Oleh:
Kelompok 5
Dosen Pembimbing:
Dr. Rismala Kusuma, S.Kp, M.Kes
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional
diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup
sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal. Sesuai dengan visi Departemen Kesehatan Indonesia yaitu masyarakat
yang mandiri untuk hidup sehat, dan untuk mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal bagi masyarakat maka diselenggarakan upaya kesehatan dengan
pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (kuratif)
dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan diselenggarakan bersama antara pemerintah
dan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut, upaya kesehatan harus
dilaksanakan secara integral oleh seluruh komponen, baik pemerintah, tenaga
kesehatan maupun masyarakat. Beberapa pemeriksaan dasar diperlukan
sebagai upaya pencegahan dalam penanganan komplikasi dari penyakit, salah
satu yang dipersyaratkan adalah pemeriksaan golongan darah (Swastini, 2016).
Menurut syaifuddin (2009), darah adalah cairan di dalam pembuluh
darah yang mempunyai fungsi transportasi O2, karbohidrat, dan metabolit,
mengatur keseimbangan asam basa, mengatur suhu tubuh dengan cara
konduksi (hantaran) yaitu membawa panas tubuh dari pusat produksi panas
(hepar dan otot) untuk didistribusikan ke seluruh tubuh, serta pengaturan
hormon dengan membawa dan mengantarkan dari kelenjar ke sasaran. Jumlah
darah dalam tubuh bervariasi tergantung, dari berat badan seseorang, pada
1
orang dewasa yaitu BB atau kira-kira 4,5-5 liter. Faktor lain yang
13
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum yang berjudul Uji Golongan Darah
Dengan Sistem ABO yaitu untuk menentukan golongan darah dengan sistem
ABO
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Darah
Darah adalah cairan di dalam pembuluh darah yang mempunyai fungsi
transportasi O2, karbohidrat, dan metabolit, mengatur keseimbangan asam basa,
mengatur suhu tubuh dengan cara konduksi (hantaran) yaitu membawa panas
tubuh dari pusat produksi panas (hepar dan otot) untuk didistribusikan ke
seluruh tubuh, serta pengaturan hormon dengan membawa dan mengantarkan
dari kelenjar ke sasaran. Jumlah darah dalam tubuh bervariasi tergantung, dari
berat badan, seseorang, pada orang dewasa yaitu 1/13 BB atau kira-kira 4,5-5
liter. Faktor lain yang menentukan banyak darah adalah umur, pekerjaan,
keadaan jantung, dari pembuluh darah (Syaifuddin, 2009).
Pada orang dewasa dan anak-anak, sel-sel darah merah, sel-sel darah putih,
dan sel pembeku darah dibentuk dalam sumsum tulang. Sum-um seluler yang
aktif dinamakan sumsum merah dan sumsum yang tidak aktif dinamakan
sumsum kuning. Sumsum tulang merupakan salah satu organ yang terbesar
dalam tubuh karena ukuran dan beratnya hampir sama dengan hati (Syaifuddin,
2009).
Darah berupa cairan dan berwarna merah. Darah terdiri dari cairan dan sel-
sel darah. Cairan darah disebut plasma. Sedangkan sel darah terdiri dari sel
darah merah, sel darah putih, dan keping darah atau trombosit. Yang
menyebabkan darah berwarna merah adalah sel darah merah atau eritrosit.
Eritrosit mengandung hemoglobin (Hb), yang dapat mengikat oksigen. Darah
berfungsi untuk mengangkut oksigen dan karbondioksida serta mengangkut
sari makanan dari usus halus ke seluruh tubuh. Selain itu darah juga sebagai
alat pertahanan tubuh. Misalkan ada kuman yang masuk ke tubuh kita, maka
akan dilawan oleh darah putih. Tetapi bila darah putih kalah dalam melawan
kuman maka kuman akan menyerang tubuh, sehingga akan sakit. Apabila
terluka dan keluar darah, maka tidak lama kemudian darah menjadi berhenti
keluar. Yang menyebabkan darah keluar adalah trombosit. Karena trombosit
berfungsi menutup luka, sehingga darah menjadi berhenti keluar tubuh
(Mardiastutik, 2010).
B. Komponen-komponen Darah
Adapun komponen-komponen dalam darah, ada 3 yaitu:
1. Sel Darah Merah (Eritrosit)
Jika dilihat di bawah mikroskop bentuk darah merah seperti cakram
atau bikonkaf, tidak mempunyai inti, berukuran 0,007 mm, tidak bergerak,
jumlahnya kira-kira 4,5-5 juta/mm3, warnanya kuning kemerah-merahan,
dan sifatnya kenyal sehingga bisa berubah bentuk sesuai dengan pembuluh
darah yang dilalui. Di dalam eritrosit terdapat hemoglobin yang berfungsi
mengikat O2, membawa O2 dari paru-paru ke jaringan, membawa CO2 dari
jaringan ke paru-paru untuk dikeluarkan melalui jalan pernapasan. Jumlah
hemoglobin secara normal dalam masing-masing sel adalah mengandung
rata-rata 15 gram dan tiap gram mampu meningkat 1,39 ml O2. Pada orang
normal hemoglobin dapat mengangkut 20 ml O2 dalam 100 ml darah
(Syaifuddin, 2009).
Sel darah merah dibuat dalam sumsum tulang. Pada proses
pembentukannya diperlukan zat besi, vitamin B12, asam folat, dan rantai
globin yang merupakan senyawa protein yang berasal dari hemositoblas.
Hemositoblas mula-mula membentuk eritroblas basofil lalu mulai
menyintesis hemoglobin menjadi eritroblas polikromatofilik yang
mengandung campuran zat basofilik dan hemoglobin merah (Syaifuddin,
2009).
2. Sel Darah Putih (Leukosit)
Keadaan bentuk dan sifat dari leukosit berbeda dengan eritrosit, tidak
berwarna, bentuknya lebih besar dari eritrosit, dapat berubah-ubah dan
bergerak dengan perantaraan kaki palsu (pseudopodia). Leukosit
mempunyai bermacam-macam inti sel dan banyaknya antara 6000-9000
mm3 dalam tubuh. Fungsi utama leukosit adalah sebagai pertahanan tubuh
dengan cara menghancurkan antigen (kuman, virus, dan toksin) dan
dikerahkan ke tempat-tempat infeksi dengan jumlah berlipat ganda
(Syifuddin, 2009).
Leukosit dapat bergerak dari pembuluh darah menuju jaringan,
saluran limfe, dan kembali lagi ke dalam aliran darah. Leukosit bersama
sistem makrofag, jaringan atau sel retikuloendotel dari hepar, limfa,
sumsum tulang, alveoli paru, miroglia otak, dan kelenjar getah bening
melakukan fagositosis terhadap kuman dan virus yang masuk. Setelah di
dalam sel, kuman atau virus dicerna dan dihancurkan oleh enzim pencerna
sel (Syaifuddin, 2009).
3. Keping Darah (Trombosit)
Merupakan benda-benda kecil yang mati, bentuk dan ukurannya
bermacam-macam, ada yang bulat dan ada yang lonjong, serta warnanya
putih. Trombosit bukanlah berupa sel melainkan berbentuk keping-keping
yang merupakan bagian-bagian kecil dari sel besar. Trombosit dibuat pada
sumsum tulang, paru-paru, dan limpa dengan ukuran 2-4 mikron dan
umur peredarannya sekitar 10 hari. Jumlah trombosit pada orang dewasa
antara 200.000-300.000 keping/mm3 (Syaifuddin, 2009).
Fungsi dari trombosit adalah memegang peranan penting dalam proses
pembekuan darah dan hemeostasis (menghentikan aliran darah). Bila
terjadi kerusakan dinding pembuluh darah, trombosit akan berkumpul di
tempat tersebut dan menutup lubang bocoran dengan cara saling melekat,
berkelompok, dan menggumpal (hemostasis), selanjutnya terjadi proses
bekuan darah. Kemampuan trombosit ini dimungkinkan karena trombosit
memiliki dua jenis zat yaitu prostaglandin dan tromboksan yang segera
dikeluarkan bila ada kerusakan atau kebocoran dinding pembuluh darah.
