Anda di halaman 1dari 6

Jawaban Soal UAS Keperawatan Komplementer 2016/2017

Dosen : Ns. Nur Hayati Dwi Handayani, SKep, M.Si

Nama Mahasiswa : SURYADI

NPM : 08160100174

Semester : I ( Satu )

1. Hepatitis B

a. Sebagai petugas saya akan melakukan adalah melakukan pemeriksaaan awal

pengkajian, anamnesa, pemeriksaan fisik serta Tanda tanda Vital.

Kemudian memberikan edukasi kepada pasien tersebut agar jangan terlalu

memikirkan penyakit yang diderita karena pada saat ini dunia medis sudah

berkembang pesat dalam penatalaksanaan penyakit Hep-B,

Dan menginformasikan bahwa terdapat pengobatan herbal yang bisa

digunakan untuk mengurangi resiko perburukan kondisi fisik bagi klien

yang terinfeksi.

b. Mengkudu (Morinda citrifolia, L) Pegagan (Centella asiatica, L) dan

Temulak (Curcuma xanthorrhiza).

c. Kandungan :

Mengkudu (Morinda citrifolia, L) : askorbat, -karoten, larginin,

prokseronin, dan prokseroninase, khususnya pada bagian buah.20 Pada

daun mengkudu terkandung protein, zat kapur, zat besi, karoten, dan

askorbin.

Pada kulit akar terkandung senyawa morindin, morindon, aligarin-

metileter, dan soranjideol. Pada bunga mengkudu terkandung senyawa

glikosida, antrakinon, asam kapron, dan asam kaprilat.


Glukosida, asiaticoside, thankuniside, iso thankuniside, madecassoside,

brahmoside, brahmic acid, brahminoside, madasiatic acid, meso-

inositol, centelloside, carotenoid, hydrocotylin, vellarine, tanin serta

garam mineral seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium dan besi.

Asiaticoside dan glukosida merupakan kandungan kimia yang banyak

digunakan sebagai antihepatitis nonvirus.

Temulak (Curcuma xanthorrhiza) : polisakarida, minyak atsiri

fellandrean dan turmerol, kamfer, glukosida, foluimetik karbinol

kurkumin.14 Kurkumin diketahui sebagai kandungan yang banyak

memberi manfaat terutama sebagai antihepatitis dan antioksidan.

d. Sudah ada

Judul : Prospek Tanaman Obat sebagai Antihepatitis, Oleh : Nanang

Yunarto, Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Badan

Litbangkes, Kemenkes RI email : nayunandesba@yahoo.com Diterima: 27

Februari 2013 Direvisi: 8 April 2013 Disetujui: 20 Agustus 2013.

2. Diabetes Melitus

a) Salam (Eugenia polyantha Wight.) ;

Daun salam bersifat kelat dan astringent. Daun salam mengandung zat-zat

bahan warna, zat samak, dan minyak atsiri yang jumlahnya hanya sedikit,

0.2% (sitral, eugenol, methylchavico~ yang bersifat antibakteri, tanin dan

lavonoid. Zat tanin yang terkandung bersifat mengecilkan pori-pori

(astringent). Kandungan minyak atsiri teriinggi dalam daun akan dicapai

bila daun dalam keadaan kering. Salah satu kegunaan daun salam sebagai

obat tradisional adalah sebagai antidiabetik. Suatu penelitian

membuktikan ekstrak air daun salam memiliki efek hipoglikemik dalam

tubuh tikus percobaan pengidap diabetes yang tidak tergantung insulin

(NIDDM).
Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) ;

Mengandung minyak atsiri, cinnamaldehyde, dan tepung karbohidrat.

Rimpang temulawak juga berkhasiat sebagai antiviral dan anti-inflamasi

terhadap virus He patitis B dan C. Selain itu temulawak juga dapat

digunakan untuk pengobatan jerawat karena mampu menghambat

pertumbuhan bakteri. Beberapa hasil penelitian menunjukkan temulawak

mempunyai kemampuan untuk menurunkan kadar kolesterol darahdan

sebagai liver protector.

Sambiloto (Andrographlspaniculata, Ness);

Ekstrak herbal sambiloto berkhasiat sebagai hypoglycemic dengan cara

mencegah absorbs glukosa dari usus, bila dikonsumsi sesaat sebelum

makan. Dalam fiteratur lain, disebutkan bahwa ekstrak etanol sambiloto

mengandung zat yang bersifat antidiabetik. Diduga mekanismenya adalah

dengan cara meningkatkan metabolisme glukosa. Efek hypotriglyceridemic

yang ada juga sangat menguntungkan bagi penderita diabetes.

