Anda di halaman 1dari 9

Pengarang : A. W. Indra C. Email dhiet54@yahoo.co.

id
( 081215469996)

Pembimbing 1 : dr. Deviani Utami


Pembimbing 2 : dr. Yessi Nurmalasari

DAYA ANTIBAKTERI AIR PERASAN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) TERHADAP


PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus dan Klebsiella pneumoniae

ABSTRAK perlakuan, yaitu kontrol 0% (aquades steril),


serta air perasan jeruk nipis dengan
Latar Belakang : Jeruk nipis (Citrus konsentrasi 0%, 50%, 60%, 70%, 80%, dan
aurantifolia) telah diketahui sebagai obat 90% untuk masing-masing kelompok bakteri
tradisional untuk berbagai penyakit, termasuk Staphylococcus aureus dan Klebsiella
penyakit infeksi. Jeruk nipis mengandung zat pneumoniae. Dilakukan empat kali
kimia seperti flavonoid, limonen, linalool, dan pengulangan sesuai rumus Federer pada setiap
asam sitrat yang mempunyai efek antibakteri kelompok perlakuan dan parameter yang
terhadap berbagai bakteri, seperti diukur adalah diameter zona hambat pada
Staphylococcus aureus dan Klebsiella media pertumbuhan bakteri. Data dianalisis
pneumoniae. menggunakan uji parametrik One Way Anova
(Analysis of variant), dilanjutkan dengan uji
Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan Least Significant Difference (LSD) Post-hoc
untuk mengetahui daya antibakteri air perasan multiple comparisons test dengan tingkat
jeruk nipis (Citrus aurantifolia) terhadap kepercayaan 5% menggunakan SPSS versi
bakteri Staphylococcus aureus dan Klebsiella 20.0.
pneumoniae menggunakan metode difusi agar
Kirby-Bauer serta untuk menguji Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kemungkinan adanya perbedaan daya air perasan jeruk nipis memiliki daya
antibakteri air perasan jeruk nipis (Citrus antibakteri terhadap Staphylococcus aureus
aurantifolia) terhadap bakteri Gram positif dan Klebsiella pneumoniae. Pada konsentrasi
yaitu Staphylococcus aureus dan bakteri Gram 0%, 50%, 60%, 70%, 80%, dan 90% untuk
negatif yaitu Klebsiella pneumoniae pada Staphylococcus aureus terbentuk zona hambat
konsentrasi tertentu. dengan diameter rata-rata 0 mm; 12,04 mm;
12,98 mm; 14,18 mm; 16,99 mm; dan 18,61
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan mm. Pada Klebsiella pneumoniae dengan
penelitian eksperimental secara in-vitro konsentrasi 0%, 50%, 60%, 70%, 80%, dan
dengan rancangan Posttest Only Control 90% terbentuk zona hambat dengan diameter
Group Design. Subyek terdiri dari enam rata-rata 0 mm; 8,96 mm; 9,66 mm; 10,01
mm; 10,28 mm; dan 10,44 mm. Hasil
pengolahan data menunjukan p value untuk ANOVA (Analysis of variant), followed by
kedua kelompok adalah 0,000 atau p<0,005 the Least Significant Difference test (LSD)
yang artinya terdapat pengaruh daya Post-hoc multiple comparisons test with a
antibakteri air perasan jeruk nipis (Citrus confidence level of 5% using SPSS version
aurantifolia) terhadap pertumbuhan 20.0.
