Anda di halaman 1dari 22

BAB I

SKENARIO

1.1 SESAK NAPAS PAK SURYA

Seorang pasien,laki-laki berusia 50 tahun, di bawa ke UGD oleh


keluarganya karena sesak napas sejak 10 hari yang lalu, ia sudah lama batuk
berdahak, sesak semakin terasa jika banyak bicara.
BAB II
KATA KUNCI

2.1 SESAK NAPAS

2
BAB III
PROBLEM

3.1 RumusanMasalah
1. Sesak napas 10 hari yang lalu
2. batuk berdahak
3. sesak semakin terasa jika banyak berbicara.

3
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 ANATOMI
Paru-paru adalah salah satu organ sistem pernapasan yang berada di dalam
kantong yang dibentuk oleh pleura pariestaslis dan pleura viseralis. Kedua paru-
paru sangat lunak, elastis, sifat nya ringan terapung di dalam air, dan berada dalam
rongga torak. Jika dibentangkan luas permukaan nya 90 m2. Banyak nya
gelembung paru-paru. Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian
besar terdiri dari gelembung (gelembunghawa, alveoli). Gelembung alveoli terdiri
dari sel-sel epitel dan endotel kurang lebih 700 juta buah.
Setiap kita bernapas tanpa kita sadari. Bayangkan saja setiap menit kita
akan bernapas sekitar 15 ampai 25 kali permenit dengan memompakan udara
setiap haris ekitar 8.000 9.000 liter udara per hari. Paru-paru berwarna biru
keabu-abuan dan berbintik-bintik karena adanya partikel debu yang masuk
dimakan oleh fagosit. Hal ini terlihat nyata pada peker jatambang. Paru-paru
terletak di samping mediastinum dan melekat pada perantaraan radiks pulmonalis
yang satu samalain nya dipisahkan oleh jantung, pembuluh darah besar, dan
struktur lain dalam mediastinum.
Masing-masing paru-paru mempunyai apeks yang tumpul dan menjorok
keataskira - kira 2,5 cm di atas klavikula. Fasieskostalis yang berbentuk konvek
sberhubungan dengan dinding dada sedangkanfasiesmediastinalisyang berbentuk
konkaf membentuk perikardium. Pada pertengahan permukaan paru kiri terdapat
hilus pulmonalis yaitu lekukan di manabronkus, pembuluhdarah, dan saraf masuk
keparu-paru membentuk radiks pulmonalis.
Paru-paru terletak di rongga dada di atas sekat diafragma. Paru-paru
terbungkus oleh selaput paru-paru (pleura).Jika pleura initer kena radang,
penyakitnya disebut pleuritis.Paru-paru manusia terbagi menjadi du abagian,
sebelah kanan memiliki tiga gelambir dan sebelah kiri kiri memeliki dua
gelambir. Di dalam paru-paru terdapat gelembung halus yang disebut alveolus.
Dinding alveolus mengandung kapiler darah, pada alveolus inilah terjadi
pertukaran antara O2 dan CO2.

