Dosen Pengampu :
Panca Nugrahini F, S.T.,M.T.
Nama Kelompok :
1. Annisa Ul Akhyar (1415041005)
2. Intan Ayu Sari (1415041024)
3. Zulaikha Setya Mega Sari (1415041069)
PENDAHULUAN
2.1 Pengertian
Secara sederhana limbah cair dapat didefinisikan sebagai air buangan yang berasal
dari aktivitas manusia dan mengandung berbagai polutan yang berbahaya baik secara
langsung maupun dalam jangka panjang. Berdasarkan sumbernya, limbah cair dapat
dibedakan atas limbah rumah tangga dan limbah industri, sedangkan polutan yang
terdapat dalam limbah dapat dibedakan atas polutan organik dan polutan anorganik
dan umumnya terdapat dalam bentuk terlarut atau tersuspensi.
Polutan yang terdapat dalam limbah cair merupakan ancaman yang cukup serius
terhadap kelestarian lingkungan, karena di samping adanya polutan yang beracun
terhadap biota perairan, polutan juga mempunyai dampak terhadap sifat fisika, kimia,
dan biologis lingkungan perairan. Dengan kata lain, perubahan sifat-sifat air akibat
adanya polutan dapat mengakibatkan menurunnya kualitas air sehingga berdampak
negatif terhadap kelestarian ekosistem perairan dalam berbagai aspek.
Limbah cair diklasifikasikan menjadi 4 kelompok yaitu :
1. Limbah cair domestic ( domestic wastewater)
Yaitu limbah cair yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, restoran, penginapan,
mall dan lain-lain.Contoh : air bekas cucian pakaian atau peralatan makan, air bekas
mandi, tinja, sisa makanan berwujud cair dll.
2. Limbah cair industry (industrial wastewater)
Yaitu limbah cair hasil buangan industri.Contoh ; air sisa cucian daging, buah atau
sayur dari industry pengolahan makanan, air sisa pewarnaan pada industry tekstil dll.
3. Rembesan dan Luapan ( infiltration and inflow )
Rembesan yaitu : limbah cair yang berasal dari berbagai sumber saluran pembuangan
yang rusak, pecah atau bocor sehingga merembes ke dalam tanah.Luapan yaitu :
limbah cair yang meluap dari saluran pembuangan yang terbuka karena debitnya
melebihi daya tampungnya.Contoh : air buangan dari talang atap, AC, tempat parker,
halaman, bangunan industri atau perdagangan, pertanian dan perkebunan dan lain-
lain.
4. Air hujan
Air hujan dikategorikan sebagai limbah apabila hujan terjadi pada daerah yang
tercemar udaranya oleh gas-gas sulfur maupunnitrogen sehingga ketika hujuan turun,
terjadilah hujan asam sebagai akibat terjadinya reaksi antara gas-gas belerang dan
nitrogen di udara dengan air hujan.Hujan asam pHnya rendah, berasa masam, bersifat
korosif dan kadang-kadang terasa gatal di kulit.
Limbah cair dapat didefinisikan sebagai sampah berwujud cair yang dihasilkan dari
proses industri atau kegiatan lain yang dilakukan oleh manusia. Limbah cair dapat
dibedakan menjadi beberapa golongan berdasarkan asal limbahnya yaitu, limbah
rumah tangga, limbah pertanian, dan limbah industri (Daryanto, 1995). Apabila
limbah cair dibuang langsung ke perairan tanpa diolah terlebih dahulu, maka akan
menimbulkan berbagai dampak pada biota perairan, sifat kimia dan sifat fisika air.
Karakteristik limbah cair ada tiga, yaitu :
a. Karakteristik fisika
Sifat fisika yang bekaitan dengan pencemaran air adalah suhu, warna, bau, rasa
dan kekeruhan. Suhu air limbah umumnya lebih tinggi dibandingkan suhu air
normal, karena kadar oksigen terlarut dalam limbah lebih rendah dari pada kadar
oksigen terlarut pada air normal. Timbulnya warna pada air disebabkan oleh
adanya bahan organik terlarut dan tersuspensi termasuk diantaranya yang bersifat
koloid. Dengan demikian, diketahui bahwa intensitas warna berbanding lurus
dengan konsentrasi polutan dalam limbah, yang artinya intensitas warna dapat
memperlihatkan kualitas suatu limbah. Bau dan rasa pada air limbah timbul
karena adanya penguraian bahan-bahan organik terlarut secara mikrobiologis.
Kekeruhan adalah ciri lain dari limbah cair yang disebabkan oleh partikel
tersuspensi dalam limbah yang menimbulkan dampak negatif paling nyata yaitu
turunnya daya serap air akan cahaya matahari, sehingga proses kehidupan biota
perairan terganggu.
