Water Treatment Dasar
Water Treatment Dasar
AIR)
1. SUMBER-SUMBER AIR
Sumber-sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung kehidupan
adalah sebagai berikut:
1) Air laut :
Air laut memiliki kandungan garam-garam yang cukup banyak jenisnya dan
salah satu diantaranya adalah garam NaCl (2,7%)
2) Air tawar :
Air tawar dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :
- Air hujan
Air hujan merupakan sumber air yang sangat penting terutama bagi daerah
yang tidak memiliki atau memiliki sedikit sumber air tanah maupun air
permukaan.
- Air Permukaan
Air permukaan merupakan air baku utama bagi produksi air minum di kota-kota
besar. Sumber air permukaan dapat berupa sungai, danau, mata air, waduk,
empang, dan air dari saluran irigasi.
- Air Tanah
Air tanah merupakan sumber air yang berbentuk mata air atau sumur.
2. PENGGUNAAN AIR DI INDUSTRI
Air bagi suatu industri adalah bahan penunjang baik untuk kegiatan
langsung atau tak langsung. Penggunaan air di industri biasanya untuk
mendukung beberapa sistem, antara lain :
- Sistem pembangkit uap (boiler)
- Sistem pendingin
- Sistem pemroses (air proses)
- Sistem pemadam kebakaran
- Sistem air minum
Persyaratan kualitas air yang dapat digunakan dalam industri berbeda-beda
tergantung kepada tujuan penggunaan air tersebut. Air yang berasal dari alam
pada umumnya belum memenuhi persyaratan yang diperlukan sehingga harus
menjalani proses pengolahan lebih dahulu.
- Sedimentasi
Sedimentasi adalah suatu proses yang bertujuan memisahkan/mengendapkan
zat-zat padat atau suspensi non-koloidal dalam air. Pengendapan dapat
dilakukan dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Cara yang sederhana adalah
dengan membiarkan padatan mengendap dengan sendirinya. Setelah partikel-
partikel mengendap, maka air yang jernih dapat dipisahkan dari padatan yang
semula tersuspensi di dalamnya. Cara lain yang lebih cepat adalah dengan
melewatkan air pada sebuah bak dengan kecepatan tertentu sehingga
padatannya terpisah dari aliran air dan jatuh ke dalam bak pengendap tersebut.
- Filtrasi, Proses ini khusus untuk menghilangkan zat padat tersuspensi. Proses filtrasi bertujuan
untuk menahan zat-zat tersuspensi (suspended matter) dalam suatu fluida dengan cara
melewatkan tersebut melalui suatu lapisan yang berpori-pori, misalnya : pasir, anthracite, karbon
dan sebagainya.
- Pelunakan (softening)
- Deionisasi (Demineralization)
Pertukaran ion secara luas digunakan untuk pengolahan air dan limbah cair,
terutama digunakan pada proses penghilangan kesadahan dan dalam proses
demineralisasi air.
- Deaerasi
Aerasi adalah proses mekanis pencampuran air dengan udara. Tujuan aerasi
adalah sebagai berikut :
1. Membantu dalam pemisahan logam-logam yang tak diinginkan seperti besi
(Fe) dan mangan (Mn).
2. Menghilangkan gas-gas yang terlarut dalam air terutama yang bersifat
korosif.
3. Menghilangkan bau, rasa dan warna yang disebabkan oleh mikroorganisme.
Penurunan kualitas air tersebut disebabkan oleh bahan organik yang mengalami
dekomposisi, sisa-sisa atau bahan-bahan hasil metabolisme mikroba.
3.2.Pengolahan Internal
Pengolahan internal adalah pengolahan yang dilakukan pada titik
penggunaan air dan bertujuan untuk menyesuaikan (conditioning) air kepada
kriteria kondisi sistem dimana air tersebut akan digunakan. Usaha untuk
mencapai tujuan pengolahan internal dilakukan dengan penambahan berbagai
bahan kimia ke dalam air yang diolah. Bahan bahan kimia tersebut, akan
bereaksi dengan impurities sehingga tidak menimbulkan gangguan dalam
penggunaan air tersebut. Oksigen, sebagai contoh, dapat diikat dengan
menggunakan sodium sulfit atau hydrazine. Sifat lumpur yang dapat melekat
pada logam peralatan proses dihilangkan dengan penambahan bahan-bahan
organik yang termasuk dalam golongan tanin, lignin atau alginat.