Staphylococcus aureus dan Klebsiella
pneumoniae pada konsentrasi tertentu. Results : The results showed that the lime
Kata kunci : Jeruk nipis, daya antibakteri, juice has antibacterial power against
Staphylococcus aureus, Klebsiella Staphylococcus aureus and Klebsiella
pneumoniae. pneumoniae. At a concentration of 0%, 50%,
60%, 70%, 80%, and 90% for Staphylococcus
aureus inhibition zone formed with an average
ABSTRACT diameter of 0 mm, 12.04 mm, 12.98 mm,
14.18 mm; 16 , 99 mm, and 18.61 mm. In
Background : Lime (Citrus aurantifolia) has Klebsiella pneumoniae with concentrations of
been known as a folk remedy for a variety of 0%, 50%, 60%, 70%, 80%, and 90% inhibition
diseases, including infectious diseases. Lime zone formed with an average diameter of 0
contains chemicals such as flavonoid, mm, 8.96 mm, 9.66 mm, 10.01 mm, 10 , 28
limonene, linalool, and citric acid which has mm, and 10.44 mm. The results of data
antibacterial effects against a variety of processing show p value for both groups was
bacteria, such as Staphylococcus aureus and 0.000 or p <0.005, which means there is the
Klebsiella pneumoniae. influence of antibacterial lime juice (Citrus
aurantifolia) on the growth of Staphylococcus
Research : This study aimed to determine the aureus and Klebsiella pneumoniae at a certain
antibacterial power of the juice of lime (Citrus concentration.
aurantifolia) against Staphylococcus aureus
and Klebsiella pneumoniae using the Kirby- Keywords: Lime, antibacterial power,
Bauer agar diffusion as well as to examine the Staphylococcus aureus, Klebsiella
possibility of differences in antibacterial pneumoniae.
power juice of lime (Citrus aurantifolia)
against bacteria Staphylococcus aureus is a
gram-positive and Gram-negative bacteria are LATAR BELAKANG
Klebsiella pneumoniae at a certain
concentration.
Staphylococcus aureus termasuk
Research Methods : This study is bakteri patogen bagi manusia. Berdasarkan
experimental in vitro with the design Posttest data WHO (World Health Organization)
Only Control Group Design. Subjects
consisted of six treatments, ie 0% control penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(sterile distilled water), lime juice with a
(ISPA) adalah salah satu penyumbang dari
concentration of 0%, 50%, 60%, 70%, 80%,
and 90% for each group of Staphylococcus banyak penyebab kesakitan dan kematian di
aureus and Klebsiella pneumoniae. Performed
dunia. Pada tahun 2000 terdapat 1,9 juta anak
four repetitions corresponding formula Federer
in each treatment group and the parameters di dunia meninggal karena ISPA, dimana 70 %
measured is the diameter of the inhibition zone
berada di Afrika dan Asia Tenggara.3
of bacterial in growth media. The data were
analyzed using parametric test One Way
Dewasa ini telah berkembang strain cakram secara in-vitro dengan rancangan
baru dari Staphylococcus aureus, yaitu Posttest Only Control Group Design.
Methicilin Resistant Staphylococcus aureus
(MRSA) dan Vancomycin Resistant Waktu dan Tempat Penelitian
Staphylococcus aureus (VRSA). 1. Tempat Penelitian
Bakteri lain yang dapat menyebabkan Penelitian ini dilaksanakan di
infeksi adalah Klebsiella pneumoniae. Laboratorium Mikrobiologi UPTD Balai
Klebsiella pneumoniae merupakan bakteri Laboratorium Kesehatan Pemerintah
Gram negatif berbentuk batang (basil) yang Propinsi Lampung.
yang termasuk kedalam golongan Extended 2. Waktu Penelitian
Spectrum Beta Laktamase (ESBL), yaitu Waktu penelitian dilaksanakan pada
golongan bakteri yang resisten terhadap obat- tanggal 21 Januari 2013 26 Januari 2013.
obat beta laktam.
Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Subyek Penelitian
merupakan tanaman alami yang mempunyai Subyek dalam penelitian ini adalah
banyak khasiat dalam menyembuhkan biakan murni spesimen yang telah
beberapa penyakit. Penelitian Galuh (2009) diidentifikasi sebagai bakteri Stapylococcus
menunjukkan bahwa daun jeruk nipis (Citrus aureus dan Klebsiella pneumoniae
aurantifolia) memiliki daya antibakteri Penentuan jumlah sampel dalam
terhadap bakteri Propionibacterium acnes. penelitian ini menggunakan rumus
Nurkalimah (2011), menyebutkan bahwa daun Federer, yaitu:
jeruk nipis (Citrus aurantifolia) pada
(t-1)(r-1) 15
konsentrasi 100% memiliki daya antibakteri
Dimana :
terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus
t = banyak perlakuan
aureus dan E. coli.13,14
r = jumlah replikasi
Setiap penelitian dibagi menjadi dua
METODE PENELITIAN
kelompok atau perlakuan yaitu kelompok
Jenis dan Rancangan Penelitian yang diuji terhadap Stapylococcus aureus
Penelitian ini merupakan penelitian dan kelompok yang diuji terhadap
eksperimental menggunakan metode difusi Klebsiella pneumoniae.
Variabel Penelitian Hasil ukur: Kuat >20 mm, sedang 16-20
1. Variabel Independent mm, lemah 10-15 mm, tidak ada respon <>.
Variabel independent pada penelitian Skala: interval.
ini adalah daya antibakteri air perasan jeruk
Alat dan Bahan Penelitian
nipis (Citrus aurantifolia) dengan
1. Alat
konsentrasi 0%, 50%, 60%, 70%, 80%, dan
Alat-alat yang digunakan dalam
90%.
penelitian ini meliputi: biosafety cabinet,
2. Variabel Dependent
inkubator, oven, tabung reaksi, rak tabung
Variabel dependent pada penelitian ini
reaksi, jangka sorong, cawan petri, labu
adalah zona hambat bakteri Stapylococcus
Erlenmeyer, botol steril bertutup, lampu
aureus dan Klebsiella pneumoniae.
spritus, ose, kapas lidi steril, pipet ukur,
kassa steril, batang pengaduk, pisau, pinset,
Definisi Operasional Variabel
dan spidol.
1. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) :
2. Bahan
merupakan jenis jeruk (citrus) dengan rasa
Bahan berupa media agar Mueller-
asam dan berbentuk bulat atau bulat telur
Hinton, air perasan jeruk nipis (Citrus
berwarna hijau sampai kekuningan. Cara
aurantifolia), aquadest steril, larutan NaCl,
ukur: pengenceran untuk mendapatkan
kertas cakram steril, biakan bakteri
konsentrasi 0%, 50%, 60%, 70%, 80%, dan
Staphylococcus aureus dan Klebsiella
90%. Alat ukur: mikropipet volume. Hasil
pneumoniae.
ukur: konsentrasi 0%, 50%, 60%, 70%,
80%, dan 90%. Skala: ordinal.
Prosedur dan Teknik Penelitian
2. Zona Hambat Stapylococcus aureus:
a. Sterilisasi Alat
Daerah disekitar disk cakram yang tidak
Alat-alat yang digunakan dimasukkan
ditemukan pertumbuhan bakteri
dalam oven dengan suhu 160 C, 1 atm,
Stapylococcus aureus dan Zona Hambat
selama 1 jam.
Klebsiella pneumoniae: Daerah disekitar
disk cakram yang tidak ditemukan
b. Persiapan bakteri yang di uji
pertumbuhan bakteri Klebsiella
Koloni bakteri Stapylococcus aureus
pneumoniae. Cara ukur: Uji resistensi
dan Klebsiella pneumoniae diperoleh dari
bakteri dengan metode difusi cakram pada
media kultur. Alat ukur: Jangka sorong.
hasil biakan murni spesimen yang telah antibakteri air perasan jeruk nipis
diidentifikasikan dengan metode standar. (Citrus aurantifolia) dengan konsentrasi
0%, 50%, 60%, 70%, 80%, dan 90%
dengan cara difusi:
c. Persiapan material jeruk nipis (Citrus a. Buat air perasan jeruk nipis (Citrus
aurantifolia) aurantifolia) dalam tabung reaksi
a. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) yang sebanyak 5 ml untuk masing-masing
segar di cuci menggunakan air yang konsentrasi.