Pengendalian limbah cair dengan proses fisika dapat dilakukan dengan beberapa
cara, yaitu :
1. Screening
Screen bertujuan untuk memisahkan potonganpotongan kayu, plastik dsb.
Biasanya terdiri atas batangan-batangan besi yg berbentuk lurus atau
melengkung dan biasanya dipasang dg tingkat kemiringan 75-90 thd
horisontal.
2. Aerasi
Tujuan proses aerasi adalah mengontakkan semaksimal mungkin permukaan
cairan dengan udara atau atmosfir. Agar transfer suatu zat atau komponen dari
satu medium ke medium yang lain berlangsung efisien maka yang terpenting
adalah terjadinya turbulensi antara cairan dengan udara sehingga tidak terjadi
interface yang stagnan atau diam antara cairan dan udara yang dapat
menyebabkan laju perpindahan terhenti. Untuk memperoleh keadaan tersebut,
terdapat beberapa prinsip dasar alat aerasi yaitu :
Air terjun
Sistem aerasi difusi udara
Aerator mekanik
7. Filtrasi
Filtrasi (penyaringan) untuk proses pengolahan limbah yang masih
mengandung zat-zat tersuspensi dengan melalui suatu media seperti pasir atau
kerikil dengan ukuran tertentu. Tujuan penyaringan adalah untuk memisahkan
padatan tersuspensi dari dalam air yang diolah.
Gambar 5. Lapisan filtrasi
b. Karakteristik kimia
Selain sifat fisika, polutan dalam limbah juga akan mempengaruhi sifat kimia air
yaitu adanya perubahan derajad keasaman (pH) serta tingginya nilai Biological
Oxygen Demand (BOD) dan nilai Chemical Oxygen Demand (COD) limbah.
Derajad keasaman air merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi
aktivitas kehidupan dalam perairan (Sutrisno, 2001). Terjadinya perubahan pH
pada air tercemar adalah akibat dari penguraian berbagai polutan organik
yangterdapat dalam limbah, sehingga akan mempengaruhi nilai COD dan BOD.
pH, COD dan BOD ketiganya merupakan parameter kualitas limbah karena dapat
menyatakan kadar oksigen yang dibutuhkan dalam menguraikan polutan organik
dalam limbah.
Karakteristik kimialimbah cair pada umumnya yaitu :
a. Biological Oxygen Demand (BOD)
Menunjukkan jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup
untuk menguraikan atau mengoksidasi bahan-bahan buangan dalam air.
b. Chemical Oxygen Demand (COD)
Merupakan jumlah kebutuhan oksigen dalam air untuk proses reaksi secara
kimia guna menguraikan unsur pencemar yang ada. COD dinyatakan dalam
ppm (part per million) ata O2/liter.
c. Dissolved Oxygen (DO)
Merupakan kadar oksigen terlarut yang dibutuhkan untuk respirasi aerob
mikroorganisme. DO didalam air sangat tergantung pada temperatur dan
salinitas.
d. Ammonia (NH3)
Merupakan penyebab iritasi dan korosi, meningkatkan pertumbuhan
mikroorganisme dan mengganggu proses desinfeksi dengan chlor. Ammonia
terdapat dalam larutan dan dapat berupa senyawa ion ammonium atau
ammonia tergantung pH larutan.
e. Sulfida
Sulfat direduksi menjadi sulfida dalam sludgedigester dan dapat mengganggu
proses pengolahan limbah secara biologi jika konsentrasinya melebihi 200
mg/liter. Gas H2S bersifat korosif terhadap pipa dan dapat merusak mesin.
f. Fenol
Fenol mudah masuk lewat kulit. Keracunan kronis menimbulkan gejala
gastero intestinal, sulit menelan, hipersalivasi, kerusakan ginjal dan hati serta
dapat menimbulkan kematian.
g. Derajat keasaman (pH)
pH dapat mempengaruhi kehidupan biologi dalam air. Bila terlalu rendah ata
terlalu tinggi dapat mematikan mikroorganisme, pH normal untuk kehidupan
air yaitu 6-8.
h. Logam berat
Logam berat bila konsentrasinya berlebih dapat bersifat toksik sehingga
diperlukan pengukuran dan pengolahan limbah yang mengandung logam
berat.
c. Karakteristikbiolog
Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang
dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih. Parameter yang biasa digunakan
adalah banyaknya mikroorganisme yang terkandung dalam air limbah.
Di dalam air terdapat berbagai jenis mikroorganisme seperti candawan, alga,
bakteri, protozoa, dan virus (Fardiaz, 1992), yang memanfaatkan bahan organik
yang ada dalam limbah sebagai media untuk pertumbuhannya. Hal tersebut
mengakibatkan air limbah tidak layak digunakan dan dikonsumsi.
