Anda di halaman 1dari 9

1.

LATAR BELAKANG
Jalan merupakan salah satu sarana paling penting dalam
suatu wilayah. Jalan berfungsi menghubungkan antar satu daerah
dengan daerah lainnya untuk berbagai keperluan, baik dalam segi
ekonomi, sosial, budaya, pemerintahan dan sebagainya. Agar
seluruh kegiatan berjalan lancar dan nyaman digunakan, maka
jalan hendaknya dirancang dan dibuat dengan standar aturan yang
ada.
Perkembangan dibidang ekonomi saat ini sangat
berpengaruh terhadap tingginya permintaan akan jasa transportasi
jalan raya. Tidak hanya ditandai dengan meningkatnya volume lalu
lintas kendaraan tetapi juga ditandai dengan peningkatan beban
ganda kendaraan. Dengan tekanan ban yang tinggi sehingga
struktur lapis perkerasan jalan beraspal dituntut untuk dapat
melayani dengan baik perubahan-perubahan kondisi tersebut.
Perbaikan jalan yang menghubungkan ruas jalan Pasir Pengaraian
Batas Sumut bertujuan untuk memberikan rasa nyaman dan lancar
bagi pengguna jalan, dan diharapkan mampu meningkat
perekonomian masyarakat disekitar.
1.1 PERMASALAHAN
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan kita perlu
melakukan perencanaan yang tepat pada ruas jalan pasir
pengaraian batas sumut dan waktu yang dibutuhkan dalam
perbaikan jalan tersebut mengingat kendaraan yang melewati
ruas jalan tersebut rata-rata bertonase tinggi.
1.2 TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk merencanakan
perkerasan yang akan digunakan dalam hal ini kita
menggunakan perkerasan fleksibel pada ruas jalan Pasir
Pengaraian Batas Sumut, kemudian menghitung biaya yang
dibutuhkan, dan jadwal pelaksanaan. Agar ruas jalan tersebut
dapat memberikan rasa nyaman bagi pengguna jalan.

1.3 MANFAAT PENELITIAN


Penelitian perencanaan perkerasan fleksibel diharapkan dapat
mengatasi penyebab kerusakan yang terjadi pada ruas jalan
tersebut. Dan penelitian ini dapat memberikan salah satu
solusi penambahan kompetensi bagi penulis maupun
mahasiswa lainnya.

2. TINJAUAN PUSTAKA
Pangestu (2009), meneliti tentang Karakteristik aspal
modifikasi polimer AC 50/70 menggunakan aggregat lokalbantak
pada lalu lintas berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
karakteristik Marshall dengan bahan pengikat aspal modifikasi
polimer dengan menggunakan material lokal bantak. Penelitian ini
menggunakan pengujian campuran beraspal panas (Hot
Mix)dengan metode marshall dan kadar aspal yang digunakan
berturut-turut sebesar 5%, 5,5%, 6%, 6,5% dengan masing-
masing varian dibaut 3 benda uji. Hasil uji kinerja karakteristik
marshall pada kadar aspal optimum (KAO) 6,5% adalah sebagai
berikut : nilai rerata stabilitas marshall 197,6kg, nilai rerata
kepadatan (Density) 2,34 gr/cc, nilai rerata kelelehan (Flow) 3,1
mm, nilai rerata VIM (Void In Mix) 4,83%, nilai rerata VMA (Void In
Mineral Aggregat) 13,4%, nilai rerata VFB (Void Filled Bitumen)
60,61% dan nilai rerata MQ (Marshall Quotient) 391, 08 kg/mm.
Alamsyah (2001), konstruksi perkerasan jalan menerima
beban melalui roda-roda kendaraan. Besarnya beban yang
dilimpahkan tergantung dari berat total kendaraan, konfigurasi
sumbu, bidang kontak antara roda dan perkerasan serta kecepatan
kendaraan. Pada perhitungan perancangan tebal lapis perkerasan
jalan digunakan dua standar prosedur perhitungan, untuk
kemudian dibandingkan dan diambil salah satu dari kedua
perancangan tersebut untuk dibandingkan dengan kenyataan
dilapangan. Standar prosedur yang digunakan adalah standar
prosedur SNI-1732-1989-F dan AASHTO 1986.