4
Paru - paru manusia memiliki volume 5-6 liter. Daya tamping paru - paru
terhadap udara pernapasan disebut kapasitas total paru-paru.
Udara yang masuk dan keluar pada proses pernapasan dibedakan menjadi:
- Udara pernapasan (udaratidal : tidal volume) adalah volume udara yang
keluar dan masuk pada pernapasan biasa, sebanyak 500 cc (masihadasisa
2500 cc di dalam paru-paru).
- Udara komplementer adalah udara yang masih dapat dihirup lagi dengan
inspirasi maksimum, setelah inpirasi biasa. Volume udara komplementer
sebanyak 1500 cc.
- Udara cadangan (udarasuplementer) adalah udara yang dapat
dikembangkan lagi pada ekspirasi maksimum. Volume udara cadangan
sebanyak 1500 cc.
- Udara residu (udarasisaadalahudara yang tidak dapat dihembuskan lagi,
menetap di dalam paru-paru. Volume udararesidu : 1000 cc.
AnatomiParu-paru
Bagian-bagian utamaparu-paruadalah alveoli, trachea, diapragm, bronchi,
dan bronchioles. Trachea atau batang tenggorokan berupa pipa tempat lalunya
udara. Udara yang dihirup dari hidung dan mulut akan ditarik ke trachea menuju
paru-paru. Bronchi merupakan batang yang menghubungkan paru-paru kanan dan
kiri dengan trachea. Udara dari trachea akan di bawakeparu-paru lewat batangini.
Bronchioles merupakancabang-cabangdari bronchi berupatabung-tabungkecil
yang jumlah nya sekitar 30.000 buah untuk satu paru-paru. Bronchioles ini akan
membawa oksigen lebih jauh kedalam paru-paru. Alveoli merupakan ujung dari
bronchioles yang jumlah nya sekitar 600 juta pada paru-paru manusia dewasa.
Pada aveoli ini oksigen akan didifusi menjadi karbondioksida yang diambil dari
dalam darah. Jika dibentang kan luaspermukaannya 90 m2. Banyaknya
gelembung paru-paru ini Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian
besar terdiri dari gelembung (gelembunghawa, alveoli).

Gelembung alveoli ini terdiri dari Apeks Pulmo. Berbentuk bundar


menonjo lkearah dasar yang melebar melewati aparturatorasis superior 2,5-4 cm
di atas ujung iga pertama. Basis Pulmo Padaparu-parukanan, bagian yang berada
di atas permukaan cembung diafragma akan lebih menonjol keatas dari pada paru-

5
paru bagian kiri, maka basis paru kanan lebih kontak dari pada paru-paru kiri.
Insisura atau Pulmo dengan adanya fisura atau takik yang ada pada umumnya,
paru-paru dapat dibagi menjadi beberapa lobus. Letak insisura dan lobu sdapat
digunakan untuk menentukan diagnosis.
Pada paru - paru kiri terdapat insisura yaitu insisura obligus. Insisura ini membagi
paru-paru kiri atas menjadi du alobus yaitu:
1. Lobus superior adalah bagian paru - paru yang terletak di atas dan sebagian di
depan insisura.
2. Lobus inferior adalah bagian paru-paru yang terletak di belakang dan di
bawah insisura.
Paru-paru kanan memeliki dua insisura yaitu insisura obligue dan insisura
interlobulariessekunder.

Insisura obligue (interlobularies primer): mulai daerah atas dan


kebelakang sampai kehilus setinggi vertebrata torakalis ke-4 terus kebawah dan
kedepan searah denganiga ke-6 sampai linie aksilaris media keruang interkostal
ke-6 memotong margo inferior setinggi artikulasiiga ke-6 dan kembali ke hilus.

Insisura interlobularies sekunder: mulai insisura obligue pada aksilaris


media berjalan horizontal memotong margo anterior pada artikulasi okosta
kondralis keenam terus kehilus. Insisura obligue memisahkan lobus inferior dari
lobus medius dan lobus posterior. Insisura horizontal memisahkan lobus medius
dar ilobus superior.

6
4.2 PATOFISIOLOGI

7
4.3 JENIS-JENIS PENYAKIT YANG BERHUBUNGAN
- BronkitisKronis
Peradangan kronis saluran udara paru-paru biasanya disebabkan oleh
rokok. Jarang sekali, infeksi akut yang berulang menimbulkan bronkitis kronis.
Pada bronkitis kronis, bronkus, saluran udara utama menuju paru-paru, meradang,
membengkak, dan menyempit akibat iritasi oleh asap tembakau, infeksi berulang,
atau paparan lama terhadap zatpolutan. Saluran udara yang meradang mulai
menghasilkan dahakberlebihan, awalnya menyebabkan batuk mengganggu di
waktu lembap dan dingin, lalu berlanjut sepanjang tahun.
- Emfisema
Emfisema adalah jenis penyakit paru obstruktif kronik yang melibatkan
kerusakan pada kantungu dara (alveoli) di paru-paru.Akibatnya, tubuh tidak
mendapatkan oksigen yang diperlukan. Emfisema membuat penderita sulit
bernafas. Penderita mengalami batuk kronis dan sesaknapas. Penyebab paling
umum adalah merokok.

