SKRIPSI
Untuk memenuhi salah satu syarat ujian guna mencapai Gelar Sarjana Keperawatan
Oleh :
Ina Wulansari
NIM. S10016
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Salam sejahtera bagi kita semua, segala puji dan syukur penulis naikkan
kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan kasih dan penyertaan-Nya
Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Pemberian Air Susu Ibu dengan Media
Video Terhadap Perilaku Ibu dalam Pemberian Air Susu Ibu di Kecamatan
mendapat bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Penulis menyadari tanpa
adanya bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak skripsi ini tidak dapat
diselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, Msi. selaku ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta
4. Ibu Rahajeng Putri Ningrum, S.ST., M.Kes selaku pembimbing II yang telah
skripsi ini.
iv
5. Kepala Desa Kalijirak dan Desa Gaum Kecamatan Tasikmadu Kabupaten
di wilayah tersebut.
7. Seluruh partisipan yang telah berperan dalam penelitian ini dan telah
berkenan untuk menjadi partisipan yang tidak dapat disebutkan satu persatu
8. Papa (Kliwon Utomo) dan mama (Jumiati) tercinta yang tak henti hentinya
9. Kakak dan adik-adikku tersayang Selvia Purnama Sari dan Natalia Putri
10. Kakak Putra Prasetya yang selalu memberi semangat kepada penulis.
11. Sahabat-sahabatku Tri Viviyawati, Woro Wahyu Yuliana dan Fefy Putri
Novianty yang selalu member semangat dan menemani penulis setiap saat.
12. Teman teman seperjuangan dan seangkatan S10 yang tak pernah berhenti
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam penyusunan
skripsi ini.
v
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan,
untuk itu penulis mengharapkan kritik, saran dan masukan dari berbagai pihak.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
vii
2.1.1.2 Alat Bantu ..................................................... 11
viii
2.2 Kerangka Teori ....................................................................... 26
ix
3.7.2 Anonymity ................................................................... 40
.................................................................................... 44
.................................................................................... 45
BAB V PEMBAHASAN
kesehatan ................................................................................ 48
5.2 Perilaku ibu dalam memberikan Air Susu Ibu setelah pendidikan
kesehatan ................................................................................ 50
................................................................................................ 52
x
BAB VI PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
Lampiran 22 : Lembar foto penelitian
xv
DAFTAR SINGKATAN
IQ : Intelligence Quotient
AA : Arachidonic acid
CD : Compact Disc
IgG : Imunoglobulin G
IgA : Imunoglobulin A
IgM : Imunoglobulin M
xvi
PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2014
Ina Wulansari
Abstrak
Tehnik yang benar dalam memberikan Air Susu Ibu merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi jumlah produksi Air Susu Ibu. Ibu yang kurang
tahu tehnik yang benar dalam memberikan Air Susu Ibu dapat disebabkan karena
kurangnya pengetahuan sehingga hal ini dapat menyebabkan bayi tidak cukup
menerima Air Susu Ibu. Sebanyak 437 ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan di
Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar, hanya 103 ibu (23,68%) yang
mau memberikan Air Susu Ibu secara eksklusif. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang pemberian Air Susu Ibu
dengan media Video terhadap perilaku ibu di Kecamatan Tasikmadu Kabupaten
Karanganyar.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif quasi eksperiment yang
menggunakan desain nonequivalent control group design. Tehnik sampel dengan
sampling purposive dan sampel terdiri dari 50 orang. Analisa data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji Mann-Whitney. Hasil analisa data perilaku ibu
diperoleh p value 0,137.