3. LANDASAN TEORI
Perkerasan jalan adalah suatu lapisan tambahan yang
diletakkan diatas jalan tanah, dimana lapisan tambahan tersebut
terdiri dari bahan material yang lebih keras/kaku dari tanah
dasarnya, dengan tujuan agar jalur jalan tersebut dapat dilalui oleh
kendaraan berat dalam segala cuaca.
Bagian perkerasan jalan umumnya meliputi : lapis pondasi bawah
(sub base course), lapis pondasi atas (base course), dan lapis
permukaan (surface course).
1. Lapis Pondasi Bawah.
Lapis pondasi bawah adalah lapisan perkerasan yang terletak
diatas lapisan tanah dasar dan dibawah lapisan pondasi atas.
Fungsi lapis pondasi bawah adalah untuk mendukung dan
menyebarkan beban roda, mencegah tanah dasar masuk kelapis
pondasi akibat tekanan roda dari atas.
Fungsi lapis pondasi bawah lainnya antara lain:
1. Mencapai efesiensi penggunaan material yang relatif murah
agar lapisan-lapisan selebihnya dapat dikurangi tebalnya.
2. Untuk mencegah tanah dasar masuk kedalam lapis pondasi.
3. Memberikan keseragaman lapisan, kestabilan permanen.
Hal ini sehubungan dengan terlalu lemahnya daya dukung tanah
dasar terhadap roda alat-alat besar atau karena kondisi
lapangan yang memaksa harus segera menutup tanah dasar
dari pengaruh cuaca.

2. Lapis Pondasi Atas.


Lapis pondasi atas adalah lapisan perkerasan yang terletak
diantara lapisan pondasi bawah dan lapisan permukaan. Fungsi
lapis pondasi atas antara lain:
1. Sebagai bagian perkerasan yang menahan beban roda.
2. Sebagai perletakan terhadap lapis permukaan.

Bahan-bahan untuk lapis pondasi atas umumnya harus cukup


kuat dan awet sehingga dapat menahan beban-beban
roda.sebelum menentukan suatu bahan untuk digunakan
sebagai bahan pondasi, hendaknya dilakukan penyelidikan dan
pertimbangan sebaik-baiknya sehubungan dengan persyaratan
teknis.

3. Lapis Permukaan.
Lapis permukaan adalah lapisan yang bersentuhan langsung
dengan beban roda kendaraan. Fungsi lapis permukaan antara
lain :
1. Sebagai bahan perkerasan untuk menahan beban roda
yang mempunyai stabilitas tinggi selama masa
pelayanan.
2. Sebagai lapisan kedap air dimana air hujan yang jatuh
diatasnya tidak meresap kedalam lapisan bawahnya.
3. Sebagai lapisan aus langsung mendapat gesekan akibat
roda kendaraan.
Bahan untuk lapis permukaan umumnya adalah sama dengan
bahan untuk lapis pondasi dengan persyaratan yang lebih
tinggi. Pemilihan bahan untuk lapis permukaan perlu
dipertimbangkan kegunaan, umur rencana, serta pentahapan
konstruksi, agar dicapai manfaat yang sebesar-besarnya dari
biaya yang dikeluarkan.

4. Aspal.
Aspal merupakan senyawa hidrokarbon bewarna coklat gelap
atau hitam pekat yang dibentuk dari unsur-unsur asphathenes,
resins, dan oils. Aspal pada lapis perkerasan berfungsi sebagai
bahan ikat antara aggregat untuk membentuk suatu campuran
yang kompak, sehingga akan memberikan kekuatan masing-
masing aggregat.
Selain sebagai bahan ikat, aspal juga berfungsi untuk mengisi
rongga antara butir aggregat dan porii-pori yang ada dari
aggregat itu sendiri. Pada temperatur ruang aspal bersifat
thermoplastis, sehingga aspal akan mencair jika dipanaskan
sampai temperatur tertentudan kembali membeku jika
temperatur turun.
Berdasarkan bahan yang digunakan dan kebutuhan desain
konstruksi jalan, aspal beton mempunyai beberapa jenis, antara
lain :
1. Aspal Traeted Base (ATB) dengan tebal minimum 5 cm
digunakan sebagai lapis pondasi atas konstruksi jalan
dengan lalu lintas berat/tinggi.
2. Binder Course (BC) dengan tebal minimum 6 cm, biasanya
digunakan digunakan sebagai lapis kedua sebelum wearing
course.
3. Wearing Course (WC) dengan tebal minimum 4 cm,
digunakan sebagai lapis permukaan jalan dengan lalu lintas
berat.
4. Hot Roller Sheet (HRS)/lataston dengan tebal minimum 3-4
cm digunakan sebagai lapis permukaan konstruksi jalan
dengan lalu lintas sedang.

