Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MANAJEMEN EKSPLORASI

REVIVAL SUMUR KERING MELALUI EVALUASI SUMUR POST MORTEM

Disusun Oleh :
Muhammad Rahmat Redho A 111.140.001
Danendra Garuda Wisda 111.140.015
Budi Jangkung Prasetyo 111.140.034
Adinda Fitri R 111.140.130
Arnold Marihot Marten Sihite 111.140.170
Baharudin Fahmi 111.140.189
Timotius Sascarino E 111.140.195
Fadhil Riolito 111.141.001
KELAS A

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

YOGYAKARTA
Eksplorasi Migas 2017

2017

Page 2
Eksplorasi Migas 2017

Pada dasarnya, sumur postmortem dilakukan untuk mengetahui mengapa tidak ada
hidrokarbon yang dapat diproduksi di dalam sumur meskipun ada faktor geologi yang
menguntungkan dan menunjukkan hidrokarbon yang meyakinkan, baik selama pengeboran
atau berdasarkan evaluasi sumur E-log. Kemudian, hasil sumur postmortem dapat digunakan
untuk menentukan strategi untuk rencana eksplorasi / penilaian berikutnya. Suatu sumur
postmortem sering ditemukan bahwa secara geologis sumur tidak benar-benar kering,
namun yang ada adalah sumur dianggap kering atau tidak meyakinkan karena faktor-faktor
yang tidak berhubungan dengan geologi.

Makalah ini menjelaskan metode, studi kasus dan implikasi sumur postmortem.
Prosedur postmortem yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari review mudlog, analisis
tekanan pengeboran dan pengujian data, analisis geokimia hasil laboratorium yang dilakukan
bersamaan dengan verifikasi hasil uji dengan menggunakan analisis pencocokan klorida dan
review kurva uji. Semua prosedur dilengkapi dengan analisis log studi kasus.

Mudlog review minyak dan gas menunjukkan kesimpulan isi reservoir. Perlu dicatat
bahwa, kemunculan pertama C3* mengindikasikan bahwa bagian yang telah ditembus
merupakan awal dari oil window untuk generasi minyak atau, hidrokarbon telah bermigrasi
ketempat yang lebih dangkal. Selain itu, kemunculan C4 dan C5 juga dapat dianggap sebagai
indikator fraksi minyak. Karakter oil show juga memberi petunjuk langsung pada jenis
hidrokarbon seperti blooming yang berarti kemungkinan terdapat minyak dengan akumulasi
gas. Analisis tekanan dikombinasikan dengan hydrocarbon shows, membantu untuk
memahami hubungan overbalance dengan kerusakan formasi, tekanan berlebih / tekanan
subnormal dan kolom hidrokarbon serta untuk menentukan kemungkinan kolom hidrokarbon.
Verifikasi hasil uji sangat penting terutama dalam menyimpulkan kesimpulan dari zona yang
diuji. Ada petunjuk praktis dalam verifikasi uji, seperti analisis salinitas air yang sering
disalahartikan sebagai air formasi, pressure chart yang menunjukkan karakter kerusakan
formasi atau formasi yang padat. Hasil analisis geokimia well cuttings dan / atau fluida sumur
dari pengujian sumur jika tersedia juga merupakan elemen kunci dalam sumur postmortem,
terutama untuk memahami bagaimana sistem perminyakan bekerja di daerah tersebut.
Petunjuk-petunjuk ini ditentukan dengan membandingkan hydrocarbon shows (C3 dan C4
hasil pemacaan dari mudlog) terhadap Refleksi Vitrinite (untuk memverifikasi Top Oil
Window / generasi minyak awal) dan dengan menyelesaikan asal hidrokarbon zona yang
diuji.

Page 3
Eksplorasi Migas 2017

Hasil evaluasi postmortem pada tiga wilayah berpotensi mengubah rasio peluang
keberhasilan dari 14% menjadi 86% di Cekungan Sumatra Tengah, dari 50% sampai 73% di
Sub-Basin Jambi, dan dari 13% sampai 50% di Muka Pegunungan Sumatera Selatan.
Implikasi langsung hasil postmortem adalah, sumur yang semula dianggap tidak meyakinkan,
sebenarnya bisa berubah menjadi kandidat untuk dimasuki kembali, diuji lagi atau bahkan
melakukan dibor dengan biaya minimum dan upaya untuk memberi cadangan baru atau
bahkan meningkatkan produksi minyak.

Pedahahuluan

Postmortem adalah istilah forensik, yang berarti exami-nation dari suatu tubuh
terutama untuk menemukan penyebab kematian. Dalam konteks eksplorasi, istilah ini banyak
digunakan sebagai istilah tidak resmi untuk menggambarkan "analisis lubang kering".
Umumnya analisis sumur postmortem atau dry hole dilakukan setelah pengeboran sumur
untuk menjawab mengapa tidak ada hidrokarbon komersial, terutama pada kasus penemuan
marjinal atau sebagai keharusan dalam kasus due diligent sebelum pelepasan atau farm out
plan.

