamnya. Sosialisasi secara aktif perlu dilakukan karena
yang biasa terjadi adalah kurangnya sosialisasi sehingga perencanaan yang dibuat
tidak banyak diketahui oleh masyarakat.
20
DAFTAR PUSTAKA
http://www.penataanruang.com
21