Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Energi listrik merupakan salah satu energi yang memiliki peranan penting bagi kehidupan
manusia. Untuk menghasilkan energi listrik, dibutuhkan unit pembangkit energi listrik. Salah
satu unit pembangkit listrik yang banyak ditemukan saat ini adalah Pembangkit Listrik
Tenaga Gas (PLTG).
Turbin gas :
Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) menggunakan gas alam untuk menggerakkan turbin
gas yang dikopel langsung dengan generator, sehingga generator tersebut dapat
menghasilkan energi listrik. Prinsip kerja ini sama dengan prinsip kerja PLTU. Yang
membedakan adalah pada PLTU, untuk memutar turbin digunakan uap air yang diperoleh
dengan mendidihkan air. Sehingga dibutuhkan suatu boiler untuk mendidihkan air tersebut.
Sedangkan pada PLTG tidak diketemukan adanya boiler.
Dengan alasan peningkatan efisiensi, biasanya suatu PLTG dikombinasikan dengan PLTU.
Sehingga saat ini dikenal Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU).
Setelah dikompresi, udara tersebut dialirkan ke ruang bakar. Dalam ruang bakar, udara
bertekanan 13 kg/cm2 ini dicampur dengan bahan bakar dan dibakar. Apabila digunakan
bahan bakar gas (BBG), maka gas dapat langsung dicampur dengan udara untuk dibakar,
tetapi apabila digunakan bahan bakar minyak (BBM), maka BBM ini harus dijadikan kabut
terlebih dahulu kemudian baru dicampur dengan udara untuk dibakar. Teknik mencampur
bahan bakar dengan udara dalam ruang bakar sangat mempengaruhi efisiensi pembakaran.
Pembakaran bahan bakar dalam ruang bakar menghasilkan gas bersuhu tinggi sampai kira-
kira 1.300 oC dengan tekanan 13 kg/cm2. Gas hasil pembakaran ini kemudian dialirkan
menuju turbin untuk disemprotkan kepada sudu-sudu turbin sehingga energi (enthalpy) gas
ini dikonversikan menjadi energi mekanik dalam turbin penggerak generator (dan
kompresor udara) dan akhirnya generator menghasilkan tenaga listrik.
Siklus Brayton
Turbin
- Turbin Gas Siklus Terbuka Dilengkapi dengan Regenerator
Seperti pada kedua proses kerja turbin gas diatas, dimana gas panas yang diekspansi
didalam turbin akan menghasilkan gas bekas (flue gas) dengan temperature yang masih
cukup tinggi dan tekanan diatas sedikit dari tekanan atmosfir, selanjutnya gas bekas (flue
gas) ini dialirkan kedalam heat exchanger yang dikenal dengan istilah regenerator dimana
didalamnya gas bekas ini digunakan untuk memanaskan udara keluar kompresor sebelum
digunakan sebagai udara pembakaran didalam ruang bakar (combustion chamber), seperti
ditunjukkan pada gambar dibawah.
Turbin Gas Siklus Terbuka dengan Regenerator
- Turbin Gas Siklus Terbuka Dilengkapi dengan Intercooler, Regenerator dan Reheater
Pada siklus ini baik kompresor maupun turbin gas masing-masing terdiri dari 2 (dua) bagian
yang terpisah dan biasa disebut dengan kompresor tekanan rendah dan kompresor tekanan
tinggi serta turbin gas tekanan rendah dan turbin gas tekanan tinggi. Aliran udara dan gas-
gas yang dihasilkan dapat dijelaskan sebagai berikut, mula-mula udara atmosfir masuk
kedalam kompresor tekanan rendah untuk dikompresi, dari udara tekan yang dihasilkan
dialirkan kedalam intercooler untuk didinginkan hingga menghasilkan temperatur dan
kelembaban serta tekanan yang diinginkan dengan menggunakan media pendingin air atau
media pendingin lainnya, dari sini udara tersebut dialirkan kedalam kompresor tekanan
tinggi untuk dikompresi lagi hingga menghasilkan temperature yang tinggi dan tekanan
dengan kepadatan yang lebih tinggi. Dari keluaran kompresor tekanan tinggi udara tersebut
dialirkan kedalam regenerator untuk mendapatkan temperature yang lebih tinggi lagi yang
bertujuan untuk memudahkan terjadinya proses pembakaran dengan melalui media
pemanas gas bekas/buang (flue gas) yang memanfaatkan gas bekas hasil dari turbin tekanan
rendah.
Selanjutnya udara keluaran dari regenerator dialirkan kedalam ruang bakar utama (primary
combustion chamber) yang menghasilkan proses pembakaran dan dari proses ini dihasilkan
gas panas yang digunakan untuk memutar turbin tekanan tinggi, hasil ekspansi gas panas
dari turbin tekanan tinggi ini berupa gas bekas (flue gas)dialirkan kedalam ruang bakar
kedua (secondary combustion chamber) dan biasa disebut juga dengan reheater chamber
yang selanjutnya gas bekas tersebut digunakan untuk udara pembakaran didalamnya yang
mampu menghasilkan gas panas lagi dan digunakan untuk memutar turbin tekanan rendah,
siklus tersebut diatas seperti ditunjukkan pada gambar dibawah.
Turbin Gas Siklus Terbuka dengan Intercooler, Regenerator dan Reheater
Dari ketiga terakhir siklus turbin gas diatas secara keseluruhan dimaksudkan untuk
menghasilkan sebuah pusat listrik tenaga gas (PLTG) dengan tingkat efisiensi yang
diharapkan lebih tinggi dari turbin gas siklus terbuka.
Kekurangan PLTG:
Biaya pemeliharaan PLTG sangat besar. Hal ini dikarenakan pembangkit bekerja pada
suhu dan tekanan tinggi, komponen-komponen dari PLTG yang disebut hot parts
menjadi cepat rusak sehingga memerlukan perhatian yang serius. Karena
mahalnya komponen-komponen PLTG, maka hal tersebut dapat dikurangi dengan
memberikan pendingin udara pada sudu-sudu turbin maupun porosnya.
Operasi turbin gas yang menggunakan gas hasil pembakaran dengan suhu sekitar
1.300 oC memberi risiko korosi suhu tinggi, yaitu bereaksinya logam kalium,
vanadium, dan natrium yang terkandung dalam bahan bakar dengan bagian-
bagian turbin seperti sudu dan saluran gas panas (hot gas path).
Sumber :
Burhandono, Ardian. 2009. Laporan Penyerapan Materi Training Peronil PT PJB Services.
Jakarta: -
Najiullah, Ahmad dkk. 2010. Pembangkit Listrik Tenaga Gas. Cilegon: -
Sumber Gambar :
- auxenergy.com
- siemens.com