Analisis postmorfotem seringkali menghasilkan sebuah kesimpulan geologi bahwa


sumur bisa saja tidak benar-benar kering. Hal tersebut dikategorikan sebagai sumur
inkonklusif berdasarkan faktor-faktor geologi yang mempengaruhinya. Contohnya, banyak
sekali terjadi dry hole atau sumur kering yang dibarengi dengan tidak adanya pengujian dan
evaluasi yang memadai dikarenakan beberapa alasan yang tidak masuk akal seperti formasi
yang terlalu sempit, hidrokarbon di lapangan yang bersangkutan sudah mengalir keluar, atau
bahkan dengan alasan tidak adanya zona yang matang. Berdasarkan pengalaman penulis,
prosedur analisis postmorfotem dapat diaplikasikan atau diterapkan pada beberapa penelitian
seperti analisa data mudlog, analisa tekanan, dan tekanan geokimia.

Metode

1. Analisa Mudlog

Analisa mudlog baik itu pada minyak maupun gasnya tentu akan memberikan suatu
nilai penting dalam menentukan kesimpulan mengenai hal yang berkaitan dengan
reservoirnya. Kehadiran hidrokarbon menunjukkan arti adanya sebuah zona prospek yang
memungkinkan untuk dievaluasi dan dikaji. Pada hal ini, peninjauan data mudlog meliputi

Page 4
Eksplorasi Migas 2017

ciri-ciri gas show dari kurva gas kromatogram dengan analisa derivative dan kehadiran ciri-
ciri oil show. Keduanya merupakan aspek yang penting untuk dilakukan agar kita dapat
memastikan kembali bahwa tidak adanya zona penting atau prospek yang terlewati untuk
lebih bisa memberikan kesimpulan yang baik pada saat pengujian formasi.

Gejala gas show, meskipun tidak adanya data analisa geokimia atau tidak ada data sampel
yang diambil dari sumur uji, yang menjadi hal paling penting di sini adalah komponen
bersifat gasnya yang dapat digunakan untuk memastikan proses thermogenik yang
berlangsung adalah C3+. Pada saat pertama terbentuknya C3+ ialah pada bagian shale yang
tidak memiliki gejala struktur geologi berupa rekahan yang intensif sehingga dapat
mengartikan bahwa mulai terbentuk suatu kondisi mature window untuk terbentuknya
minyak maupun untuk mulai terjadinya migrasi termogenik. Sebagai tambahan, kehadiran C 4
dan C5 pada grafik gas kromatogram dapat dijadikan sebagai indicator kehadiran fraksi
minyak dalam sebuah cekungan

Gejala oil show, hal ini menjadi penting untuk dipelajari lebih lanjut dan mendekat ke
alam dengan melihat gejala-gejala alam seperti bau, jejak, sifat fluoresensi, cut fluor maupun
crush cut. Hal yang paling mendasar di sini ialah, pada kasus dimana gejala oil show ditemui
pada kedalaman yang cukup berarti dalam sebuah interval kedalaman tetapi tidak didukung
oleh data log sumur, maka hal ini dapat diartikan bahwa migrasi hidrokarbon sudah terjadi
yang menyebabkan petroleum system di daerah yang bersangkutan menjadi mulai aktif.
Contohnya saja seperti gejala fluoresensi solvent cut mengartikan secara tidak langsung
mengenai mobilitas fluida dan komposisi fluida. Streaming cut fluorescence mengindikasikan
pergerakan hidrokarbon telah terjadi di dekatnya. Tetapi apabila tidak ada gejala tersebut
maka dapat menandakan tidak adanya minyak di sana. Gejala blooming cut fluorescence
menandakan bahwa adanya suatu kontaminasi yang memungkinkan disebabkan oleh minyak
dan gas. Crush cut fluorescence berhubungan dengan efek dari kontaminasi material-material
bersifat lempungan seperti Soltex, OBM Diesel, Gilsonite maupun hadirnya mineral-mineral
seperti kalsit, dolomite maupun halite. Pada batuan karbonat teknik memperhatikan hal-hal
itu tadi sangatlah umum diterapkan.

2. Analisis Tekanan

Tujuan utama dari dilakukannya analisis tekanan yaitu untuk dapat memahami semua
yang berkaitan dengan tekanan di lubang bor. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan

Page 5
Eksplorasi Migas 2017

data mud weight, leak-off test, dan tekanan formasi itu sendiri yang tentu didapatkan dari
beberapa pengujian seperti RFT, MDT, DST yang dikombinasikan dengan memperhatikan
gejala oil/gas show dan well kick. Terakhir integrasi dari analisa tekanan ini agar dapat
mendefinisikan kesimpulan pada zona yang telah teruji

Bahaya overbalance dan bahaya formasi, pengeboran overbalance terjadi ketika mud
weight yang digunakan untuk mengebor melebihi dari tekanan formasi. Masalah pemboran
akan muncul lagi apabila mud weight yang digunakan terlalu berat sehingga dapat
menyebabkan bahaya bagi formasinya. Berdasarkan pengalaman, perbedaan tekanan apabila
berkisar antara 200-250 Psi dapat menyebabkan bahaya formasi.

Kolom overpressure dan hidrokarbon, ketika tekanan formasi pada suatu zona
tertentu lebih tinggi daripada gradient airnya maka zona yang bersangkutan itu tadi dapat
disebut sebagai zona overpressure. Kita harus lebih berhati-hati apabila tekanan formasi
disebabkan oleh overpressure regional atau juga disebabkan oleh kolom hidrokarbon. Teknik
seperti D-exponent maupun shale sonic plot dapat digunakan untuk melakukan pembuktian
adanya zona overpressure secara regional. Informasi seperti pada gas kromatogram dan
gejala oil show dapat digunakan untuk memberika kesimpulan bahwa kolom hidrokaron
terbentuk disepanjang interval kedalaman yang ditentukan. Meskipun begitu, reservoir seperti
itu perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut lagi. Selama percobaan berhasil, kandungan
reservoir pada zona atau wilayah overpressure akan dengan mudahnya mengalir
dibandingkan pada kondisi yang mendekati normal. Pada kasus dimana tidak dilakukannya
uji sumur, maka analisis dilakukan hanya untuk mengetahui jumlah zona yang terlewati.
Sebagai tambahan batuan induk yang matang pada zona overpressure dapat dijadikan sebagai
indikasi bahwa hidrokarbon sudah mulai dihasilkan

Teknan subnormal dan kolom hidrokarbon, selama uji sumur terdapat beberapa
karakteristik fluida yang unik disepanjang reservoir yang terdapat pada suatu zona subnormal
atau mendekati normal. Fluida dengan tidak mudahnya dapat mengalir, hal itu cenderung
akan menyisakan sebuah keharusan bagi dirinya untuk melakukan sebuah proses
pengangkatan secara artifisial untuk dapat memproduksi minyak. Pada beberapa kasus
umum, hal itu memperlihatkan bahwa zona yang telah diteliti merupakan suatu lapangan
minyak yang tidak ekonomis.

Page 6
Eksplorasi Migas 2017

Gradien tekanan dan kemungkinan kolom hidrokarbon, tipe, dan kontak; Setiap jenis
hidrokarbon memiliki gradien tekanan yang unik. Kisaran gradien gas adalah dari 0,06 - 0,28
Psi / ft, gradient minyak adalah dari 0,28 - 0,433 Psi / ft dan gradient air tawar adalah 0,433
Psi / ft. Dengan memplot data tekanan dari uji sumur (yaitu DST, RFT, MDT, dll.),
Seseorang dapat menggunakannya untuk menyimpulkan ketebalan tebal kemungkinan
kolom hidrokarbon, jenisnya, dan kontaknya (Gambar 2). Dalam kasus dimana gradien
tekanan dari zona yang diuji tidak dapat direkonstruksi, kemungkinan disebabkan oleh
kerusakan formasi, pengambilan sampel tekanan yang gagal atau formasi yang kuat.
Keuntungan, kick, dan kerugian; Fenomena tersebut biasanya berarti masalah
pengeboran. Namun, fenomena yang sama juga menunjukkan adanya zona yang menarik.
Keuntungan dan kick, disertai dengan minyak atau gas menunjukkan, mungkin
mengindikasikan zona menarik dan nilai tekanan formasi, sedangkan hilanganya lumpur
mengindikasikan adanya zona permeabel.

3. Verivikasi Test
Verifikasi uji sangat penting dalam meyakinkan kesimpulan dari uji formasi / zona
yang diuji. Petunjuk dalam verifikasi uji adalah analisis kadar air salinitas, analisis grafik uji
tekanan, under-balanced reservoir test (swab), dan kegagalan alat. Analisis postmortem juga
membahas karakter kekuatan formasi selama tes. Verifikasi hasil uji memverifikasi fluid
content and flow rate.
Penghitungan Verifikasi Uji; Tes konklusif dinilai dari kandungan reservoir alami
terlepas dari jenis cairan itu. Sedangkan tingkat konklusif dinilai berdasarkan flow rate
(Gambar 3).
Kandungan yang tidak meyakinkan atau tes yang tidak meyakinkan begitu
diperhatikan jika alat uji tidak menemukan apa-apa. Sedangkan kesimpulan isi atau uji
konklusif dipertimbangkan saat peralatan pengujian memperlihatkan fluida formasi yang
cukup, terlepas dari jenis cairannya. Jika tes dianggap sebagai tes konklusif, perlu juga untuk
menunjukkan apakah tes tersebut adalah minyak konklusif, gas konklusif, uji kondensat
konklusif atau konklusif.
Tingkat yang tidak meyakinkan (aliran hidrokarbon) atau laju yang tidak
meyakinkan dinilai ketika volume hidrokarbon yang dipulihkan di ruang alat dianggap tidak
mencukupi, misalnya karena kegagalan alat, penyumbatan alat atau kerusakan formasi. Di
sisi lain, konklusivitas laju (hidrokarbon) atau disederhanakan sebagai tingkat konklusif yang
Page 7
Eksplorasi Migas 2017

dinilai jika cairan di ruang alat dianggap cukup / lebih dari cukup. Namun, jika reservoir
yang diuji adalah dianggap kuat meski mengandung hidrokarbon, maka reservoir bisa
dianggap konklusif kuat (dengan indikasi hidrokarbon).
Selanjutnya, evaluasi ulang zona yang diuji pada akhirnya dapat memperbaiki status
sumur yang semula tergolong sumur kering (dry hole). Misalnya, jika zona yang diuji
dipertimbangkan berdasarkan uji tidak meyakinkan atau, ada kemungkinan / kemungkinan
pembayaran di zona bypass, maka status sumur dapat dinyatakan sebagai sumur yang tidak
meyakinkan.
Analisis Salinitas Air; Penggunaan ion jejak/trace dalam cairan pengeboran akan,
dalam banyak kasus, secara meyakinkan menentukan asal air yang dipulihkan. Namun, jika
tidak ada jejak yang ditambahkan ke sistem lumpur, penentuan sampel air yang didapat tidak
akan mudah: apakah itu formasi air atau filtrat lumpur? Oleh karena itu, pengetahuan umum
tentang ketersediaan air reservoir dan fasies reservoir dapat berguna untuk memprediksi
berapa banyak klorida yang diharapkan dalam sampel air yang dapat dipulihkan.
Air Formasi yang terkubur - terbungkus selama proses litifikasi - lebih asin dari
pada salinitas awal karena proses pengayakan dan osmosis garam. Misalnya, sedimen
braided yang berada di lingkungan air tawar menunjukkan konsentrasi klorida sekitar 100 -
500 ppm. Setelah penguburan dalam, dibutuhkan sekitar 500 - 1000 ppm klorida. Tabel 1
disusun berdasarkan pengalaman penulis untuk menggambarkan kisaran kadar garam dari
pengaturan pengendapan yang berbeda.
Batuan dasar/basement dan batu kapur sebagai reservoir hidrokarbon memiliki
salinitas yang unik. Batu kapur (batu kapur dolomitik dan dolomit) yang memiliki porositas
sekunder dari pelarutan karena kontak dengan air meteorik, biasanya mengandung air formasi
dengan kisaran konsentrasi klorida 10.000 - 20.000 ppm, kurang dari klorida air laut (yaitu
22.000 ppm). Basement reservoir (batuan beku dan metamorf yang retak atau lapuk) biasanya
memiliki air formasi yang lebih segar, mis. 500 - 5.000 ppm konsentrasi klorida. Hal ini
disebabkan proses geologi (yang menciptakan porositas / permeabilitasnya) yang terkait
dengan pemunculan dan pemaparan awal batas cekungan di sisi horst dan karenanya, rentan
terhadap invasi air meteorik.
Grafik uji tekanan; Sebuah grafik tekanan (Time versus Pressure cross plot)
diperlukan untuk memverifikasi kesimpulan dari uji sumur. Terdapat karakter khusus pada
grafik seperti penurunan tekanan atau plugging yang mengarah pada interpretasi kerusakan
formasi. Alat penyambungan (yang umum di analisa tekanan) mengindikasikan penurunan
Page 8
Eksplorasi Migas 2017

tekanan seperti ketika FSIP lebih rendah daripada ISIP. Indikasi lain terjadi tool plugging
adalah grafik tekanan curam mengindikasikan kenaikan tekanan secara bertahap. Jika grafik
tekanan tidak menunjukkan adanya pola build up dapat diinterpretasikan terjadi akubat dari
tool pluging. Pola build up pada diagram tekanan juga merupakan petunjuk dari kecapatan
aliran pada zona prospek.
Tight formation menandakan jika reservoar memiliki permeabilitas yang rendah atau
tidak memiliki nilai permeabilitas sama sekali, atau jumlah fluida yang mengalir sangat kecil.
Karakteristik diagram tekanan untuk tight formation adalah tekanan tidak bertambah dalam
keadaan shut-in atau menurun secara bertahap atau gradient tekanan rendah dan kadang
akibat adanya supercgarge event (pengukuran tekanan lumpur).
Analisis undarbelence reservoir, produksi dengan metode swabbing umumnya
digunakan pada reservoar yang tidak mengalir secara alami. Kebanyakan dilakukan pada
reservoar laut dangkal hingga kedalaman 1000 ft (Greig, 1958) dengan tekanan dibawah
normal. Untuk reservoar laut dalam, ketika swabbing tidak berhasil setelah dicoba beberapa
kali, maka kondisi ini bias dilihat sebagai pengujian yang tidak meyakinkan (akibat adanya
plugging dan kerusakan).
Tool failure: jika terjadi tool failure pada hasil pengujian sumur maka hal itu dapat
dikategorikan sebagai sumur yang tidak meyakinkan. Jika hidrokarbon ditemukan akan tetapi
terjadi tool failure maka dapat dikategorikan sebagai sumur konklusif (minyak, gas atau
kondensat) dengan kecepatan aliran yang tidak meyakinkan. Akan tetapi jika hidrokarbon
tersebut tidak dapat diambil maka sumur tersebut termasuk kedalam kategori tidak
meyakinkan.

4. Analisa Geokimia
Analisa geokimia mengacu pada analisa lab dari serbuk bor (cutting) atau sampel
hidroarbon. Hasil dari analisa geokimia harus diintegrasikan dengan analisa postmortem
sumur untuk mengetahui bagaimana petroleum system pada daerah penelitian. Petunjuk
tersebut dapat ditentukan dengan membandingkan hydrocarbon show (seperti pembacaan C3
dan C4 pada mud log) dan pantulan vitrinit (untuk memastikan top oil window / mulai
terbentuknya minyak) untuk mengetahui asal hidrokarbon dari zona yang telah diuji.
Penentuan mulai terbentuknya minyak. Telah disebutkan sebelumya jika mulai
terbentuknya minyak (top oil window) ditentukan dengan menandai kemunculan awal dari
C3+ di mud log. Akan tetapi jika terdapat data pantulan vitrinit pada sumur uji maka untuk
Page 9
Eksplorasi Migas 2017

memnuntukan top oil window akan dilakukan berdasarkan data pantulan vitrinit. Dengan kata
lain, untuk mengatahui pertama kali terbentuk minyak akan lebih baik dengan data pantulan
vitrinit dibandingkan dengan mud log. Sebagai contoh mari kita pertimbangkan kasus 1 : jika
kedalaman dari mulai terbentuknya minyak pada pantulan vitrinit lebih dalam dibandingkan
dengan C3 pada mudlog, maka pada C3 dapat disebabkan akibat migrasi yang bergerak secara
vertikal. Kasus 2: jika kedaaman mulai terbentuknya minyak pada pantulan vitrinit lebih
rendah dibandingkan dengan C3 pada mudlog, maka interval kedalaman anara kedua top oil
window dianggap sebagai zona dengan TOC yang rendah ( TOC, gambar 4). Kasus 3: jika
tidak ada gas termogenik yang terdeteksi pada mudlog akan tetapi diketahui awal
terbentuknya minyak berdasarkan data pantulan vitrinit maka kedalaman yang terletetak
dibawah awal terbentuknya minyak berdasarkan pantulan vitrinit dikategorikan sebagai zona
dengan kandungan TOC yang buruk.
Asal hidrokarbon. Untuk menentukan asal hidrokan (apakah berasal dari batuan induk
yang dekat dengan sumur/ daerah sekitarnya atau bermigrasi dari lokasi yang jauh) kita harus
mempertimbangkan kedalaman mulai terbentuknya minyak dengan kedalaman kolom
hidrokarbon. Jika kolom hidrokarbon kebih dangkal dibandingkan dengan kedalaman mulai
terbentuknya minyak (berdasarkan mud log dan pantulan vitrinit) maka hidrokarbon tersebut
hasil dari migrasi. Sedangkan jika kolom hidrokarbon berada dibawah kedalaman mulai
terbentuknya minyak maka hidrokarbon tersebut dapat berasal dari batuan induk yang dekat
ataupun yang jauh.

Studi Kasus
Pada saat ini kita akan membahas 3 buah kasus : uji tidak meyakinkan, uji konklusif
dengan kecepatan aliran yang tidak meyakinkan dan conclusive tight. Kesimpulan dibuat
berdasarkan analisa yang telah dibahas pada sub bab sebelumnya dan diintegrasikan dengan
analisa log.
Ketidakjelasan (inconclusiveness) dari kandungan fluida dan kecepatan aliran dapat
disebaban oleh banyak hal. Sebagian petunjuk dapat digunakan untuk mengetahui
ketidakjelasan tersebut. Pertama, beberapa uji sumur menunjukkan keberadaan hidrokarbon
akan tetapi juga mengsilkan filtrat lumpur yang menyebabkan aliran hirdrokarbon memiliki
kecepatan yang tidak pasti. Kedua, formasi tersebut rusak akibat plugging. Plugging
sebagian atau sepenuhnya dapat menyebabkan kecepatan menjadi tidak pasti karena filtrat
lumpur akan menyebabkan menurunya permeabilitas reservoar. Kerusakan formasu seperti
Page 10
Eksplorasi Migas 2017

plugging dapat disebabkan oleh overbalance drilling contohnya terjadi perbedaan tekanan
yang tinggi antara tekanan lumpur pemboran dengan tekanan formasi misalnya lebih dari 200
Psi. Ketiga, akibat gagal mekanik pada saat pengujian merupakan penyebab lain terjadinya
ketidakjelasan. Contohnya adalah packer lost atau tool failure dapat menyebabkan tidak
adanya hasil pengujian atau menghasilkan nilai fluida yang rendah.
Studi kasus Dalam konteks ini, kita akan membahas tiga kasus: Uji tidak meyakinkan, uji
konklusif dengan tidak meyakinkan. Kesimpulannya adalah berdasarkan Pada analisis yang
telah dibahas sebelumnya Sub bab dan telah terintegrasi dengan log analisis.

Tingkat karena banyak hal. Beberapa petunjuk bisa jadi Digunakan untuk menilai
ketidakjelasan. Pertama, beberapa Hasil uji hidrokarbon tetapi juga pulih lumpur Filtrat atau
cairan penyelesaian yang menyiratkan bahwa Aliran hidrokarbon berada dalam tingkat yang
tidak meyakinkan. Kedua, Kerusakan akibat penyumbatan Penyumbatan parsial Atau
pemasangan lengkap bisa menyebabkan tidak meyakinkan, karena tingkat filtrat lumpur
cenderung mengurangi Permeabilitas reservoir Kerusakan formasi seperti Penyumbatan yang
disebabkan oleh pengeboran overbalance, yaitu Terjadinya perbedaan tekanan tinggi yang
wajar Antara tekanan lumpur dan tekanan formasi, Contohnya lebih dari 200 Psi. Ketiga,
mekanis Kegagalan saat melakukan pengujian adalah penyebab lain Ketidakpercayaan.
Contohnya, packer hilang atau tool Kegagalan tidak dapat menyebabkan hasil tes atau
menghasilkan laju cairan rendah. Keempat, saat Mudlog menunjukkan hal yang sangat baik,
hidrokarbon yang baik diikuti dengan kehadiran C3+, IC4, nC4 dan bahkan C5+.

Didukung oleh analisis log ang menunjukkan zona pembayaran namun pada
pengujian tidak ada Hasil atau hasil hidrokarbon yang diabaikan Meski tidak disebutkan
adanya kegagalan mekanis Dapat dianggap sebagai inconclusiveness. Penghakiman
Konklusif ketat didasarkan pada petunjuk seperti Gradien tekanan rendah, mobilitas
hidrokarbon rendah atau rendah Permeabilitas yang dihitung. Zona yang dilewati adalah
zona yang belum teruji yang diyakini Mengandung hidrokarbon. Data Mudlog seperti oil
show Dan gas kromatogram - bersamaan dengan log Analisis - penting untuk
mengidentifikasi bypass Zona.

Studi kasus tentang Uji Tidak Konklusif; A-1 baik; DST-1 berada di Formasi Gumai
di kedalaman 1.790 -1,796 m. Dalam plot tekanannya (Gambar 5 kanan atas), Ini
menunjukkan bahwa tekanan dari DST-1 jauh lebih kecil dari Gradien air sedangkan tekanan
dari DST-2 adalah Lebih dekat ke gradien air. Kedua tekanan itu Dicatat dari DST Formasi
Page 11
Eksplorasi Migas 2017

Gumai yang sama. Perbedaan tekanan yang signifikan mungkin Karena Tekanan DST-1
adalah sub normal dibandingkan dengan Tekanan DST-2 yang normal atau tekanan DST-1
pada interval yang ketat. Menunjukkan minyak di Kedalaman interval 1.780 - 1.790 m pada
stek dan Pada inti dinding samping dari interval kedalaman 1.790 - 1.795 M (SWC; Gambar
5, kiri atas). C3+ Dan iC4 juga Hadir dalam kromatogram gas (Gambar 5, bawah kiri).
Respon log Wireline adalah GR rendah, dan tinggi Resistivitas (Gambar 5, kiri bawah). DST-
1 di Gumai Batu pasir formasi hanya menghasilkan gelembung gas Dengan tekanan
permukaan maksimum 3 Psi yang mengandung 10% - 45% gas berasal dari bahan peledak.
Pertama Uji menghasilkan 525 cc cairan dengan 2.165 Ppm klorida, SG 1,032 dan pH 8,5.
Pakai tes Menemukan 3,460 Liter dalam string dengan 30.625 ppm khlorida. Cairan
pelengkap yang digunakan mengandung 36.000 Ppm klorida. Bagan tekanan menunjukkan
perubahan yang mencolokkan Bila gradien tekanan berbeda meski mengalir Tekanan
meningkat (Gambar 5, kanan bawah).