4.4 GEJALA KLINIS


1.KeluhanUtama : SesakNafas
2. RPS : Sesaknafas (10 hari) yang
lalusesakpadamalamharidansianghari, sesakberkurangsaatduduk,
seringpusing di tengkukterasakemang-kemangselama 3 bulan,
nafsumakanmenurun.
3. RPD : - Hipertensi
4. RPK : -ayah meninggal stroke saatusia 75 tahun dan ibu memiliki riwayat asma
usia 70 tahun.

- Tanda dan gejala akan mengarah pada dua tipe :


1.Mempunyaigambaranklinikdominankearah bronchitis kronis ( blue bloater )
2.mempunyaigambaranklinikkearahemfisema ( pink puffers)

4.5 PEMERIKSAAN FISIK PENYAKIT

Tensi : 140/90 mmHg Nadi : 105x/menit

8
Suhu : 370C RR : 30x/menit
umur : 50th

- Inspeksi : MelihatKeseluruhanfisikpasien (Anemia (-) ,Ikterus (-


),C,Dispneu(+)
- Palpasi : Fremitus melemah, pengunaan otot bantu nafas, hiper trofi otot
bantu nafas, pelebaran selaiga, terlihat denyut vena jugularis dan
edema tungkai ( bilater jadi gagal jantung).
- Perkusi : Abdomen aktivitas hepar meningkat 1 jari diatas arcus aorta,
edema negative.
- Auskultasi: Ekspirasi memanjang, suaranapas vesikuler melemah, bunyi
jantung terdengar jauh, ekspirasi memanjang, terdapat ronki atau
mengi pada waktu bernafas biasa atau ekspirasi paksa.

4.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG PENYAKIT


Pemeriksaan yang rutin di kerjakan untuk menegakkan diagnosis PPOK
adalah uji faal paru sedang pemeriksaan darah rutin( Hb, Ht, Leukosit ) dan foto
torak s unuk menyingkirkan penyakit paru lain. Pemeriksaan spirometri di
lakukan untuk memeriksa VEP1,KVPdan VEP1/KVP.VEP1 merupakan
parameter yang paling umum dipakai untuk menilai beratnya PPOK dan
memantau perjalanan penyakit. Disebut obstruksi apabila % VEP1 (VEP1/VEP1
prediksi) <80% atau VEP1% (VEP1/KVP) <75%.Apabila spirometer tidak
tersedia atau tidak mungkin di lakukan,bisa di lakukan pemeriksaan APE ( arus
puncak ekspirasi ), dengan memantau variability harian pagi dan sore tidak
melebihi 20%.

9
BAB V
HIPOTESIS AWAL
(DIFFERENTIAL DIAGNOSIS)

1. BRONKITIS KRONIS
2. EMFISEMA
3. GAGAL JANTUNG
4. PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK

10
BAB VI
ANALISIS DARI DIFFERENTIAL
DIAGNOSIS

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit yang ditandai dengan
hambatan aliran udara di saluran nafas yang tidak sepenuhnya reversibel. Hambatan
aliran udara ini bersifat progresif dan berhubungan dengan respons inflamasi paru
terhadap partikel atau gas yang beracun atau berbahaya.
Bronkitis kronik dan emfisema tidak dimasukkan definisi PPOK karena bronkitis
kronik merupakan diagnosis klinis sedangkan emfisema merupakan diagnosis
patologi.
Dalam menilai gambaran klinis pada PPOK harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
a. Onset (awal terjadinya penyakit) biasanya pada usia pertengahan,
b. Perkembangan gejala bersifat progresif lambat
c. Riwayat pajanan, seperti merokok, polusi udara (di dalam ruangan, luar ruangan
dan tempat kerja)
d. Sesak pada saat melakukan aktivitas
e. Hambatan aliran udara umumnya ireversibel (tidak bisa kembali normal).
Diagnosis dan Klasifikasi (Derajat) PPOK
Dalam mendiagnosis PPOK dimulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang (foto toraks, spirometri dan lain-lain). Diagnosis berdasarkan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan foto toraks dapat menentukan PPOK Klinis.
Apabila dilanjutkan dengan pemeriksaan spirometri akan dapat menentukan
diagnosis PPOK sesuai derajat (PPOK ringan, sedang dan berat)
Diagnosis PPOK Klinis ditegakkan apabila:

1. Anamnesis:
a. Ada faktor risiko
- Usia (pertengahan)
- Riwayat pajanan
1. Asap rokok
2. Polusi udara
3. Polusi tempat kerja

11
b. Gejala:
Gejala PPOK terutama berkaitan dengan respirasi. Keluhan respirasi
ini harus diperiksa dengan teliti karena seringkali dianggap sebagai
gejala yang biasa terjadi pada proses penuaan.
- Batuk kronik
Batuk kronik adalah batuk hilang timbul selama 3 bulan yang tidak
hilang dengan pengobatan yang diberikan
- Berdahak kronik
Kadang kadang pasien menyatakan hanya berdahak terus menerus
tanpa disertai batuk
- Sesak nafas, terutama pada saat melakukan aktivitas
Seringkali pasien sudah mengalami adaptasi dengan sesak nafas
yang bersifat progressif lambat sehingga sesak ini tidak dikeluhkan.
Anamnesis harus dilakukan dengan teliti, gunakan ukuran sesak
napas sesuai skala sesak

Skala Sesak
Skala sesak Keluhan sesak berkaitan dengan aktivitas
0 Tidak ada sesak kecuali dengan aktivitas berat
1 Sesak mulai timbul bila berjalan cepat atau naik tangga 1 tingkat
2 Berjalan lebih lambat karena merasa sesak
3 Sesak timbul bila berjalan 100 m atau setelah beberapa menit
4 Sesak bila mandi atau berpakaian

2. Pemeriksaan fisik:
Pada pemeriksaan fisik seringkali tidak ditemukan kelainan yang jelas
terutama auskultasi pada PPOK ringan, karena sudah mulai terdapat
hiperinflasi alveoli. Sedangkan pada PPOK derajat sedang dan PPOK
derajad berat seringkali terlihat perubahan cara bernapas atau perubahan
bentuk anatomi toraks.
Secara umum pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan hal-hal sebagai
berikut:
Inspeksi
- Bentuk dada: barrel chest (dada seperti tong)
- Terdapat cara bernapas purse lips breathing (seperti orang meniup)
- Terlihat penggunaan dan hipertrofi (pembesaran) otot bantu nafas

12
- Pelebaran sela iga
Perkusi
- Hipersonor
Auskultasi
- Fremitus melemah,
- Suara nafas vesikuler melemah atau normal
- Ekspirasi memanjang
- Mengi (biasanya timbul pada eksaserbasi)
- Ronki

3. Pemeriksaan penunjang:
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan pada diagnosis PPOK antara
lain :
- Radiologi (foto toraks)
- Spirometri
- Laboratorium darah rutin (timbulnya polisitemia menunjukkan telah
terjadi hipoksia kronik)
- Analisa gas darah
- Mikrobiologi sputum (diperlukan untuk pemilihan antibiotik bila terjadi
eksaserbasi)
Meskipun kadang-kadang hasil pemeriksaan radiologis masih normal pada
PPOK ringan tetapi pemeriksaan radiologis ini berfungsi juga untuk
menyingkirkan diagnosis penyakit paru lainnya atau menyingkirkan
diagnosis banding dari keluhan pasien.
Hasil pemeriksaan radiologis dapat berupa kelainan :
- Paru hiperinflasi atau hiperlusen
- Diafragma mendatar
- Corakan bronkovaskuler meningkat
- Bulla
- Jantung pendulum

Dinyatakan PPOK (secara klinis) apabila sekurang-kurangnya pada anamnesis


ditemukan adanya riwayat pajanan faktor risiko disertai batuk kronik dan
berdahak dengan sesak nafas terutama pada saat melakukan aktivitas pada
seseorang yang berusia pertengahan atau yang lebih tua.
Catatan:
Untuk penegakkan diagnosis PPOK perlu disingkirkan kemungkinan adanya

