PENDAHULUAN
b. Dialisat Bikarbonat
Dialisat bikarbonat terdiri dari 2 komponen konsentrat yaitu larutan
asam dan larutan bikarbonat.Kalsium dan magnesium tidak termasuk
dalam konsentrat bikarbonat karena konsentrasi yang tinggi dari
kalsium, magnesium
danbikarbonatdapatmembentukkalsiumdanmagnesiumkarbonat.Larutan
bikarbonatsangatmudahterkontaminasimikroba karena konsentratnya
merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri.Kontaminasi
ini dapat diminimalisir dengan waktu penyimpanan yang
singkat.Konsentrasi bikarbonat yang tinggi dapat menyebabkan
terjadinya hipoksemia dan alkalosis metabolik yang akut.Namun
dialisat bikarbonat bersifat lebih fisiologis walaupun relatif tidak
stabil.Biaya untuk sekali hemodialisis bila menggunakan dialisat
bikarbonat relatif lebih mahal dibandingkan dengan dialisat asetat.
1.2.4 Mesin hemodialisis
Mesin hemodialisis terdiri dari pompa darah, sistem pengaturan
larutan dialisat dan sistem monitor.Pompa darah berfungsi untuk
mengalirkan darah dari tempat tusukan vaskuler kepada
dializer.Kecepatannya antara 200-300 ml per menit.Untuk pengendalian
ultrafiltrasi diperlukan tekanan negatif. Lokasi pompa darah biasanya
terletak antara monitor tekanan arteri dan monitor larutan dialisat. Larutan
dialisat harus dipanaskan antara 34-390 C sebelum dialirkan kepada
dializer, karena suhu larutan dialisat yang terlalu rendah ataupun melebihi
suhu tubuh dapat menimbulkan komplikasi. Sistem monitoring setiap
mesin hemodilisis sangat penting untuk menjamin efektifitas proses
dialisis dan keselamatan penderita.
1.4 Tujuan
1. Mengetahui proses adekuasi hemodialisis.
2. Mengetahui faktor-faktor penghitungan adekuasi hemodialisis
3. Mengetahui cara menghitung nilai adekuasi hemodialisis
BAB II
ISI
NationalCooperativeDialysisStudy(NCDS),merupakanpenelitianprospektifskalalu
aspertama yang menilai adekuasi hemodialisis. Dalam penelitian ini disimpulkan
bahwa urea merupakan pertanda yang memadai untuk
penilaianadekuasihemodialisis,dantingkatkebersihanureadapatdipakai
untukprediksikeluaran(outcome)daripenderita.Lowriedalampenelitiannyamenyimp
ulkanbahwabloodurea-nitrogen(BUN)yang tinggi menyebabkan meningkatnya
morbiditas.
Dimana :
1. Ln adalah logaritma natural.
2. R adalah BUN setelah dialisis dibagi BUN sebelum dialisis
3. t adalah lama waktu dialisis dalam jam.
4. UF adalah volume ultrafiltrasi dalam liter.
5. W adalah berat pasien setelah dialisis dalam kg.
Penghitungan dilakukan sesuai dengan Rumus Linier Daugirdas yang lebih
sederhana berupa:
Kt/V=2,2 3,3 (R-0,03) - UF/W)
Dimana :
1. R adalah BUN setelah dialisis dibagi BUN sebelum dialisis.
2. UF adalah volume ultrafiltrasi dalam liter.
3. W adalah berat pasien setelah dialisis dalam kilogram.
4. Re-evaluasi dari data NCDS menunjukkan bahwa Kt/V kurang dari 0,8
dihubungkan dengan meningkatnya morbiditas, sedangkan Kt/V1,0-1,2
dihubungkan dengan mortalitas yang rendah. Batasan minimal Kt/V
ialah lebih dari 1,2 untuk penderita yang menjalani hemodialisis 3 kali
seminggu. Sedangkan untuk kelompok penderita diabetes, Collins
menganjurkan menaikkan Kt/V menjadi 1,4.Hemodialisis 2 kali
seminggu hanya dilakukan untuk sementara dan hanya untuk penderita
yang masih mempunyai klirensia > 5 ml/menit.
Rumus-rumus sebelumnya :
- Kt/V = Ln(BUN sebelum HD/BUN sesudah HD) (Gotch,1985)
- Kt/V = 0,04 PRU-1,2 (Jindal,1987)
BUN sebelum HD BUN sesudahHD
- Kt/V = (Barth, 1988)
BUN mid
- Kt/V = -ln(R-0,008t)- UF/W) (Daugirdas, 1989)
- Kt/V = -ln(R-0,03-UF/W) (Manahan, 1989)
- Kt/V = 0,026PRU-0,46 (Dugirdas, 1990)
- Kt/V = 0,023PRU-0,284 (Basile,1990)
- Kt/V = 0,062PRU-2,97 (Kerr, 1993)
PRU=Percent Reduction Urea = (BUN sebelum HD-BUN sesudah HD)
x 100/BUNsebelum HD
KELOMPOK IV
Ratna Dwi Wiranti (081017007)
Fauziyah Firdausi M. S (081017008)
Fatkhunnisa (081017024)
Dyah Wulan P P (081017039)
Muhammad R Al Biruni (081017050)
Ibnu Hajar (0810170 )
Sayyidati Aristifanniy (0810170 )
Andika Ryan Pratama (0810170 )
PRODI TEKNOBIOMEDIK
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2012