Zat ini juga mempunyai efek vasokonstriksi pembuluh darah sehinnga
aliran darah berkurang dan membentuk proses bekuan darah (Syaifuddin,
2009).
C. Cara Kerja
Adapun cara kerja yang digunakan pada praktikum Uji Golongan
Darah dengan Sistem ABO, yaitu:
1. Cuci tangan anda sampai bersih, sambil segumpal kapas dengan pinset,
celupkan ke dalam alkohol dan gosokkan pada ujung, jari manis anda
(tangan kanan atau tangan kiri), biarkan alkohol mengering.
2. Tusukkan bagian tersebut dengan menggunakan lanset yang telah
disterilkan.
3. Tempatkan setetes kecil darah di bagian tengah kartu golongan darah
(hal ini dapat dilakukan dengan menyentuhkan kartu golongan darah
tersebut pada jari yang ditusuk). Tutuplah bekas tusukan dengan kapas
yang telah dicelupkan ke dalam alkohol (tahan kapas dengan ibu jari
tangan yang sama selama 5 menit).
4. Letakkan setetes anti A pada titik darah di belahan A kartu golongan darah.
Aduklah serum dan tetesan darah tersebut dengan menggunakan tusuk gigi
sedemikian rupa sehingga membentuk luasan sekecil mungkin. Letakan
setetes seum anti B pada titik darah di belahan B kartu golongan darah,
gunakan tusuk gigi yang kedua untuk mencampurkan darah dan serum.
5. Bandingkan bahan setiap belahan gelas objek dengan gambar yang terasedia
yang diperhatikan kedua macam reaksi, yaitu terjadi penggupalan atau tidak.
Pengamatan dilakukan dengan mata telanjang.
Kok dak sejajar ta ?
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Adapun hasil yang didapat pada praktikum Uji Golongan Darah dengan
Sistem ABO, yaitu:
Tabel 1. Pengamatan Golongan Darah
Nim Nama Golongan Rhesus
14222121 Novita Sari B +
14222123 Nur Rahma Awaliyah O +
14222124 Nurlaeli O +
14222125 Nurul Mursidah B +
14222126 Oktafitria Wati B +
14222127 Oktapia Permata Sari A +
14222128 Okvita Sugiarti A +
14222129 Puja Tiara A +
14222130 Putri Cahyaningrum A +
14222131 Putri Wardhani Agustin O +
14222132 Putri Zahrah A +
14222133 Raden Wijaya Kusuma AB +
14222134 Rani Rastika Dewi B +
14222135 Rania Medini B +
14222136 Roudhatus Saadah B +
14222137 Renvil Anggraini
14222138 Resti Wulandari B +
14222139 Rhea Ulima Caesaria B +
14222140 Ria Aryani O +
14222142 Ria Pranita AB +
14222143 Ria Pusparini A +
14222144 Ria Rahmawati A +
14222145 Rika Damayanti B +
14222146 Rika Sepriyanti B +
14222147 Rima Melina Sari B +
14222148 Ririn Anggraini A +
14222149 Riska Safitri O +
14222150 Riska Sari B +
14222151 Ristarina A +
14222153 Rizki Suhertini AB +
14222154 Rizky Nur Ardiansyah A +
14222155 Robiatun O +
14222156 Rolla Efhita O +
14222157 Rusina O +
14222158 Ruslan Abdul Ghoni AB +
14222159 Sahdan O +
14222160 Sekar Kinanti B +
B. Pembahasan
Adapun hasil yang telah didapat pada praktikum Uji golongan Darah
dengan Sistem ABO, yaitu:
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Sebaiknya praktikan lebih serius dalam melakukan praktikum agar dapat
mengetahui golongan darah yang tepat dari hasil pengujian yang dilakukan.
Hal ini terkait dengan kemampuan para praktikan melihat proses aglutinasi
yang terjadi melalui mata telanjang sehingga dapat menentukan golongan
darah. Selain itu juga para praktikan diharapkan membaca terlebih dahulu
sebelum praktikum dimulai agar paham mengenai cara menentukan golongan
darah, tujuannya agar tidak salah mendiagnosis golongan darah seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 6. Kapas
Gambar 7. Alkohol