13
asma bronkial, gagal jantung kongestif, TB Paru dan sindrome obstruktif
pasca TB Paru. Penegakkan diagnosis PPOK secara klinis dilaksanakan di
puskesmas atau rumah sakit tanpa fasilitas spirometri. Sedangkan penegakan
diagnosis dan penentuan klasifikasi (derajat) PPOK sesuai dengan ketentuan
Perkumpulan Dokter Paru Indonesia (PDPI) / Gold tahun 2005, dilaksanakan
di rumah sakit / fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki spirometri.
b. Penentuan klasifikasi (derajat) PPOK
Penentuan klasifikasi (derajat) PPOK sesuai dengan ketentuan
Perkumpulan Dokter Paru Indonesia (PDPI) / Gold tahun 2005 sebagai
berikut :
1. PPOK Ringan
Gejala klinis:
- Dengan atau tanpa batuk
- Dengan atau tanpa produksi sputum.
- Sesak napas derajat sesak 0 sampai derajat sesak 1
Spirometri:
- VEP1 80% prediksi (normal spirometri) atau
- VEP1 / KVP < 70%
2. PPOK Sedang
Gejala klinis:
- Dengan atau tanpa batuk
- Dengan atau tanpa produksi sputum.
- Sesak napas : derajat sesak 2 (sesak timbul pada saat aktivitas).
Spirometri:
- VEP1 / KVP < 70% atau
- 50% < VEP1 < 80% prediksi.

3. PPOK Berat
Gejala klinis:
- Sesak napas derajat sesak 3 dan 4 dengan gagal napas kronik.
- Eksaserbasi lebih sering terjadi
- Disertai komplikasi kor pulmonale atau gagal jantung kanan.
Spirometri:
- VEP1 / KVP < 70%,
- VEP1 30% dengan gagal napas kronik
Gagal napas kronik pada PPOK ditunjukkan dengan hasil pemeriksaan analisa
gas darah, dengan kriteria:

14
- Hipoksemia dengan normokapnia atau
- Hipoksemia dengan hiperkapnia

15
BAB VII
HIPOTESIS AKHIR(DIAGNOSA)

1. PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK

16
BAB VIII
MEKANISME DIAGNOSIS

Tn. Surya
50 thn - Perokok
-hipertensi
- Karyawan bank

Berkurang bila :
Duduk
Sejak membungkuk
10 hari Terutama saat dengan kedua
Sesak Napas tangan di depan
banyak bicara
dada
Nafsu makan
menurun,
Badan tampak
kurus, tengkuk HIPOTESIS AWAL
kemang slm 3 Batuk 1.Bronkitis kronis
bln, sering 2. Emfisema
3.Gagal jantung
pusing
4.PPOK

Ayah Berdahak
meninggal
karena stroke Diagnosis akhir :
st usia 75 th, Tidak PPOK
ibu asma usia mengandung
70 th. darah

17
BAB IX
STRATEGI MENYELESAIKAN MASALAH
9.1 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan PPOK dibedakan atas tatalaksana kronik dan tatalaksana
eksaserbasi, masing masing sesuai dengan klasifikasi (derajat) beratnya (Lihat
Buku Penemuan dan Tatalaksana PPOK)
Secara umum tata laksana PPOK adalah sebagai berikut:
1. Pemberian obat obatan
a. Bronkodilator
Dianjurkan penggunaan dalam bentuk inhalasi kecuali pada eksaserbasi
digunakan oral atau sistemik
b. Anti inflamasi
Pilihan utama bentuk metilprednisolon atau prednison. Untuk penggunaan
jangka panjang pada PPOK stabil hanya bila uji steroid positif. Pada
eksaserbasi dapat digunakan dalam bentuk oral atau sistemik
c. Antibiotik
Tidak dianjurkan penggunaan jangka panjang untuk pencegahan eksaserbasi.
Pilihan antibiotik pada eksaserbasi disesuaikan dengan pola kuman setempat.
d. Mukolitik
Tidak diberikan secara rutin. Hanya digunakan sebagai pengobatan
simtomatik bila tedapat dahak yang lengket dan kental.
e. Antitusif
Diberikan hanya bila terdapat batuk yang sangat mengganggu. Penggunaan
secara rutin merupakan kontraindikasi.
2. Pengobatan penunjang
a. Rehabilitasi
b. Edukasi
c. Berhenti merokok
d. Latihan fisik dan respirasi
e. Nutrisi