Studi kasus Uji Konklusif namun Tidak Konklusif Menilai; B-1 baik; DST-1 tentang
Formasi Talang Akar di Interval kedalaman 1,580 - 1,582 m. Mudlog dan SWC
menunjukkan pertunjukan minyak. Tanggapan log menunjukkan rendah GR, resistivitas
tinggi dengan kedalaman dan dangkal Pemisahan resistivitas, dengan densitas dan neutron
Menyeberang (Gambar 6, kiri). Tes pulih 1,008 MMSFPD, 10.7 BCPD dan 63% air.
Sayangnya, alat DST gagal sebelum tes dilakukan lengkap. Diagram tekanan menunjukkan
penurunan Tekanan dari shut-in / ISIP pertama sampai akhir shutin / FISIP (Gambar 6,
kanan). Tekanan menurun Menunjukkan bahwa ada plugging yang menyebabkan
Hidrokarbon tidak bisa mengalir dalam laju konklusif, Meskipun itu adalah tes minyak yang
pasti.

Studi kasus Conclusive Tight; C-1 baik; RFT di 7.980 ft dilakukan di Formasi Air
Benakat. Respon log menunjukkan kontras GR rendah antara serpih Baseline (GR
maksimum) dan pasir bersih (Minimum GR), hampir tidak ada pemisahan resistivitas (Antara
resistivitas yang dalam dan dangkal) tapi menunjukkan minyak Hadir dalam interval
kedalaman (Gambar 7, atas). RFT recover hanya 7000 cc cairan dengan air yang dipotong
99,75%, laju alir 0,05 L / detik, permeabilitas 2,53 MD. Bagan tekanan menunjukkan tidak
ada tekanan build-up / no Tekanan mengalir (Gambar 7, bawah). Permeabilitas Rendah dan
tidak ada laju aliran yang menyimpulkan bahwa pengujiannya adalah Uji ketat yang
meyakinkan karena formasi.

Page 12
Eksplorasi Migas 2017

Implikasi

Ada banyak implikasi dari postmortem yang baik Untuk meningkatkan strategi eksplorasi.
Sebagai contoh, Modifikasi status lubang kering, pemetaan Komponen sistem perminyakan
dan kenaikan Drilling success ratio. Secara teknis, lubang kering berarti tidak menemukan
minyak Atau, penemuan tidak ekonomis. Perlu dicatat bahwa Penggunaan terminologi
berbeda antara minyak Perusahaan karena faktor ekonomi / skala. Lubang Kering untuk
perusahaan berskala internasional bisa jadi Berlawanan untuk perusahaan yang berbeda
dengan ekonomi skala kecil. Karena itu, jika lubang kering mengandung tidak meyakinkan
Tes sumur atau tidak ada tes sumur meski ada Adalah menunjukkan minyak dan / atau gas
yang dilaporkan atau sumur Berisi zona bypass, maka status sumur seharusnya
Diklasifikasikan sebagai "lubang kering dengan indikasi hidrokarbon ".

Hasil postmortem bisa diplot untuk mendapatkan Hubungan geografis dari sistem studi
Daerah perminyakan. Sebagai contoh, kita akan mempertimbangkan Peta Tekanan Formasi
(Gambar 8). Peta Berisi plot semua Talang Akar Fm. Pembentukan tekanan Tes. Tujuannya
adalah untuk mendapatkan ide Rezim distribusi tekanan apakah sumurnya Dalam rezim
subnormal atau overpressure. Manfaat dari Memiliki peta seperti itu, bisa dijadikan garis
panduan Saat menyiapkan program lumpur sumur baru Daripada menggunakan sumur
terdekat sebagai referensi. Angka 8 menunjukkan ada tiga rezim tekanan formasi. Usulan
sumur di rezim tekanan subnormal bisa Gunakan berat lumpur 8,33 ppg (mis. 1 SG) sampai 9
ppg (mis. Menjadi 1,08 SG), dalam rezim overpressure bisa menggunakan lumpur Berat 9
ppg sampai 10 ppg (1,20 SG) dan pada rezim overpressure tinggi bisa menggunakan berat
lumpur 10 ppg Sampai 11 ppg (persamaan 1.32 SG).

Nah postmortem studi tiga basin, misal Jambi Sub DAS, Cekungan Sumatra Tengah, dan
Selatan Front Gunung Sumatera tampil dengan signifikan Hasilnya seperti mengubah peluang
sukses perbandingan. postmortem di tujuh (7) tengah Sumur Sumur Sumatra P & A (6 sumur
P & A sebagai lubang kering, 1 sumur itu P & A dengan minyak), Ternyata lima sumur bisa
direklasifikasi Sumur yang tidak meyakinkan karena sampel air Mengandung nitrat dalam
jumlah yang cukup, Karena Kerusakan formasi, kegagalan alat dan / atau pemulihan Air
ternyata filtrat lumpur. Temuan itu Berarti meningkatkan rasio kebetulan dari 14% Sampai
86%.

Page 13
Eksplorasi Migas 2017

Sebuah postmortem di 22 sumur P & A di Sub DAS Jambi (11 sumur minyak dan gas
yang tersuspensi, 7 lubang kering, 4 P & A) Ternyata lima sumur harus direklasifikasi Dari
lubang kering hingga sumur yang tidak meyakinkan. Alasan untuk Reklasifikasi adalah uji
validasi yang tidak valid Karena Kerusakan formasi; Cairan yang telah pulih Penyelesaian
cairan dan klasifikasi yang tidak tepat Diaplikasikan ke sumur yang terjadi adalah, Meledak
dengan baik dan rignya rusak parah. Itu Yah sudah terpasang dan program pengeboran itu
Dihentikan). Postmortem berhasil Meningkatkan rasio peluang- kesuksesan dari 50% menjadi
73%.

Di muka Gunung Sumatera Selatan, total delapan Sumur P & A (1 sumur gas
tersuspensi, 6 P & A kering Lubang, 1 P & A sebagai sumur gas non komersial) Postmortem
Berdasarkan laporan sumur dan evaluasi ulang E-log, Dua sumur gas ternyata terdapat
keSalahan klasifikasi sebagai lubang kering. Postmortem juga Menemukan bahwa karena
masalah pengeboran (hole caving), Alat penyambungan dan super diisi, tiga sumur keluar
Enam sumur P & A yang tersisa harus disajikan kembali. Sumur yang tidak meyakinkan Ini
berarti peningkatan Rasio kebetulan dari 13% sampai 50%.

Implikasi langsung hasil postmortem adalah, Sumur yang tidak meyakinkan - yang
semula adalah Diklasifikasikan sebagai lubang kering - bisa menjadi baik , program Work
Over dan / atau sebagai Referensi baik untuk program twinning baik, Tentu akan
meminimalkan biaya dan usaha untuk mendapatkan Cadangan baru atau bahkan
meningkatkan produksi minyak bumi.

Fase overpressure dapat menggunakan berat lumpur dari 10 ppg untuk 11 ppg (eq.
1,32 SG). Studi sumur postmortem dari tiga cekungan, yaitu Sub-Cekungan Jambi, Cekungan
Sumatera Tengah, dan Cekungan Sumatera Selatan memiliki hasil yang signifikan seperti
mengubah rasio keberhasilan suatu operasi pengeboran. Sumur postmortem memiliki tujuh
(7) buah sumur pada Cekungan Sumatera Tenah (6 sumur yang P & A sebagai dry hole, 1
juga adalah P & A dengan menunjukkan minyak), namun lima (5) sumur dapat direklasifikasi
sumur sebagai sumur yang meyakinkan karena sampel air pulih terkandung nitrat dalam
jumlah yang cukup, karena kerusakan formasi, serta adanya kegagalan alat dan / atau terjadi
perubahan air menjadi filtrat lumpur. Penemuan ini berarti meningkatkan rasio keberhasilan
suatu operasi pengeboran dari 14% menjadi 86%.
22 Sumur P & A di Jambi Sub Basin (11 ditangguhkan sumur minyak & gas, 7 dry holes, 4 P
& A) ternyata lima sumur harus direklasifikasi dari dry holes menjadi sumur yang
Page 14
Eksplorasi Migas 2017

meyakinkan adanya migas. Alasan untuk reklasifikasi adalah tes formasi menyatakan valid
karena kerusakan formasi. Postmortem berhasil meningkatkan rasio keberhasilan suatu
operasi pengeboran dari 50% menjadi 73%.
Di Sumatera Selatan Mountain Front, total delapan sumur P & A (1 sumur gas
ditangguhkan, 6 P & A dry holes, 1 P & A sebagai non sumur gas komersial) yang
postmortem. Berdasarkan laporan dan E-log re-evaluasi, dua sumur gas tampaknya telah
salah diklasifikasikan sebagai dry holes. Postmortem juga menemukan bahwa karena masalah
pengeboran (lubang caving), adanya tool plugging dan super charged, tiga sumur dari enam
yang tersisa P & A sumur harus dinyatakan kembali sebagai tidak meyakinkan. Ini berarti
peningkatan rasio keberhasilan suatu operasi pengeboran dari 13% menjadi 50%.

Tabel 1. Hubungan Tingkat Salinitas dengan Lingkungan Pengendapan

Page 15
Eksplorasi Migas 2017

Gambar 1. Gas Chromatograf dan Litologi yang Menunjukkan Awal Pembentukkan Minyak
Berdasarkan Kemunculan Pertama C3+ didalam Unfractured Shale

Gambar 2. Grafik Hubungan RCI dengan Kedalaman

Page 16
Eksplorasi Migas 2017

Gambar 3. Bagan Alir Test Verifikasi

Gambar 4. Perbedaan Interpretasi Top Oil Window Berdasarkan RO dan Mudlog

Page 17
Eksplorasi Migas 2017

Gambar 5. Inconclusive Test case - DST-1 in A-1 well

Gambar 6. DST data of B-1 well for Conclusive Test but Inconclusive Rate case due to plugging as indicated
by decreasing pressure during test

Page 18
Eksplorasi Migas 2017

Gambar 7. DST of C-1 well in Conclusive Tight case

Page 19

Anda mungkin juga menyukai