Dengan :
A= Absorbansi
= Serapan molar/ekstingsi
b = Panjang jalan lewat medium penyerap
c = Konsentrasi senyawa (solute yang menyerap)
Selain sebagai pembawa dan kandungan kuman penyakit maka air limbah
juga dapat mengandung bahan-bahan beracun, penyebab iritasi, bau dan
bahkan suhu yang tinggi serta bahan-bahan lainnya yang mudah terbakar.
Keadaan demikian ini sangat dipengaruhi oleh sumber asal air limbah. Kasus
yang terjadi di Teluk Minamata pada tahun 1953 adalah contoh yang nyata di
mana para nelayan dan keluarganya mengalami gejala penyempitan ruang
pandang, kelumpuhan, kulit terasa menebal dan bahkan dapat menyebabkan
kematian. Kejadian yang demikian adalah sebagai akibat termakannya ikan
oleh nelayan, sedangkan ikan tersebut telah mengandung air raksa sebagai
akibat termakannya kandungan air raksa yang ada di dalam teluk. Air raksa
ini berasal dari air limbah yang tercemar oleh adanya pabrik yang
menghasilkan air raksa pada buangan limbanya. Selain air raksa masih
banyak lagi racun lainnya yang dapat membahayakan kesehatan manusia
antara lain:
1. Timah Hitam
Apabila manusia terpapar oleh timah hitam, maka orang tersebut dapat
terserang penyakit anemia, kerusakan fungsi otak, serta kerusakan pada
ginjal.
2. Krom
Krom dengan senyawa bervalensi tujuh lebih berbayaha bila
dibandingkan dengan krom yang bervalensi tiga. Apabila terpapar oleh
krom ini dapat menyebabkan kanker pada kulit dan saluran pencernaan.
3. Sianida
Senyawa ini sangat beracun terhadap manusia karena dalam jumlah yang
sangat kecil sudah dapat menimbulkan keracunan dan merusak organ
hati.
2. Secara kimiawi
Untuk menghilangkan gas yang berbau dapat juga dilakukan dengan
cara melewatkan gas pada cairan basa seperti kalsium dan sodium
hidroksida untuk menghilangkan bau. Apabila kadar
karbondioksidanya tinggi maka biaya pengolahannya juga menjadi
sangat tinggi, sehingga biaya ini merupakan salah satu penghambat
yang besar. Dengan melakukan oksidasi pada pengolahan air limbah
merupakan cara yang baik agar bau klorin dan ozon dapat dihindari.
Adapun bahan yang dipergunakan sebagai bahanm oksidator adalah
hydrogen peroksida. Pengendapan dengan bahan kimia membuat
terjadinya endapan dari sulfida dengan gram metal khususnya besi.
3. Secarabiologis
Air limbah dilewatkan melalui penyaringan yang menetes (trickling
filter) atau dimasukkan ke dalam tangki Lumpur aktif untuk
menghilangkan komponen yang berbau. Penggunaan menara khusus
dapat dipergunakan untuk menangkap bau, adapun jenis menara itu
diisi dengan media plastik yang bervariasi sebagai tempat tumbuhnya
bakteri.
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari laporan ini yaitu , limbah cair merupakan
salah satu jenis sampah. Adapun sampah adalah zat-zat atau benda-benda yang sudah
tidak terpakai lagi, baik yang berasal dari rumah maupun sisa-sisa proses industri.
Dampak yang disebabkan adanya limbah cairberakibat pada kesehatan, kehidupan
biotik, keindahan dan kerusakan benda.
DAFTAR PUSTAKA
Nugro, Raharjo. 2006. Teknologi Pengolahan Limbah Cair Yang Ideal Untuk Pabrik Kelapa
Sawit. Pusat Teknologi Lingkungan, Kedeputian TPSA, BPPT
Devi, Nuraini Santi. 2004. Pengelolaan Limbah Cair Pada Industri Penyamakan Kulit
Industri Pulp Dan Kertas Industri Kelapa Sawit. e-USU Repository Universitas
Sumatera Utara
Bima Patria DH dan Junaidi. 2006.Analisis Teknologi Pengolahan Limbah Cair Pada
Industritekstil (Studi Kasus Pt. Iskandar Indah Printing Textilesurakarta) Vol.1 No.1
September 2006, ISSN 1907-187X. Teknik Lingkungan FT Undip
Sugiarti, Yatti. 2014. Pengolahan Limbah Cair Industri Batik Cetak Laweyan, Kota
Surakarta. Pendidikan Teknologi Agroindustri Fakultas Pendidikan Dan Teknologi
Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia