Konsumen menentukan bahwa pelaku usaha adalah setiap orang perorangan atau
badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan badan hukum
yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum
Persaingan Usaha Tidak Sehat menentukan pengertian pelaku usaha adalah setiap orang
perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan
hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum
lain. Kajian atas perlindungan terhadap konsumen tidak dapat dipisahkan dari
telah terhadap hak-hak dan kewajiban produsen. Berdasarkan Directive,
pengertian produsenmeliputi:1
(3) Siapa saja, yang dengan membubuhkan nama, merek, ataupun tanda-
suatu barang.
Perbedaan dari keduanya yaitu badan usaha yang bukan merupakan badan
1
Celina Tri Siwi Kristiyanti, 2009, Hukum Perlindungan Konsumen, Sinar Grafika,
Jakarta, h. 41.
2
Irma Devita, 2010, Kiat-Kiat Cerdas, Mudah dan Bijak Mendirikan Badan Usaha,
Kaifa, Bandung, h.2.
contohnya adalah Perseroan Terbatas (PT). Pada Perseroan Terbatas (PT),
tersebut terpisah dengan harta kekayaan para pemegang saham PT. dalam
Berbeda dengan badan usaha yang tidak berbadan hukum yang harta
tersebut. Sehingga jika badan usaha yang tidak berbadan hukum tersebut
juga terletak pada posisi badan usaha sebagai subyek hukum di dalam
3
Ibid, h.3
yang juga dapat dituntut serta melakukan penuntutan dimuka pengadilan
atas nama badan usaha. Yang melakukan penuntutan tersebut tentu saja,
bukan badan usaha itu sendiri secara langsung, melainkan orang yang
tetapi, didalam badan usaha yang tidak berbadan hukum yang dituntut
dimuka pengadilan adalah pendiri dari badan usaha tersebut serta yang
adalah:
sebagai orang atau perusahaan yang membeli barang tertentu atau menggunakan
jasa tertentu atau sesuatu atau seseorang yang menggunakan suatu persediaan
yang berasal dari consumer berarti pemakai, namun dapat juga diartikan lebih
luas lagi sebagai korban pemakaian produk yang cacat, baik korban tersebut
pembeli, bukan pembeli tetapi pemakai, bahkan korban yang bukan pemakai,
karena perlindungan hukum dapat dinikmati pula oleh korban yang bukan
4
Celina Tri Siwi Kristiyanti, op.cit. h. 22
5
Abdul Halim Barkatulah, 2008, Hukum Perlindungan Konsumen (Kajian Teoretis dan
Perkembangan Pemikiran, Nusa Media, Bandung, h.7.
pemakai.6 Perancis berdasarkan doktrin dan yurisprudensi yang berkembang
mengartikan konsumen sebagai the person who obtains goods or services for
personal or family purposes. Dari definisi diatas terkandung dua unsur, yaitu (1)
konsumen hanya orang dan (2) barang atau jasa yang digunakan untuk keperluan
setiap orang (pembeli) atas barang yang disepakati, menyangkut harga dan cara
a. Konsumen adalah setiap orang yang mendapatkan barang atau jasa yang
atau jasa untuk digunakan dengan tujuan membuat barang dan/ atau
antara, barang atau jasa itu adalah barang atau jasa kapital yang berupa
bahan baku, bahan penolong atau komponen dari produk lain yang akan
6
Celina Tri Siwi Kristiyanti, op.cit. h. 23
7
Shidarta, 2006, op.cit. h. 3
8
Ibid, h. 4.
c. Konsumen akhir adalah setiap orang yang mendapat dan menggunakan
konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/ atau jasa yang tersedia dalam
masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun
a. Setiap orang
berstatus sebagai pemakai barang dan/ atau jasa. Istilah orang disini
juga badan usaha dengan makna lebih luas daripada badan hukum.
9
Az. Nasution, 2001, Hukum Perlindungan Konsumen, Diadit Media, Yogjakarta.
h.13.
10
Ibid, h. 27.
b. Pemakai
consumer).
e. Bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, makhluk hidup lain
orang lain, dan makhluk hidup lain seperti hewan dan tumbuhan.
para ahli hukum pada umumnya sepakat mengartikan konsumen sebagai pemakai
produksi terakhir dari benda dan jasa (pengertian konsumen dalam arti sempit).12
konsumen.
Secara umum dikenal adanya empat hak dasar konsumen yaitu hak
11
Abdul Halim Barkatulah, op. cit. h. 8
12
Shidarta, loc. cit. h. 3
informasi (the right to be informed), hak untuk memilih (the right to choose),
merupakan hal yang paling pokok dan utama dalam perlindungan konsumen.
informasi yang benar, jelas dan jujur. Jika terdapat penyimpangan yang
13
Shidarta, op.cit, h. 16
merugikan, konsumen berhak untuk didengar, memperoleh advokasi,
keempat hak asasi manusia, yang merupakan kata kunci dalam konsepsi hak
14
Ahmad Miru dan Sutarman Yodo, 2004, Hukum Perlindungan Konsumen, Raja
Grafindo Persada, Yogyakarta, h. 180.
15
Ibid, h. 184.
1.3 Pengertian Pengoplosan
dibutuhkan makanan yang aman, bermutu, bergizi dan tersedia secara cukup.
dilakukan secara jujur dan bertanggung jawab sehingga tersedia makanan yang
diartikan sebagai barang yang dimasudkan untuk dimakan dan diminum oleh
manusia, serta semua bahan yang digunakan pada produksi makanan dan
minuman.
Tahun 1996 Tentang Pangan pada Pasal 1 ayat (1) menentukan bahwa (1)
Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari: sumber hayati dan air, baik yang
diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan dan minuman
bagi konsumen manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan,
dan bahan lain digunakan dalam proses penyiapan, pengelolaan, dan atau
tersedia secara cukup, utamanya dalam pemenuhan pangan pokok yaitu beras,
tidak tertutup kemungkinan terdapat upaya-upaya yang tidak jujur dari pelaku
usaha dalam menghasilkan beras tersebut sehingga beras yang diterima oleh
masyarakat tidak memenuhi syarat : aman, bermutu dan bergizi, akhirnya akan
menimbulka
n kerugian bagi konsumen. Sebagai antisipasinya para konsumen dituntut
untuk bersikap kritis dan cerdas dalam mencermati pemilihan beras yang akan
dikonsumsi.
beras, maka perlu diberikan pembatasan pengertian tentang oplos. Dari berbagai
16
literatur yang ditelusuri, kata Oplos berasal dari Bahasa Belanda , yaitu :
satu atau beberapa benda lainnya kemudian diolah dan diproses menjadi benda
blending untuk mendapatkan kualitas dan harga yang tepat dan memakai merek
16
Susi Moeimam, Hein Steinhauer, 2005, Kamus Belanda-Indonesia, PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta, h. 23.
17
Goentoer Albertus, http://albertusgoentoer, blogspot.com/2009/04/mencampur, diakses
tanggal 10 Maret 2010
melakukan blending untuk menghasilkan rasa, kualitas dan harga yang tepat bagi
konsumen.18
18
Rahardi Ramelan, op.cit,