Masalah-masalah umum yang membutuhkan pengolahan internal adalah :
(1) Masalah korosi
(2) Masalah pembentukan kerak
4. KIMIA AIR
Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur. Sebuah molekul terbentuk
dari gabungan satu atau berbagai jenis atom. Sebagai contoh dua atom
hidrogen digabung untuk membentuk molekul gas hidrogen.
H + HH2
Penambahan satu atom oksigen pada satu molekul gas hidrogen tersebut
menghasilkan molekul air.
H2 + OH2O
Air adalah pelarut yang baik, oleh sebab itu di dalamnya air paling tidak
terlarut sejumlah kecil zat-zat anorganik dan organik. Dengan kata lain, tidak
ada air yang benar-benar murni dan ini menyebabkan dalam setiap analisis air
ditemukan zat-zat lain.
5. REAKSI HIDROLISA
Salah satu reaksi kimia air yang penting adalah reaksi hidrolisa dari
garam-garam tertentu. Hidrolisa adalah reaksi kimia dimana suatu zat bereaksi
dengan air membentuk asam dan ataupun basa. Reaksi-reaksi tersebut
menyebabkan perubahan keasaman dan alkalinitas larutan dan sekaligus
menyebabkan perubahan kecenderungan pengendapan kerak, korosi pada
logam, dan masalah-masalah kimia yang lain. Zat yang dapat larut dalam air
dan dapat menghasilkan ion hidroksi (OH-) atau karbonat (CO3 2-) disebut basa
dan larutannya disebut larutan basa atau alkali. Basa dapat menetralkan asam.
Asam adalah zat yang dapat menyebabkan ion hidrogen (H+) bertambah jika
dilarutkan dalam air dan mempunyai kemampuan untuk menetralkan basa.
Basa dan asam bereaksi untuk membentuk garam sedemikian rupa sehingga
larutan bersifat netral, alkali atau asam. Garam netral dibentuk oleh reaksi
asam kuat dan basa kuat. Garam bersifat alkali didapat dari reaksi basa kuat
dengan asam lemah, yang jika dilarutkan dalam air akan membentuk larutan
dalam alkali. Contoh seperti NaHCO3 yang dibentuk dari NaOH (basa kuat)
dengan H2CO3 (asam lemah). Garam bersifat asam terhidrolisa dalam air untuk
membentuk kembali asam kuat dan basa lemah pembentuknya, seperti
disajikan oleh reaksi berikut :
2 FeCl3 + 6 H2O 2 Fe(OH)3 + 6 HCl
Besi Klorida (FeCl3) adalah garam bersifat asam dan Fe(OH) 3 adalah basa
lemah.
6.2.Padatan Terlarut
Air adalah pelarut yang baik, sehingga dapat melarutkan zat-zat dari batu-
batuan dan tanah yang terkontak dengannya. Bahan-bahan mineral yang dapat
terkandung dalam air karena kontaknya dengan batu-batuan tersebut, antara
lain : CaCO3, MgCO3, CaSO4, MgSO4, NaCl, Na2SO4, SiO2 dan sebagainya. Air
yang akan dipakai untuk pembangkit uap atau sistem pendingin mempunyai
dua parameter penting yang merupakan akibat dari padatan terlarut, yaitu
kesadahan (hardness) dan alkalinitas (alkalinity). Padatan terlarut lainnya,
seperti garam terlarut, asam dan zat organik.
6.3.Kesadahan
Kesukaran pembentukan busa oleh sabun dalam air merupakan indikasi
kesadahan air. Kesadahan air terutama diakibatkan oleh adanya ion-ion kalsium
dan magnesium. Sabun dalam air bereaksi lebih dulu dengan ion-ion ini
sebelum dapat berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan air. Kerugian
yang dapat timbul akibat adanya kesadahan dalam air industri diantaranya
adalah pembentukan kerak dalam ketel dan sistem pendingin, selain itu
pemakaian sabun akan meningkat bila kesadahan terdapat dalam air pencuci.