Jurnal : ANALISIS RASlONALlSASl KANDUNGAN RAMUAN

DIABETES MELLITUS Dl LABORATORIUM PENELlTlAN DAN

PENGEMBANGAN PELAYANAN PENGOBATAN OBAT TRADISIONAL

(LP40T), Oleh Lusi Kristiana* dan Suharmlatl

b) Ramuan diabetes mellitus, yang terdiri sambiloto, salam, dan temulawak

banyak terdiri sambiloto, salam, dan temulawak banyak digunakan

dalam pelayanan sebagai ramuan untuk pengobatan diabetes. Dosis yang

dipakai untuk pengobatan diabetes mellitus adalah serbuk kering

sambiloto dan salam masing-masing 2 gram, serta temulawak 5 gram.


pemakaiannya dengan cara merebus ramuan dalam air sebanyak 2 gelas

hingga air yang tersisa tinggal separunnya (satu gelas), dan diminum dua

kali sehari masing-masing '/2 gelas

c) Agar obat tersebut diatas terjamin keamanannya sesuai dengan Hasil uji

toksisitas dan teratogenitas menunjukkan bahwa daun sambiloto dan salam

tidak menunjukkan efek toksis dan efek teratogenik sehingga aman untuk

dikonsumsi. Sedangkan hasil uji hipoglikemik ekstrak etanol campuran

herba sambiloto dan daun salam menunjukkan efek yang bermakna pada

pemberian mulai 2 x dosis lazim (10 gram campuran sambilotosalam sekali

minum).

3. Kasus Diare

a. Ekstrak Daun Jambu Biji ( Psidum Guava Linn ) dan ekstrak daun the hijau

( Camelia sinensis ). Jurnal : EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (PSIDIUM

GUAJAVA LINN) DAN EKSTRAK DAUN TEH HIJAU (CAMELIA

SINENSIS) TERHADAP PERTUMBUHAN ESCHERICHIA COLI IN

VITRO DAN PERBANDINGANNYA DENGAN KOTRIMOKSAZOL, Oleh

: Billy Setianegara, Karneli, Yusneli

b. Estrak daun jambu akan membuat terbentuknya zona hambat pada

pertumbuhan Escherichia coli menunjukkan penghambatan kuman akibat

adanya pengaruh zat-zat yang terkandung didalam ekstrak daun jambu biji

seperti tanin, resin, dan minyak atsiri yang sebaik dengan flavonoid, asam

ursolat, asam psidiolat, asam kratogolat, asam olenolat, asam gujaverin,

vitamin dan zat-zat lainnya yang mempunyai aktivitas antibakteri yang

tinggi.

Zat-zat yang terkandung dalam daun jambu biji dan kemampuan

antibakteri yang tinggi inilah sehingga menyebabkan ekstrak daun jambu


biji mempunyai pengaruh yang sangat kuat untuk menghambat bahkan

mematikan pertumbuhan Escherichia coli. Sedangkan

Estrak daun teh hijau juga banyak mengandung zat berkhasiat antara lain

cafein, epicatechin, epi catechin galat, epi galo catechin, epigalo catechin

galat, flavonol, theanin, asam glutamat, asam aspartat, arginin, gula, asam

amino lain, bahan pengenda alkohol dan kalium. Menurut Tuminah S, 2004

yang tertinggi konsentrasinya adalah epi alo catechin galat (20.29%).(27)

Menurut Ikigai et all 1993, EGCG memang terbukti mempunyai efek

baktericidal yang lebih kuat dibanding EC karena diperkirakan merusak

lapisan lipid bilayer dari kuman.(28) Souad Akroum et all 2009 juga

menemukan adanya pengaruh ekstrak Camelia sinensis terhadap E coli

sejak konsentrasi 8 %.

c. Diare yang bisa disembuhkan dengan obat herbal diatas yaitu diare yang

diakibatkan oleh Escherichia coli.

d. Saran-saran yang bisa diberikan untuk mempercepat penyembuhan adalah

berikan pendidikan kesehatan tentang diet tanpa sayur dan buah-buah

selama diarenya masih aktif. Serta bilamana diare masih berlanjut dan

berisiko dehidrasi sebaiknya dibawa ke puskesmas atau rumah sakit

terdekat untuk penanganan dehidrasinya.

4. Indikator keamanan herbal

Fungsi Hepar

Hepar menjadi sangat penting sebagai indikator keamanan herbal. Adapun

fungsinya sebagai : metabolisme karbohidrat, metabolism lemak, metabolism

protein dan penyimpanan zat-zat penting ( vitamin, zat besi dalam nebtuk

feritin, serta hati membentuk zat-zat yang digunakan ubtuk koagulasi darah
dalam jumlah banyak dan hati mengeluarkan obat-obatan, hormone dan zat

lain.

Herbal harus bisa lulus uji toksik pada hewan peneilitian, bilamana lulus uji

maka dipastikan penggunaan obat herbal aman untuk dikonsumsi.

Fungsi Ginjal

Pada penggunaan herbal harus dipastikan aman untuk tubuh terutama ginjal,

karena ginjal mempunyai fungsi sebagai pengatur keseimbangan air dalam

tubuh, mengatur keseimbangan elektrolit, mengatur keseimbangan asam basa,

turut mengatur tekanan darah, sebagai Eritrhopoetic System. Penggunaan

yang salah atas konsumsi herbal bisa mengakibatkan penyakit yang fatal

seperti hipertensi, anemia bahkan sampai gagal ginjal.

Anda mungkin juga menyukai