bersih, dibilas menggunakan aquadest b. Masukan kertas cakram kedalam tabung
steril, kemudian disterilisasi dengan yang berisi air perasan jeruk nipis
alkohol. (Citrus aurantifolia) dalam tiap
b. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia) di konsentrasi selama 30 menit.
potong menggunakan pisau steril, c. Membuat suspensi masing-masing untuk
diperas dan disaring airnya bakteri Stapylococcus aureus dan
menggunakan kassa steril ke dalam labu Klebsiella pneumoniae dalam larutan
Erlenmeyer steril, lalu ditutup dengan NaCl 0,9%
aluminium foil steril. d. Kekeruhan suspensi bakteri disesuaikan
c. Pembuatan pengenceran air perasan dengan standar kekeruhan 0,5 Mac
jeruk nipis (Citrus aurantifolia) dengan Farland
konsentrasi 0%, 50%, 60%, 70%, 80%, e. Mencelupkan kapas lidi steril ke dalam
dan 90%. suspensi bakteri tersebut dengan gerakan
Pembuatan konsentrasi menggunakan menekan dan memutar kapas lidi steril
rumus pengenceran dibawah ini : pada dinding tabung
f. Kapas lidi steril kemudian diusapkan
V1 %1 = V2 %2 pada permukaan lempeng Agar Mueller
Hinton dan sebarkan secara merata pada
d. Masukan kertas cakram sebanyak 4 buah permukaan agar tersebut. Diamkan
(jumlah pengulangan) kedalam masing selama 3-5 menit
masing konsentrasi pengenceran selama g. Letakkan kertas cakram yang telah
30 menit. direndam pada tiap konsentrasi di
permukaan agar dengan bantuan oase
d. Uji Pedahuluan dengan konsentrasi steril dan sedikit penekanan agar kertas
100% dan Uji Kepekaan daya
cakram melekat dengan baik.
h. Eramkan dalam inkubator pada suhu cus aureus
37C selama 24 jam Klebsiella 12,73 Lemah
pneumoniae
i. Periksa zona hambat di sekitar kertas
cakram kemudian ukur diameternya 3. Uji Daya Antibakteri Air Perasan Jeruk
dengan jangka sorong (kaliper). Nipis (Citrus Aurantifolia) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus
aureus Konsentrasi 0%, 50%, 60%,
Analisa Data 70%, 80%, dan 90%
Data akan diolah menggunakan sistem
Konsentrasi Air Perasan Jeruk Nipis
SPSS versi 20.0 dan dianalisis secara statistik (%) dan Diameter Zona Hambat (mm)
dengan One Way Anova dengan terlebih Ulan pada Bakteri Staphylococcus aureus
dahulu dilakukan uji asumsi yaitu uji gan 0
50% 60% 70% 80% 90%
%
Normalitas (populasi berdistribusi normal),
I 0 11,9 12,8 14,2 16,9 18,4
dan uji Homogenitas Varians (varians yang
II 0 12,0 13,0 14,1 17,0 18,3
sama) dengan derajat kemaknaan yang
III 0 12,0 13,1 14,2 16,8 18,9
digunakan adalah = 5%.
