Sistim Penirisan Tambang1
Sistim Penirisan Tambang1
penanggulangan air tambang, baik air yang bersumber dari air permukaan
1. Penirisan Konvensional.
2. Penirisan Inkonvensional.
3. Penirisan Kombinasi.
dilakukan penanganan/penanggulangan.
Halaman 1
Sistem Penirisan Tambang
2. Sistem terowongan
Halaman 2
Sistem Penirisan Tambang
parit sehingga memotong jalur akuifer, ataupun dapat juga dengan cara
Guna saluran terbuka ini adalah untuk mencegah agar air limpasan
permukaan yang bersumber dari air hujan tidak masuk ke dalam front
penambangan.
yaitu :
a. Siemens method.
d. Electro osmosis.
Halaman 3
Sistem Penirisan Tambang
jenis batuan dan permeabilitas lapisan batuan yang ada di lapangan (front
Tabel 1
Permeabilita
No. Jenis Batuan s Sistem Penirisan
(cm/sec)
1. Pasir, kerikil > 10-1 Open sump, siemen method
Open sump, siemen
method, small pipe with
2. Pasir, clay 10-1 - 10-3
vacuum pump, deep
well pump
Small pipe with vacuum
3. Pasir halus 10-3 - 10-5 pump, deep well
pump
Lempug sangat
4. 10-5 - 10-7 Electro osmosis
halus
5. Cohesive soil < 10-7 Tidak perlu penirisan
(Sumber : Diktat Kuliah Sistem Penirisan Tambang, K. Permana, 1994)
itu sendiri.
Halaman 4
Sistem Penirisan Tambang
potensi air yang tidak terkendali. Potensi air dapat berbentuk sebagai air
permukaan seperti air hujan, aliran air sungai atau resapan dari sumber
Umumnya air permukaan berasal dari air hujan. Sebagian air hujan
masuk ke dalam tanah berupa resapan, ada yang mengalir sebagai air
ambil dari stasiun-stasiun penakar curah hujan yang berada di dalam atau
Halaman 5
Sistem Penirisan Tambang
1. Curah hujan harian rata-rata adalah curah hujan dalam 1 (satu) bulan
3. Curah Hujan tahunan adalah jumlah curah hujan per bulan dalam
tahun tertentu.
morfologi daerah dan selang waktu yang di amati. Ada 3 (tiga) metode
perhitungan curah hujan suatu daerah, yang sampai saat ini masih
digunakan, yaitu :
Cara hitungan dengan rata-rata aljabar ini merupakan cara yang paling
sederhana, akan tetapi memberikan hasil yang tidak teliti. Hal tersebut
Metode ini hanya baik untuk diterapkan pada daerah datar dengan titik
sebagai berikut :
Halaman 6
Sistem Penirisan Tambang
Keterangan :
pengamatan (mm).
n
Ai
P [
i 1 A Halaman 7
i
Sistem Penirisan Tambang
n
P a i
i 1
Keterangan :
Halaman 8
Sistem Penirisan Tambang
ai = Ai / Ai ....................................... (3.4.)
jaringan segitiga.
Luas areal ini dan luas daerah pengukuran curah hujan merupakan
faktor koreksinya.
hujan sebagai fungsi luas daerah yang mewakilinya. Akan tetapi cara
diabaikan.
3. Metode Isohiet
Halaman 9
Sistem Penirisan Tambang
Dengan metode ini, kontur curah hujan yang sama dari stasiun
Curah hujan areal tersebut adalah harga rata-rata dari kedua garis
metode Thiessen.
yang terjadi secara berulang adalah analisa frekuensi. Curah hujan akan
hal tersebut dalam analisa curah hujan dikenal istilah periode ulang, yang
Halaman 10
Sistem Penirisan Tambang
R 24
I .(24/t
24
Keterangan :
t = Periode hujan
Hubungan antara derajat curah hujan dan intensitas curah hujan dapat
Tabel 2
Intensitas Curah
Derajat
Hujan Kondisi
Hujan
(mm/menit)
Hujan lemah 0,02 0,05 Tanah basah semua
Hujan normal 0,05 0,25 Bunyi hujan terdengar
0,25 1,00 Air tegenang diseluruh permukaan
Hujan deras dan terdengan bunyi dari
genangan
Hujan sangat > 1,00 Hujan seperti ditumpahkan,
Halaman 11
Sistem Penirisan Tambang
aliran permukaan juga akan berubah sesuai bentuk dan tinggi rendahnya
penambangan.
penggalian tambang untuk lama hujan per satuan waktu tertentu, yang
CH = Et + I + Ro .......................................... (3.6.)
Halaman 12
Sistem Penirisan Tambang
S = CH Et I Ro .................................. (3.7.)