4. METODELOGI PENELITIAN
Adapun prosedur dalam penelitian ini dengan cara pengumpulan
data dilapangan dilokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan, yaitu :
1. Survey inventory lapangan, untuk mengetahui kondisi existing
dan situasi lokasi perencanaan.
2. Survey tanah, kegiatan yang dilakukan pada survey tanah
adalah :
Mengamati secara visual kondisi lapangan yang berkaitan
dengan karakteristik tanah dan batuan.
Melakukan tes untuk mengetahui CBR tanah dasar.
Membuat rencana kerja untuk tim survey detail.
3. Survey lalu lintas, kegiatan yang dilakukan pada survey ini
antara lain :
Mengumpulkan data kendaraan yang lewat termasuk jenis
kendaraan lalu lintas.
Menganalisa kapasitas dan beban jalan.
4. Survey lingkungan, kegiatan yang dilakukan pada survey ini
antara lain :
Mengindentifikasikan komponen lingkungan yang sensitif.
Mengamati aspek sosial dan budaya masyarakat.
Mengamati aspek kimia, dan fisik dilingkungan sekitar.
5. Foto dokumentasi.
Estimasi Biaya

Harga
No Uraian Kegiatan Volume Biaya
Satuan
1 Pengumpulan dan analisis Data
- Analisa data 700.000,00
- Testing dan Implementasi 1.500.000,00
- Survey 7.000.000,00

2 Bahan dan Peralatan Penelitian


- Biaya Internet 1 Bulan 100.000,00 100.000,00
- Pulsa Telepon 1 Bulan 100.000,00 100.000,00

3 Perjalanan
- Ongkos Transport 2 Trip 300.000,00 600.000,00

4 Administrasi
- kertas A 4 @ rim 2 Rim 40.000,00 80.000,00
- Tinta Printer 1 Paket 100.000,00 100.000,00

5 Administrasi
- Fotocopy 1 Paket 25.000,00 25.000,00
- Laporan Penyelesaian Tugas 1 Bundel 300.000,00 300.000,00
Jumlah Biaya 10.505.000,00
PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN DENGAN
MENGGUNAKAN PERKERASAN FLEKSIBEL PADA RUAS
JALAN PASIR PANGARAIAN BATAS SUMUT

USULAN PENELITIAN UNTUK TESIS

AHMAD ZAKI
NPM : 163122001

ANGKATAN XII

PROGRAM MAGISTER TEKNIK SIPIL


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2017
DAFTAR PUSTAKA

1. Alamsyah, A., 2001, Rekayasa Jalan Raya, UMM Press, Malang


2. Hardiyatmo, H.C., 2007, Pemeliharaan Jalan Raya, Gajah Mada
University Press, Yogyakarta.
3. Firdaus., 1999, Analisis Dampak Negatif Beban Lebih Terhadap
Perkerasan Jalan, Konfrensi Regional Teknik Jalan (KRTJ) ke-6,
wilayah barat Pekanbaru.
4. Sukirman, Silvia., 1992, Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova,
Bandung.
5. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina
Marga, 1987, Petunjuk Perencanaan Perkerasan Jalan Lentur Jalan
Raya Dengan Metode Analisa Komponen.
6. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina
Marga, 1987, Manual Pemeriksaan Perkerasan Jalan Dengan Alat
Benkleman Beam Jakarta.
7. Shirley L. Hendarsin, 2000, Perencanaan Teknik Jalan Raya,
Politeknik Negeri Bandung, Bandung.
8. Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina
Marga, 1997, Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota.
9. Djunaedi Kosasih, Ir, MSc., DR, 1987, Analisa Struktur Perkerasan
Jalan, Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat, ITB Bandung.
10. Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 2004, Langkah Tindak
Tegas Dalam Pengendalian Muatan Lebih, Jakarta.
11. The Asphalt Istitute, 1977, Asphalt Overlay and Pavements
Rehabilitation, Manual Series No.17, 1st Edition, Maryland USA.

Anda mungkin juga menyukai