IV 0 12,0 12,9 14,1 17,1 18,7
Rata
0 12,0 12,9 14,1 16,9 18,6
HASIL PENELITIAN -rata

1. Uji Pendahuluan Konsentrasi 100%


4. Perbandingan Diameter Rata-Rata Tiap
Uji Pendahuluan Konsentrasi 100% (mm) Konsentrasi dan Klasifikasi Berdasar
Standar Greenwood pada Bakteri
Staphylococcus aureus 21,34
Staphylococcus aureus
Klebsiella pneumoniae 12,73 Konsentr Diam Klasifikasi Respon
asi eter Hambatan
rata- Pertumbuhan Bakteri
2. Klasifikasi Hasil Uji Pendahuluan rata (Greenwood et al,
Konsentrasi 100% dengan Standart (mm) 2003)
Greenwood 0% 0 Tidak ada respon
Konsentrasi Diameter Klasifikasi
(control)
100% rata-rata Respon
(mm) Hambatan 50% 12,04 Lemah
Pertumbuhan 60% 12,98 Lemah
Bakteri
70% 14,18 Lemah
(Greenwood et
al, 2003) 80% 16,99 Sedang
Staphylococ 21,34 Kuat
90% 18,61 Sedang PEMBAHASAN
Hasil uji pendahuluan menyebutkan
5. Uji Daya Antibakteri Air Perasan Jeruk hasil zona hambat untuk bakteri
Nipis (Citrus Aurantifolia) Terhadap Staphylococcus aureus sebesar 21,34 mm.
Pertumbuhan Bakteri Klebsiella
Hasil penelitian ini tidak terdapat perbedaan
pneumoniae Konsentrasi 0%, 50%, 60%,
70%, 80%, dan 90% yang berarti dengan penelitian Nurkalimah,
2011 yang menyebutkan hasil uji daya hambat
Konsentrasi Air Perasan Jeruk Nipis
Ulan (%) dan Diameter Zona Hambat (mm) bakteri Staphylococcus aureus menggunakan
gan pada Bakteri Klebsiella pneumoniae air perasan jeruk nipis dengan konsentrasi
0 50% 60% 70% 80% 90% 100% adalah 21,37 mm. Angka 21,34 mm ini
%
pada tabel Greendwood termasuk dalam
I 0 9,7 9,5 9,9 10,3 10,3
II 0 8,2 9,4 10,01 10,1 10,4 kategori kuat. Daya hambat pada pertumbuhan
III 0 8,5 9,6 10,05 10,0 10,4 bakteri ini disebabkan oleh kandungan kimia
IV 0 9,3 9,9 10,00 10,1 10,5 jeruk nipis yang berperan sebagai antibakteri.16
Rata 0 8,9 9,6 10,01 10,2 10,4 Zat kimia yang terkandung salah satunya
-rata adalah flavonoid.17 Senyawa ini berperan
sebagai anti bakteri dengan cara
6. Perbandingan Diameter Rata-Rata Tiap
mendenaturasi protein, mengganggu
Konsentrasi dan Klasifikasi Berdasar
Standar Greenwood pada Bakteri metabolisme sel dan menyebabkan lisis sel
Klebsiella pneumoniae bakteri.29 Pada bakteri Klebsiella pneumoniae
Konsentr Diameter Klasifikasi didapatkan hasil sebesar 12,73 mm yang
asi rata-rata Respon Hambatan
artinya masuk dalam kategori lemah.
(mm) Pertumbuhan
Bakteri Klebsiella pneumoniae memiliki sifat
(Greenwood et al, pertumbuhan yang mukoid dan membentuk
2003)
kapsul besar yang mengandung polisakarida
0% 0 Tidak ada respon
sehingga bakteri ini lebih tahan terhadap
(control)
serangan luar. Bakteri ini juga masuk kedalam
50% 8,96 Tidak ada respon
golongan bakteri Gram negatif dengan lapisan
60% 9,66 Tidak ada respon
lipid dan peptidoglikan yang lebih tebal.29
70% 10,01 Lemah
80% 10,28 Lemah
90% 10,44 Lemah
KESIMPULAN 3. WHO, Acute Respiratory Infections.