Kesimpulan dalam penelitian ini tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan
tentang pemberian Air Susu Ibu dengan media video terhadap perilaku ibu di
Kecamatan Tasikmadu Kabupaten Karanganyar. Saran bagi peneliti selanjutnya
dapat dilakukan dengan metode kualitatif terutama dengan faktor yang berkaitan
tentang perilaku ibu dalam memberikan Air Susu Ibu.
xvii
BACHELOR DEGREE PROGRAM IN NURSING SCIENCE
KUSUMA HUSADA SCHOOL OF HEALTH OF SURAKARTA
2014
Ina Wulansari
ABSTRACT
The right technique in breastfeeding is one of the factors which can affect
the volume of breast milk production. The breastfeeding mothers with lack of
right techniques in breastfeeding their babies can be caused by their lack of
knowledge so that their babies receive less amount of breast milk. Of 437 mothers
with babies aged 0-6 months, in Tasikmadu sub-district, Karanganyar regency
only 103 (23.68%) breast feed their babies exclusively.
Theo objective of this research is to investigate the effect of health
education of breastfeeding with video media on the breastfeeding mothers
behavior in Tasikmadu sub-district, Karanganyar regency.
This research used the quasi experimental quantitative research method
with nonequivalent control group design. The samples of the research were taken
by using the purposive sampling technique. They consisted of 50 mothers. The
data of the research were analyzed by using the Mann-Whitney Test.
The result of the research shows that the value of p is 0.137, meaning that
there is not any effect of the health education of breastfeeding with video media
on the mothers behavior in Tasikmadu sub-district, Karanganyar regency. Thus,
the following researchers are suggested to conduct the qualitative research with
the research variable of factors related to the mothers behavior in breastfeeding.
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
tahun yang merupakan periode emas, oleh karena itu pemberian Air Susu Ibu
sampai berusia 2 tahun (Depkes 2011). Salah satu cara untuk memperoleh
perkembangan dan pertumbuhan yang baik pada bayi adalah melalui Air Susu
Ibu Eksklusif, karena Air Susu Ibu mengandung nutrisi penting dalam
Air Susu Ibu merupakan makanan terbaik bagi bayi, karena unsur gizi
dan unsur antibodi yang melindungi serta yang diperlukan untuk pertumbuhan
dan perkembangan bayi ada dalam Air Susu Ibu (Proverawati 2010). Manfaat
(Arachidonic acid) pada Air Susu Ibu yang merupakan asam lemak tak jenuh
kecerdasan anak. Decosahexoid acid dan Arachidonic acid ini dibentuk dari
omega-3 (asam linolenat) dan omega-6 (asam linoleat). Asam-asam lemak ini
mempercepat alur kerja saraf, sehingga bayi yang diberikan Air Susu Ibu akan
1
2
lebih cerdas dengan nilai Intelligence Quotient lebih tinggi 7-8 poin dibanding
dengan bayi yang tidak diberi Air Susu Ibu (Riksani 2012).
Tehnik dalam memberikan Air Susu Ibu merupakan salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi jumlah produksi Air Susu Ibu, apabila tehnik yang
digunakan tidak benar dapat mengakibatkan puting ibu lecet yang menjadikan
ibu tidak mau atau jarang untuk menyusui dan bayi juga jarang mendapatkan
Air Susu Ibu karena jarang menyusu. Hal ini dapat terjadi karena informasi
yang didapatkan ibu tentang manfaat Air Susu Ibu dan tehnik menyusui yang
baik dan benar sering kali kurang sehingga ibu tidak mengetahuinya (Angsuko
2009).
Resiko yang dapat terjadi pada bayi apabila tidak diberikan Air Susu Ibu
infeksi dan gizi buruk (UNICEF 2006). Pemberian Air Susu Ibu, akan
memenuhi seluruh kebutuhan nutrisi dan energi yang dibutuhkan bayi selama
1 bulan pertama, setengah atau lebih selama 6 bulan kedua dalam tahun
pertama dan 1/3 atau lebih pada tahun kedua pertumbuhan bayi
(Proverawati 2010).
Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Indonesia saat
ini sangat memprihatinkan yaitu hanya 15,3% hal ini dikarenakan masih
3
Ibu Eksklusif (Riskesdas 2010 dan Depkes 2011). Penelitian di RS Dr. Cipto
karena melakukan inisiasi menyusu dini atau IMD (Tamara 2011). Prosentase
pemberian Air Susu Ibu Eksklusif di provinsi Jawa Tengah sendiri pada tahun
2007 yang hanya sebesar 27,35%, prosentase tersebut masih sangat rendah
Surakarta pada tahun 2008, yang memberikan Air Susu Ibu Eksklusif hanya
60% karena berbagai alasan antara lain Air Susu Ibu tidak keluar, Air Susu
Ibu hanya diberikan sampai usia 4 bulan dan ibu membuang kolustrum karena
dianggap Air Susu Ibu yang pertama kali keluar adalah kotor dan tidak bersih
(Sarbini 2008).
yang dapat mempengaruhi pemberian Air Susu Ibu Eksklusif adalah umur ibu,
2011).
mempunyai bayi usia 0-6 bulan pada bulan Juli - Desember adalah sebanyak
437 orang, dan ibu yang mau memberikan Air Susu Ibu secara Eksklusif
kepada bayinya hanya 103 orang (23,68%). Hasil observasi terhadap perilaku
ibu saat menyusui adalah kebanyakan ibu jarang mencuci tangan terlebih
dahulu saat menyusui, ibu tidak memberikan rangsangan pada bayi dengan
menempelkan puting di pipi bayi, tangan ibu tidak menyangga payudara saat
menyusui, Air Susu Ibu hanya diberikan saat bayinya menangis dan ibu jarang
15 orang ibu mengatakan bahwa selain Air Susu Ibu, bayi juga diberi susu
pendamping karena mereka beranggapan bahwa jika hanya diberikan Air Susu
Ibu saja kebutuhan nutrisi bayi tidak cukup terpenuhi sehingga diberikan susu
formula, Air Susu Ibu tidak dapat keluar dan ibu harus kembali bekerja.
Upaya yang dilakukan oleh tenaga kesehatan seperti bidan desa untuk
lisan (langsung) saat ibu berada di posyandu ataupun saat memeriksakan diri
eksklusif masih sangat kurang dan tehnik yang digunakan belum tepat, karena
pemberian Air Susu Ibu dengan media video dan leaflet terhadap perilaku ibu
pemberian Air Susu Ibu ada yang baik dan ada yang kurang, sehingga
kesehatan tentang pemberian Air Susu Ibu dengan media video terhadap
tentang pemberian Air Susu Ibu dengan media video terhadap perilaku
Kabupaten Karanganyar.
Karanganyar.
Kabupaten Karanganyar.
peningkatan pemberian Air Susu Ibu yang benar pada keluarganya dan
dapat meningkat.
Tabel 1.1
Keaslian Penelitian
Nama Judul Metode yang
Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian digunakan
Ida (2011) Faktor-faktor Penelitian Kuantitatif Faktor yang
yang non eksperimen berhubungan
berhubungan dengan desain dalam pemberian
dengan crossectional dan ASI Eksklusif 6
pemberian metode survey bulan adalah
ASI dukungan suami,
Eksklusif 6 IMD, keterpaparan
bulan di susu formula,
wilayah kerja dukungan sarana
puskesmas dan tenaga
Kemiri Muka kesehatan,
Kota Depok dukungan
teman,serta
dukungan keluarga
(ibu dan ibu
mertua). Faktor
yang tidak
berhubungan dalam
8
pemberian Air
Susu Ibu adalah
umur ibu,
pendidikan,
pekerjaan, paritas,
pengetahuan, sikap,
pendapatan
keluarga, tempat
melahirkan, rawat
gabung, serta cara
melahirkan.