3. Terapi oksigen
Harus berdasarkan analisa gas darah baik pada penggunaan jangka panjang
atau pada eksaserbasi. Pemberian yang tidak berhati hati dapat menyebabkan
hiperkapnia dan memperburuk keadaan. Penggunaan jangka panjang pada

18
PPOK stabil derajat berat dapat memperbaiki kualitas hidup
4. Ventilasi mekanik
Ventilasi mekanik invasif digunakan di ICU pada eksaserbasi berat. Ventilasi
mekanik noninvasif digunakan di ruang rawat atau di rumah sebagai perawatan
lanjutan setelah eksaserbasi pada PPOK berat

5. Operasi paru
Dilakukan bulektomi bila terdapat bulla yang besar atau transplantasi paru
(masih dalam proses penelitian di negara maju)

6. Vaksinasi influensa
Untuk mengurangi timbulnya eksaserbasi pada PPOK stabil. Vaksinasi influensa
diberikan pada:
a. Usia di atas 60 tahun
b. PPOK sedang dan berat

19
BAB X
PROGNOSIS & KOMPLIKASI
10.1 Cara Penyampaian Prognosis Kepada Pasien / Keluarga Pasien
1. Berikan penjelasan tentang penyakit, penyebab dan penanganan tentang penyakit paru
obstruktif kronis
2. Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga pasien bahwa penyakit PPOK
Dianjurkan penggunaan dalam bentuk inhalasi kecuali pada eksaserbasi
digunakan oral atau sistemik. Namun dapat di atasi dengan terapi obat dan pola hidup yang
sehat.

10.2Tanda Untuk Merujuk Pasien


Kondisi pasien tidak menutup kemungkinan sembuh. Dokter perlu untuk melakukan
tanda merujuk untuk pasien apabila pasien harus terapi obat, baik dalam bentuk terapi
Bronkodilator dianjurkan penggunaan dalam bentuk inhalasi kecuali pada eksaserbasi
digunakan oral atau sistemik

10.3Peran Pasien / Keluarga Untuk Penyembuhan


Peran Pasien :
1. Minum obat secara teratur sesuai anjuran dokter
2. Selalu control secara rutin ke dokter

Peran Keluarga Pasien :


1. Beri semangat kepada pasien dalam menghadapi penyakit ini
2. Ingatkan pasien untuk selalu melaksanakan perintah dokter
3. Selalu beri perhatian pada pasien dan memonitoring pasien
4. Temani pasien selama menjalani pengobatan
5. Lakukan pendekatan dan komunikasi

10.4 Pencegahan PPOK


- Terapkan pola hidup sehat

Buatlah hidup Anda teratur dan terjadwal didalam menjalankan aktivitas kehidupan.

20
Ketidak teraturan dalam pola hidup akan sengat mempengaruhi kerja berbagai organ
dan kelenjar
- Jauhi rokok dan minuman beralkohol

Anda merokok dan suka minuman beralkohol? Hati-hati ! Anda telah menyiapkan
masa depan yang sangat membahayakan terhadap kesehatan Anda. Anda sengat
rentan untuk terserang penyakit .

21
DAFTAR PUSTAKA

Elkington AR, Khaw PT, Petunjuk Penting Kelainan Mata, Buku Kedokteran EGC Jakarta,
1995, hal. 162-165.

https://agungswastika.wordpress.com/program-kb/penyakit-paru-obstruktif-kronik-ppok/

22

Anda mungkin juga menyukai