http://www.who.html. 2009. diakses
1. Air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) tanggal 1 Desember 2012
memiliki daya antibakteri terhadap bakteri 4. Dellit, T., Duchin, J., Hofmann, J., Olson,
E.G. 2004. Interim Guidelines for
Staphylococcus aureus dan Klebsiella Evaluation & Management of Community
pneumoniae secara in-vitro. Associated Methicillin-resistant
Staphylococcus aureus Skin and Soft
2. Air perasan jeruk nipis (Citrus aurantifolia) Tissue Infection in Outpatient Settings.
memiliki daya antibakteri yang lebih kuat http://www.metrokc.gov
5. Sampathkumar, P. Methicillin-Resistant
terhadap bakteri Staphylococcus aureus Staphylococcus aureus: The Latest Health
yang merupakan Gram positif dibandingkan Scare. Mayo Clin Proc, 82(12):1463-
1467. 2007
dengan bakteri Klebsiella pneumonia yang 6. Dwidjoseputro, D. Dasar Dasar
termasuk dalam bakteri Gram negatif. Mikrobiologi. Penerbit Djambatan:
Jakarta. 2005
7. Purnawijayanti, Hasuta A. Sanitasi
UCAPAN TERIMAKASIH Higiene dan Keselamatan Kerja dalam
Pengelolaan Makanan. Penerbit Kanisius:
Yogyakarta. 2001
1. Allah SWT, sang Maha dari segala Maha, 8. Academic Dictionaries and
tempat bagi penulis untuk merintih, Encyclopedias.http://universalium.academ
ic.ru diakses tanggal 1 Desember 2012
memohon, berkeluh, dan mencurahkan 9. Sudoyo, Aru., Setiyohadi, Bambang.,
syukur. Alwi, Idrus., Simadibrata., Marcellus.,
Setiati, Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit
2. Ayah dan Ibu yang telah membuat, Dalam Jilid II Ed. 4. Pusat Penerbitan
mendidik dan membesarkan penulis Departemen Ilmu Penyakit Dalam
Kedokteran Universitas Indonesia:
dengan begitu luar biasa. Jakarta. 2006
3. dr. Hidayat, Sp.PK.M.Kes selaku penguji, 10. Setyabudi, Rianto. Farmakologi dan
Terapi Ed. 5. Penerbit Gaya Baru: Jakarta.
dr. Deviani Utami selaku pembimbing I 2007
dan dr. Yessi Nurmalasari selaku 11. Yuharmen, Yum Heryanti, Nurbalatif. Uji
Aktifitas Antimikroba Minyak Atsiri dan
pembimbing II yang selalu membimbing Ekstrak Metanol Lengkuas (Alpinia
dalam penyusunan KTI ini. galanga). 2002
12. Lusia, O. Pemanfaatan Obat Tradisional
Dengan Pertimbangan Manfaat dan
DAFTAR PUSTAKA
Keamanannya. Majalah Ilmu
Kefarmasian. 2006
1. Gul, Sema. Dunia Mikroorganisme.
13. Galuh, Putri. Formulasi Gel Obat Jerawat
Penerbit Yudhistira: Jakarta. 2007
Minyak Atsiri Daun Jeruk Nipis (Citrus
2. Staff Pengajar Fakultas Kedokteran
aurantifolia, Swingle) dan Uji Daya
Universitas Indonesia. Buku Ajar
Antibakteri (Propionibacterium acne)
Mikrobiologi Kedokteran. Binarupa
Secara In Vitro. Skripsi. 2009
Aksara: Jakarta. 1994
14. Nurkalimah, Cut. Daya Antibakteri Air 26. Winarno F.G. Kimia Pangan dan Gizi.
Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. 2002
Terhadap Pertumbuhan Stapylococcus 27. Muuray, Robert K, et all. Biokoimia
aureus dan Escherichia coli yang Diuji Harper Ed. 25. EGC: Jakarta. 2003
Secara In Vitro. Skripsi. 2011 28. Hoan, Tan Tjay & Rahardjo, Kirana. Obat
15. Rukmana, Rahmat. Jeruk Nipis: Prospek Obat Penting Ed. 6. Penerbit PT Elex
Agrobisnis, Budi Daya, dan Pencapaian. Media Komputindo: Jakarta. 2007
Penerbit Kanisius: Yogyakarta. 2003 29. Brooks, Geo F., Butel, Janet., Morse
16. Wijayakusuma, Hembing. Eksiklopedia Stephen., Jawetz, Melnick,&
Milenium: Tumbuhan Berkhasiat Obat Adelberg:Mikrobiologi Kedokteran.
Indonesia. Penerbit PT Prestasi: Jakarta. Penerbit EGC: Jakarta. 2004
2000 30. Greenwood. D., Finch,R., Davey.P.,
17. Dalimartha, Setiawan. Atlas Tumbuhan Wilcox.M. Antibiotics Sensitivity Test. In
Obat Indonesia Jilid II. Penerbit Trubus Antimicrobial and Chemoterapy. 5th revisi
Agriwidya: Jakarta. 2000 edition Oxford University Press. United
18. Hariana, Arief. Tumbuhan Obat dan Kingdom. 2003
Khasiatnya Seri 1. Penerbit Swadaya: 31. Pratiwi, Sylvia T. Mikrobiologi Farmasi.
Jakarta. 2004 Penerbit Erlangga: Jakarta
19. Cancer Chemoprevention Research Center 32. Pelczar, Michael J., Chan, E. C. S.,
(CCRC) Jeruk Nipis (Citrus Pelczar, Merna F. Dasar Dasar
aurantiifolia). Fakultas Farmasi Mikrobiologi 2 terjemahan. Penerbit UI-
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Press: Jakarta. 2005
http://ccrcfarmasiugm.wordpress.com 33. Chamberlain, Neal R. Medical
2009. diakses tanggal 1 Desember 2012 Microbiology: The Big Picture. The
20. Simanjuntak, Danny Junior. Isolasi McGraw-Hill Companies, Inc.
Senyawa Flavonoida Dari Buah 34. Mandal, Bibhat K., Wilkins, Edmund.,
Tumbuhan Harimonting ( Rhodomyrtus Dunbar, Edward., Mayon-White, Richard.
tomentosa W.Ait ). Skripsi. 2010 Penyakit Infeksi Ed. 6: Lecture Notes.
21. Doloksaribu, Rianto. Isolasi Senyawa Penerbit Erlangga: Jakarta
Flavonoid Dari Daun Tumbuhan 35. Mitchell, Richard., Kumar, Vinay., Abbas,
Harimonting (Rhodomyrtus tomentosa Abul., Fausto, Nelson. Buku Saku Dasar
W.Ait.). Skripsi. 2009 Patologis Penyakit 7th Ed. Robbins &
22. Robinson, T. Kandungan Organik Cotran ( Pocket Companion to Robbins &
Tumbuhan Tinggi. Edisi ke-4 Terjemahan Cotran Pathologic Basis of Disease ).
Kosasih Padmawinata. ITB Press: EGC: Jakarta. 2008
Bandung. 1995 36. Al-Rasyid, Maksum. Klebsiella
23. Fahimah, Amirah. Pengamatan Zona pneumoniae.
Hambat Minyak Atisiri Bawang Putih, http://maksumprocedure.com diakses
Cengkeh dan Jintan Hitam Terhadap tanggal 1 Desember 2012
Pertumbuhan Staphylococcus aureus; 37. Budiarto, Eko. Metodologi Penelitian
Penelitian In Vitro. Skripsi. 2011 Kedokteran : Sebuah Pengantar. Penerbit
24. Kamus Kedokteran Dorland Ed. 29. EGC: EGC: Jakarta. 2004
Jakarta. 2006 38. Notoatmodjo, Soekidjo. Metode
25. Sembiring, Natalia Br. Pengaruh Lama Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta:
Penyimpanan Terhadap Rendemen dan Jakarta. 2010
Kualitas Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis
(Citrus sinensis L.). Skripsi. 2011

Anda mungkin juga menyukai