Vyronika Perbedaan Penelitian kuantitatif Pengetahuan
R, tingkat quasi eksperiment responden sebelum
Wagiyo, pengetahuan dengan rancangan diberikan
dan ibu tentang penelitian one group pendidikan
Purnomo ASI pretest-posttest. kesehatan adalah
(2011) Eksklusif 9,23 dan setelah
sebelum dan diberikan
sesudah pendidikan
diberikan kesehatan
pendidikan pengetahuan
kesehatan di responden menjadi
wilayah kerja 9,71. Sehingga ada
puskesmas perbedaan yang
Manyaran signifikan antara
Semarang pengetahuan ibu
tentang pemberian
Air Susu Ibu
sebelum dan
sesudah diberikan
pendidikan
kesehatan.
Sitopu, Perilaku ibu Penelitian kuantitatif Perilaku ibu dalam
Selly D menyusui dengan metode pemberian Air
(2010) tentang penelitian diskriptif Susu Ibu sudah
pemberian secara obyektif. memiliki tindakan
ASI yang baik sebesar
Eksklusif di 71,42%. Tindakan
Desa tersebut tidak
Sukaraya hanya cukup
Kecamatan dengan
Pancur Batu pengetahuan tetapi
Kabupaten perlu dukungan
Deli Serdang dari suami
(keluarga) dan
petugas kesehatan
9
dalam memberikan
pengetahuan dan
penyuluhan tentang
pemberian Air
Susu Ibu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1.1 Definisi
10
11
oleh audien.
(Subargus 2011). Alat peraga tidak hanya satu saja, tetapi bayak
12
kesehatan.
2.1.1.4 Media
(Mubarak 2012).
jauh, isi pesan dapat digunakan sebagai bahan diskusi dan dapat
2.1.2 Laktasi
2.1.2.1 Definisi
menelan Air Susu Ibu secara teratur dan sesekali bayi akan
(Proverawati 2010).
baik dan benar. Masa post-natal juga dilakukan dengan cara ibu
2.1.3.1 Definisi
apapun dari usia 0-6 bulan (Riksani 2012). ASI Eksklusif adalah
yaitu IgG, IgA, IgM, kaya akan protein serta lebih sedikit lemak
Air Susu Ibu yang keluar pada hari ketiga sampai hari kesepuluh
dan laktosa pada Air Susu Ibu akan lebih meningkat. Susu matur
atau matang yaitu Air Susu Ibu yang akan keluar setelah hari
serta tidak berubah. Susu matur ini apabila bayi yang dilahirkan
Air Susu Ibu mengandung berbagai zat gizi dan cairan yang
banyak manfaat Air Susu Ibu bagi bayi yaitu Air Susu Ibu
sebagai makanan paling utama dan yang terbaik bagi bayi 0-6
menjadi lebih kebal terhadap penyakit dari pada bayi yang tidak
diberi Air Susu Ibu, bayi akan lebih mampu menghadapi efek
terjaga dan suhunya sangat cocok bagi bayi dan dapat segera
secara langsung, bayi akan lebih cepat sembuh saat sakit karena
(Prasetyono 2012).
Air Susu Ibu juga bermanfaat bagi Ibu yaitu sebagai berikut
rahim pada ibu yang menyusui, menyusui juga praktis dan dapat
dan fisik saat menyusui, Air Susu Ibu tidak akan basi
(Prasetyono 2012).
ibu, dagu bayi sebaiknya menempel pada payudara dan pipi bayi
bagian bibir bawah, dagu atau pipi bayi agar mulut bayi dapat
(Prasetyono 2012).
20
perut bayi menempel pada perut ibu, posisi ini ada 2 macam
yaitu posisi duduk dan posisi tidur miring. Posisi duduk yaitu
dengan punggung lurus dan tegak, pangkuan rata serta kaki ibu
untuk menyangga berat badan bayi serta agar bayi dapat sejajar
bayi dalam keadaan lurus serta kepala bayi agak diangkat sedikit
agar puting payudara ibu sejajar dengan mulut bayi, agar bayi
payudara ibu sejajar dengan mulut bayi, agar bayi lebih mudah
(Prasetyono 2012).
menyusui, bayi juga akan terlihat sehat dan berat badannya naik
puting dan payudara ibu tidak luka, setelah menyusui, bayi akan
buang air kecil 6-8 kali sehari dan buang air besar 2 kali sehari
2.1.4 Perilaku
2.1.4.1 Definisi
2011).
Dewi 2010).
(Notoatmodjo 2011).
26
Faktor predisposisi :
- Pengetahuan
- sikap
Faktor penguat :
- Tokoh masyarakat
- Peraturan undang-
undang
- Surat keputusan Pendidikan Kesehatan :
pejabat pemerintah - Media cetak (poster,
leaflet, brosur, majalah,
surat kabar, lembar
balik, sticker dan
pamflet).
- Media elektronika (TV,
radio, film, video film,
kaset, CD, VCD).
- Media luar ruang
(papan reklame,
spanduk, pameran,
banner, TV layar
lebar).
Gambar 2.1
Kerangka Teori
(Notoatmodjo 2010)
27
Gambar 2.2
Kerangka Konsep
(Azwar 2013 ).
pemberian Air Susu Ibu dengan media video terhadap perilaku ibu.
METODOLOGI PENELITIAN
group design yaitu suatu desain yang penggunaannya hampir sama dengan
Desain ini diawali dengan memberikan pre-test pada kedua kelompok, setelah
O1 X O2
O3 O4
Keterangan :
28
29
3.2.1 Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki
bayi usia 0-6 bulan periode bulan Juli Desember 2013 di wilayah
3.2.2 Sampel
Kriteria inklusi :
1. Ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan dan merupakan anak pertama.
Tasikmadu.
Kriteria eksklusi :
Tabel 3.1
Variabel, Definisi Operasional dan Skala Pengukuran
No Variabel Definisi Alat Ukur Indikator Skala Skor
Operasional Penilaian Ukur
1 Indepen Pendidikan Video - - -
den : kesehatan tentang
Pendidi tentang pemberian
kan pemberian Air Air Susu
Kesehat Susu Ibu yang Ibu
an diberikan
31
tentang kepada
pember masyarakat
ian Air dengan
Susu mengunakan
Ibu bantuan media
dengan elektronik
media video.
video
2 Depend Tindakan Kuesioner Pilihan Ordin Rentang
en : seorang ibu yang jawaban S al score
Perilak dalam terdiri dari (selalu) adalah 0-22
u ibu memberikan 20 diberi nilai (nilai 0
dalam Air Susu Ibu pertanyaan 2, jawaban terendah
pember minimal dengan K dan nilai 22
ian Air sampai 6 skala (kadang- tertinggi).
Susu bulan. likert kadang) - Pengkate
Ibu diberi nilai gorian
1, dan nilai
jawaban apabila
TP (tidak baik 20
pernah) untuk
diberi nilai pre-test,
0. 22 untuk
post-test
dan
apabila
kurang
baik < 20
untuk
pre-test
dan < 22
untuk
post-test.
perilaku ibu dalam memberikan Air Susu Ibu yang terdiri dari 20
32
kadang, dan tidak pernah. Jawaban selalu apabila ibu selalu melakukan
tidak pernah apabila ibu tidak melakukan tindakan yang ada di kolom
yang sama dengan tempat yang akan digunakan penelitian yaitu terdapat
ibu-ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan dan merupakan anak pertama,
pendidikan ibu juga minimal SMA, bisa membaca dan menulis, dengan
33
Keterangan :
n : Jumlah responden
x : Skor pertanyaan
y : Skor total
besar dari nilai rtabel dengan taraf signifikan 0,05 (Hidayat 2007).
2010).
Keterangan :
ri = Reliabilitas instrumen.
34
= varians total
Susu Ibu.
cara, yaitu dengan cara editing, coding dan entry data. Editing
coding dilakukan dengan pemberian tanda atau kode dari peneliti yaitu
dan uji statistik lebih lanjut. Proses pengolahan data terdapat langkah-
berdistribusi normal.
Kabupaten Karanganyar.
Kabupaten Karanganyar.
Keterangan :
t = hasil uji t
= rata-rata sampel 1
Sugiyono (2012) :
U1 = n1n2 +
- R1
U2 = n1n2 + R2
Keterangan :
n1 = jumlah sampel 1
n2 = jumlah sampel 2
U1 = jumlah peringkat 1
U2 = jumlah peringkat 2
2012).
mencantumkan nama responden dan tanda tangan pada lembar alat ukur,
HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini, peneliti akan membahas tentang perilaku ibu dalam memberikan Air
Susu Ibu kepada bayinya dan bagaimana perilaku ibu setelah diberikan pendidikan kesehatan
tentang tehnik menyusui yang baik dan benar serta membahas bagaimana pengaruh dari
pendidikan kesehatan dengan menggunakan media video terhadap perilaku ibu dalam
menyusui bayinya. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitaf quasi eksperiment yaitu
suatu penelitian yang kondisinya meniru penelitian eksperimen murni yang menggunakan
Tempat penelitian dilakukan di Desa Kalijirak dan Desa Gaum Kecamatan Tasikmadu
Kabupaten Karanganyar yang dilaksanakan pada bulan November 2013 sampai April 2014.
Tehnik yang digunakan peneliti untuk mengambil sampel adalah sampling purposive
sehingga didapatkan sampel sebanyak 50 orang dan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
kelompok perlakuan terdiri dari 25 orang, demikian juga pada kelompok kontrol juga terdiri
dari 25 orang.
Tabel 4.1
Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur ibu (n=50)
Perlakuan Kontrol
Umur
(tahun) Jumlah Persentase Jumlah Persentase
(n) (%) (n) (%)
19-25 17 68 14 56
26-32 8 32 11 44
Jumlah 25 100 25 100
42
43
Tabel 4.2
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pendidikan (n=50)
Perlakuan Kontrol
Pendidikan Jumlah Persentase Jumlah Persentase
(n) (%) (n) (%)
SMA/SMK 23 92 23 92
D3 1 4 1 4
S1 1 4 1 4
Jumlah 25 100 25 100
berpendidikan S1.
Tabel 4.3
Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur bayi (n=50)
Perlakuan Kontrol
Usia Persentase Jumlah Persentase
Bayi Jumlah
(n) (%) (n) (%)
0-3 bulan 15 60 14 56
4-6 bulan 10 40 11 44
sebanyak 15 bayi (60%) berumur 0-3 bulan dan sebanyak 10 bayi (40%)
berumur 0-3 bulan dan sebanyak 11 bayi (44%) berumur 4-6 bulan.
Tabel 4.4
Distribusi frekuensi pre test perilaku ibu dalam memberikan
Air Susu Ibu (n=50)
Kategori Kelompok Kelompok
Perilaku Perlakuan Kontrol
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
(n) (%) (n) (%)
Baik 18 72 18 72
Kurang baik 7 28 7 28
Jumlah 25 100 25 100
orang (72%) memiliki perilaku yang baik dan sebanyak 7 orang (28%)
kurang baik.
45
Tabel 4.5
Distribusi frekuensi post-test perilaku ibu dalam memberikan
Air Susu Ibu (n=50)
Kategori Kelompok Kelompok
Perilaku Perlakuan Kontrol
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
(n) (%) (n) (%)
Baik 17 68 13 52
Kurang baik 8 32 12 48
Jumlah 25 100 25 100
orang (68%) memiliki perilaku yang baik dan sebanyak 8 orang (32%)
kurang baik.
Tabel 4.6
Uji normalitas Shapiro-Wilk
Pre-test Post-test
Kelompok perlakuan 0,000
0,001
(p value)
Kelompok kontrol 0,000
0,005
(p value)
46
0,000 dan pada kelompok kontrol sebesar 0,000 sehingga p value < 0,05
normal.
Tabel 4.7
Uji Mann-Whitney pre-test
Mean p value
Perlakuan 26,62
0,576
Kontrol 24,38
kelompok perlakuan yaitu 26,62 dan pada kelompok kontrol yaitu 24,38.
P value pada nilai pre-test kedua kelompok adalah 0,576 > 0,05 yang
Tabel 4.8
Uji Mann-Whitney post-test
Mean p value
Perlakuan 28,20
0,137
Kontrol 22,80
47
kelompok perlakuan yaitu 28,20 dan pada kelompok kontrol yaitu 22,80.
P value pada nilai post-test kedua kelompok adalah 0,137 > 0,05 yang
pemberian Air Susu Ibu dengan media video terhadap perilaku ibu.
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam bab ini, peneliti akan membahas tentang hasil penelitian yang sudah
membandingkan antara hasil penelitian dengan teori yang sudah ada dan juga
5.2. Perilaku ibu dalam memberikan Air Susu Ibu sebelum pendidikan
kesehatan
Hasil penelitian tentang perilaku ibu dalam memberikan Air Susu Ibu
pada kelompok perlakuan sebagian besar sudah memiliki perilaku baik yaitu
72%, demikian juga ibu-ibu pada kelompok kontrol sebagian besar sudah
bahwa perilaku dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu niat, dukungan
perilaku ibu dalam pemberian Air Susu Ibu sudah memiliki pengetahuan,
sikap dan tindakan yang baik sebesar 71,42%. Kuesioner perilaku menyusui
tepat dan nyaman saat bayi menyusui sehingga bayi dapat menyusu dengan
benar, 23 orang (92%) menempelkan perut bayi dan perut ibu saat menyusui
48
49
agar bersentuhan dan bayi menghadap payudara saat menyusu, dan 23 orang
(92%) selalu memberikan Air Susu Ibu saja sampai bayi berusia 6 bulan.
pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol tidak ada perbedaan karena
sama-sama memiliki perilaku baik. Hal ini sama seperti hasil penelitian
yang dilakukan oleh Zulkarnain (2011) bahwa pengetahuan dan sikap awal
ibu terhadap Inisiasi Menyusu Dini (IMD) antara kelompok perlakuan dan
perlakuannya.
dari orang lain yang sudah lebih dahulu menyusui akan ditiru karena ibu-ibu
dipengaruhi oleh sosial budaya dimana mereka tinggal, karena sosial budaya
5.2. Perilaku ibu dalam memberikan Air Susu Ibu setelah pendidikan
kesehatan
yang memiliki perilaku baik menjadi 17 orang dan pada kelompok kontrol
menjadi 13 orang.
pendidikan kesehatan, hal ini dapat terjadi karena pada kelompok kontrol
berbagai cara, misal melalui informasi yang mereka terima ataupun melalui
(Notoatmodjo 2010).
52
seseorang atau masyarakat dari perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku
yang sehat (Susilo 2011). Berdasarkan teori Edgar Dale yang terdiri dari 11
banyak indera akan membuat seseorang tersebut semakin jelas dan mudah
2011).
53
waktu dan kondisi bahkan ruang yang dapat membantu seseorang untuk
melihat dan mengetahui suatu kejadian yang sudah terjadi bahkan yang
ini sangat membantu dan mempermudah para ibu untuk melihat dan
Air Susu Ibu kepada bayinya, tetapi hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
karena kesibukan dan pekerjaan yang tidak bisa mereka tinggalkan dalam
waktu yang lama. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Rohani (2007)
Susu Ibu sampai bayi berusia 6 bulan, 2 orang (8%) masih kadang-kadang
untuk membasahi putting susu sebelum menyusui dan 2 orang (8%) juga
Air Susu Ibu eksklusif. Pengetahuan merupakan hasil yang didapatkan dari
tahu dan hal tersebut terjadi karena seseorang melakukan penginderaan pada
atau sikap saja. Meskipun perilaku akan lebih langgeng apabila didasari oleh
pengetahuan, tetapi hal tersebut juga dapat terkait dengan budaya sosial
yang tidak menjadikan atau tidak mengharuskan tindakan yang baik menjadi
keharusan bagi ibu atau keluarga dalam melakukan perawatan pada bayinya
(Saleh et al 2009).
sesuai dengan apa yang diharapkan (Susilo 2011). Salah satu cara untuk
PENUTUP
6.1. Kesimpulan
6.1.1. Perilaku ibu dalam memberikan Air Susu Ibu sebelum diberikan
6.1.2. Perilaku ibu dalam memberikan Air Susu Ibu setelah diberikan
6.1.3. Tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang pemberian Air Susu
6.2. Saran
tehnik menyusui dengan baik dan benar, sehingga posisi ibu dan bayi
dapat nyaman dan Air Susu Ibu dapat tersalurkan kepada bayi dengan
benar sehingga perilaku ibu menjadi lebih baik demi kesehatan ibu dan
bayi.
55
56
pemberian Air Susu Ibu yang baik dan benar sehingga mahasiswa
tentang keuntungan dan kerugian pemberian Air Susu Ibu dengan cara
lain.
Air Susu Ibu kepada bayinya yang berumur 0-6 bulan, antara lain
Depkes, RI 2011, Banyak Sekali Manfaat ASI Bagi Bayi dan Ibu, Depkes RI,
Jakarta.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2008, Profil Kesehatan Jawa Tengah
Tahun 2008, Semarang.
Hidayat, Azis 2007, Metode Penelitian Keperawatan dan Tehnik Analisa Data,
Salemba Medika, Jakarta.
Kusnadi, Eri 2012, Uji normalitas dengan gearys test, diakses tanggal 12 Januari
2014, <http: //erikusnadi.wordpress.com/2012/02/36/uji-normalitas-
dengan gearys-test/>.
Laporan Bidan 2014, Data Rekam Medik, Tasikmadu.
Najmah 2011, Managemen dan Analisa Data Kesehatan (Kombinasi Teori dan
Aplikasi SPSS), Nuha Medika, Yogyakarta.
Panduan tumbuh kembang bayi usia 0-12 bulan, diakses 12 Juni 2014,
<herrysusant.wordpress.com/2010/05/18/panduan-tumbuh-kembang-bayi-
usia-0-12-bulan/>
Prasetyono, Dwi 2009, Buku Pintar ASI Eksklusif (Pengenalan, Praktik, dan
Kemanfaatan-kemanfaatannya), Diva Press, Yogyakarta.
Priyatno, Duwi 2012, Belajar Praktis Analisis Parametrik daan Non Parametrik
Dengan SPSS, Gava Media, Yogyakarta.
Proverawati, A & Rahmawati, E 2010. Kapita Selekta ASI dan Menyusui, Nuha
Medika, Yogyakarta.
Riksani, Ria 2012, Keajaiban ASI (Air Susu Ibu), Niaga Swadaya, Jakarta.
Riset Kesehatan Dasar 2010, Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar, Kementerian
Kesehatan RI, Jakarta.
Sitopu, S D 2010, Perilaku ibu menyusui tentang pemberian asi eksklusif di desa
sukaraya kecamatan pancur batu kabupaten deli serdang, Jurnal Darma
Agung.
UNICEF and WHO 2006. Baby Friendly Hospital Initiative, resived, update and
expanded for integrated care, Section 1, Backgound and Implementasion,
Preliminary Version. Press Rellease, Original BFHI Guidelines.