Keterangan :
I = Infiltirasi (mm/bulan)
2.2.1. Airtanah
batuan induk dalam bentuk endapan alluvial yang terdiri dari material
lepas berukuran kerikil, pasir, lanau atau lempung. Kerikil dan pasir
Halaman 13
Sistem Penirisan Tambang
2.2.2. Akuifer
dan meneruskan air dalam jumlah yang cukup (Fetter, 1994). Menurut
Todd (1980) akuifer umumnya berukuran luas dan dibatasi oleh formasi
Halaman 14
Sistem Penirisan Tambang
1. Akuiklud
2. Akuifug
3. Akuifer
meneruskan air relatif lambat dari akuifer satu ke akuifer lain. Contoh :
Lempung, pasiran.
tergantung dari sifat lapisan pembawa air (akuifer) yang ditentukan oleh
1. Kesarangan (Porositas)
yaitu :
Halaman 15
Sistem Penirisan Tambang
pelarutan.
W
a 100
V
Keterangan :
a = Kesarangan
Halaman 16
Sistem Penirisan Tambang
2. Kelulusan (Permeabilitas)
Kapasitas jenis adalah debit air yang dapat diperoleh pada setiap
Halaman 17
Sistem Penirisan Tambang
Q
Qs
s
Keterangan :
Halaman 18
Sistem Penirisan Tambang
diinginkan.
tarnasmissibility)
suatu bidang vertikal setebal akuifer dengan lebar satu satuan panjang
T=K.b
Keterangan :
T = Koefisien keterusan
Koefisien daya simpan air adalah volume air yang dapat dilepaskan
atau dapat disimpan oleh suatu akuifer setiap tahun luas permukaan
airtanah bebas maupun tertian. Harga koefisien daya simpan air dapat
diketahui dari hasil uji pemompaan dengan rumus Jacob dan Chow.
Halaman 19
Sistem Penirisan Tambang
2,24 T
S 2
S
T
r
Rumus Jacob :
Keterangan :
Halaman 20
Sistem Penirisan Tambang
Tt
S
0,251
Rumus Jacob :
test) terdiri dari dua metode, yaitu : uji akuifer dan uji pompa.
Halaman 21
Sistem Penirisan Tambang
akuifer dalam satu sumur bor dengan pengamatan pada beberapa sumur
hidrolik atau sumur bor, yaitu Debit air (Q), Koefisien tranmisivitas (T),
uji pompa/akuifer terlebih dahulu harus dipahami jenis akuifer yang akan
diuji. Dari data debit dan penurunan serta kambuh muka airtanah selama
proses pemompaan uji ini, dihitung dengan beberapa metode yang ada.
Jenis-jenis metode yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3.3. di bawah
Tabel 3
Type
Unconfined aquifer Confined aquifer Leaky aquifer
aquifer
Jenis
Steady Unsteady Steady Unsteady Steady Unsteady
aliran
Metode Thiems Neumans Thiem 1.Theis 1. De- 1. Walton
Halaman 22
Sistem Penirisan Tambang
Cille
yang 2. Hantus
wive 2. Han
digunaka Dupuit s 2.Jacob Wirve-
fitling tus-
n Fitling
Jacob
(Sumber : Krusenab G.P. dan de Ridder, 1994)
Dalam uraian ini, hanya dibahas mengenai uji pompa Jacob untuk
Metode uji pompa Jacob ini dapat dipakai jika memenuhi syarat-
rembesan dibawah suatu lapisan yang tidak dapat dirembes oleh air
Halaman 23
Sistem Penirisan Tambang
rembesan.
h1 h 2
Q k A
L
m 3
Keterangan :
Halaman 24
Sistem Penirisan Tambang
Saluran Terbuka
Sungai dan aliran sungai kecil umumnya mengalir melalui saluran yang
ditunjukkan dalam gambar 3.7.) nilai m = 1/tg adalah fungsi dari jenis
Halaman 25
Sistem Penirisan Tambang
Dengan demikian hanya ada dua variabel yaitu lebar dasar (b) dan
paling efisien.
Luas tampang basah (Pb), luas keliling basah penampang (Kb) dan
Pb = h (b + mh)
Kb b 2h 1
Pb h b m
Jh
Kb b 2h 1
Sketsa saluran terbuka berbentuk trapezium dapat dilihat pada
gambar berikut.
Halaman 26
Sistem Penirisan Tambang
menggunakan rumus debit aliran, yang dalam hal ini menggunakan rumus
Qs = V . Pb
Keterangan :
Tabel 4
Koefisien Manning
Type saluran N
Besi tuang dilapis 0,014
Kaca 0,010
Saluran beton 0,013
Bata dilapis Mortar 0,015
Pasangan batu disemen 0,025
Saluran tanah bersih 0,022
Saluran tanah 0,030
Saluran dengan dasar batu dan tebing
0,040
rumput
Saluran pada galian batu padas 0,040
(Sumber : Drainage and Application, 1974)
Halaman 27
Sistem Penirisan Tambang
Kecepatan Pengaliran
Kecepatan minimum
Kecepatan maksimum
Tabel 5
Halaman 28
Sistem Penirisan Tambang
Kemiringan
Bahan Tanah
(m = h/x)
Batu 0,25
Lempung kenyal, galuh 12
Lempung pasir, tanah kohesif 1,5 2,5
Pasir lanauan 25
Gambut kenyal 12
Gambut lunak 34
Tanah yang dipadatkan dengan
1 1,5
baik
( Sumber : Drainage Principle and applications, 1974)
meter.
berikut :
Tabel 6
Halaman 29
Sistem Penirisan Tambang
Bandung, 1978)
tambang.
diuraikan sebelumnya.
tambang adalah suatu rencana pengalir air hasil pemompaan dari kolam
Halaman 30
Sistem Penirisan Tambang
pengaliran air yang diperlukan. Oleh karena itu, jaringan pipa memerlukan
pada suatu jaringan pipa akan mempengaruhi besar head total pompa
3.3.3. Pompa
atau mempercepat laju aliran fluida. Ada 3 (tiga) faktor utama yang harus
pompa.
dahulu harus diketahui kapasitas dan head pompa yang diperlukan untuk
perubahan kapasitas dan head), maka putaran dan ukuran pompa yang
head).
akan digunakan.
Halaman 31
Sistem Penirisan Tambang
Tipe Pompa
bahan padat yang terkandung dalam air. Fleksibilitas ini dikarenakan pada
(baling-baling) untuk mengangkat zat cair dari tempat yang lebih rendah
ke tempat yang lebih tinggi. Daya dari luar diberikan kepada poros pompa
untuk memutar impeller di dalam zat cair. Zat cair yang ada dalam
sentrifugal maka zat cair mengalir dari tengah impeller keluar melalui
saluran di antara sudu-sudu. Zat cair yang keluar dari impeller ditampung
Halaman 32
Sistem Penirisan Tambang
pimp.
sehingga pipa isap harus selalu terendam air. Jika pompa hanya
sering berpasir dan berlumpur, serta harus dapat bekerja pada daerah
Motor listrik dan pompa merupakan satu unit yang menyatu dan
memberikan daya pada motor benam diperlukan kabel kedap air. Kabel ini
Kapasitas Pompa
Halaman 33
Sistem Penirisan Tambang
dalam areal cekungan hasil galian, terlebih dahulu harus diketahui total
debit potensi air yang akan masuk. Potensi air tersebut dapat berupa air
Head Pompa
Head total pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan jumlah air
yang akan dilayani oleh pompa. Seperti terlihat pada gambar berikut
ini.
H = Ha + Hi + V2/2g
Keterangan :
mengatasi adanya perbedaan tinggi muka air di sisi keluar dan di sisi isap;
tanda positif (+) digunakan apabila muka air sisi keluar lebih tinggi
dari head kerugian gesek di dalam pipa-pipa dan head kerugian dalam
Halaman 34
Sistem Penirisan Tambang
Hi = Hf + hf
Keterangan :
10,666 Q
Hf
Keterangan :
C 1,85
d 4
Halaman 35
Sistem Penirisan Tambang
Tabel 7
Jenis Pipa C
Pipa besi cor baru 130
Pipa besi cor tua 100
Pipa baja baru 120 130
Pipa baja tua 80 100
Pipa dengan lapisan semen 130 140
Pipa dengan lapisan terarang batu 140
Slang karet 100
(Sumber : Hazen William)
Dalam aliran melalui jalur pipa, kerugian akan terjadi apabila ukuran
persamaan berikut :
hf = f . V2/2g
keterangan :
Halaman 36
Sistem Penirisan Tambang
Keterangan :
f = Koefisien kerugian
Keterangan :
f = Koefisien kerugian
Keterangan :
(m/det)
f = Koefisien kerugian
hf = fv {V2 / 2g}
Halaman 37
Sistem Penirisan Tambang
Keterangan :
Tabel 8
Diameter
100 150 200 250 300 400 500 600 700 800 900 1.000
Jenis katup
Katup Sorong 0,14 0,12 0,1 0,09 0,07 0
Katup kupu-
kupu 0,6-0,16 (bervariasi menurut konstruksi dan diameternya)
Katup putar 0,09-0,026 (bervariasi menurut diameternya)
Katup cegah
jenis ayun 1,2 1,15 1,1 1 0,98 0,96 0,94 0,92 0,9 0,88
Katu cegah
tutup-cepat
tekanan jenis 1,2 1,15 1,1 0 0,9 0,8 0,7 0,6 0,5 0,4
Katup cegah
jenis angkat
bebas 1,44 1,39 1,34 1,3 1,2
Katup cegah
tutup-cepat
jenis pegas 7,3 6,6 5,9 5,3 4,6
Katup kepak 0,9-0,5
Katup Isap
dengan
saringan 1,97 1,91 1,84 1,78
(Sumber : Pompa dan Kompressor, Sularso & Harou Tahara, Jakarta, 2000)
menggunakan persamaan :
hf = f V2/2g
Halaman 38