PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
PT Astra Honda Motor di bawah payung besar Astra Group,
sebagai produsen sekaligus agen tunggal pemegang merek sepeda motor
Honda di Indonesia, berusaha mempertahankan posisi brand-nya melalui
pendekatan emosional kepada konsumen maupun masyarakat melalui
ranah pendidikan. AHM menaruh perhatian besar pada pendidikan di
Indonesia yang menjadi salah satu pilar dari empat pilar kegiatan
Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan yang meliputi
lingkungan, income generating activity atau pemberdayaan masyarakat,
dan kesehatan. CSR bukan lagi menjadi sebuah trend atau formalitas event
sesaat. Lebih dari itu, CSR bisa menjembatani perusahaan untuk
bersentuhan dan berkomunikasi langsung dengan konsumen dan
masyarakat yang berdekatan dengan bisnis perusahaan. CSR menjadi alat
yang penting untuk membangun kepercayaan kepada stakeholders. Dalam
prakteknya, hasil dari CSR perusahaan dapat menjadi upaya brand
building dan peningkatan corporate image.
Salah satu bentuk kepedulian AHM terhadap dunia pendidikan
yaitu dengan berkomitmen rutin mengkampanyekan safety riding kepada
setiap pelanggan motor Honda. Aktivitas tersebut menyentuh hampir
semua lapisan mulai dari jenjang pendidikan taman kanak-kanak hingga
perguruan tinggi. Bentuknya pun beragam, mulai dari praktek berkendara
yang aman, edukasi safety riding hingga sosialisasi kurikulum
keselamatan berkendara di berbagai sekolah di berbagai provinsi di tanah
air. Sosialisasi kurikulum keselamatan berkendara tersebut dikembangkan
oleh AHM dengan menerapkan kurikulum pembelajaran etika berlalu
lintas di sekolah-sekolah dari tingkat PAUD, SD, SMP, SMA di DIY.
Program ini merupakan implementasi tanggung jawab sosial perusahaan
dalam mendukung upaya mengurangi potensi kecelakaan lalu lintas di
1
2
CSR, bahkan beberapa kompetitor dalam industri sepeda motor belum ada
yang menyentuh ranah kurikulum pendidikan.
Program kurikulum tersebut adalah dasar pemikiran bersama kedua
belah pihak, yaitu PT AHM dan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta.
Pelaksanaan program ini didasarkan atas kebutuhan di lapangan bahwa
banyak sekali ditemui pelanggaran, salah satunya yaitu pengguna sepeda
motor yang usianya belum memenuhi syarat. Banyak dijumpai di jalanan
atau bahkan sekolah dengan bebas membiarkan siswa yang belum
menginjak usia kelayakan membawa kendaraan bermotor ke lingkungan
sekolah. Hal ini menjadi keprihatinan besar akan kurangnya kesadaran di
masyarakat terutama pelajar tentang peraturan lalu lintas. Oleh sebab itu,
PT AHM bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
mencanangkan program pendidikan lalu lintas sebagai bentuk bimbingan
dan pengetahuan dasar tentang kesadaran berlalu lintas. Program ini
adalah gerakan inisiatif dan keprihatinan bersama antara kedua belah pihak
atas pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas yang kerap menimpa
masyarakat pengguna sepeda motor terutama kalangan pelajar. Program
Kurikulum Etika Berlalu Lintas ini pertama kali dikembangkan di tingkat
SMP sampai SMA pada tahun 2010, sedangkan untuk tingkat PAUD/TK
hingga SD berjalan sejak September 2013.
Penelitian ini penting untuk dikaji karena adanya dua hubungan
kerjasama antara organisasi profit dengan pemerintah daerah. Proses
perancangan dan pelaksanaan program CSR PT AHM dilakukan dengan
menggandeng pihak eksternal yaitu Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta
sebagai pihak outsourcing atau mitra pelaksana dalam membantu
mengimplementasikan program CSR tersebut. Lebih lanjut, hubungan
kerjasama tersebut tentunya tidak lepas dari kegiatan komunikasi, sistem
dan koordinasi antara kedua belah pihak sehingga penelitian ini meninjau
sudut pandang manajemen komunikasi antara PT AHM dengan Dinas
Pendidikan Kota Yogyakarta sebagai pemerintah setempat. Dengan kata
lain, temuan utama dari penelitian ini adalah bagaimanakah proses
B. Rumusan Masalah
Bagaimana manajemen komunikasi antara PT AHM dan Dinas
Pendidikan kota Yogyakarta dalam penerapan program CSR Kurikulum
Etika Berlalu Lintas tingkat SMP hingga SMA di Kota Yogyakarta?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
untuk menganalisis manajemen komunikasi antara PT AHM dan Dinas
Pendidikan kota Yogyakarta dalam penerapan program CSR Kurikulum
Etika Berlalu Lintas tingkat SMP hingga SMA di Kota Yogyakarta
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Teoritis:
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat guna meningkatkan
pemahaman mengenai praktek-praktek CSR dalam sudut pandang
manajemen komunikasi CSR
2. Praktis:
a. Kegunaan untuk perusahaan
Sebagai masukan pemikiran bagi perusahaan dalam kaitannya dengan
manajemen komunikasi program-program CSR
b. Kegunaan untuk kegiatan studi
Sebagai literatur bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi secara khusus,
terutama bagi yang akan melakukan penelitian pada kajian yang sama
yaitu CSR, baik secara teori maupun praktek-praktek kegiatan CSR
dalam sudut pandang manajemen komunikasi CSR
E. Kerangka Teoritis
Corporate Social Responsibility (CSR) menjadi sebuah konsep
yang masih tetap kontroversial bagi kalangan pebisnis maupun akademisi.
Sebuah justifikasi logis diutarakan oleh kelompok yang mendukung
pelaksanaan CSR mengapa sebuah perusahaan perlu menerapkan CSR
bagi masyarakat di sekitarnya. Kelompok yang mendukung ini
berpendapat bahwa perusahaan tidak dapat dipisahkan dari para individu
yang terlibat di dalamnya, yakni pemillik dan karyawan. Oleh karena itu,
mereka tidak boleh hanya memikirkan keuntungan finansial bagi
perusahaannya saja, melainkan pula harus memiliki kepekaan dan
kepedulian terhadap publik, khususnya masyarakat yang tinggal di sekitar
perusahaaan (Suharto, 2009: 101). Mereka juga berpendapat bahwa tanpa
masyarakat perusahaan bukan saja tidak akan berarti, melainkan pula tidak
akan berfungsi. Tanpa dukungan masyarakat, perusahaan mustahil
dan negara. Program CSR Kurikulum Etika Berlalu Lintas bagi AHM
merupakan sebuah bentuk tanggung jawab atas produk yang dihasilkan
perusahaan yang berkontribusi dalam kemajuan mobilitas masyarakat di
Indonesia termasuk atas peristiwa-peristiwa kecelakaan lalu lintas yang
menimpa pengguna motor. Tentu saja posisi AHM di sini menjadi ikut
bertanggung jawab sehingga perusahaan ingin melepaskan stigma bahwa
sepeda motor adalah salah satu mesin pembunuh manusia. Di samping itu,
tentu saja aktivitas CSR ini merupakan kesempatan bagi suatu perusahaan
untuk mempertahankan brand positioning maupun citra perusahaan di
mata masyarakat demi keberlangsungan aktivitas bisnis perusahaan.
Bagaimanapun CSR memang memberikan benefit bagi perusahaan seperti
meningkatkan kesan baik perusahaan, mengangkat popularitas brand,
menciptakan preferensi konsumen terhadap merek produk perusahaan dan
situasi-situasi menguntungkan lainnya yang dapat diperoleh perusahaan
melalui pelaksanaan CSR.
John Elkingston, pencetus prinsip Tripple Bottom Line,
menegaskan definisi CSR sebagai berikut (Wahyudi dan Azheri, 2008:
33):
corporate Social Responsibility is a concept that organisation,
especially (but not only) corporations, have an obligation to
consider the interests of customers, employees, shareholders,
communities and ecological considerations in all aspects of their
operations. This obligation is been to extend beyond their statutory
obligation to company with legislation
Rumusan CSR tersebut menekankan pada konsep suatu perusahaan untuk
melaksanakan kewajiban terhadap konsumen, karyawan, pemegang
saham, masyarakat dan lingkungan dalam semua aspek aktivitas
perusahaan. Kemudian dijelaskan pula bahwa kewajiban yang dimaksud
jauh lebih luas daripada sekedar kewajiban mematuhi peraturan
perundang-undangan yang ada. Akan tetapi pada kenyataannya, hingga
kini masih belum ada kesatuan pandangan mengenai pengertian maupun
10
11
12
3. Manajemen Komunikasi
Pendekatan manajemen dibutuhkan oleh setiap organisasi karena
tanpa manajemen semua usaha akan sia-sia dan pencapaian tujuan akan
lebih sulit. Menurut Handoko, salah satu alasan utama diperlukannya
manajemen adalah untuk mencapai tujuan organisasi atau pribadi
(Suprapto, 2009: 131).
Komunikasi dapat mencapai tujuan secara efektif apabila setiap
unsur yang ada dalam proses komunikasi dikelola sedemikian rupa dengan
mengaitkan beberapa fungsi manajemen, yakni fungsi-fungsi perencanaan,
pengorganisasian, penggiatan dan pengendalian. Hal ini bisa menjadi lebih
jelas apabila digambarkan dalam tabel seperti berikut ini:
Tabel 1. 1 Matrik Hubungan Fungsi Manajemen dan
Unsur-Unsur Komunikasi
Fungsi Unsur-Unsur Komunikasi
Manajemen
Komunikator Pesan Media Khalayak Efek
Planning
Organizing
Actuating
Controlling
Sumber: (Suprapto, 2009: 131)
Dari matrik tersebut dapat diperoleh gambaran bagaimana
mengelola aktivitas komunikasi agar mampu mencapai sasaran dan tujuan
diselenggrakannnya kegiatan komunikasi. Berdasarkan matriks tersebut,
maka yang harus dilakukan adalah sebagai berikut (Suprapto, 2009: 132):
a. Menyusun perencanaan untuk komunikator, pesan, media, khalayak
dan rencana pengaruhnya
b. Mengorganisasikan komunikator, pesan, media, khalayak dan
pengaruh yang diinginkan
c. Menggiatkan komunikator, pesan, media dan pengaruh yang
diinginkan
13
F. Kerangka Konsep
Pada penelitian ini, beberapa konsep penting dipaparkan terlebih
dahulu agar memudahkan peneliti memahami alur berfikir dengan
penerapan teori-teori yang berhubungan. Ada beberapa konsep yang
dijadikan acuan dalam menganalisis rumusan masalah, yaitu konsep
Corporate Social Responsibility, manajemen komunikasi serta konsep
14
15
G. Metodologi Penelitian
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sifat deskriptif
diarahkan untuk menggambarkan fenomena yang terjadi berkaitan dengan
manajemen komunikasi dalam penerapan program CSR PT AHM bidang
pendidikan. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode studi kasus
untuk menjawab pertanyaan bagaimana manajemen komunikasi antara
instansi pemerintah selaku stakeholder eksternal dengan korporasi
sehubungan dengan program CSR PT AHM Kurikulum Etika Berlalu
Lintas. Penelitian studi kasus tidak hanya diaplikasikan pada sebuah
kasus tertentu saja, namun suatu fenomena unik yang menjadi isu atau
16
1. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan
metode studi kasus. Stake berargumen bahwa studi kasus bisa berarti
proses mengkaji kasus sekaligus hasil dari proses pengkajian tersebut
(Denzin dan Lincoln, 2009: 300). Analisis studi kasus dalam penelitian ini
bertujuan untuk memberikan pandangan, pengetahuan tentang suatu
fenomena praktek program CSR dan menyelidiki serta menganalisis isu-
isu yang teridentifikasi dalam wacana manajemen komunikasi CSR
(Wimmer dan Dominick, 2011: 141). Jenis penelitian ini adalah
eksploratif berdasarkan tujuannya dalam mengeksplorasi proses
manajemen komunikasi antara PT AHM dengan Dinas Pendidikan dalam
program CSR.
Yin (1989: 23) menjelaskan bahwa terdapat tiga karakteristik
utama metode penelitian studi kasus yang membedakannya dengan strategi
ataupun metode penelitian lainnya. Ketiga karakteristik utama tersebut
adalah kebaruan fenomena sosial yang diteliti, sedikit atau bahkan tidak
adanya keterlibatan atau kontrol peneliti dalam fenomena sosial yang
diteliti, serta dapat digunakannya berbagai sumber data untuk menjelaskan
fenomena sosial secara lebih mendalam dan terperinci. Selain itu,
pemilihan studi kasus dianggap sangat cocok karena dalam penelitian ini
akan menjawab pertanyaan how dan why. Pendekatan studi kasus berusaha
menjawab pertanyaan penelitian how dan why.
17
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian bertempat di Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta,
Jalan Hayam Wuruk 11 Yogyakarta. Di lokasi ini peneliti akan menemui
Samiyo (Kepala Bidang Pengembangan Pendidikan, Dinas Pendidikan
Kota Yogyakarta) selaku Ketua I Tim Pelaksana Program, untuk
melakukan wawancara terkait program CSR PT AHM Kurikulum Etika
Berlalu Lintas. Pertimbangan yang mendasari pemilihan lokasi adalah
karena Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta yang mengelola dan
melaksanakan program CSR PT AHM Kurikulum Etika Berlalu Lintas
di tingkat PAUD/TK hingga SMA/SMK di kota Yogyakarta.
Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara kepada manager
CSR PT AHM, yaitu Yudi Yozardi yang berlokasi di kantor pusat PT
AHM, Jl. Laksda Yos Sudarso - Sunter I, Jakarta Utara. Dikarenakan
keterbatasan waktu pihak AHM (Yudi Yozardi) dalam wawancara tatap
muka, sehingga proses wawancara dilakukan via email. Peneliti juga akan
mengecek pelaksanaan program tersebut di lapangan dengan mendatangi
salah satu sekolah SMP, SMA dan SMK di kota Yogyakarta yang menjadi
sekolah model terintegrasi Kurikulum Etika Berlalu Lintas sehingga
didapatkan hasil observasi yang mendalam. Penelitian dilakukan mulai
bulan Juli 2014 hingga Agustus 2014. Penelitian yang akan dilakukan
untuk lingkup sekolah antara lain:
a. SMP Negeri 5 Yogyakarta, Jl. Wardani No. 1 Yogyakarta
Peneliti memilih SMPN 5 menjadi salah satu lokasi penelitian di
samping karena sekolah ini menjadi salah satu sekolah model integrasi
penyelenggaraan program pendidikan etika berlalu lintas, salah satu
tim penyusun buku pedoman program pendidikan etika berlalu lintas
merupakan kepala sekolah SMPN 5 ini.
18
4. Instrumen Penelitian
Ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari
pengamatan berperan-serta. Oleh karena itu, peranan manusia sebagai
instrumen penelitian dalam sebuah penelitian sangat penting. Peneliti
dalam hal ini bertindak sebagai instrumen penelitian di mana peneliti
sebagai alat pengumpul data yang secara langsung melakukan pengamatan
terhadap suatu fenomena atau kasus yang dijadikan objek penelitian
(Moleong, 2005: 168).
19
20
21
22
23
proses ini, maka data yang telah dikategorikan oleh peneliti akan
tersusun rapi sehingga peneliti semakin mudah memahami temuan data
yang didapatkan dari lapangan. Setelah semua catatan lapangan
dikumpulkan oleh peneliti, baik berupa data lisan maupun tertulis
(arsip, foto, dokumen), maka tugas berikutnya adalah menyaring dan
mengelompokkan data. Data dikelompokkan sesuai dengan tiga
kategori yang telah disebutkan di atas. Peneliti mengkategorikan data
sesuai tujuan penelitian, yaitu untuk menganalisis manajemen
komunikasi. Oleh karena itu, hal ini dirasa perlu bagi peneliti untuk
mengkategorikan data ke dalam unsur-unsur manajemen komunikasi
program Kurikulum Etika Berlalu Lintas. Selanjutnya, setelah data
yang terpilih dikelompokkan ke dalam kategori manajemen
komunikasi, hasil temuan di-break down ke dalam analisis pendekatan
fungsi manajemen dan komunikasi. Peneliti menganalisis data mana
yang termasuk dalam perencanaan (pesan, komunikator, media,
khalayak dan pengaruh), pengorganisasian (pesan dan media
komunikasi, komunikator, serta khalayak), dan pelaksanaan (pesan,
komunikator, media, penerima pesan, dan pengaruh yang diinginkan)
dalam manajemen komunikasi. Data yang berupa foto juga turut
disertakan dalam analisis untuk lebih menjelaskan dan membuktikan
analisis secara jelas dan terperinci.
c. Penarikan kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification)
Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman (dikutip oleh Sugiyono, 2008: 252) adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Setelah dilakukan penyajian data dengan
kategori yang jelas, maka peneliti mulai mencatat suatu makna, sebab
akibat, alur. Selanjutnya, melalui temuan tersebut peneliti dapat
menarik kesimpulan yang dapat berupa hubungan kausal, hipotesis
atau bahkan teori. Selain analisis data berdasarkan hubungan fungsi
manajemen dan unsur-unsur komunikasi, hubungan partnership antara
AHM dengan Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta juga kemudian dapat
24
25
Data yang diperoleh melalui wawancara lalu dicek dengan hasil observasi
dan dokumentasi. Jika hasil data tersebut berbeda-beda maka peneliti
melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan
untuk memastikan data yang lebih benar keabsahannya (Sugiyono, 2008:
274). Selanjutnya, triangulasi teori digunakan dengan menerapkan
berbagai teori, perspektif dan bahan referensi lainnya yang sesuai dengan
bidang kajian penelitian yang relevan selama proses analisis dan
interpretasi data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori
manajemen komunikasi sesuai dengan judul penelitian, teori Corporate
Social Responsibility yang meliputi konsep CSR, manfaat, pola
implementasi CSR, partnership pemerintah dan swasta dalam CSR serta
teori tentang government relations dalam pelaksanaan CSR. Peneliti
berasumsi bahwa teori dan perspektif tersebut sangat relevan dan tepat
untuk menganalisis manajemen komunikasi antara PT AHM dan Dinas
Pendidikan kota Yogyakarta dalam penerapan program CSR Kurikulum
Etika Berlalu Lintas di Kota Yogyakarta.