6.4.Alkalinitas (Alkalinity)
Alkalinitas air disebabkan oleh adanya senyawa alkalis dalam air. Alkalinitas
didefinisikan sebagai ukuran dari kapasitas air untuk menetralkan asam.
Alkalinitas dalam air ada tiga jenis yaitu: alkalinitas hidroksida (OH-alkalinity),
alkalinitas karbonat (CO3-alkalinity) dan alkalinitas bikarbonat (HCO3-
alkalinity). Alkalinitas yang cukup tinggi diperlukan pada air umpan ketel untuk
mencegah korosi, akan tetapi kadar OH yang terlalu tinggi dapat menimbulkan
"kerapuhan kaustik" (Caustic Embrittlement).
6.5.Gas Terlarut
Berbagai gas dapat larut dalam air, antara lain : CO 2, O2, N2, NH3, NO2 dan
H2S. Gas-gas yang terlarut tersebut pada umumnya tidak menimbulkan korosi
kecuali CO2, O2 dan NH3. Karbon dioksida sesungguhnya adalah suatu asam jika
bergabung dengan air, dan dengan demikian dapat menyerang logam. Oksigen
terlarut dalam air merupakan penyebab utama terjadinya korosi pada ketel dan
sistem pendingin. Penghilangan oksigen dari air umpan ketel dapat
dilakukanndengan cara deaerasi secara fisik dan kimia
-Pembentukan busa
Pembentukan busa (foaming) adalah peristiwa pembentukan
gelembunggelembung di atas permukaan air dalam drum boiler. Penyebab
timbulnya busa adalah adanya kontaminasi oleh zat-zat organik atau zat-zat
kimia yang ada dalam air ketel tidak terkontrol dengan baik. Busa dapat
mempersempit ruang pelepasan uap-panas (steam-release space) dan dapat
menyebabkan terbawanya air serta kotoran-kotoran bersama-sama uap air.
Kerugian yang dapat ditimbulkan oleh hal ini adalah terjadinya endapan dan
korosi pada logam-logam dalam sistem ketel. Untuk mengatasi permasalahan di
atas perlu diterapkan persyaratan terhadap air umpan ketel.
Kerugian yang ditimbulkan oleh korosi pada sistem air pendingin adalah
penyumbatan dan kerusakan pada sistem perpipaan. Kontaminasi produk yang
diinginkan karena adanya kebocoran-kebocoran, dan menurunnya efisiensi
perpindahan panas. Pembentukan Kerak dan Deposit pada Sistem Air Pendingin
Gangguan yang ditimbulkan oleh terbentuknya kerak antara lain : penurunan
efisiensi perpindahan panas, naiknya kehilangan tekanan karena naiknya
tahanan dalam pipa serta penyumbatan pada pipa-pipa berukuran kecil. Menara
pendingin (cooling tower) merupakan bagian dari sistem air pendingin yang
memberikan lingkungan yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan
mikroorganisma. Algae dapat berkembang dengan baik pada bagian yang cukup
mendapat sinar matahari, sedangkan "lendir" (slime) dapat berkembang pada
hampir di seluruh bagian dari sistem air pendingin ini. Mikroorganisma yang
tumbuh dan berkembang tersebut merupakan deposit (foul) yang dapat
mengakibatkan korosi lokal, penyumbatan dan penurunan efisiensi perpindahan
panas.
-Pengendalian Korosi
Pengendalian korosi dilakukan dengan cara menambahkan chemicals yang
berfungsi sebagai inhibitor (penghambat). Inhibitor yang umum dipakai adalah
polifosfat, kromat, dikromat, silikat, nitrat ferrosianida dan molibdat. Dosis
inhibitor yang digunakan harus tepat, karena suatu inhibitor hanya dapat
bekerja efektif setelah kadarnya mencapai harga tertentu.
-Pengendalian Pembentukan Fouling dan Penghilangan Padatan
Tersuspensi
Pembentukan fouling yang disebabkan oleh mikroorganisme dapat dicegah atau
dikendalikan menggunakan klorin, klorofenol, garam organometal, ammonium
kuartener, dan berbagai jenis mikrobiosida (biosida). Salah satu metoda yang
digunakan untuk mengendalikan padatan tersuspensi adalah dengan melakukan
filtrasi secara kontinu terhadap sebagian air yang disirkulasi.